Thursday, December 30, 2010

Alasan saya suka Mary Stayed Out All Night

Alasan utama saya suka dengan serial ini karena pemain utamanya.... JGS dan MGY. Ceritanya menurut saya agak bertele-tele. Walaupun ada beberapa episode yang bikin saya suka banget, tapi yang membuat saya bertahan download seri ini tiap minggu sebenarnya JGS. Sampai ikutan sedih dengan ratingnya yang ga bagus. Mungkin secara psikologis tema anti kemapanan tidak disukai orang Korea. Style pakaian JGS yang seperti perempuan dan rambut panjangnya mungkin juga yang membuat seri ini tidak populer. Entahlah.

Tapi biarpun orang tidak suka dengan seri ini, saya tetap suka dengan aktingnya JGS... Mau di Hong Gil Dong, Beethoven virus, You're Beautiful akting anak ini memang oke banget. Ditambah suarnya juga sip. Ngefans abis deh. Mudah-mudahan sih karirnya makin berkembang, makin banyak dapat drama bagus. Walaupun sepertinya dia mesti reses dulu sepertinya. 2 episode terakhir udah tayang, tapi saya belum nonton karena downloadannya belum ada. Ah, ga sabar pengen cepet nonton.

JGS, tetap semangat ya biarpun ratingnya ga bagus...banyak fans yang ngedukung kok....fighting!

Sunday, December 19, 2010

Belanja ala orang agoraphobia

Jodie Foster pernah main di satu film (lupa judulnya apa) memerankan penderita phobia terhadap manusia yang berefek dia terpenjara di dalam rumahnya. Kerja dilakukan melalui internet sampai belanjapun melalui internet. Belanja online memang menyenangkan bisa dilakukan kapan saja dan nyantai banget. Syaratnya cuma satu, siap dengan kartu kredit atau debet.

Hari ini saya belanja headphone, udah lama ngidam headphone baru. Ngincer bose, tapi alah mak jang, muahal ampun-ampunan. Akhirnya beli seinnheiser saja dan satu in-ear earphone. Trus keisengan berlanjut dengan browsing CD. Pertama nyari CD Sarah Brightman yang baru, tapi semua CDnya sudah saya koleksi. Kebanyakan CD yang dijual isinya lagu natal semua, jadi malas. Tapi tiba-tiba ingat kaset Song book dari Placido Domingo favorit saya yang CDnya sulit banget didapatkan di Indonesia. Eh, ternyata ada stock dengan harga normal. Langsung deh saya order. Trus inget ada soundtrack film The Shadow dengan lagu Original Sin favorit saya, tapi muahal banget CDnya. Soundtrack memang jarang di produksi ulang ya. apalagi soundtrack satu ini, yang bekasnya (collectible) bisa sampai $50, harga sinting. Akhirnya saya order CD bekas dengan harga $11 (masih lebih mahal dibanding CD nya Placido Domingo). Dan tangan masih iseng tekan-tekan keyboard untuk searching dan nemu Soundtrack film Sabrina nya Harrison Ford. Saya ngincer La Vie En Rose... kakakakaka... akhirnya orderan ditambah 3 CD.

Sebenarnya bisa aja sih untuk download lewat itune. Tapi kalau punya CD seakan menjadi garansi saya akan selalu bisa nge-rip kapan saja. Bahkan kalau laptopnya mesti di install ulang seperti pernah kejadian. Atau laptopnya diganti. Hehehehe... makanya beli CD masih saya lakukan. Dan kesempatan dong disini untuk beli CD yang sulit ditemukan di Indonesia.

Thursday, December 16, 2010

Ayam Ungkep

Pengen makan ayam goreng tapi ogah dengan resep belibet atau yang pakai tepung. Mikir---Mikir---, yang paling gampang kayaknya ayam goreng ungkep. Maksudnya diungkep dulu, terus digoreng. Selain simpel cara masaknya juga dijamin matang sampai dalam. Problem dengan potongan berukuran besar adalah suka ga matang didalam. Yaiks, bau amis dan jijik aja melihat lelehan darah merahnya. Serasa jadi vampir.

