Thursday, December 30, 2010

Alasan saya suka Mary Stayed Out All Night

Alasan utama saya suka dengan serial ini karena pemain utamanya.... JGS dan MGY. Ceritanya menurut saya agak bertele-tele. Walaupun ada beberapa episode yang bikin saya suka banget, tapi yang membuat saya bertahan download seri ini tiap minggu sebenarnya JGS. Sampai ikutan sedih dengan ratingnya yang ga bagus. Mungkin secara psikologis tema anti kemapanan tidak disukai orang Korea. Style pakaian JGS yang seperti perempuan dan rambut panjangnya mungkin juga yang membuat seri ini tidak populer. Entahlah.

Tapi biarpun orang tidak suka dengan seri ini, saya tetap suka dengan aktingnya JGS... Mau di Hong Gil Dong, Beethoven virus, You're Beautiful akting anak ini memang oke banget. Ditambah suarnya juga sip. Ngefans abis deh. Mudah-mudahan sih karirnya makin berkembang, makin banyak dapat drama bagus. Walaupun sepertinya dia mesti reses dulu sepertinya. 2 episode terakhir udah tayang, tapi saya belum nonton karena downloadannya belum ada. Ah, ga sabar pengen cepet nonton.

JGS, tetap semangat ya biarpun ratingnya ga bagus...banyak fans yang ngedukung kok....fighting!

Sunday, December 19, 2010

Belanja ala orang agoraphobia

Jodie Foster pernah main di satu film (lupa judulnya apa) memerankan penderita phobia terhadap manusia yang berefek dia terpenjara di dalam rumahnya. Kerja dilakukan melalui internet sampai belanjapun melalui internet. Belanja online memang menyenangkan bisa dilakukan kapan saja dan nyantai banget. Syaratnya cuma satu, siap dengan kartu kredit atau debet.

Hari ini saya belanja headphone, udah lama ngidam headphone baru. Ngincer bose, tapi alah mak jang, muahal ampun-ampunan. Akhirnya beli seinnheiser saja dan satu in-ear earphone. Trus keisengan berlanjut dengan browsing CD. Pertama nyari CD Sarah Brightman yang baru, tapi semua CDnya sudah saya koleksi. Kebanyakan CD yang dijual isinya lagu natal semua, jadi malas. Tapi tiba-tiba ingat kaset Song book dari Placido Domingo favorit saya yang CDnya sulit banget didapatkan di Indonesia. Eh, ternyata ada stock dengan harga normal. Langsung deh saya order. Trus inget ada soundtrack film The Shadow dengan lagu Original Sin favorit saya, tapi muahal banget CDnya. Soundtrack memang jarang di produksi ulang ya. apalagi soundtrack satu ini, yang bekasnya (collectible) bisa sampai $50, harga sinting. Akhirnya saya order CD bekas dengan harga $11 (masih lebih mahal dibanding CD nya Placido Domingo). Dan tangan masih iseng tekan-tekan keyboard untuk searching dan nemu Soundtrack film Sabrina nya Harrison Ford. Saya ngincer La Vie En Rose... kakakakaka... akhirnya orderan ditambah 3 CD.

Sebenarnya bisa aja sih untuk download lewat itune. Tapi kalau punya CD seakan menjadi garansi saya akan selalu bisa nge-rip kapan saja. Bahkan kalau laptopnya mesti di install ulang seperti pernah kejadian. Atau laptopnya diganti. Hehehehe... makanya beli CD masih saya lakukan. Dan kesempatan dong disini untuk beli CD yang sulit ditemukan di Indonesia.

Thursday, December 16, 2010

Ayam Ungkep

Pengen makan ayam goreng tapi ogah dengan resep belibet atau yang pakai tepung. Mikir---Mikir---, yang paling gampang kayaknya ayam goreng ungkep. Maksudnya diungkep dulu, terus digoreng. Selain simpel cara masaknya juga dijamin matang sampai dalam. Problem dengan potongan berukuran besar adalah suka ga matang didalam. Yaiks, bau amis dan jijik aja melihat lelehan darah merahnya. Serasa jadi vampir.

Terus menggali ingatan masa lalu tentang proses mengungkep ayam. Kayaknya hanya pakai asam jawa dan garam aja deh.Tapi ga gampang nyari asam jawa disini, cara lain adalah pakai cuka, tapi idem dito kagak tersedia juga. Dan taraaa... ada jeruk nipis. OK... jadi deh ngungkep ayam, ada ide, kayaknya kalau dikasih bawang bombay dan butter bakalan lebih enak rasanya.

Caranya, ayam dibalur dengan perasan jeruk nipis dan garam, biarkan 15 menit supaya meresap. Panaskan minyak goreng dan butter, tumis bawang bombay sampai bening, terus masukan ayam dan sisa rendaman, tambah air dan garam (kalau kurang asin). Masak sampai air menyusut atau ayam matang. Setelah matang goreng ayam dan sajikan dengan sambal (terserah selera masing-masing). Biarpun minimalis tapi rasanya ok juga kok.

Saturday, December 11, 2010

Rock Ballad

Saya tidak pintar nyanyi. Jaman kecil duluuuu... kalau nyanyi suka fals. Tapi telinga saya cukup sensitif untuk membedakan suara. Dan saya paling ga tahan suara yang husky, pasti tergila-gila dengerin penyanyi (apalagi kalau penyanyinya cowok) yang suaranya serak-serak "becek". Saya ga suka dengar nada-nada yang melengking, bikin telinga sakit. Suara melengking yang bisa saya tolerir hanya yang dihasilkan oleh penyanyi opera. Kontrol suara penyanyi opera lain sekali dengan lengkingan penyanyi pop, lucunya lengkingan penyanyi rock juga kontrolnya baik, sehingga tidak menyakitkan di telinga.

Jenis musik yang saya suka dari dulu sampai sekarang adalah balada. Saya bahkan tidak peduli dengan bahasanya. Biarpun tidak mengerti artinya saya tetap bisa suka lagu-lagu itu. Dan kalau kata orang sunda saya katulah dengan boyband Korea, suka ngetawain mereka tanpa pernah mendengarkan. Sekarang malah lagi suka-sukanya dengan beberapa lagu OST drama Korea dan FT Island.

Penyanyi utama FT Island, Lee Hong Ki waktu nyanyi di OST You're Beautiful tidak terlalu menarik buat telinga saya. Kalah jauh dengan pesona suara Jang Geun Suk. Tapi gara-gara saya penasaran dengan ketenaran Lee Hong Ki, yang walaupun bukan aktor utama dalam You're Beautiful tapi banyak diwawancara, saya mulai browsing lagu-lagunya FT Island. Ternyata banyak lagu balada yang mereka nyanyikan dan ekspresi Lee Hong Ki dalam menyanyi lagu bandnya beneran bagus. Biarpun kurang husky dibanding dengan suaranya JGS tapi keunikan suaranya mulai menarik telinga saya.

Jadi? ... saya download lah lagu-lagunya untuk koleksi ipod!

Dan ipod saya bertambah kaya dengan koleksi koreanya... huahahaha... Mungkin ipod saya adalah ipod paling ga jelas sedunia. Isinya mulai dari musik klasik, opera sampai boyband. Dari lagu jaman jadul sampai yang terkini alias lagu baru release di tahun 2010. Dari yang pakai bahasa Indonesia, Inggris, Itali, Spanyol, Korea, Jepang, China... makan tuh! Dari ABBA, Queen, Sting, Melly Guslow sampai FT Island. Ipod yang ageless, seperti yang punya... hahahaha...

Yang lucu diantara teman-teman kuliah yang seumuran tampaknya jarang yang seintens saya dalam menggunakan ipod. Mereka yang mengantongi ipod kemanapun rata-rata sepuluh tahun dibawah saya. Jadi sepertinya bukan sekedar gila gadget, tapi karena saya memang senang mendengarkan musik, maka ipod menjadi barang yang ga bisa ketinggalan dan paling perlu.

(Mikir).... Baru nyadar kalau sejak SMP dulu saya memang tidak bisa lepas dari musik, mulai dari radio dan walkman pasti benda itu menemani saya kemanapun. Dulu sekali di meja belajar saya pasti nongkrong sebuah radio. Dan karena di jaman saya remaja kasetlah yang merajalela (tapi karena isi kantong saya yang cekak) jarang deh saya beli kaset. Dan sepertinya ayah saya duluuu banget paling sering mematikan radio yang nempel di telinga saya, sementara pemiliknya sudah didekap dewa morpheus dan asyik ngences diatas bantal.

Buat saya musik menjadi white noise dan anehnya menjadi semacam adiksi khas. Kalau earphone ga nempel di telinga, biasanya sebuah lagu akan berputar berulang-ulang di otak saya. Saya akan bisa dipastikan selalu punya lagu untuk didengarkan, bahkan jika sedang tidak mendengarkan lagu. Aneh ya? Tapi mungkin ini cetak biru DNA yang diwariskan oleh nenek dan kakek saya dari pihak ayah. Kakek saya kabarnya jagoan main biola, sedangkan nenek adalah sinden Cianjuran. Saya sering mendengarkan beliau berlatih saat masih kecil mungil imut duluuuuu banget.

Belakangan saya sering ga sadar suka berdendang sendiri atau malah siul-siul sebuah melodi. Dan mulai banyak orang yang tahu kalau saya suka nyanyi sendiri. Hehehe... sekarang saya udah ga terlalu fals lagi kalau nyanyi kok. Apalagi kalau sedang mandi suka otomatis nyanyi sendiri. Ah biarin deh diketawain orang yang penting saya memang suka dengan musik kok, ga main-main lho. Hidup musik.

Friday, December 10, 2010

Rating oh Rating

Drama terbarunya JGS Mary Stay Out All Night, ratingnya jelek, padahal nih mulai dari episode 6 ceritanya udah mulai menearik. Memang sih episode 3-5 keteteran, tapi dari awal ratingnya tidak lebih dari 7. Duh, orang korea ga suka ya genre seperti ini? Moga-moga ratingnya melonjak di Jepang. Dari segi cerita memang enteng banget sih, gimana nih penulis skenarionya seperti yang kehilangan ide. Atau karena mereka ga suka dengan Indie band, dan lebih senang dengan idol-idol itu? At least drama ini punya fans yang 1000% suka dan mendukung sepenuhnya JGS & MYG...fighting!

Sedangkan Secret Garden tampaknya sukses disana. Heran padahal saya suka kedua drama ini, kok ratingnya beda ya? Tapi Secret Garden memang ceritanya agak unik, selain ada pertukaran jiwa diantara 2 pemeran utama, plus cinta beberapa segi yang cukup rumit ditambah kelakuan 2 leading male characternya yang agak ajaib sebagai bagian komunitas orang super kaya, memang membuat cerita ini menarik luar biasa. Padahal pemerannya sudah pada berumur semua. Genre komedi yang diusungnya membuat drama ini juga bikin ngakak pol. Jadi ga sabar nunggu episode barunya tiap minggu.

Monday, December 06, 2010

Dari balik jendela

Hari Kamis, dua minggu yang lalu:
Kelas kami dipindahkan ke lantai 3 karena kelas yang biasa kami gunakan harus direnovasi akibat kebanjiran pemadam kebakaran saat terjadi ledakan autoclave. Kurang dari sepuluh orang yang masuk ke lab hari saat itu, dimaklumi karena tidak wajib hadir. Saya duduk di depan dan menghadap ke jendela. Kadang mata saya memandangi orang-orang yang lalu lalang dihadapan kami. Saya melihat Jojo datang dari arah yang berlawanan dan dia memandang saya. Saya memalingkan wajah darinya.

Hari Kamis minggu lalu:
Lab masih dilakukan di lantai 3, kelas penuh hari itu. Saya duduk di belakang terhalang oleh teman dari Afrika. Jam 9 saya melihat Jojo kembali melintas kelas kami, bahkan seperti sengaja menengok lewat jendela. Dan selang beberapa saat kemudian dia balik lagi melewati kelas kami, bahkan sempat-sempatnya nengok melalui jendela.

Saya dan Jojo, seperti ada magnet diantara kami, yang memaksa kami saling mendekat. Tapi juga kami sering saling menjauhi satu sama lain. Kenapa? Kami seperti anak-anak yang baru mengenal cinta pertama. Ragu-ragu untuk mengatakan perasaan tapi tak kuasa menolak pesona lawan jenis.

Saya dan Jojo, dekat sekaligus jauh. Saya bahkan sering menghindari tempat-tempat dimana Jojo berada. Walaupun tidak lagi mengharap, tapi selalu ada rasa kurang senang jika dia memberikan perhatian pada teman perempuan.

Saya tidak ingin memiliki Jojo, saya hanya ingin meminjam satu hari untuk kami habiskan bersama. Saya yang selalu tidak merasa pasti dengan perasaan Jojo pada saya. Jika dibandingkan dengan semua teman berjenis kelamin laki-laki yang asli orang sini. Hanya Jojo lah yang selalu serius ngobrol dan mendekati saya setiap kali tidak ada orang disekitar kami. Jojo yang beberapa kali mengundang saya makan, ke pesta dan mengantar saya pulang. Kenapa?

Tapi saya tidak mau berpikir, tidak mau mengatakan seandainya, If word. Kata yang penuh penyesalan. Saya hanya ingin menikmati setiap detik bersamanya, sekaligus tidak bersama.
Jojo yang sudah mempunyai kekasih dan mencintai kekasihnya. Saya yang tidak ingin merebut Jojo dari kekasihnya, tidak punya kepercayaan diri untuk bersamanya.

Cinta saya mungkin akan memudar dan akan terlupa di satu saat nanti. Waktu saya dan Jojo hanya tinggal 5 bulan lebih sedikit. Lebih cepat saya melupakannya lebih baik rasanya.

Hmm...Ehm-ehm.

Udara dingin bikin malas keluar ruangan, apalagi ditambah angin yang lumayan kencang. Belum sedingin waktu di Norway sih, tapi tetap aja ogah ada di luar kalau ga kepaksa. Berdasarkan pertimbangan banyak manusia yang ngingsreuk n batuk di perpustakaan (maklumlah minggu ujian akhir) saya memutuskan untuk belajar di kantor jurusan dari pada ketularan pilek mendingan ketemu dosen. Hihaa..

