Wednesday, July 30, 2008

Agh, ugh, emmmph~.... EHEKHHS??!!?!!

Kemarin diriku sangat sadar bahwa hari Rabu ini tidak perlu ngantor, libur boookkkk. Sehingga tidur tanpa target bangun pagi dan seandainya tidak terganggu oleh suara anak-anak, ga bakalan mengalami coitus interuptus .... duh!

Bayangkan aja, hati yang sudah berdebar-debar karena pelukan erat si dia, ugh bikin kangen, akhirnya kulingkarkan juga tanganku ditubuhnya dan kuangkat wajahku. Wajahnya mendekat dan bibirnya perlahan-lahan menyentuh bibirku. Ciumannya panas dan intense. Sebentar saja dilepasnya bibirku dan matanya menatap mataku. Aku masih ingin lagi, tatapku. Dia merapatkan lagi bibirnya dan kali ini kututup mataku. Ugh, lebih hot dari yang tadi dan lebih dalam, jauh dibawah lava panas menggelegak, kurapatkan tubuhku pada tubuhnya dalam pelukan yang ketat. Seandainya bisa selamanya begini.

WHAHHAHAHAHA, hei Aco..Aco... brug..brug..brug>>>> aku tersadar gara-gara teriakan anak-anak tetangga yang berlarian di depan kamarku. Sialan... anak-anak sialan! Dan sialan pula, dengan mimpiku. Ugh... bangun... mandi... guyur otak mesum itu dengan air dingin. Siapakah yang barusan masuk ke dalam mimpiku, malaikat atau setan?

Music in My Heart

“Liat dong iPod-nya” rayu kawanku.
Aku menatapnya beberapa saat, “yakin mau dengerin?”
”Iya” angguknya kencang.

Hmm... kuangsurkan iPod itu dan kuamati perubahan mimik wajahnya. Biasanya terpancar kengerian di muka mereka yang berniat meminjamnya. Banyak lagu-lagu yang jarang mereka dengarkan, atau bahkan tidak pernah mereka dengarkan.

Buatku lagu yang akan masuk ke dalam koleksi playerku disortir dari tune tidak nya di hati. Liriknya bisa Inggris (terbanyak), Italiano, Spain dengan baladanya, Celtic, Jepang, Korea dan Indonesia (biasanya bukan yang ngetop, tapi koleksi yg jarang2). Buatku ga perlu mengerti liriknya untuk suka dengan sebuah lagu.

Suara penyanyi yang menyenangkan bagiku adalah yang tidak menyakitkan bagi telinga. Karena itu aku lebih menyukai penyanyi opera, yang biarpun melengking tidak akan membuat gendang telinga berdenging. Kemampuan mereka untuk olah vokal sangat bagus. Favoritku tentunya Placido Dominggo, Pavarotti, Andrea Bocelli dan Sarah Brightman. Sedangkan untuk pop sepertinya Art & Garfunkel atau penyanyi celtic lainnya.

Sebagian orang menganggapku sok luar negri. WTF, berapa banyak sih penyanyi Indonesia yang sekualitas Pranajaya, alm suaranya? At least, iPodku masih menyimpan Kris Biantoro, Gita Gutawa n Titik Puspa, kakakakaka

Monday, July 28, 2008

Janjikoe

Ga kerasa sudah hampir sebulan sejak nengokin Jakarta untuk terakhir kali. Ada hutang janji sama temen2ku: ngambil pesenan sprei n hangout bareng + dengerin curhat sohibku. Tapi harga tiket ke Jakarta ternyata mahal sekali, naik 400 rb dari harga terakhir. Tapi susah lagi untuk cari waktu, akhirnya aku nekat saja kesana.

Hasilnya lumayanlah satu hutang janji terpenui tinggal hutang menjadi a shoulder to cry on yang belum terpenuhi. Seperti biasa excursion ku ke jakarta pasti sekalian untuk shopping. Kali ini untuk dandanin Sebastian abis2an. Biar jadi cakep n macho. Sayang masih ada kurang dikit, mesti ditinggiin lagi RAMnya. Lumayan pan, jadi kayak spec-nya Macbook pro, hanya dengan menambah RAM 2 GB lagi. Walaupun Sebastian sudah pintar,tapi kayaknya pengen membuat dia makin pintar saja. Hihihi, sindrom orangtua yang ingin anaknya jadi pintar, mungkin kayak gini ya. Tapi mengganti RAM seorang batita tak semudah mengganti RAM macbook. RAM batita digantinya bukan sama chip tapi sama ajaran intensif orangtuanya. Halah... bercericau apaan lagi nih gw?

Wednesday, July 23, 2008

Seniman glamor tingkat tinggi


Mirip Ikyu-san ya? Dia adalah Ichikawa Ebizo XI salah satu seniman kabuki terkenal di Jepang. Usia mudanya tidak berarti kepiawaian dia juga rendah. Dia termasuk pewaris teater Kabuki terkenal yang sejak tahun 1600-an. Termasuk darah biru-lah.
Tapi bukan dari kabuki aku mengenalnya. Justru dari film, karena dia sukses berat memerankan Musashi di serial produksi NHK tahun 2003. Aktingnya juga kelas premium.
Kapan ya aku bisa ke Jepang untuk menonton kepiawaiannya dalam bermain kabuki. Karena dia ahli bermain dobel gender, jadi pemeran cowok, machonya tidak usah dipertanyakan lagi. Sebagai heroine pun gemulainya tiada tanding.
Beneran seniman tingkat tinggi deh.