Saturday, November 29, 2008

Penantian

Sesuatu menungguku disana. Tapi masih samar bayangnya. Tidak jelas apa yang kutunggu. Yang kutahu "itu" akan meningkatkan adrenalinku.

Kutunggu dengan sabar. Rahasia ini akan terjawab satu saat.

Wednesday, November 26, 2008

CD/DVD yang tidak bisa kudapatkan di Indonesia huahuahua

Edith Piaf adalah penyanyi internasional yg jadoel banget. Orangnya sudah meninggal, sempat dibuatkan filmnya juga. Sebenarnya dia orang Perancis, sehingga banyak lagunya yang berbahasa Perancis, tapi bisa terkenal sampai di US segala. Di masa jayanya jarang konsernya tidak penuh. sampai sekarang masih banyak film yg memakai lagu2nya tanpa penonton sadar sama sekali.

Sangat banyak hits yang dihasilkannya dan yang aku tahu kalau Jepang pernah menjual CD originalnya. CD itu yang aku incar, tapi sampai kini belum aku dapat. Jadi pengen ke S'pore je, mungkin ada di sana... Memang sih orang sekarang bilang beli aja di iTune, tapiii... tau ah... hahahaha

Satu lagi yang aku incer adalah DVDnya coffee prince yg juga susah banget dapatnya. wuuh sebel... sedih....

Friday, November 21, 2008

Sepi

Sepi. Semua orang klo tidak sedang ke luar kota, ada juga yg cuti. Dan bulan depan di 2 minggu terakhir desember kantor akan menjadi milik pribadiku karena tidak ada orang,  semuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaanyaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh cuti.

Monday, November 17, 2008

Mau sehat aja susah

olahraga apa yag murah meriah muntah? pasti lari jawabannya. Tapi aku paling ga kuat dengan lari. Kalau jalan/hiking sih okeh2 aja, tapi angkat tangan untuk lari apalagi yg jarak jauh. Entah salah tehnik atau salah nafas, kalau lari paru2ku akan terasa terbakar dan aliran darah ke otak kurang yg bikin mata berkunang-kunang, paling parahnya akan diakhiri dengan muntah2. Makanya paling benci kalau disuruh lari.

Berbeda dengan jalan, kakiku cukup kuat untuk diajak jalan kemana aja, sejauh apapun juga asal pakai sepatu jalan yang nyaman. Untuk sekedar membuang energi aku lebih senang melakukan jalan cepat, lumayan kok energi yang dibakarnya hampir sama dengan energi yg dipakai lari. Bahkan dgn faktor U sekarang aku masih mampu naik tangga sampai tingkat 3 tanpa berhenti atau ngosngosan. Baru nyerah kalau harus meneruskan sampai ke tingkat 4.

Tapi yg paling menyenangkan untukku adalah yoga/pilates/aerobik dan renang. Berhubung ga PD untuk olah tubuh tanpa pelatih, maka olahraga favoritku tanpa pelatih adalah renang. Sejak kecil aku ga ada takut2nya untuk masuk air, padahal sih ga jago2 amat berenangnya. Lucunya, semakin lama aku jadi semakin mahir berenang. Dulu2nya sih suka disergap panik kalau ada di tempat yang dalam, takut ga kuat napas di tengah2, weks bisa kelelep aye. Tapi sekarang udah PD. Caranya nyemplung di tempat dalam dan berenang ke tempat yg lebih dangkal, atau berenangnya di pinggir kolam aja, jadi klo udah ga kuat napas bisa menepi, hihihi....

Di jakarta sih kolam renang banyak jenisnya, dari yg murah sampai yg mahal, tinggal dipilih. Tapi di tempatku sekarang hanya ada 2 pilihan, berenang di kolam hotel berbintang yg tarif masuknya 75ribu atau berenang di laut, gratis, tinggal punya nyali aja. Berhubung nyaliku kecil, maka aku lebih rela dompetku menipis. Hhhh... mau sehat aja kok susah ya?