Waktu masuk ruangan saya ketemu dan ngobrol dulu dengan Eneng dari US yang temennya sempet kerja di Indonesia. Ngegosip lah, tiba-tiba ada yang nepuk saya... waktu dilihat, ternyata si Jojo... tumben dia maen tepuk-tepuk. Biasanya sih nggak. Dia kelimis hari ini, tapi rambutnya masih belum dicukur. Hati saya sudah tidak berdetak kencang lagi melihat dia, sudah ternetralisir. 

Selesai kelas saya memutuskan untuk belajar di kampus aja, karena kalau ada di rumah takut tergoda nonton serial korea. Parah deh. Jadi saya balik lagi ke lantai 7 dan pasang ipod. Jam 7 orang-orang udah pada balik, sehingga saya nguasain ruangan itu sendirian. Ga lama saya ngedenger suaranya si Jojo. Tapi tetep cuek aja dan fokus ke ngulang materi. Dan tak lama kemudian dia nongol ke ruangan saya, seperti biasa ngajak ngobrol sebentar. 

Kata siapa cinta itu harus memiliki, saya bisa tuh ternyata suka sama seseorang tanpa mengharapkan balasan. Aneh? hmmm... mungkin karena udah biasa sendiri kali, jadinya ga ngebet banget. Di sekolah ini memang aneh sekali, populasi cowoknya sedikit banget dan mereka biasanya udah punya pacar atau istri. Akhirnya saya belajar untuk tidak tertarik dengan mereka. Walaupun rasa suka itu ga bisa ditahan ya, yah akhirnya memandang dari jauh aja deh, tanpa mengharapkan apa-apa. Untungnya si Jojo ini bukan orang pecicilan yang suka tebar pesona. Jadinya saya juga nyaman-nyaman aja kalau sama dia.

Tapi yang rada gila nih (gara-gara semeja waktu diorientasi sih) saya malah deket dengan student international cowok. Ada 3 temen cowok yang bikin saya nyaman gaul sama mereka, kalau pas lagi ada kesempatan. Kenapa bisa begitu ya? Padahal kan mayoritas cewek di kelas ini. Hihihi... kayaknya karena kelakuan tomboy saya nih, jadi ga bergender dah gw.  Disatu kelas dapat kelompok kerja isi 9 orang dengan saya dimana 3 orang diantaranya cowok... kelompok yang cukup banyak cowoknya, padahal buat saya sih laki atau perempuan sama aja. 

Saya bersyukur dengan teman saya, tapi Tuhan, boleh minta satu cowok yang spesial buat saya nggak? hihihi, boleh tuh kalau masih punya stok dikirim sama saya, masih inget kan spesifikasi yang saya minta? .... Dan pletak... tiba-tiba kenari nimpuk kepala saya... hahaha... jangan kurang ajar sama Yang Maha Kuasa... tau, dasar manusia!

Sunday, December 05, 2010

Mulai menarik ceritanya

Mary Stayed Out All Night, serialnya lumayan menarik di episode 1 dan 2, tapi tidak terlalu menggigit. Kalau bukan JGS yang main, pasti udah malas melanjutkan, juga karena serial itu memang sedang tayang di negaranya, makanya masih semangat nonton. Tapi sayangnya episode 3-5 beneran mbosenin, uhh... ujung-ujungnya cuma mantengin tampang JGS doang, payah.

Episode 6 udah saya download minggu lalu, tapi malah ga ditonton. Eh, episode 7 udah nongol, download dulu, nonton bisa belakangan. Dan karena iseng saya akhirnya nonton dulu episode 6, whuah ada perubahan, episode ini menjadi episode yang penuh warna. Bagus, mudah-mudahan ratingnya naik nih.

Episode 7 belum saya tonton, ntar aja setelah agak nyantai... hidup JGS...

Alasan saya ngefans

Perhatian saya mudah teralihkan dengan cepat dari satu hal ke hal lainnya. Belum tuntas melakukan satu hal, saya bisa pindah melakukan hal lainnya kalau merasa bosan. Apa yang bisa bikin saya anteng? 2 hal baca buku atau nonton film. Kedua sifat itu diwariskan oleh orang tua saya, bedanya ayah saya akan lebih senang menonton film sedangkan ibu saya lebih senang membaca. Dan orang tua saya mendapatkan warisan sifat itu dari ibu mereka masing-masing.

Walaupun saya senang nonton, dibutuhkan film yang menarik dengan jalan cerita yang baik. Jangan harap saya akan bisa konsentrasi nonton film action tanpa jalan cerita yang jelas. Dan dari film yang baik bisa membuat saya ngefans dengan pemerannya tapi juga bisa tidak. Sekarang ini saya sedang senang dengan serial korea, karena mereka membuat banyak serial menarik. Bukan sekedar cerita yang sekedar menguras air mata penonton dengan mengeksploitasi penderitaan pemeran utamanya. Cerita yang full mewek seperti itu sih dikasih gratis juga ga akan saya tonton.Kelemahan saya ada di cerita legenda penuh tindakan heroisme dan  komedi romantis, beuuh, begadang pun saya jabanin deh, untuk nonton sampai tamat.

Banyak serial korea yang saya suka, tapi saya cuma ngefans dengan 2 halyu star: BYJ dan JGS. Aktris cewek sih banyak yang saya suka, tapi karena saya bukan lesbiola, jelas saya ga berminat mengkoleksi foto mereka....hihihi, saya lebih senang mengkoleksi foto cowok-cowok lah.

Kenapa saya bisa suka sama BYJ dan JGS, karena keduanya punya talenta yang melebihi aktor lainnya. BYJ perfeksionis dan introvert sedangkan JGS multi talenta, free spirit dan rada pemberontak. Keduanya punya selera unik dalam berpakaian, ga seperti cowok-cowok, gaya berpakaian mereka ada di batas antara pakaian cewek dan cowok. Jelas banyak spekulasi bahwa mereka gay. Tapi emang ngaruh buat fans gitu? Hahahaha... dan yang jelas keduanya punya suara bass yang sekseh.

JGS itu suaranya enak didengar tapi dia ogah jadi idol karena terlalu banyak yang ngatur, mudah-mudahan free spirit nya JGS ga akan hilang selama dia berkarir. Apalagi kalau dilihat betapa kontrak dengan manajemen artis memang gila banget aturannya. BYJ aktingnya selalu cantik, tapi herannya dia ogah banyak muncul di film malah bikin project-project aneh dan menjadi binisman.

Mikir... kenapa ya selera saya aneh? Jangan-jangan selama ini juga saya menetapkan kriteria yang sama dalam mencari pasangan, dan bisa dibayangkan bagaimana sulitnya menemukan jenis aneh seperti itu.

Wednesday, December 01, 2010

Kenapa yang ngumpul yang rada aneh begini sih?

Bangun pagi kedinginan, pulang malam juga kedinginan, tapi di dalam hati terasa hangat. Ga terasa kelompok yang paling banyak cowoknya dan awalnya jaim-jaim sendiri akhirnya bisa kerjasama dengan baik. Di kelas yang mayoritas cewek (serasa masuk sekolah katholik deh), kelompok saya diberkahi 3 cowok dan (minimal) 3 cewek rada tomboy, plus 3 cewek feminin. Tapi kami semua kompak membagi tugas kelompok sama rata. Mudah-mudahan besok hasilnya lumayan (bisa ngejual ide maksudnya).

Dan malam ini sebagian besar pada balik lagi ke kampus, sedangkan saya yang memang punya kelas sampai malam, sengaja nongkrong di sekolah nungguin mereka yang mau latihan presentasi. Dan dalam suasana santai malah pada ngelawak semua, duduls, kok bisa ya saya gabungnya sama anak-anak gila ini. Serius mulanya tapi ujungnya bakal ngaco bin ngasal.

Padahal kita dikumpulkan secara random lho. Gawat, gimana juga kalau beneran kenal sebelumnya?

Monday, November 29, 2010

Proyek ngedownload film

Hiya... bayar $10 untuk sebulan, kurs ke rupiah sama aja dengan 100 rebu kurang malah. Kalau beli DVD bajakan juga harganya segitu, huahahaha... jatuhnya malah lebih murah. Plus dapat series baru. Ada 2 series yang sedang tayang di negara ginseng itu, yang sedang saya download. Naga-naganya mesti memperpanjang keanggotaan deh.

Lumayan juga lagi banyak series bagus di tahun 2010 ini. Tapi yang berkesan malahan Secret Garden, yang isinya om-om ganteng semua. Ini duet antara Hyun Bin dengan Yoon Sang Kyun... dua-duanya memerankan karakter ga normal sebagai sepupu yang doyan saling menjatuhkan. Plus ditambah Phillip Lee yang paling muda (tapi tampangnya lebih tuwir dari Hyun Bin), klop lah memanjakan mata perempuan kesepian ini.

Secret Garden menjanjikan banyak intrik disamping kisah cinta, bakal jadi 20 episode. Beuuh wareg deh ngeliat tampang Phillip Lee. Ga kayak di Cheoro di film ini dia lumayan dapat dialog yang panjang, suaranya dalam tapi empuk.

Serial JGS dan MGY ceritanya agak bertele-tele, kurang konflik, kepalang lagi. Walaupun wajah JGS tetap sedap dipandang sih. Jadi bakal tetep didownload terus dong.

Ada serial lama Personal Taste yang saya suka jalan ceritanya. Walaupun ga ngefans sama pemainnya, itu lho yang main di Boys Before Flower... menurut saya sih dia lebih bagus aktingnya di Personal Taste. Dan yang ini bakan jadi serial favorit saya. Udah tamat, tapi nontonnya sengaja dikit-dikit... kayak makan empal aja, selalu dagingnya dimakan paling akhir.

Thursday, November 25, 2010

Introvert

Saya ga pernah merasa jadi seorang introvert sampai ada seseorang yang menyebut istilah itu. Cerewet, banyak omong, tukang ketawa, ga mau kalah, tukang komplain... itu istilah yang sering dikatakan orang-orang di sekitar saya. Dengan semua label itu sangat sulit bagi saya untuk mengkatagorikan diri saya seorang introvert. Padahal beberapa tahun yang lalu seorang teman baik yang sering curhat pada saya pernah mengatakan bahwa saya boleh curhat pada dirinya. Hanya ditimpali dengan senyum dan janji kalau ada masalah saya akan berbagi dengannya.

Saya bahkan sangat terbiasa dengan kesendirian. Dan jauh dari keluarga dan teman tidak membuat saya merasa harus menelpon mereka. Suka ada perasaan bersalah kalau ada orang yang menanyakan apa ga mahal nelpon ke Indonesia? Padahal sumpeh, saya ga merasa harus menelpon keluarga.

Sebuah pertanyaan simpel "Siapa yang menjadi tempat sharing atau bertanya kalau ada masalah?", menjadi pertanyaan yang sangat sukar saya jawab tanpa harus berbohong. Ada sahabat atau tidak, bukan menjadi alasan saya untuk sharing masalah. Sangat sulit bagi saya untuk membuka diri pada orang lain. Ga tau kenapa bisa kayak gini. Sama sulitnya juga bagi saya untuk bersimpati pada orang lain, atau menyatakan kalimat yang penuh emosi. Walaupun saya bisa emosian lho, karena terlalu banyak hal yang dipendam di dalam hati.

Ternyata saya belum  bisa memahami diri saya sepenuhnya. Apalagi kalau sedang ada dalam situasi yang sangat rumit.

Tuesday, November 23, 2010

Menaklukan grammar

Pernah denger bule ngomong dalam bahasa Indonesia? Ada yang lancar ngomongnya tapi banyak juga yang belepotan ngomong. Saya tidak pernah mentertawakan mereka, tapi juga tidak merasakan masalah mereka, sampai saya ada di tempat mereka. Parahnya saya sekaligus harus bisa menguasai bahasa Inggris yang baik dan benar. Kalau ga mau nilai saya hancur karena kemampuan bahasa saja.

Karena saya belajar bahasa Inggris secara otodidak, 6 tahun di smp dan sma dan 1 semester waktu kuliah tidak ada guru yang berhasil memasukkan grammar ke dalam otak saya. Kemampuan membaca saya sih tinggi, dan jarang banget saya ga ngerti bacaan. Tapi writing saya hancur, level di bawah. Semester ini saya tertatih-tatih untuk menguasai writing. Jauh dari sempurna karena konsep grammar yang ada di otak saya sudah seperti kanker yang sulit diubah. Saya sangat mengandalkan memori dan kebiasaan untuk mengenali grammar sehingga nilai TOEFL saya ga hancur. Tapi pas disuruh nulis baru keliatan hasil belajar otodidak itu.

Marah, sebel, membenci diri sendiri dan merasa paling bego sedunia saya rasakan selama beberapa bulan ini. Untung mental survivor saya tinggi ditambah kekeraskepalaan saya yang ga mau menyerah plus optimisme dalam diri ini bahwa saya seharusnya bisa menguasai bahasa ini dengan baik dan benar. Turunan dari pihak ibu membuktikan bahwa ibu dan nenek saya adalah orang dengan kemampuan multilingual, walaupun agak teracuni dengan gen malas dari bapak saya, yang orangnya ga mau repot.

Saya suka ngiri ngeliat blogger Indonesia yang ga sekolah di LN tetapi tampaknya mereka lancar-lancar aja menggunakan bahasa Inggris dalam tulisannya. Sampai hari ini, saat saya mulai mengenali banyak tulisan ditulis dengan kata-kata dalam bahasa Inggris tapi tidak akan bisa dimengerti oleh orang yang tidak tahu bahasa Indonesia. Kalau menurut guru saya istilahnya kesalahan dalam sentence structure. Wah ini kemajuan lumayan buat saya, karena kalau saya tidak bisa mengenali kesalahan kalimat artinya saya tetep tidak tahu kalimat yang bener. "Remind me of you" sekilas tidak ada kesalahan sama sekali, ini adalah kalimat terjemahan bahasa Indonesia "mengingatkanku akan dirimu" atau "aku terkenang akan dirimu", tapi coba katakan kalimat ini pada bule yang bahasa ibunya english, mereka akan bertanya antara "what do you mean?" atau "what do you say?"

Kenapa itu salah karena jika kita pakai kalimat "Remind me ..... (it's about something and not a person)". to buy, to study, to call etc.. Instruktur ESL saya akan bilang pake kalimat pendek aja, cari subject + verb. Itu salah satu contoh yang membuat saya merasa ada juga nih kemajuan dalam diri saya. Huff, semangat!!

Sunday, November 21, 2010

Suara Jang Geun Suk

Saya jadi ngefans berat dengan JGS, aktingnya maupun suaranya. Banyak aktor Korea yang bisa nyanyi, tapi efeknya beda, contoh Lee Ji Hoon yang aslinya memang penyanyi, akting ok plus cakep, ga bikin saya sampai segitu niatnya ngumpulin semua lagu dia.

JGS itu unik, suaranya ok banget, apalagi kalau nge-rock seperti di lagu Chan Ran Han Sarang duetnya bareng Kim Hee Chul. Dan hari ini saya menemukan lagu lainnya judulnya We Can Make it. Bagus banget, dia nyanyi bareng 2 penyanyi lainnya. Dan harmonisasi suara mereka bertiga bagus banget. Lagu yang di A.N.Jell juga bagus, tapi masih kalah bagus dengan 2 judul lagu sebelumnya. Sedangkan di Mary Stayed out all night dia akan menyanyikan 3 lagu, tapi baru keluar 2 lagunya.

Walaupun banyak fansnya yang ingin dia rekaman, tapi JGS masih ogah tuh. Dia malas dengan peraturan managemen untuk Idol. Boyband di Korea rupanya ada dalam managemen yang sangat ketat, mungkin karena managernya takut kalau dibebaskan kelakuan artisnya ga akan terkontrol. Dan tampaknya JGS ga suka dengan banyak aturan. Kelakuannya lebih bebas dibanding artis korea lain. Waktu dia tour ke Singapore aja, sempet-sempetnya nongkrong di pinggir pantai untuk publik, ga peduli sama gerombolan fans yang mantengin dia atau ngambil fotonya dia. Enak aja tuh becandain managernya. Ga jaim. Dia sepertinya juga ngefans dengan artis Jepang dan menerapkan style para lelaki cantik itu sebagai gaya fashionnya.

Banyak anti fans yang berkomentar kalau dia kelihatan seperti banci. Kasian banget. Padahal banyak aktor korea yang seperti itu. Sampai Bae Yong Joon juga sering tuh gaya fashion maupun rambutnya mirip dengan perempuan. Jangan lagi ngomong Kim Hee Chul yang sampai pakai baju perempuan segala.

Buat saya sih bodo amat gaya berpakaian dia kayak apa, yang penting suara bass-nya itu ... beuu... ga tertahankan. Suka-suka-suka... JGS sukses ya! Terus nyanyi ya!

Saturday, November 20, 2010

Pekerjaan Rumah

Saat lebaran banyak perempuan Indonesia yang merasa turun kasta karena harus melakukan tugas-tugas rumah tangga akibat mudiknya si mbak. Beberapa teman kadang memandang heran kalau saya bilang ga punya pembantu. Ada juga yang suka memandang iba kalau tahu saya nyuci baju sendiri pake tangan. Sebetulnya sih bisa beli mesin cuci, hanya saja tempat kerja saya yang selalu pindah-pindah setiap 2-3 tahun membuat saya malas untuk beli mesin cuci kalau sedang live in di daerah. Sedangkan memasukan pakaian ke laundri suka memancing paranoia saya, kurang bersihlah, kancing copotlah, baju cepet rusaklah.

Walaupun saya melakukan pekerjaan rumah tangga sendirian, bukan berarti saya cinta sama pekerjaan rumah. Beuu jauh banget dari itu. Dari kecil-remaja-dewasa, kebiasaan buruk saya ngeberantakin kamar ga pernah bisa diperbaiki. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Walaupun belum nyampe tingkat separah Nodame sih, yang kamarnya udah jadi gunung sampah... hihihihi. Kenapa bisa terjadi seperti itu? Sulit menjelaskannya. Bahkan meja kerja saya pun ga kehilangan personal touch untuk terlihat berantakan seperti meja di kantor lurah atau kantor camat. (Maaph...bawa-bawa kantor lurah dan camat, supaya mudah membayangkannya saja).

Diantara semua pekerjaan rumah tangga, ngepel adalah pekerjaan yang paling saya benci di Indonesia, apalagi melakukannya di Ternate. Soalnya baru gosek-gosek dikit aja saya udah banjir keringet, sampai rambut pun kayak habis disiram air. Padahal rambut saya relatif tebal lho, tapi saya memang mudah banget keringetan. Dan selama 2 tahun ini saya bebas dari ngepel.. huwaa... senengnya... apartment saya dibangun oleh kayu, trus dipasangi karpet. Hanya perlu divacuum doang 2 minggu sekali... ahahahaha... dan sama sekali tidak membuat saya keringetan.

Hal kedua yang saya benci adalah membilas cucian, karena bikin punggung dan pinggang copot. Faktor yang paling menyenangkan dari apartment saya adalah tersedianya mesin cuci dan pengering di setiap unit. Saya biasa nyuci seminggu sekali, kalau tiap hari suka boros listrik, ogah bayar mahal.

Yang ketiga adalah nyetrika, saya punya kebiasaan untuk nyetrika baju yang mau dipakai hari itu aja. Tapi kalau lagi ga punya kerjaan, nyetrika masih saya jabanin. Apalagi dibanding ngepel dan bilas cucian. Tapii.... jarang-jarang banget tuh ada keinginan untuk nyetrika... Alasan saya "ntar juga runyek lagi, sekalian aja ga usah disetrika", Hihihi... pertamanya sih bikin shock ibu saya, tapi kemudian dia malah ngikut cara saya...rupanya bakat malas itu turunan dari ibu.

Hari ini saya baru aja nonton serial terbaru JGS dan MGY, Mary Stayed Out All Night episode 4. JGS masih memainkan karakter yang mirip dengan Tae Kyung di serial You're Beautiful, tapi efek gloomynya lebih dalam. Beda dengan You're Beautiful yang ceria, series ini lebih ditujukan untuk penonton yang lebih dewasa. Ga tau apa ABG akan terpikat dengan jalan ceritanya. Saya sih lebih suka cerita ini karena terasa lebih natural, lebih dekat dengan kehidupan penonton, JGS aktingnya OK, tapi saya sedikit kecewa dengan MGY, ga seperti biasanya - ga sebagus aktingnya di Painter of the Wind, yang natural dan emosinya main. Kali ini MGY kayaknya maksa banget supaya keliatan imut, aktingnya penuh perhitungan. Saya malah lebih suka aktingnya pemeran Seun Jung (?) yang memerankan karakter aktris pacar lamanya Moon-Kyul (JGS). Gpp lah masih terhibur dengan aktingnya JGS dan suaranya...

Wednesday, November 17, 2010

Tanah air, tanah dan air.

Saat saya dapat kepastian untuk sekolah di negri mas Obama ini, ayah saya membongkar pengalaman masa lalunya sekolah disini. Ternyata beliyaw sempat berniat untuk balik kandang setelah satu semester, karena nilainya yang jelek. Yang saya ingat, saat ayah saya balik ke Indonesia, beliyaw jadi perhatian banget sama keluarga, juga sering banget nulis surat, tiap minggu satu surat nyampe, berlembar-lembar pulak, mana setiap anak pasti dapat surat khusus. Bujubuneng dah, rasanya saya dapat PR mengarang waktu itu.

Sahabat saya mendapat beasiswa di negri Kanguru 2 tahun lalu, dan dia sempat punya niat tidak menerima karena ga ada dukungan dari pacar. Dan setiap kali ada kesempatan (dapat tiket gratis maksudnya), sahabat saya akan selalu pulang ke Indonesia. Sempat juga dia mempertanyakan apakah akan diteruskan sekolahnya atau mengundurkan diri.

Teman saya yang dapat beasiswa ke New Zealand juga berencana untuk pulang kampung setiap libur. Dia bela-belain nabung stipend. Faktor pendukung utama adalah hobbynya berenang dan diving.

Dan saya, si orang aneh ini, merasa heran karena sama sekali tidak memikili perasaan kangen untuk pulang ke Indonesia sementara sekolah. Nanti aja kalau udah lulus juga balik ke Indonesia. Pertanyaannya kenapa saya ga ada rasa kangen sama tanah air. Biasa-biasa aja tuh. Jawabannya adalah: karena saya sudah terlalu mengglobal. Saya akan tetap survive di sudut manapun di dunia ini, setahun-dua tahun dan melangkah lagi ke negri yang lain. Dan karena saya independen, dan karena saya tidak pernah mengikatkan diri pada tanah manapun di dunia ini, dan karena saya tidak punya komitmen pada seseorang.

Saya bisa hidup di daerah urban sekaligus menikmati daerah rural. Batasan saya cuma satu, setelah 2 atau tiga tahun saya akan bosan dan menginginkan suasana baru. Tanah air...seluruh bumi ini tertutup tanah dan air, semua tempat bisa menjadi tanah air... hauahahaha

Friday, November 12, 2010

Setressssss

Ada lho hari-hari dimana kita merasa berantakan, otak tak terorganisir dan mood terjun bebas. Tanda-tanda bipolar tingkat ringan. Bawaannya ngantuk mulu. Karena dalam pelukan morpheus kita bisa menutup pintu dunia nyata. Kadang mendapat hiburan dengan mimpi kadang tidak. Kadang terbangun mendadak ngeliat jam terus tidur lagi. Gejala lainnya malas bergerak dan jadi malas mandi. Persis kayak kucing yang takut dengan air. Kondisi seperti ini kalau dibiarkan bisa mendarat di lembah depresi.

Jaring pengaman untuk mood jatuh terlalu dalam adalah aktifitas tingkat tinggi. Tapi aktifitas tingkat tinggi juga memicu setres yang ujung-ujungnya mengarah ke depresi. Lingkaran setan yang tidak berakhir. Dan orang-orang yang religius akan menganjurkan untuk beribadah dengan tekun atau memaki kita karena tidak beribadah. Dan orang-orang yang hedonis akan mengatakan kita bodoh karena tidak menikmati hidup, work harrddddd playyyy haaarrrrdddddd...

Saya ingin mencari jalan menuju ketenangan di sufi land, bagaimana caranya?

Wednesday, November 10, 2010

Kangen ??

Jadwal saya dan Jo lagi  berbeda jalur banget. Sejak Jum'at kemarin saya malah ga ketemu dia sama sekali. Padahal kita selalu ketemu tiap hari. Rekor deh. Tapi karena hati saya sekarang udah jinak, jadi ga terlalu ngefeklah.

Kemarin saya ngeliat barangnya Jo di mejanya sampai malam. Sayangnya saya lagi ga mood tinggal di kantor, jadi balik ke rumah sebelum dia masuk ke ruangan. Dan hari ini waktu selesai kuliah saya ga melihat tanda-tanda kehadirannya.

Tapii... waktu saya lagi sibuk-sibuknya, eh dia melintas aja bawa sarapannya... dan menyapa saya. Beuu... kamu kangen sama saya ya? hehehehehe... ge-ernya masih belum sembuh.....

Tuesday, November 09, 2010

Raja Narsis

Saya sih ga ngefans sama Super Junior, tapi seneng baca berita Kim Heechul, si raja narsis. Kelakuan dia sebagai artis ga ada jaim-jaimnya. Bertolak belakang dengan BYJ, artis yang paling tertutup kehidupan pribadinya. Aktor berbakat yang ogah maen film atau jadi sosok di publik. Tapi karena kelakuan saya sama dengan BYJ, punya profesi khusus tapi ga melakukan profesinya, tapi toh saya masih berkiprah di dunia profesi itu.

Tau tentang Heechul gara-gara nonton dramanya Choi Si Won (yang tanggal lahirnya sama dengan saya, beda tahun doang). Choi Si Won juga rada aneh, cakep, punya karisma, kaya komplitlah sebagai cowok, tapi sering salah denger alias budi (budek dikit). Ok, balik lagi ke Heechul yang gila abis, karena dia sering pake pakaian cewek, punya kucing kesayangan, dan agak liar kelakuannya (suka main cium anggota suju lainnya di panggung). Huahahaha... sinting. Tapi emang dia cantik banget. Saya cuma denger lagu mereka sekali, soalnya ga tertarik.

Nah, gara-gara penasaran dengan resensi You're Beautiful yang heboh banget itu, saya iseng nonton series ini. Awalnya sempat cengo.. ni cerita manga banget, ga mungkin terjadi di kehidupan nyata. Dan Hwang Tae Kyung juga bener-bener tokoh imajinatif, sulit disebut cakep karena make-up gothicnya. Tapi JGS yang kelakuannya plek banget dengan image Tsukasa Domyioji, super freak, super perfect, akhirnya menaklukan saya dengan senyum konyolnya... atau kelakuannya yang mendadak kayak anak kecil. Posesif dengan Go Mi Nam dan akhirnya malah tau rahasia Go Mi Nam, merebut hati saya. Tapi daya tarik JGS yang paling kuat adalah suara ngebass-nya yang seksi abis. Apalagi kalau nyanyi. Sayang dia ga serius dengan nyanyinya, karena kalau penampilan live suka kedodoran juga nyanyinya. Yeah, dengan jadwalnya yang sibuk, ga mungkinlah dia bisa menyisihkan waktu untuk olah vokal.

Saya jadinya senang searching JGS di you tube, suka dapat news dari Arirang dengan subtitle, membuat saya makin senang dengan aktor muda ini. Ambisinya ga main-main, menjadi artis no 1 di Asia. Weeh... ga main-main. Dia masih fokus di akting, nyayi hanya untuk melengkapi aktingnya saja, dan tentu saja nge DJ.

Secara ga sengaja salah satu videonya di you tube adalah saat dia berpasangan dengan Heechul jadi MC di satu acara dan mereka menirukan penyanyi lain, salah satunya Lee Hong Ki, si Jeremy di YB. Lalu mereka berdua ngakak-ngakak. Ga aneh buat Heechul karena biasa menirukan artis lain tapi JGS? Wow, ternyata dia juga rada gila dan klop banget dengan Heechul si raja narsis. Dan mereka bertiga ternyata temenan.

Makanya ada satu youtube wawancara JGS, di akhir wawancara baru ketahuan ada Hong Ki disebelahnya, JGS bilang YB sukses karena Hong Ki, dan tiba-tiba ada suara yang bilang, ga bener itu. Angle kamera tambah lebar dan nongolah Hong Ki di kamera, trus JGS nanya, kalau nggak bener ngapain kamu disini?*tonenya ga sopan* Hahaha... lucu, ngeliat mereka becanda kasar kayak gitu.