Thursday, November 13, 2008

Rezeki itu sudah ada yg ngatur


Aku percaya banget bahwa rezeki seseorang itu sudah ada yang ngatur. Yang harus kita upayakan untuk mendapatkannya secara halal adalah dengan bekerja sungguh-sungguh disertai passion untuk mengejar target kita. Dijamin kita ga akan kesusahan dalam pekerjaan. Karena itu aku paling ga ngerti dengan orang yang suka menyikut atau menusuk kawan sendiri. Biasanya aku langsung tinggalkan pekerjaan jika ada orang yang seperti itu. Tentunya dengan memberi pelajaran dahulu pada orang yang demikian.


Di Indonesia sikut menyikut teman untuk satu posisi bahkan terjadi bukan hanya di sektor profit bahkan di sektor non profitpun aku menemukan beberapa orang yang seperti itu. Tapi itu hanya kemenangan sesaat saja, karena pada dasarnya mereka tidak punya kemampuan yang memadai sehingga jarang yang bisa mendaki tangga karir yang bagus.


Kasus pertama, cowok yang ingin mempertahankan posisi program coordinatornya, sehingga rela menjilat kepada atasan dan memburuk2an rekan lain yang ada di posisi diatas maupun dibawahnya dengan rapi dan ga keliatan sama orang lain. Sayangnya sepandai-pandainya menyimpan terasi, baunya tercium juga. Secara tidak kebetulan aku mendapatkan info tentang kelakuannya. Walhasil orang tersebut bisa naik ke posisi yg dia incar, tapi setelah tahun2 berlalu dia bergeming di tempat yang sama di lembaga tersebut. Padahal orang2 yg kena aniaya dia semuanya mendapatkan kemajuan setelah berganti organisasi.


Kasus kedua adalah cewek, yg bahkan aku bantu supaya bisa mendapat posisi baru setelah program yg lama habis. Sayang ambisinya membutakan mata, sehingga dia tega menusukku dari belakang. Aku terselamatkan karena hasil kerjaku memang bagus, dan bahkan atasanku yang dilapori cewek itu yang langsung menanyakan sebenarnya ada masalah apa antara aku dan cewek itu, sampai dia ngadu sambil sesenggukan. Hahaha, dasar kutu kupret, ga ada terimakasihnya karena udah ditolong malah nusuk. Setelah aku jelaskan atasanku mengerti, tapi sayang aku jadi ga selera lagi kerja disitu dan kutinggalkan proyek itu karena dapat penawaran baru yang lebih baik. Dan cewek dengan susah payah berhasil mendapatkan posisiku. Tapi setelah tahun lalu programnya berakhir ga jelas lagi kerja dimana sekarang, dan tentu saja aku juga malas memberikan rekomendasi atau memberi tahu posisi yg kosong. Yang bikin aku speechless karena dia berani lho menghubungi aku saat proyeknya ga bisa diperpanjang, mungkin mau nyari gampangnya lagi. Sayang aku orangnya kapokan, jadi ogah bantu dia lagi dah. Sudah waktunya dia mencari dan berusaha sendiri untuk posisi yg dia inginkan.


Kasus ketiga cowok juga, sebenarnya dia terhitung atasanku, tapi dia mencuci tangan saat ada masalah dan berkoar2 ke semua orang seolah aku yang ga pernah konsultasi masalah pekerjaan sama dia. Ajaibnya justru kepala bagian yg lain yang membelaku dan menunjukkan ke big boss kalau atasanku itu yg bermasalah. Nah lo..., ini juga bikin illfill sehingga aku memutuskan untuk tidak meneruskan kontrak biarpun harus nganggur. 6 bulan kemudian aku masuk ke lembagaku yang sekarang dan 1,5 tahun setelah masuk atasanku sudah puas dengan hasil kerjaku. Dia? Males banget ya untuk cari info, tapi organisasi itu walaupun masih exist tapi tidak lagi sebesar dulu.