Dan setelah disearching lagi ada JGS lagi duet dengan Heechul. Nge-rock abis... bagus banget. Suara JGS dengan Heechul cocok banget. Lagi ngefans sama lagu itu, lebih ngefans dibanding dengan lagu-lagu OST YB, kecuali JGS lagi nyanyi solo.... hahaha... suara Hong Ki dan leader CN Blue sebenarnya bagus... tapiiii.... kalah seksi lawan suara JGS...

JGS kalau lagi bawain acara di radio suka dance ngikutin penyanyi aslinya, terus bikin nyungkil-nyungkil gigi lah, melet-melet, muka jadi aneh-aneh dan kemudian ada yang meng-uploadnya ke youtube... huahahahahaha... buset dah. Dalam kadar tertentu JGS narsis juga deh. Dia juga suka melakukan sexy dance...

BTW, belum ngeliat 3 orang teman ini bareng-bareng konyol di satu video, kayaknya bakal seru.

Heechul dan JGS tetep temenan ya... kompak deh. JGS tetap ketawa ya... enak denger ketawanya.

BLUNDER

Kadang-kadang ada waktu dimana semua hal blunder menjadi satu
Ga jelas mana ujung dan mana asal
Ruwet bin mumet
Pengennya dibuang semua keribetan itu
Tapi ga bisa ngebuangnya
Karena takut satu saat akan dibutuhkan lagi
Lagi perlu peningkat semangat nih
Bukannya berlaku fatalis
Mesti gimana?
Mesti gimana?
Semua menjadi kacau

Sunday, November 07, 2010

The explorer

Tulisan ini terinspirasi tulisan parnonya seorang blogger yang ingin menjadi backpacker. Blogger tersebut takut banget untuk pergi sendirian. Tapi dengan penuh keberanian dia berusaha menaklukan dengan melakukan perjalanan ke Belitong. Dan banyak lagi orang yang seperti ini di sekeliling saya. Mulai yang kadarnya ringan, asal ada temen di kota yang dituju sehingga bisa menjadi guide, atau yang parah banget, sampai harus ada temen mulai dari keluar dari pintu rumah.

Kebalikan dengan orang-orang seperti saya, mulai dari sekedar tukang keluyuran, backpacker, sampai petualang atau the explorer (penjelajah tanpa batas, sampai ke planet lainpun dijabanin). Saya masih kelas explorer kecil-kecilan seperti Dora. Jadi lucu kalau ngobrol dengan yang bertipe parno. Buat saya tersesat di sebuah tempat baru itu memang diperlukan untuk pengenalan wilayah, jadi kapanpun pergi ke tempat itu pasti bakal tahu arah.

Modal utamanya hanya kewaspadaan tingkat tinggi, bisa membaca peta, ga malu bertanya, dan tentu dengan persiapan sebelumnya, antara beli buku lonely planet atau searching melalui google. Jaman internet ini, ga mungkin ga tau informasi. Ada teman travel kalau sehati sih ok, tapi kalau udah bareng yang banyak keluhan jadi malas. Atau yang sedikit-sedikit capek atau malas jalan, beuuu... ga saya banget.

Ada yang punya masalah serius dengan tempat tertutup, yang membuat mereka menjadi teman menyebalkan kalau satu pesawat, karena bawaan mereka gelisah mulu. Sementara saya butuh tidur di perjalanan. Apalagi kalau jalan dengan mereka yang harus ketemu nasi tiap hari, ga usah jalan deh sama saya. Yang bikin kesel juga adalah dikit-dikit mesti ke WC....ugghhh.

Jadinya buat saya ga masalah tu kalau mau belanja dimanapun, jalan kemanapun, ga harus nunggu tema  jalan. Asal udah menguasai transportasi, semuanya jadi gampang. Suka ngakak aja kalau ada yang kesulitan belanja hanya karena mesti nunggu teman yang punya mobil ngajak mereka.

Thursday, November 04, 2010

Toyota Landrover

Dari dulu saya selalu senang dengan mobil yang sejenis Jeep, sayangnya kebanyakan pabrikan mobil sudah ga mau lagi bikin mobil jenis ini. Diganti dengan mobil yang sejenis ford explorer. Dulu ayah saya pernah punya suzuki jimny, dan saat mengemudikannya badan ini terasa menyatu dengan body mobil itu. Pernah juga nyoba nyetir yang sejenis kijang, tapi feelingnya ga dapat. Minggu ini saya dapat kejutan manis dari lelaki itu. Dia pasti ga nyadar bahwa telah memberikan saya sebuah surprise yang tak ternilai.

Hari selasa itu saya memang berniat untuk pulang malam, karena banyak tugas yang deadlinenya minggu ini. Kalau pulang ke rumah alamat ga bakal selesai dikerjakan. Dan saya tidak berharap dia tinggal lama di kantor jurusan, bahkan seharian saya ga melihat kehadirannya, termasuk helm sepeda penanda kehadiran dia. Ga ada kaitannya dia tinggal lama atau nggak, saya pasti kerja sampai malam disana. Tapi menjelang magrib dia datang ke mejanya dan mengerjakan sesuatu. Saya sih cuek aja, kepala udah nyaris pecah gara-gara ga punya ide nulis paper. Arrghhh...

Hampir satu jam setelah kehadirannya kedengeran dia ngobrolin sesuatu dengan sekretaris para professor. Ga ngarti apa yang mereka omongkan, saya tetep serius mengerjakan tugas. Dan karena otak udah buntu saya pun keluar ruangan ke arah dapur, ngambil air sekalian ngeliat apa teman saya Edn udah balik atau belum. Edn lagi asyik ngobrol sama temannya yang asal Afrika, jadinya saya balik lagi aja ke ruangan. Nyampe dipintu malah disapa oleh lelaki itu (panggil aja dia JoJo), biasa pertanyaan basa basi, how you're weekend? Saya ketawa aja, tapi karena otak lagi bosan, saya deketin aja dia dan balik nanya how yours? Weit rupanya dia memang mengharapkan saya nanya balik, sehingga dia punya alasan untuk pamer pada saya, sialan. Dan dia cerita kalau weekendnya dipakai untuk ngebengkel mereparasi mobil lama. Dia bilang sih truk, padahal Toyota Land Rover.

Dia bangga banget karena bisa bikin mobil itu jalan lagi dengan biaya belanja sparepart setengah harga dari ngebengkel. Karena saya punya pengalaman dengan jeep jadinya balik banyak nanya sama dia. Dan dia tidak punya rencana sesuatu dengan mobilnya kecuali hobby aja bikin mobil tua jalan lagi. Dasar cowok, ga kebayang apa perasaan ceweknya, selain ngefotoin dia lagi ngebengkel. Dan setelah habis materi untuk wawancara dia, sayapun kembali ke ruangan saya dan ngerjain tugas.

Menjelang jam 9.00 saya mulai berkemas untuk pulang ke rumah, karena hari rabu ada kelas pagi, kelamaan ngelembur bisa ga bangun walaupun pasang alarm. Dan dia masih di kantor juga, kayaknya ceweknya lagi keluar kota deh, mulai ketahuan polanya. Kalau dia ga ngelembur, artinya ceweknya lagi ada di dalam kota.  Dan tumben dia nanya apa saya mau udah mau pulang, waktu saya bilang iya, eh dia juga bilang mau pulang juga, tugasnya mau dikerjain di rumah aja. Malah nawarin mau nebeng nggak? Lho bukannya lo pake sepeda? Dan dia bilang hari kalau hari itu dia bawa mobilnya. Saya sempet ga enak juga, ni nawarin nganter sampai mana? Malah ditanya apa saya ga berani naik mobilnya. Salah nanya tuh. Dan akhirnya dia nganter saya pulang dengan Toyota Landrover itu. Kondisi bodynya ok banget, mantap. Pintu belakangnya masih dua, seperti ketemu dengan teman lama ngeliat jeep kayak gini. Dan saya lebih senang naik mobil ini daripada naik lexus ceweknya. Dan lebih senang lagi karena dianterin, dua kali sudah duduk di mobil di sebelah dia. Ahahahaha.... geblek. Susah ya kalau udah suka, semua kekurangan dia jadi dimaklumi.

Dan dia selalu muter-muter dan kasih berbagai alasan kalau mengajak saya. Ajakan keluar bareng pertama, dia ngajak temen saya. Ajakan kedua, tiba-tiba aja nanyain apa saya tahu rumah temen saya yang asal Thailand dan cerita kalau dia yang ngejemput teman saya itu waktu baru sampai disini. Hey, yang nawarin nganter itu lo, ga bakal lagi saya minta dianterin orang kalau ga ditawarin, shuttle bus kan tersedia sampai malam. Perhitungan saya bahwa naluri dia yang pertama adalah jalan dengan saya, setelah itu nyesel atau takut saya bakal macem-macem. Ga lah... rasa suka ini platonik jadinya, ga berharap dapat balasan, nunggu waktu aja, kalau ada seseorang yang lebih available sepertinya saya akan berpindah hati... hahahaha...maaphhhhkan daku yg pindah ke lain hati yak.

Tapi kamu istimewa kok buat saya, karena kamu sudah memperlakukan saya dengan spesial. Makasih ya...

Friday, October 29, 2010

Free spirit

Orang-orang yang iseng sering menanyakan apa saya udah punya temen curhat, udah dapat bule, udah dapat pacar, disuit-suitin klo pasang foto dengan teman cowok. Phew... kadang geli, kadang ngakak, kadang frustasi nanggapin orang-orang itu. Akhirnya berintropeksi diri. Sebagai manusia saya punya tampang ga jelek-jelek amat, sifat juga ga jelek-jelek banget, otak lumayan encer. Sebenarnya ada banyak pria yang suka sama saya. Kekurangannya hanya satu, kalau ada cowok yang suka sama saya, saya biasanya ga tertarik dengan mereka. Kalau ada yang saya suka, merekanya ga tertarik dengan saya. Ada juga yang perasaannya sama, tapi mereka ga available lagi, dan saya sih bukan cewek yang doyan ngerebut pacar / suami orang. Mending saya lupakan aja rasa suka saya dan pergi.

Beberapa tahun yang lalu saya pernah nyaris tergoda dengan pria yang sudah punya istri, tapi hati kecil saya mengatakan bahwa dia tidak akan pernah meninggalkan istrinya. Tapi seandainya dia seriuspun pada saya, rasanya saya akan tetap menjauh, kasihan dengan anak-anaknya. Dan ga enak aja bahagia diatas luka orang. Saat itu saya mampu untuk pergi dari orang yang lumayan saya suka. Tapi kenapa kini saya mengulangi lagi kejadian itu. Walaupun orang ini memang belum resmi menikah, tapi toh sudah bisa dianggap pasangan yang sudah menikah karena mereka sudah hidup bersama.

Apalagi dengan gap umur yang jauh diantara saya dan dia, seharusnya saya tidak lagi berharap yang nggak-nggak dong. Tapi tetap aja beda perasaannya kalau saya boleh ge-er. Karena walaupun dia sering menyapa teman saya yang lain tapi sepertinya hanya pada saya aja dia sering mendekat untuk tahu apa yang sedang saya lakukan. Dan sepertinya hanya pada saya juga dia sering menyapa khusus. Dan saya suka itu. Saya ga merasa bersalah kok, menyukai orang kan ga bisa dilarang pake logika.

Seperti hari ini, dia sepertinya sengaja datang ke lantai 7 hanya untuk ketemu saya??? wuahahaha... kegeeran banget deh. Ceritanya gini, biasanya jam 3 saya akan langsung ke tempat seminar, tapi karena hari ini libur maka saya putuskan untuk mengerjakan tugas aja di lantai 7. Saya tahu banget dia ada satu kelas, dan seharusnya dia tidak ada di lantai 7, atau dia udah turun ke lantai 1. Tapi waktu keluar dari lift di lantai 7 dan jalan ke satu dari 2 pintu masuk, tiba-tiba saya melihat bayangan seseorang memakai helm sepeda di kaca depan saya, karena saya yakin ga bakalan ketemu dia, otak saya jadi mikir kenapa tiba-tiba mahluk itu ada dibelakang saya ya? dan tumben dia memegang kedua bahu saya sambil nyapa. Walaupun dia langsung mendahului saya jalan ke cubiclenya, hanya untuk nelpon doang udah itu pergi lagi. Ni orang sengaja ya nongol ke lantai 7 buat ketemu saya. Soale kemarin-kemarin memang saya beneran menghindari dia, pulang agak siangan, atau ngumpet di ruangan fellows lain yang memang kosong.  Kangen ya sama saya? wuahahaha...

Minggu ini saya lagi keracunan dengan suaranya Jan Geun Suk yang ... sumpeh ga bisa dijelaskan dengan kata-kata. Padahal anaknya masih muda banget tapi akting dan tampangnya superb. Huahahaha... makanya saya bisa sedikit melupakan orang itu. Beneran dihibur banget deh sama suaranya Geun Suk. Saya jadi inget kelompok 183 something dari Taiwan yang pernah bikin saya klepek-klepek juga dengan album OST untuk serial mereka. Bahkan lagu mereka menjadi OST saat saya jalan ke London, yang pasti tidak akan bisa terlupakan. Dan OST He is beautiful akan selalu menjadi theme song dia. Yakin banget dah saya akan selalu teringat pada dia dan kota ini setiap kali saya mendengar suaranya Geun Suk.

Jadinya pengen jalan-jalan ke korea nih. Ntar kalau selesai sekolah sebelum balik ke Indo,saya mau jalan-jalan dulu ah.

Thursday, October 28, 2010

A must watching drama

Ada serial baru Jang Geun Suk judulnya "Mary stayed out all night". Menjanjikan karena lead actressnya Moon Geun Yoong (the painter of the wind), dan ada wajah cakep Kim Jae Wook (1st coffee prince). Geun Suk rambutnya panjang disini, tapi malah gaya seperti ini yang bikin wajahnya jadi OK.

Dia akan nyanyi lagi. Bikin kompilasi album dong Geun Suk! Saya beneran ngefans sama suaranya, bukan hanya lagu tapi juga ketawanya. Lee Hong Ki yang main juga di You're beautiful ternyata menyanyikan lagu-lagu yang bisa bikin merinding, tapi suaranya terlalu tipis untuk selera saya. Padahal lagu-lagunya FT Island asli bagus. Kalau saya denger lagunya FT Islands duluan mungkin bakal suka juga. Tapi ngedenger Geun Suk nyanyi... ahahaha... tetep kalah deh.

Balik ke serial ini, walaupun menjanjikan banget, tapi kayaknya chemistry Geun Suk dengan MGY masih kalah kadarnya dengan chemistry Geun Suk - Park Shin Ye. Hehehe... mereka beneran ga canggung di atas panggung. Dasar fans, udah deh jangan terlalu ikut campur urusan pribadinya.

Tuesday, October 26, 2010

Kekuatan suara



Suara adalah sebuah alat unik yang bisa menarik perhatian lawan jenis. Buat saya suara laki-laki itu mesti sedikit husky atau ngebass. Klepek-klepek deh dengernya. Salah satu yang membuat Bae Yong Joon, Gong Yoo, dan sekarang Jang Geun Suk menarik adalah suaranya. Jang Geun Suk ini kekuatannya ada pada suaranya, kalau karisma sih pemenangnya Yoon-sama.

Suara Jang Geun Suk ini husky bin seksi. Langsung dong saya pesan CDnya di amazon... huahahaha... gini nih kalau gampang terobsesi. Padahal saya bisa ngedownload lagunya dengan gratis... sialan. Gpp demi idola, biar dia nyanyi terus....hihihihi. Lagunya juga pas banget dengan selera saya. Bakal sering saya putar deh, hanya untuk denger suara orang ini.

(foto dari hasil google)

Monday, October 25, 2010

A.N.Jell

Semalam menghabiskan banyak waktu di youtube dengerin soundtrack nya You're beautiful. Dan akhirnya pesan CD soundtracknya ke amazon. Huh, coba di Indonesia, udah dapat ada download-an gratisannya. Tapi gpp, demi suara serak-serak basah Jang Geun Suk, saya rela kok. Gila memang serial ini nekad bikin konser untu band yang hanya digunakan di film aja. Jadi penonton konsernya itu memang beneran, bukan sekedar figuran. Dan mereka mempersembahkan konser terakhir dengan riang.

Seneng banget karena kepribadian JGS sebenarnya sangat riang dan pemeran Jeremy ternyata ngetop banget (FT Island), mungkin sebagian penonton yang datang ke konser itu adalah fans-nya Jeremy (saya lupa nama pemeranya). Juga pemeran Shin Woo penyanyi beneran lho. ke 4 orang itu memang keren banget untuk jadi band.

JGS memang menunjukkan kepemimpinan bahkan diluar film itu. Dia selalu jadi lead, walaupun sangat rendah hati. Nyengirnya itu yang ga nahan, konyol -lucu-cute. Dan setelah keluar dari peran sebagai JGS tampangnya ternyata cuma sedikit mirip Matsu Jun. Dia belum berhasil mengalahkan keartistikan tampang Matsu Jun yang cantiknya itu edgy. Matsu Jun jadi Tsukasa Domyoji cuma mengubah karakter aja, kalau tampang cakepnya itu udah kuat dari sononya, matanya dan mulutnya yg lebar, hidung mancung tipis, beneran belum ada yang menandingi. Kalau berperan gothic jadi judes banget, tapi berperan imut jadi cute banget. Ahh... pengen segera weekend, pengen ngebandingin kedua orang itu dalam film yang sama.

Sebenarnya di Jepang banyak tampang edgy seperti MatsuJun ditambah dengan hair cut yang dipotong menyudut. Bikin saya ngences dan ga bosan melihat tampang mereka. Beda banget dengan tampang manusia biasa...hahahaha... artistik banget.

Sunday, October 24, 2010

Makna seorang "Ibu"

Gara-gara nonton film-nya Pink Floyd dan baca surat dari nyokap, weekend ini jadi terjebak melakukan refleksi diri. Membedah isi hati dan mempertanyakan pertanyaan yang seharusnya tidak ditanyakan. Mungkin juga karena sedang sedih atas hilangnya sebuah ilusi, tapi ga mau wasting time dengan menangisinya.

Surat dari nyokap ga jauh-jauh dari keluhan tentang sakitnya. Tentang diantar sama teman dan tetangga ke rumah sakit. Berusaha memancing perasaan bersalah saya? Tapi jadi kebal. Selalu dan selalu membuat saya harus bertanggung jawab dan harus memperhatikan dirinya, sedangkan dia sendiri hampir tidak pernah ingin tahu tentang segala hal yang menarik untuk saya. Mungkin karena saya memang mahluk mutan, jadi sama sekali tidak bisa dimengerti.

Ibu seharusnya menjadi tempat mengadu untuk anak-anaknya, menjadi tempat perlindungan saat si anak sedang merasa sakit, ibu adalah rahim alias kasih sayang. Jika 2 orang yang jiwanya pernah terluka oleh orang tua mereka menikah dan memiliki anak, tetapi masing-masing egois dengan perasaannya dan tidak berusaha tapi menginginkan keluarga yang harmonis, hasilnya adalah anak yang tidak tahu bagaimana memberi dan menerima cinta, anak yang berpetualang dari satu pelukan perempuan ke pelukan perempuan lain, anak yang menutup rapat-rapat jiwanya. Anak yang dilahirkan dari pasangan ini tidak ada yang bisa tumbuh dewasa jiwanya dalam usia berapapun.

Manusia bisa memilih kapan mau membentuk keluarga dan memiliki anak, tapi seorang anak tidak pernah bisa memilih kapan, dimana, oleh siapa dia ingin dilahirkan. Pada saat seseorang memutuskan untuk menjadi orang tua, tanggung jawab memelihara anak adalah kewajiban utama. Menjadi orang tua berarti melindungi anak dari berbagai macam ancaman luar. Tidak ada lagi alasan capek, lelah, atau masalah mertua. Kewajiban utama ada pada kesejahteraan anak.

Tetapi dalam masyarakat hipokrit Indonesia yang ditonjolkan oleh para pemuka agama hanyalah penampilan luar dari menjaga anak. Kesehatan seorang anak bukan hanya fisik tetapi meluputi kesehatan batin juga. Jiwa anak itu sangat rapuh, dan sekali tersakiti lukanya akan dibawa sampai akhir hayat. Jika orang tua pernah melukai jiwa seorang anak, bagaimana mungkin anak akan bisa dekat dengan orang tua.

Ahli agama selalu mendengung-dengungkan, jangan melupakan ibu yang bersusah payah mengandung kita selama sembilan bulan dan bertarung mempertahankan nyawa saat melahirkan. Bener banget pak ulama, tapi bagaimana seorang anak bisa membalas kasih sayang, jika sejak muda usianya sudah mendengar curhatan ibunda tentang kesulitan keuangan yang dihadapinya, tentang kekecewaan terhadap suami dan mertua, kekecewaannya pada kakak-kakak dan ibunya, kebahagiaannya saat kuliah dan semua pertemanannya, tentang kelegaan dia karena hanya perlu memikirkan satu anak saja yang terlibat kesulitan tapi tidak anak lainnya? Dan pada saat anak yang tidak pernah memberinya masalah itu hanya menginginkan SATU pelukan untuk menghilangkan ketakutannya tapi malah mendapatkan cemoohan dan pertanyaan kenapa harus takut dengan orang gila itu? Anak itu juga tahu kalau ketakutannya tidak beralasan, dia hanya menginginkan pelukan sekejap yang hangat, cukup satu pelukan singkat saja, yang tidak rela diberikan oleh orang yang berposisi ibu.

Dalam hidup anak itu, nyaris menjadi tempat bertanya untuk semua masalah itu, dan anak itu muak. Karena tidak pernah sekalipun orang berposisi ibu menanyakan apakah si anak punya masalah, kenapa si anak tampak sedih. Tidak ada. Dan salahkah si anak kalau merasa menjadi yatim piatu setelah kematian neneknya? Pernah pak Ulama membayangkan kehidupan seperti itu? Apakah orang tua bebas dari kesalahan?

Saya membaca surat ibu dan melihat kalimat, kemana lagi harus curhat kalau bukan pada saya. Ok, terimakasih banyak karena posisi saya tidak lebih dari hewan peliharaan yang bisa ngomong, boneka yang hidup, yang wajib mendengarkan tapi tidak wajib untuk didengarkan. Dan saya sudah lama berhenti berusaha untuk mencari solusi dari ibu saya, karena ibu saya sama sekali tidak ingin mendengarkan keluhan orang lain termasuk anaknya sendiri.

Terimakasih untuk menjadi ibu yang begitu tergantung pada anaknya. Terimakasih untuk semua perasaan bersalah yang harus saya tanggung karena tetangga dan teman yang justru mengantar ibu saya ke rumah sakit. terimakasih...terimakasih...

Friday, October 22, 2010

Weekend

Dia mengundang saya ke pesta welcoming home kekasihnya, walaupun bukan hanya saya saja yang diundang tapi juga teman lain. Rumahnya agak jauh dari tempat saya dan dengan transportasi Atlanta yang sangat menyebalkan ini, susah untuk saya datang ke rumahnya. Apalagi lokasinya bukan di tempat saya biasa main. Dan aneh aja untuk datang melihat dia bersama kekasihnya? Saya belum siap. Benar-benar tidak siap.

Minggu depan akan menjadi terlalu aneh untuk saya ketemu dia. Mungkin lebih baik merencanakan sebaik mungkin agar saya ga ketemu dia di lantai 7. Atau kalaupun saya ada di lantai 7 sebaiknya diatur supaya dia tidak perlu menyapa saya. Sedih... ini akhir dari sebuah perasaan yang tidak bisa berkembang.

Belajar-belajar-belajar....! Itu ajalah yang sebaiknya saya lakukan. Tugas yang numpuk itu memang tidak bisa disepelekan, dan ingat sang monster dan nemesis yang bernama ujian akhir udah semakin dekat. Lebih baik tidak berpikir yang nggak-nggak deh.

Thursday, October 21, 2010

Kisah hari ini

Sumpah saya ngantuk banget hari ini. Bosan dan ga tahu apa yang harus dilakukan. Saya hanya ingin minggu ini segera selesai. Walaupun ada beberapa assigment yang seharusnya saya kerjakan. Jadi saya memaksakan diri untuk tetap tinggal di sekolah, walaupun hati ngebet ngajak pulang. Tapi kalau pulang peluang belajar saya akan drop sampai ketitik nol, karena saya hanya akan membuka internet dan tidak melakukan apa-apa dan tidur.

Hari ini entah apa yang merasuki saya, sehingga keluar semua sarkasme saya. Mungkin kopi, mungkin seperti biasa kalau sedang ingin melupakan hal yang tidak enak, saya menjadi sangat nekad, melakukan tindakan-tindakan impulsif. Dan hari ini saya tidak menemukan lelaki itu. Karena hampir tidak ada tempat yang sepi dari student (termasuk perpustakaan yang sudah terlalu penuh orang itu) akhirnya saya kembali meja saya di kantor jurusan. Ah bodo amat dengan lelaki itu, dia ada atau tidak seharusnya tidak ada pengaruh lagi untuk saya. Dia menyapa atau tidak juga seharusnya ga pengaruh lagi, karena saya tahu dia sudah punya kekasih.

Dan saya bersenang-senang dengan sesama student international lain yg kebetulan semuanya laki-laki (unavailable tapi, hahaha), tapi dengan mereka hubungan saya malah enak banget, setara, cuek, saling menghargai, ga ada intrik atau saling gosip. Dan karena hati saya tidak terlibat, jadi sayanya nyantai. Dan lelaki itu tidak hadir sampai saat waktu makan siang. Sedikit bertanya-tanya kemana dia, tapi saya ga peduli lagi. Namanya juga student terserah dia mau kemana dong.

Bahkan sampai sore dia tidak hadir ke lantai 7. Malah lega jadinya. Saya merasa jadi orang aneh, dan bertanya pada diri sendiri "Udah? Segitu aja perasaannya?" Akhirnya saya belajar epidemiologi walaupun ngantuk bukan kepalang. Tetapi dia ternyata muncul di sore hari lewat jam 5. Karena saya pakai earphone dan mendengarkan penjelasan dari CD, dan yang jelas dari luar hanya akan keliatan punggung saya doang, maka saya pikir saya ga akan tahu kapan dia akan pulang. Biasanya sih dia pulang jam 6-7 malam. Dan saya akan tahu karena dia selalu ribut menutup lockernya. Tapi dengan kuping disumpal, ga bakalan tahu apa-apa.

Teman saya udah pergi karena mereka ada lab, student tahun kedua juga udah pada balik, dan saya meneruskan catatan kuliah, saya tahu seorang teman saya ada disana dan kemungkinan dia bakalan pulang malam, saya belum memastikan mau balik jam berapa dengan dia, ntar aja kalau udah selesai saya ajak dia pulang. Lagi tenang-tenangnya nyatet, saya dengar dia menyapa saya dan masuk ke ruangan. Kebiasaan banget sih, ngajak ngobrol kalau ga ada orang lain hadir, dan deketin saya. Dia malah nanya apa rencana makan malam saya. Hiii... pertanyaan aneh, saya bilang aja belum tahu, malah tadinya mau bilang ga akan makan, karena siang saya baru ditraktir makan makanan china di Cox Hall. Tapi memang rasa penasaran saya itu seperti kucing, pengen tahu aja dia mau ngapain nanya gitu. Dan memang benar dia ngajak saya datang ke acara dinner yang dimasak ibu-ibu refugee di Atlanta. Selain saya dia ngajak temen laki-laki satu beasiswa dengan saya. Penasaran dengan acaranya, kegiatan refugee disini memang menjadi sasaran kegiatan volunteer Emory, saya cuma nanya jam berapa dan dimana, dan dia bilang dia bawa mobil jadi bisa datang kesana bareng. Ok lah kalau begitu. Dan kenapa dia selalu penasaran dengan apa yang saya lakukan dan berdiri disamping saya untuk tahu apa yang saya lakukan... cowok aneh.

Daan... dia langsung cerita tentang pacarnya, huahahaha... to the point nih? Untung saya udah dapat bocoran hari Sabtu kemarin, klo nggak, beuuu... bisa sedikit shock juga deh. Jadi malah nyantai aja, dan ngobrol dengan lancar. Saya malah tahu kalau dia ternyata mau ngelanjutin ke kedokteran. Hiyaa... bukannya terbalik tuh atau kenapa ga ambil dual degree aja, tapi pertanyaan itu saya simpan aja di dalam hati. Dia ingin seperti salah satu dosen saya, menjadi peneliti dan mengajar sekalian praktek. Banyak banget maunya. Kembali saya mengenali sifat-sifatnya yang sama dengan saya. Baunya sama dengan saya, itu yang saya tahu. Dan saya yakin dia ingin kuliah di kedokteran semata-mata karena tertarik dengan ilmunya dan juga jalan ngebantu orang dengan cara yang mudah, mirip dengan saya saat masuk kuliah dulu.