Walaupun untuk hubungan pekerjaan, atasan-bawahan, antar kolega ga ada masalah berarti, 1 bulan yang lalu aku mendapatkan kejutan ringan, dapat berita bahwa posisiku di-abolished karena ga ada dana. Wetewww, padahal baru setengah jalan, belum orgasme. Ya sudah pasrah aja. Tapi bahkan saat itu aku ditawari posisi di wilayah lain. Sayang dengan pengalamanku sebelumnya di daerah itu aku sedikit malas untuk masuk lagi kesana. Kejutan kedua tadi malam, temenku yg di Jakarta memberi tahu ada posisi di Jakarta, lebih tinggi posisinya, dia rekomendasikan aku untuk melamar ke sana. Tapi aku masih ga PD. Kejutan ketiga adalah pagi ini dengan berita bahwa posisiku tidak dihapus dan dilanjutkan kontraknya... hahahaha... begitulah yg namanya rezeki. Dibawa nyantai aja, tahu-tahu ada.


Karena itu aku bener2 marah sama adikku yang bekerja dengan mengikuti arus pekerja Indonesia, ga punya idealisme, ga punya moral. Buat aku dalam kerja pantang untuk menyuap orang dan tidak mau menerima suap dari orang lain. Haram dapat duit bukan hasil tetesan keringat. Tapi adikku, dengan entengnya menerima "uang suap" dan merasa tidak bersalah karena merasa tidak menerima uang suap dengan alasan bahwa semua orang melakukan hal yang sama. So what? Contoh saja, kalau ada yang dapat komisi hanya dengan membeli barang dan memasukkannya ke dalam kantong sendiri memang sekilas tidak merugikan, tapi gara-gara praktek seperti itulah pada orang yang rakus sering menambah harga (mark-up) atau memilih rekanan yang akan memberinya komisi walaupun kualitas barang/kerja rekanan itu di bawah spesifikasi yang dibutuhkan. Nah, ujung2nya tetap akan merugikan karena negara/institusi harus mengeluarkan biaya lebih banyak yang akhirnya belok ke kantong orang2 yang tidak berhak. Kalau sudah begitu apakah kita berani mengatakan komisi kita itu halal?


Dan dengan kerja jujur, mendapatkan uang yang memang hak kita, tidak pernah membuat pendapatan kita berkurang atau miskin, yang ada setiap kali dapat pekerjaan baru maka gajiku selalu naik. Bahkan saat ini salaryku lebih dari lumayan, halal, jadi enak makenya. Suka sebel aja sama orang yg bilang "iya kamu sih enak, gajimu besar" ...Bo, please deh, gaji besar itu aku dapat karena sudah meluangkan tenaga, waktu dan otak untuk mencapai hasil yg memuaskan. Lo pikir ada puun duit, dimana organisasi bisa metik uang banyak untuk ngegaji pekerja malas?


Jadi bekerjalah dengan idealis. Satu saat kita akan memetik hasilnya, karena rezeki itu sudah ditetapkan saat kita lahir, ga akan kemana, tinggal mencari cara yang baik untuk mendapatkannya.

Wednesday, November 12, 2008

Kalau bete curhat sama siapa?

Kalau lagi bete aku lebih senang menumpahkannya dalam kata-kata. Dulu di dalam diary, sekarang dalam blog. Dan setelah lebih tenang, kadang2 sih aku cerita pada beberapa orang yg bisa dipercaya. Hal ini kulakukan karena kalau marah kadang2 kata2 yang kuucapkan bisa ga beretika atau hiperbola. Mending kalau yang mendengar tidak suka menusuk dari belakang, karena ga jarang kata2 saat marah disampaikan tidak secara bijak pada targetnya. Ujung2nya malah memperuncing keadaan dan bukan memperbaikinya. Tapi itu caraku, temanku lain lagi karena dia harus mencurahkan isi hatinya dulu, kalau nggak bakalan ga bisa tidur semalaman.