Singkat kata kami makan malam, dan dia sebenarnya mesti jemput pacarnya yang baru balik dari Washington DC di stasiun. Karena itu saya makan cepat banget, ogah jadi penyebab terlambat, eh malah dianya yang nyantai-nyantai, diomelin pacar baru tahu rasa deh. Kami akhirnya balik sekitar jam 8 dari lokasi makan, dan saya nanya apa ga telat jemput pacarnya. Dia bilang mau nelpon, daaan... pacarnya ngomel deh, karena mungkin udah tiba di stasiun, wuakakaka..rasain! Dia malah bilang, kadang-kadang cewek suka aneh. Saya dengan tenangnya ngomong, You late... dan dia cuma bilang I know. Pacarnya udah nunggu di pinggir jalan, makanya ngamuk karena dia terlambat. Dan kami berkenalan, sebenarnya saya yang ambil inisiatif, dan pacarnya sebenarnya tertarik dengan Sierra Leone negara tempat teman saya berasal. Dia memang cari mati ya ngajak saya makan, sebenarnya kan ga perlu, cukup ngajak teman saya aja. Saya sih kebayang aja pacarnya juga pasti ga enak dengan kehadiran saya yang ga diundang ini. Karena paling ga enak kalau ada di sekitar pasangan yang sedang bertengkar, saya minta di drop di toko buku di depan North Decatur aja. Daripada saya didrop belakangan, ogaaah.

Dia sendiri malah nanya acara kami saat weekend mau ngapain? Saya cuma bilang belajar lah... dan dia malah mau ngundang kita ke rumahnya. Weks... tidaaak... kalau lo baik-baik aja dengan pacar lo, mungkin saya dengan senang hati menerimanya, tapi tidak saat ini. Sebelum ngundang orang, mending lo ngomong dulu dengan pacarmu itu, dia baru balik dari luar kota, terlambat dijemput, dan ujug-ujug kamu bikin rencana mau ngundang orang saat weekend. Masih mending tuh kalau di rumah ga dipunggungin, kenapa sih cowok suka bego kayak gitu? Cewek tu paling ga suka kalau cowoknya mendadak ngundang orang tanpa bilang dulu ke orang rumah. Untung besok saya emang rencana mau bolos seminar, karena dia bilang mau ngomongin rencananya besok. Feeling so good, ga boleh meremehkan suara hati lho.

Dia hanya mengundang kami berdua, masih beralasan, karena dia yang bayarin kita. Dia ngajak saya, ini yang paling bias alasannya. Pertama dia ngajak saya sore banget, dan sebenarnya dia ga ngajak saya, saya juga ga bakalan tahu event ini. Dia juga ngundang teman saya diam-diam. Dan teman saya bilang ke ceweknya bahwa mereka dia sering jalan bareng. Ga aneh sih kalau dia tertarik dengan teman saya karena sang kekasih toh sudah bilang sangat senang dengan Sierra Leone. Tapi sebenarnya ga ada alasan sama sekali untuk ngajak saya. Kedua, bisa aja dia ngajak teman afrika saya yang lain, yang sore itu juga kerja lembur, dan temen saya itu juga gedebukan hatinya karena disapa dan diajak senyum. Tiga, ga ada perlunya ngundang saya kerumahnya mendadak begitu. Karena saya bukan objek untuk dikasihani kok.

Ngedenger dia menjelaskan tentang saya di depan pacarnya membuat saya ngeri, ga ada perlunya deh ngejelasin seperti itu. Kedengarannya seperti sedang mencari alasan aja untuk ngajak saya. Biarkan aja ceweknya nanya baru ngejelasin. Karena kalaupun dia ada rasa tertarik pada saya, diantara kami toh tidak ada sesuatu. Aah... entahlah, yang jelas kalau dia ngundang saya, maka saya ga punya alasan untuk nolak. Tapi kalau besok ga ketemu dan dia tidak mencari tahu no hp saya untuk menelpon saya, juga ga jadi masalah. Lebih lega mungkin.

Wednesday, October 20, 2010

Penonton sejati

Dalam dunia yang saling berpasangan ini, saya mendapatkan peran sebagai penonton saja. Melihat orang saling menemukan orang yang mereka suka, atau mereka yang bisa berpasangan dengan orang yang tidak mereka suka. Saya sendiri tidak akan mampu untuk  hidup dengan orang yang tidak saya suka. Bisa jadi perempuan neurosis deh.

Rasa yang saya miliki selama 2 bulan untuk dia terpaksa saya tarik kembali dan dibuang jauh-jauh ke tempat sampah. Ga ada lagi itu getaran di dada untuk kehadirannya. Dia ada atau tidak, dia datang atau tidak seharusnya tidak lagi berpengaruh pada irama jantung saya atau irama hidup saya. Kayak ga ada pelajaran yang harus diulang tiap hari aja. Ngapain coba menghabiskan waktu untuk memikirkan orang yang tidak berkenan kita pikirkan. Selesai dan kali ini saya mencari penghiburan di serial You are Beautiful, tentang Go Mi Nam dan Hwang Tae Kyung yang rada koclak ceritanya. Lagunya bagus dan enak didengar juga.

Rupanya sampai detik ini saya hanya layak sebagai penonton saja. Dan karena kisah dalam kehidupan nyata tidak enak untuk ditonton jadi lebih baik  menonton kisah rekaan saja....

Sebenarnya saya ingin bisa mencintai tanpa membutuhkan balasan, tapi saya takut tidak bisa mengekang hati ini nantinya. Saya takut akan hancur karenanya, memang kelihatannya jadi cinta ekonomikal banget ada permintaan ada barang. Ada balasan, ada cinta. Tampaknya sangat tidak mungkin untuk meneruskan perasaan ini. Walaupun ada rasa sayang kenapa tidak berusaha mati-matian, tapi ada gap usia yang lebar, ada batas waktu yang pendek, ada perbedaan ras dan agama yang terasa sangat berat untuk diperjuangkan, dan yang utama adalah kekasihnya.

Dan akan kemana saya menuju setelah 2 tahun ini terlewati? mungkin menyusuri pojok-pojok dunia yang masih jarang disinggahi manusia. Mungkin...

Monday, October 18, 2010

freedom dan peace

Setelah sekian lama berada dalam pengaruh si "hati" yang bego itu, sang "logika" dalam diri saya akhirnya menjadi pemenangnya. Dulu udah dapat pelajarannya sih, jadi ga mau terperosok kedalam situasi yang menyebalkan itu untuk keduakalinya. Keledai aja ga jatuh ke lubang yang sama 2 kali, masa' kalah sama keledai?

Walaupun saya yakin perasaan dia pada saya berbeda dengan pada teman-teman lain, yakin banget. Tapi mengutip kata-kata bijak seorang teman, yg begini bunyinya...
Don't let someone become a priority in your life, when you are just an option in their life
 
Saya bahkan bukan option baginya, karena dia sudah memilih. Tapi dasar laki-laki, beberapa waktu-yang-rasanya-sudah-lama-berlalu dia tanpa alasan yang jelas mengatakan statusnya juga single. Hei rasanya single itu termasuk tidak punya pasangan tetap lho. Kalau udah punya pacar tetap apalagi udah serumah, ga layak tahu bilang statusmu single. Ahahaha... gapapa lah, aku yakin ada debar didadamu untuk diriku di satu saat. Tapi kemudian kamu berusaha untuk tidak terlibat dengan perasaan itu.
Dan hari ini, saya merasakan kebebasan perasaan, karena dia tidak lagi menjadi tujuan saya datang ke lantai 7. Karena kebiasaan buruk saya saat sedang suka dengan seseorang, mood saya suka tergantung dengan kehadiran orang itu. Jika orang yang saya suka ada di sekitar saya, mood saya riang gembira. Jika orang yang saya suka ga keliatan batang hidungnya tanpa alasan yang jelas, mood saya jadi gampang rusak. Dan hari ini, saya ga peduli dengan dia...konsentrasi untuk belajar aja tanpa harus tergantung kehadiran seseorang. Saya ke lantai 7 hanya untuk ngeprint doang. Dan bahkan saat tahu dia nongol setelah saya ada di ruangan itu, sama sekali ga ada keinginan untuk ngeliat dia. Beneran rada cuek. Saya malah jadi bisa perhatian sama teman-teman. Sebodolah sama dia. Toh pada dasarnya dia juga tidak suka dengan perhatian saya kan?
Dan saat ketenangan batin itu tercapai dengan bayaran kesendirian, saya toh tidak perlu menangis, dan ga ada keinginan untuk menangis. Begitu saja... datar... nihil...ada dari tiada dan tiada dari ada. Tapi harus saya akui dia memang laki-laki yang baik, yang tidak memanfaatkan situasi sama sekali dan setia pada kekasihnya. Hmm... lelaki berkualitas, ga salah kalau saya suka padanya, walaupun dia bukan untuk saya.
Tuhan, apakah soulmate saya ada di dunia ini atau harus saya temukan di keabadian? Nanya boleh dong Tuhan, tolong saya diberi jawabannya Tuhan, kalau bisa dalam belaian morpheus malam ini.

Saturday, October 16, 2010

Luka hati

Bahasa Indonesia punya istilah seperti disayat sembilu saat orang patah hati. Padahal tidak ada luka fisik tetapi kenapa ada rasa sakit di dalam jantung saat tahu kita akan kehilangan orang yang kita suka? Dan rasa sakit itu nyata terasa. Dan kenapa mata ini seperti magnet saat melihat orang yang kita suka. Tidak bisa melepas pandang darinya dan terus terpaku pada dirinya.

Saat ini saya sadar akan kebodohan saya, sadar akan kebegoan diri ini. Cinta itu seperti rumput, mudah tumbuh hanya dengan sepercik air, tapi begitus sukar untuk dibasmi. Orang yang gemar berkebun akan merasakan betapa sukarnya membasmi rumput. Kadang pada saat sudah sangat tidak memungkinkan lagi ditangani secara manual jalan terakhir adalah membasminya dengan herbisida. Bagi saya herbisida itu adalah tahu dengan pasti bahwa seseorang yang saya suka sudah memiliki pasangan. Habis cerita, saya tidak akan berharap lagi dan cinta saya perlahan-lahan akan mati. Proses matinya kadang lambat, kadang cepat, tergantung jenis herbisidanya.

Sekarang biarkan saya menuliskan kebodohan saya untuk terakhir kali, dan setelah itu saya akan menghapus namanya dari dalam kehidupan saya. Minggu lalu sebelum liburan fall, sebenarnya saya sudah memutuskan untuk menyerah saja, karena mood dia yang turun naik, kadang baik, kadang cuek. Ditambah dengan pertengkaran saya dengan seorang teman, dan saya membuat resolusi untuk menjauhi lantai 7. Tapi setelah libur 2 hari, harapan saya bangkit kembali di hari Rabu. Dengan mood depresi karena nilai ujian yang tidak bagus, saya masuk kelas pagi. Saya tahu untuk hari rabu dia akan masuk pagi, jam 8, sementara saya 30 menit setelahnya. Tidak ada keinginan saya untuk melihat dia, karena itu saya juga tidak peduli. Selesai kelas jam 10, sayapun pergi ke perpustakaan dan ngendon disana untuk belajar sambil menunggu saat makan siang untuk ikut satu presentasi dan setelahnya saya masuk kelas lain. Sampai jam makan siang saya lega karena berhasil menjalani resolusi itu.

Sehabis kelas kedua, mau tidak mau, suka tidak suka saya harus naik ke lantai 7 karena ada urusan administrasi yang harus saya selesaikan. Dan saya harus menghubungi staff yang cubiclenya ada disebelah cubicle dia. Bagusnya saat saya masuk ke lantai 7, seorang humprey fellow menyapa saya dan dalam saat yang bersamaan saya melakukan scan ruangan dan tahu dia duduk di meja dimana ada student lain yang juga sedang melakukan pekerjaannya. Saya menunduk dengan cepat dan berpura-pura sangat terlibat dengan percakapan student humprey itu. Saya dan student humprey berpisah begitu saya melewati mejanya dan langsung menuju ke meja staff yang harus saya temui.

Selesai urusan saya tidak masuk ke ruangan yang disediakan untuk kami, walaupun sempat mengobrol dengan seorang student tahun kedua sebentar dan saya langsung keluar lagi dari ruangan di lantai 7, tapi berhubung saya menunggu lab, sayapun duduk di sofa yang disediakan diluar ruangan lantai 7. Tersembunyi dari pandangan semua orang yang keluar dari pintu utama maupun dari WC. Tidak lama saya duduk disitu, sayapun mendengar suaranya berbincang dengan student lain. Ah... suara itu, begitu khas. Saya berusaha tidak membuat suara, sampai beberapa saat kemudian mereka berpisah dan dia pergi entah kemana, masuk ke ruangan lagi atau turun dengan lift... entah, dan saya tidak mencari tahu.

Saya pun tetap duduk disitu berusaha belajar, tapi setiap kali ada orang yang datang melewati saya, jantung terkaget-kaget, berharap dia yang muncul sekaligus berharap bukan dia yang muncul. Sejam kemudian kekhawatiran saya terbukti, seseorang muncul tiba-tiba dan menyapa saya. Sambil berusaha untuk tenang saya pun tersenyum padanya, dan diluar kebiasaan jika ketemu di lantai 7, dimana hampir selalu saya yang menyapa dia, (dia mendekati saya seperti dimalam itu) dekat banget dan jelas banget sengaja ngajak ngobrol. Membuat saya ke ge-er an bahwa dia sengaja berjalan memutar untuk mencari saya, walaupun setengah kemungkinan lain bahwa itu benar-benar kebetulan belaka. Tapi saya yakin dia tahu jadwal saya seperti saya juga tahu secara umum jadwal dirinya.

Kelas dia akan dimulai jam 5, dan biasanya dia akan melalui pintu utama untuk menghindari saya(?). Karena lab akan dimulai jam 5 satu lantai dibawah saya, 15 menit sebelum jam 5 saya masih duduk disitu dengan teman sekelas. Dan saat pintu terbuka, teman sayapun menyapanya. Dan saat dia ada dibelakang teman saya dia memandang saya sambil mengedipkan sebelah matanya, dan saya membalasnya dengan lambaian tangan. Saat ada teman saya dia mengambil jarak, tapi kenapa saat teman saya tidak bisa melihatnya dia sengaja me-recognize saya.

Hari kamis, saya kembali tidak ke ruangan saya tapi bekerja di meja panjang di dekat dapur. Dan menjelang jam makan siang dia berjalan melewati meja saya. Karena saya ada dipojok, tentu dia tidak tahu saya ada disitu. Tapi dari caranya berjalan, saya merasa dia sebenarnya mencari di tempat kemarin. Karena biasanya hari kamis saya akan ada di lantai 7.  Walaupun tujuan utamanya adalah menghubungi student lain yang ada di cubicle belakang.

Saya tahu saat dia membuat U turn dia melihat saya ada di pojok meja. Dan setelah urusannya selesai dan dia pergi ke dapur, kembali dia menyapa saya dengan ramah. Bahkan beneran penasaran dengan apa yang saya lakukan, sampai dia sengaja deketin saya banget. Dan ngeliat buku saya. Kembali hati saya terlambung, dan saya yakin ekspresi saya sebodoh ekspresi sapi yang mau disembelih. Saya bahkan tahu kalau dia akan ujian malam itu. Saya hanya bisa mengatakan good luck. Jam 1 kelas hari Kamis saya mulai. Dan selesai kelas saya kembali ke lantai 7 untuk membuat tugas kelas dengan bantuan seorang teman. Dan dia 2 kali bolak-balik ke belakang, sementara saya menunduk abis berakting beneran terfokus pada tugas. Tapi karena range pandangan saya 135 derajat, maka saya tahu banget kalau dia memandang ke arah saya. Karena dia ada ujian dan sangat fokus dengan pelajarannya, sayapun tidak menyapanya.

Hari Jum'at saya tahu dia tidak akan datang pagi karena sangat menghabiskan energi kalau ujian dilakukan dimalam hari dan pasti besoknya malas banget untuk kesekolah kecuali memang ada tugas. Tapi saya tahu kalau jam 3 dia harus ada di kampus, tapi belum tentu ketemu. Pas dihari jum'at ada acara makan-makan gratis lewas convos on the tap. Saya sudah janjian dengan seorang teman untuk ikut acara itu dulu baru kemudian bekerja di lantai 7. Kami antri sesegera mungkin karena banyak orang pasti antri, jadi harus dipastikan sudah di depan meja pada jam 5pm.

Kegiatan dia sendiri berlangsung sampai jam 5, tapi the 4 gods tidak muncul sampai jam 5.30. Sementara saya udah nongkrong sambil ngunyah dan ngobrol. Daaaannn.... dia berdiri di dekat tong bir tepat dalam garis lurus ada di hadapan saya. Jarak, 10 meter lebih. Geblek, dia menyediakan dirinya untuk saya pandang... sialan-sialan-sialan. Dan setiap kali ngobrol dengan orang dia selalu menghadap saya. Jam 6 dia ngambil makanan dan duduk dengan anak-anak peace corps, miring dihadapan saya, jarak 3 meter. Hey... kamu tidak menyapa saya, tapi menyediakan diri ada dimuka saya. sama sekali tidak memunggungi saya. kalau pake penggaris akan bisa ditarik garis tegak lurus. Gimana gw kagak geer. Tapi sebelah hati saya mengatakan dia tidak ingin kedekatannya dengan saya diketahui oleh orang banyak.

Dan malamnya saya mendengar dari kawan saya kalau pacar/kekasih dia kerja di CDC. OK...selesai semua dan hati saya tersayat. Kecurigaan saya, mimpi saya sudah memberikan petunjuk yang jelas. Semua membuktikan bahwa saya hanyalah perempuan bodoh yang mudah dimanipulasi perasaan.

Hari senin lusa, saya tidak akan ke lantai 7, ga ada urusan, biarin aja.  Saya udah ge-er iya bener, tapi apakah saya beneran salah membaca bahasa tubuhnya? nggak tahu dan nggak mau tau. Sudah cukup pengetahuan yang ada membimbing kesadaran saya.

Shopping season akan kembali kepada hidup saya. Dan terimakasih untuk sambungan internet, karena saya bisa nonton kembali drama korea, dan menangisi kisah cinta rekaan, tapi tidak terbodohi.

Minggu depan dan seterusnya tidak tahu cerita nyata apa yang akan saya hadapi. Mungkin menyakitkan, mungkin membuat galau, mungkin juga melambungkan hati ini. Entah....

Monday, October 11, 2010

Menjinakan hati

Libur 2 hari, tak disangka-sangka bisa menjadi ajang menjinakan hati. Supaya ga terlalu terobsesi dengan seseorang. Dan lumayan bisa sedikit mengurangi beban di hati. Menyadari artinya nol, dari tiada menjadi tiada.

Mendisiplinkan hati supaya tidak bertanya kenapa? atau memulai kalimat kalau aja. Ga mudah untuk melepaskan sesuatu yang rasanya kita miliki walaupun pada kenyataannya tidak kita miliki. Mulai lagi deh pertanyaan ala sufi bodoh. Kenyataan kan mana ada sufi yang bodoh seperti diri saya, yang sok mengajukan pertanyaan sufistik.

Dunia, hanya permainan belaka.

Friday, October 08, 2010

Patah hati, nilai ujian hancur dan bertengkar

Hahaha... bukan minggu yang menyenangkan. Akhirnya saya bisa menerima kalau saya ditolak. Nggak lagi mau berusaha, selesai, titik, period. Hanya orang bego yang tidak bisa membaca tanda-tanda yang begitu jelas kalau dia sebal ngomong sama saya. Dan dia tampak sekali menghindari diri saya. Jadi sudah, ga perlu bersusah payah. Ga perlu menanyakan pada diri sendiri "gimana kalau", karena if statement hanya ada di program SAS. Bego lo...tabok kanan-kiri.

Yang paling parah sekarang adalah nilai ujian epi saya yang hancur dan kacau balau. Mati gua. Ini adalah prioritas utama untuk diselesaikan. Karena nilai class mate lain udah jelas pada tinggi-tinggi. Dan grade yang saya miliki jelas bakal mati mampus kalau tidak bisa mencapai nilai sempurna. Uuuuuh kerja keras.

Saya juga bertengkar dengan seorang student international. Habis dianya juga sih yang nyebelin, udah jelas saya malas ngomong ama dia, eeh... dia memojokan saya karena ga mau bantu dia. Suka-suka gua dong mau bantu siapa. Lagian caranya itu yang nyebelin... maksa banget. Emang dia ga tahu kalau saya ga suka dipaksa sama sekali. Dan ga bisa bertoleransi dengan paksaan sama sekali. Sekali lo memaksa, maka saya akan lari 180 derajat dari arah yang dia minta. Beuu... lagian ga tepat waktu banget ngajak bertengkarnya. Pas saya lagi bete dan butuh hiburan malah dinasehatin kayak orang idiot. Go to hell...cari aja orang lain yang mau bantu lo...jangan ke gw mulu.

Ahh... minggu yang tidak menyenangkan sama sekali. Dan rasanya saya pengen kabur aja. Kenapa sih saya ga pernah bisa cepat beradaptasi dengan ilmu kuliah. Padahal udah belajar habis-habisan. Benci banget sama diri sendiri jadinya. Apakah level saya memang ga bisa kuliah exact?

huwawawawawa....

Tuesday, October 05, 2010

Lupakan dan lanjutkan hidup

Berapa tahun saya habiskan sebelum datangnya pencerahan itu? 7-8 tahun, ga kurang dari itu. Lama banget ya? Sekarang saya sudah harus maju ke depan. Lupakan masa lalu dan beneran mulai dari lembaran yang putih bersih. Lucunya perenungan ini muncul dari mimpi saya semalam.

Dalam waktu 1.5 tahun setelah peristiwa penolakan yang menyakitkan hati itu saya mulai dapat menjalin hubungan kembali dengan lawan jenis. Karena saat itu ada seseorang yang masuk ke dalam kehidupan saya dan menemani saya, mendengarkan cerita saya dan memberikan sengatan komentar untuk pandangan saya. Saat itu saya menyatakan bahwa laki-laki yang menolak saya lah yang bersalah, dan pria baru itu mengatakan bahwa lelaki pertama itu tidak bersalah. Saya tidak bisa menerima pendapat dari lelaki kedua dan menutup diskusi kami.

Dalam mimpi aneh tadi malam saya melihat tidak ada gunanya untuk menyimpan dendam itu. Semua sudah ada di masa lalu, dan membersihkan isi hati saya dari rasa dendam. Bahkan di pagi hari saya berniat mengirimkan email pada lelaki pertama untuk memberitahu dia bahwa saya sudah tidak marah lagi. Tapi saya membatalkannya.... hehehe... rugi tahu memberitahu lelaki itu kalau saya sudah memaafkan dia. Tapi kini saya sudah bebas dari dirinya. Benar-benar bebas.

Dalam beberapa waktu belakangan ini saya juga diombang ambingkan oleh perasaan tidak menentu yang akhirnya saya sortir saja menjadi masalah hati yang tidak layak dipertimbangkan. Pergilah cinta, saya tidak akan membelenggumu. Dan dua tahun akan dijalani dengan bertambahnya teman baru dan sepinya hati dari cinta. Ga apa-apa, udah biasa sepi. Karena saya bosan menunggu karena saya bosan untuk selalu ditolak, jadi lebih baik tidak perlu memberikan hati itu pada lelaki. Simpan saja dan berikan untuk kemanusiaan.

Tapi saya tidak malu karena pernah ngotot dan maksa meraih hati itu. Paling tidak saya sudah berusaha, kalau tidak berhasil ya sudah (tanpa ambisi banget ya gw ini). Karena saya tidak mengerti dengan diri saya sendiri jadi bagaimana saya bisa membuat orang lain mengerti dengan diri saya. Karena saya tidak mau lagi ngotot dan akhirnya mendapatkan pelajaran pahit kembali. Ga lah... saya kapokan sih orangnya.

Sekarang yang menjadi pertanyaan saya, sebenarnya masih diperlukankah eksistensi saya di dunia ini? Atau mungkin harus dibalik agar sisa waktu saya di dunia ini bisa diisi dengan amalan yang baik? Ah tahukah kamu manusia bodoh bahwa waktu adalah anugrah dan hadiah yang diberikanNya untu bisa digunakan sebaik-baiknya untuk bekal di alam keabadian. Ayo tingkatkan ibadah, jangan menuruti omongan setan (Tan... ngakulah kan kamu yang menggodaku dengan berbagai ilusi dan imajinasi yang nggak jelas. Ayo ngaku!).

Hmmh... cape untuk berjuang. Apa sih artinya ngejar ilmu mati-matian seperti ini? apa artinya ngejar karir? tahu ah... mau istirahat dulu ya...bubye dunia, bubye cinta.

Friday, October 01, 2010

damainya malam

Ada paradoks dalam diri saya dalam berkonsentrasi. Jika saya sudah tenggelam dalam konsentrasi yang dalam, maka tidak ada suatu halpun yang bisa mengganggu saya. Saya ada di dalam sebuah gelembung yang memisahkan saya dari dunia nyata. Tapi untuk menciptakan gelembung itu tidak mudah, orang yang lalu lalang, percakapan, kehadiran orang yang tidak saya suka, orang yang batuk-batuk / berdeham adalah hal-hal yang mengganggu dalam menciptakan ruangan untuk berkonsentrasi. Alasannya karena ada radar yang tidak terlihat di telinga saya yang setiap kali menangkap suara langsung mengirimkan datanya keotak dan otak saya langsung memproses semua suara itu. Sehingga kalau banyak orang yang berbicara, walaupun saya sedang menulis atau membaca tapi sangat mudah untuk saya mengikuti semua percakapan orang yang ada di sekeliling saya dan menyimpan semua informasi itu dalam otak.

Kadang hal tersebut menjadi advantage buat saya, ketajaman telinga saya bahkan bisa diandalkan untuk mengidentifikasi orang hanya dengan mendengar suaranya saja tanpa saya perlu melihatnya. Isi library suara di otak saya sangat beragam termasuk untuk mengenali berbagai suara lain selain suara manusia. Makanya biarpun saya diam disatu ruangan, biasanya tidak pernah kehilangan informasi. Membuat saya sering menjadi sumber informasi bagi orang lain.Tetapi kalau saya sudah berada dalam gelembung konsentrasi, saat seseorang menyapa saya akan membuat saya kaget dan jantung bisa berdebar kencang.

Sehingga dalam hal saya juga menyukai ruangan yang tidak ada orang, keadaan itu tercipta lewat jam bubar kantor. Hampir disemua pekerjaan saya sering melakukan kerja lembur dimalam hari. Ada ketenangan disana, dimana saya bisa rileks menciptakan gelembung konsentrasi tanpa perlu memasang musik sebagai white noise. Dan ada hal yang lebih parah lagi, saya bisa makin tenang hanya dengan kehadiran orang yang saya sukai di lokasi yang sama. Ingat ini orang yang saya suka (tapi bukan berarti orang itu juga menyukai saya).

Di sekolah ini saya diberi space untuk locker dan meja kerja di ruangan jurusan, sebagai komplemen beasiswa. Ga mungkin kan hal itu terjadi di Indonesia, tapi di sini student maupun professor bisa berada di lantai yang sama. Dan ada student yang kerja part time sebagai RA atau TA yang juga mendapat space di ruangan jurusan.

Sudah dua kali dengan tadi malam saya bekerja sampai larut di ruang jurusan, kalau dihitung dengan kerja di Lab komputer bisa dibilang 4 kali. Sebelumnya saya lebih senang menghabiskan waktu di perpustakaan, tapi disana banyak student lalu lalang, walaupun ga ada yang ngobrol, membuat saya kurang nyaman.

Semalam saya juga kerja sampai larut. Memang sudah saya jadwalkan untuk itu sejak jauh-jauh hari. Ada tugas dari mata kuliah Global Health yang menuntut kami untuk melakukan data search di internet. Sangat tidak mungkin untuk melakukan data search tanpa konsentrasi penuh, sehingga saya memang mengkhususkan jadwal semalam tidak boleh terganggu. Dan semalam membawa cerita lain untuk hati saya.

Saat ini saya sedang suka dengan seorang lelaki, dan seperti biasa kisah hati saya tidak pernah melewati jalan tol. Karena ketidakmampuan saya untuk menyatakan perasaan suka, gengsi yang tinggi dan rasa takut untuk ditolak membuat saya seringkali menjauhi orang yang saya suka dan bukannya mencoba menaklukan hati orang yang saya suka. Dan walaupun kemampuan saya dalam membaca bahasa tubuh seseorang dengan akurat, penilaian saya menjadi sangat tidak bermakna jika saya punya perasaan suka pada orang itu.