Pada dasarnya sih aku adalah miss complain, tetapi entah kenapa ga pernah terbiasa untuk curhat. Mungkin karena pernah kepentok beberapa kali dengan nasihat seperti "Aduh, jangan bawel deh" atau "Masih untung hanya segitu, gw nih...bla..bla..bla.." That's why aku malas banget buat curhat. Tapi berlaku seperti ini juga diprotes sama temanku lagi, "kok aku terus ya yg curhat, kalau lo mau curhat sama aku boleh kok" hahahaha... curhat salah, ga curhat salah.

Back to my friend yang terakhir curhat, dia sedang dalam keadaan malang karena mendapatkan kolega yang menyebalkan. Bapak2, eks petinggi PNS, yg merasa punya ilmu setinggi langit dan super duper kaku ga kenal dengan yang namanya diskusi. Kata temanku, si bapak selalu mulai dengan "Saya maunya ...bla..bla..bla.." Beeeu... itu adalah kolega dengan tipe yg paling menyebalkan. Sehingga aku menyarankan temenku untuk hunting lagi kerjaan baru. Cowok dengan tipe kayak gitu ngerasa dirinya pintar tanpa pernah mau mendengarkan orang. Please deh, hare gini, ga punya kemampuan listening? kelaut aja deh.

Akhirnya selama beberapa minggu terakhir ini aku sering menerima telpon yg ga bisa diperkirakan waktunya untuk mendengarkan temenku meringankan batu di hatinya. Hahaha.... biasanya pakai ilmu konseling, karena aku ga tahu nasehat apa yang layak diberikan padanya. Aku toh bukan orang bijak, yang bisa kulakukan adalah meminjamkan telinga saat temenku membutuhkan teman curhat.

Monday, November 10, 2008

Chef Indiahe

Bosan kalau harus makan sushi lagi setiap kali ke Jakarta, rasanya ingin makan yang lain deh. Makanya pas temenku nawarin untuk makan di Ganesha, aku ok dong, udah kangen sama makanan india. Yang pas di lidahku sebenarnya yang di hotel Ambhara. Tapi sekali-sekali boleh deh mencoba yang lain.

Waktu sampai perut sudah keroncongan berat, karena itu kami langsung saja pesan makanannya. Ogah makan nasi, kita pesan nan saja plus daal, plus kare kentang (hahaha... gw lupa namanya) and kambing dong. Minumnya tentu saja Mango lassi (hahahahak.... udah kebiasaan berat di resto jepun mesti Ocha, di resto Indiahe mesti lassi).

Karena tamunya hanya 2 meja (1 meja gerombolanku) maka makanannya cepat keluar dan langsung kita sambar. Ga pake sendok-garpu lagi, kita makan ala indiahe saja, pake tangan. Padahal kita bertiga cewek semua, tapi ... rakus semua juga.

Eeh, ga lama kita dapat surprise dikunjungi sama Chef nya. Apakah dia melihat kita yang makan sangat-sangat lahap, hahaha... dia nanya, gimana kambingnya ga kepedesan - in english. Terus kita kasih compliment, no...it's delicious. Wehehehe... berkembang deh idung si Chefnya. Mungkin selama ini klo tamu pere makannya apik kali, sehingga mengesankan ga enak. Sedangkan kita makannya rakus banget, jadinya daripada bengong dia sempatkan untuk nengok kita. Plus kesempatan untuk promo kali... soale dia langsung saja mempromosikan buffet hari minggu yang akan diisi dengan makanan dari south dan north indiahe. Tapi lemayan kok, kita dikasih kue manis cuci mulutnya.... lemayan...lemayan.... perorang hanya habis IDR 115.000, yeah ga beda jauh sama makan steak dah. Untuk resto fine dining kurasa cukup murah, walopun aku lebih cocok dengan masakan di hotel ambhara... di Ganesha terlalu asin untuk seleraku.