Walaupun hati saya menterjemahkan bahasa tubuh lelaki itu bahwa dia juga menyukai saya, tapi saya tidak bisa teryakinkan karena dia tidak pernah menyatakan secara langsung. Dia suka pada saya sih sebenarnya tidak usah diragukan, tapi suka sebagai apa? Sebagai teman atau melibatkan rasa antara lelaki dan perempuan? Keraguan saya untuk menyatakan rasa suka secara terbuka karena usia diantara kami terpaut jauh sekali.

Kalau untuk masalah pekerjaan kayaknya sih kami kompatibel banget, termasuk dengan kegemaran pada data dan matematika. Dia sendiri ada di jurusan epidemiologi, dimana dia bisa mengambil lebih banyak mata kuliah yang berkaitan dengan epidemiologi. Sementara data dan survey bagi saya masih menjadi rahasia alam yang harus dicari kuncinya. Tetapi karena pada dasarnya saya senang dengan matematika maka ilmu-ilmu epi menjadi sangat menyenangkan untuk dieksplorasi. Dan idealisme kami sepertinya ada dilevel yang sama, pertanyaan dan pencarian jati diri sebagai manusia terbaca dari tulisan di blognya. Dia sebagai lulusan tehnik kimia sebenarnya punya kesempatan untuk mendaki karir yang baik di dunia industri, tetapi malah terjun ke epidemiologi. Saya sebagai lulusan kedokteran sendiri juga memiliki peluang yang sama untuk terjun di dunia medis dan menjadi glamor, tetapi saya lebih tertarik untuk menggauli ilmu publik health yang sering kali harus bekerja di daerah terpencil yang jauh dari keglamoran kota. Apa yang kami cari di dunia ini? Kegelisahan dan kegundahan yang sama saya rasakan terpancar dari dirinya. Dengan lelaki ini saya jadi bisa bicara di tataran idealis.

Ketertarikan saya pada dirinya terjadi tanpa disengaja. Karena pada awalnya saya hanya melihat seorang dewasa muda Amerika yang pernah melakukan pekerjaan di Afrika untuk beberapa tahun yang melanjutkan ke pendidikan master. Layaknya orang US mereka tampak arogan dan tidak mudah didekati. Dan walaupun di masa orientasi ada beberapa kesempatan untuk berbicara dengannya karena dia salah satu volunteer di tahun kedua yang membantu pelaksanaan orientasi, biasanya saya memilih untuk bicara dengan temannya atau dengan student internasional lainnya. Pembicaraan pertama kami terjadi saat dia mengorganisir tour kecil ke tempat-tempat makan di lokasi kampus. Saat itu saya memang tidak membawa bekal dan hari itu kami harus makan sendiri. Awalnya saya ada dibelakang dia dan hanya ngekor aja seperti bebek. Dalam perjalanan pulang ke ruang kuliah, saya bertanya apakah perlu membeli textbook sebelum kuliah dimulai. Dan pertanyaan itu membawa percakapan kami ke latar belakang dari mana kami berasal, saat itu suasana hati saya netral karena kami tidak bercakap berdua saja, tapi bertiga dengan student Kanada.

Pertemuan kedua terjadi tidak disengaja adalah saat tes kemampuan bahasa Inggris. Saya sebenarnya mendaftar untuk dites oleh instrukturnya, tetapi karena suatu hal akhirnya saya terjadwalkan di tes oleh dia. Karena sebelumnya saya tidak ingat siapa namanya, maka saat salah satu volunteer mengatakan menjadwalkan saya untuk diwawancara oleh dia, saya ga ngeh siapa orangnya. Dan saat masuk ke ruangan baik dia maupun saya sama-sama terperangah. Saya terperangah karena melihat dia yang sepertinya surprise. Pertanyaan yang diberikan membuat saya memberikan jawaban yang terbuka tentang opini saya terutama untuk pekerjaan, dan saya tidak tahu pertanyaan mana yang ada dilist wawancara atau sekedar respon dirinya karena benar-benar tertarik dengan pembicaraan kami. Saya merasakan saat itu dia tertarik pada diri saya, tapi saya belum terlibat dengan rasa lain. Rasa lain itu timbul karena di hari-hari selanjutnya dia selalu menyapa saya. Sedangkan teman-temannya sesama volunteer lain tidak selalu melakukan hal yang sama.

Yah, saya sudah terlalu jauh ngelantur. Dalam sebulan terakhir ini kami selalu diinterupsi atau terganggu dengan jadwal yang tidak sama diantara kami, sehingga hanya selintas-selintas saja kami bercakap. Dan bahkan beberapa kali saling cuek dengan kehadiran yang lain. Termasuk minggu lalu dan minggu ini dia sepertinya ingin membatasi hubungan diantara kami, membuat saya menjauhi dirinya dan merasa down. Saya tidak tahu harus memberikan perhatian atau melupakan dia (lihat aja entry blog ini 2 minggu kebelakang). Yang lebih menyakitkan karena tampangnya yang murung setiap kali saya melihatnya, tidak ada senyum diwajahnya. Dingin. Dan saya hanya bisa menyatakan "dari nol kembali ke nol, dari ga punya rasa kembali ga punya rasa" mantra yang saya kunyah-kunyah setiap kali merasa down.

Saya melihatnya beberapa kali kemarin dan sama sekali ga berani menyapanya. Jam 6 saat dia pulang, saya akhirnya menanyakan satu hal pada dia, dia menjawabnya tapi tampangnya sama sekali tidak ramah. Hih... dan karena saya memang sudah menjadwalkan data search, sepulangnya dia , sayapun tenggelam dalam konsentrasi penuh dengan laptop saya. Orang-orang sudah pulang, kantor damai dan sepi. Hanya ada kehadiran beberapa orang saja yang melakukan aktivitas masing-masing dengan tenang. Jam sudah menunjukkan 8.30 malam, saya masih terus melakukan data search. Berharap semua data bisa didapatkan secepatnya dan bisa segera pulang. Tapi tiba-tiba ada seseorang masuk dan menyalakan komputer, saya kaget juga karena suara itu dari arah mejanya, tapi ini sudah terlalu malam pikir saya. Ah sudahlah, nanti pulang juga saya akan bisa tahu siapa yang datang ke meja itu. Posisi saya memang agak tersembunyi dari luar. Tapi karena saya harus mengambil tip-x dari locker yang cukup menimbulkan suara, seseorang dari luar menyapa saya dan memang dia yang datang. Tumben ramah, bahkan masuk kedalam ruangan saya untuk menanyakan apa yang saya lakukan. Dan saya pun iseng nanya apa dia tidur disini. Konyol.

Dia pun kembali kemejanya, bahkan memasang musik. Saya jadi tahu jenis musik yang dia suka. Satu jam kemudian saya berhasil mendapatkan 80% data dan memutuskan untuk pulang, ga mau terlalu malam, lagian udah pengen pee dari sore. Waktu pulang dia malah nanya kok saya cepet pulang, sambil ketawa saya tunjukin jam dan bilang ini ga bisa dibilang cepet. Dia ketawa sambil melet.

Satu hal yang saya sadari, ternyata kami merasa nyaman saat tidak terlalu banyak orang yang mendistraksi perhatian kami. Dan tampaknya satu hal yang saya yakin adalah kami tertarik satu sama lain walaupun dengan kemungkinan level yang berbeda. Saya suka padanya sebagai lawan jenis, dia mungkin suka sama saya sebagai kolega yang punya banyak pandangan yang cocok.

Ah, sudahlah, tidak perlu banyak pikir, nikmati aja. Malampun terasa sangat damai.

Thursday, September 30, 2010

Sedikit sinting itulah cinta

Orang yang jatuh cinta itu ada dalam katagori sedikit sinting. Logika ga main disana, yang ada hanya tingkah laku yang rada ajaib. Banyak teori yang dikemukakan orang dari yang iseng sampai yang serius tapi cinta tetap menjadi misteri bagi manusia.

Apakah cinta abadi itu ada? Apakah seseorang bisa terus kontinyu menyukai satu sosok manusia seumur hidupnya? Berdebar untuk seorang manusia? Ga tahu, menurut saya sih ga mungkin. Karena kalau iya, saya tidak akan menyukai berbagai orang.

Cinta juga banyak jenisnya, ada yang platonik dan ada yang membutuhkan respon dari orang yang dicintai. Buat saya cinta membutuhkan respon, tapi antara sensitisasi dan desensitisasi. Semakin kuat respon dari orang yang dicintai, semakin saya suka. Tapi semakin rendah respon maka perlahan-lahan rasa suka saya memudar. Dan saat saya hilang rasa, timbul penyesalan dalam diri kenapa saya bisa menyukai orang itu.

Yang paling tidak saya suka adalah saat seperti sekarang. Dimana otak sudah memberikan informasi bahwa orang yang saya suka tidak memberikan balasan yang sama, tapi saya masih tetep gila dan sinting dengan berharap bisa ketemu dan kontak dengan orang yang bersangkutan. Aneh dan ada genes masochis dalam diri saya untuk melukai diri sendiri.

Sekarang ini mantranya hanyalah "dari nol kembali ke nol" dari "ga ada rasa kembali ke ga ada rasa". Malang banget nasib saya ya, berharap dapat satu aja orang yang bisa diharapkan punya rasa suka timbal balik dengan saya, ga dapat-dapat tuh. Akhirnya mata saya jadi jelalatan menikmati tampang-tampang ganteng yang ada disekitar saya. Kacau udah, ada 2 wajah yang enak dipandang yang membuat pelajaran tidak terlalu berat untuk diikuti. Dan di kelas lain ada student cowok yang tampangnya enak dilihat. Jadi kalau bosan di kelas mata saya jelalatan. Tapi karena kedua kelas itu menuntut fokus yang tinggi untuk diikuti sebenarnya saya tidak membutuhkan terlalu banyak vitamin E (eyes).

Herannya dengan sekian banyak tampang ganteng itu, kok saya malah suka sama orang yang ga gitu ganteng. Tapi saya suka dengan ambisi dia, dan keidealisan dia. Tapi itu kan subjektif, saya toh tidak banyak bicara dengannya. Jadi memang saya harus melupakan dia sama sekali. Minum obat apa supaya bisa cepat waras lagi? Tampang Bae Yong Joon udah ga mempan lagi untuk mengalihkan perhatian saya.

Begitulah kehidupan cinta yang menyedihkan, ga heran dong kalau saya semangat ngerjain tugas-tugas sulit, supaya jangan terlalu merasa sedih dan sepi. Juga seharusnya ga heran kalau saya keseringan nongkrong di perpustakaan dihari sabtu tujuannya cuma satu, biar ga kesepian aja. Dan sekarang saya harus merencanakan perjalanan untuk liburan, jadi ga kena depresi musim libur. Yeah, sekalian gila-gilaan aja deh, kenapa nggak? Nikmati hidup saja.

Tuesday, September 21, 2010

Permainan hati

Kenapa hati tidak mau mendengarkan logika?
Kenapa hati addict melihat eksistensi dirinya?
Hasilnya hanya bimbang
Tapi juga mengharap
konyol
super konyol

Iya saya tahu bahwa keputusannya ada dalam diri saya.
Plak-plak saya berusaha menampar pipi kiri dan kanan
tapi ga nyadar juga.

Kemarin saya iseng menuliskan post note di sepedanya. Konyol seperti anak kecil jatuh cinta.
Dan hari ini tambah konyol dengan bertanya kenapa dia ga kelihatan selama seminggu.
Emang cerita sih, kalau dia pergi ke luar kota. Hmm... bolos kelas. Makanya mesti ngejar semua kelasnya hari ini. Ga heran dia keliatan capek banget. Ah saya ga peduli. Masa bodoh mau keliatan konyol juga.
Jadi inget film "he's not that into you" yang ceweknya maksa banget nyari cinta, terus berkonsultasi dengan manajer bar, nekad menyatakan cinta dan akhirnya ditolak. Sukses nangis bombay deh tu cewek. Tapi si cowok akhirnya sadar, kalau dia suka juga dengan cewek itu.

Apakah saya harus berlaku seperti cewek itu? Hahaha... mungkin ga senekad itu, yang jelas saya ga akan pernah menyatakan suka. Karena kelemahan saya no satu ga bisa menyatakan perasaan. Tapi mungkin saya akan meneruskan berlaku konyol dengan memperhatikan dia lebih dari biasa. Karena hati saya tidak mau diatur dan saya capek mengatur hati itu. Satu hal yang membuat saya sadar, gap umur yang terlalu jauh yang ga mungkin diatasi.

Satu hal yang membuat saya nekad mungkin karena ada respon dari dirinya. Banyak pengajar saya yang cakep-cakep, yang membuat pelajaran mudah dipahami, tapi ga bikin hati saya jumpalitan seperti dirinya. Dan saya kembali ke level SMP dulu, menyukai kakak kelas. Rusak. Hari ini saja setiap kali saya pergi, dia selalu memandang saya, dan saya akan melambaikan tangan padanya. Pergi pertama sih emang saya cari perkara dengan bikin berisik. Datang lagi ke ruangan, dia ga ada dimejanya, saya ngeliat dia lagi di salah satu kamar dosen. Dan sayapun pergi lagi dengan seorang teman, dan kembali saya melambai dan dia ngeliat saya, dan temen saya sih cuek beibeh tuh, padahal saya tahu teman saya minjem buku dari dia. Lagian matanya ngeliat saya kok. Beneran. Hey...coba dia lebih agresif deketin saya ya.

Ya sudahlah, menyukai seseorang kan sah-sah saja, yang penting jangan mengharapkan balasan. Mungkin itu batas kenekadan saya. Lumayan sebagai pemicu untuk datang ke sekolah dan belajar dengan rajin, huahahaha, daripada ga ada yang bisa jadi pemicu sama sekali. Yeah, resolusi saya memang selalu parah dan berubah-ubah. Hati saya sudah terlalu sering tercabik-cabik dengan perasaan, terlalu banyak luka parutnya, sehingga menambah satu luka baru mungkin ga akan terlalu berpengaruh. Tuhan, saya mau main-main dengan perasaan sekali lagi, tolong bimbing saya kalau satu hari di masa depan saya terluka lagi seperti biasa. Makasih Tuhan.