Terus menggali ingatan masa lalu tentang proses mengungkep ayam. Kayaknya hanya pakai asam jawa dan garam aja deh.Tapi ga gampang nyari asam jawa disini, cara lain adalah pakai cuka, tapi idem dito kagak tersedia juga. Dan taraaa... ada jeruk nipis. OK... jadi deh ngungkep ayam, ada ide, kayaknya kalau dikasih bawang bombay dan butter bakalan lebih enak rasanya.

Caranya, ayam dibalur dengan perasan jeruk nipis dan garam, biarkan 15 menit supaya meresap. Panaskan minyak goreng dan butter, tumis bawang bombay sampai bening, terus masukan ayam dan sisa rendaman, tambah air dan garam (kalau kurang asin). Masak sampai air menyusut atau ayam matang. Setelah matang goreng ayam dan sajikan dengan sambal (terserah selera masing-masing). Biarpun minimalis tapi rasanya ok juga kok.

Saturday, December 11, 2010

Rock Ballad

Saya tidak pintar nyanyi. Jaman kecil duluuuu... kalau nyanyi suka fals. Tapi telinga saya cukup sensitif untuk membedakan suara. Dan saya paling ga tahan suara yang husky, pasti tergila-gila dengerin penyanyi (apalagi kalau penyanyinya cowok) yang suaranya serak-serak "becek". Saya ga suka dengar nada-nada yang melengking, bikin telinga sakit. Suara melengking yang bisa saya tolerir hanya yang dihasilkan oleh penyanyi opera. Kontrol suara penyanyi opera lain sekali dengan lengkingan penyanyi pop, lucunya lengkingan penyanyi rock juga kontrolnya baik, sehingga tidak menyakitkan di telinga.

Jenis musik yang saya suka dari dulu sampai sekarang adalah balada. Saya bahkan tidak peduli dengan bahasanya. Biarpun tidak mengerti artinya saya tetap bisa suka lagu-lagu itu. Dan kalau kata orang sunda saya katulah dengan boyband Korea, suka ngetawain mereka tanpa pernah mendengarkan. Sekarang malah lagi suka-sukanya dengan beberapa lagu OST drama Korea dan FT Island.

Penyanyi utama FT Island, Lee Hong Ki waktu nyanyi di OST You're Beautiful tidak terlalu menarik buat telinga saya. Kalah jauh dengan pesona suara Jang Geun Suk. Tapi gara-gara saya penasaran dengan ketenaran Lee Hong Ki, yang walaupun bukan aktor utama dalam You're Beautiful tapi banyak diwawancara, saya mulai browsing lagu-lagunya FT Island. Ternyata banyak lagu balada yang mereka nyanyikan dan ekspresi Lee Hong Ki dalam menyanyi lagu bandnya beneran bagus. Biarpun kurang husky dibanding dengan suaranya JGS tapi keunikan suaranya mulai menarik telinga saya.

Jadi? ... saya download lah lagu-lagunya untuk koleksi ipod!

Dan ipod saya bertambah kaya dengan koleksi koreanya... huahahaha... Mungkin ipod saya adalah ipod paling ga jelas sedunia. Isinya mulai dari musik klasik, opera sampai boyband. Dari lagu jaman jadul sampai yang terkini alias lagu baru release di tahun 2010. Dari yang pakai bahasa Indonesia, Inggris, Itali, Spanyol, Korea, Jepang, China... makan tuh! Dari ABBA, Queen, Sting, Melly Guslow sampai FT Island. Ipod yang ageless, seperti yang punya... hahahaha...

Yang lucu diantara teman-teman kuliah yang seumuran tampaknya jarang yang seintens saya dalam menggunakan ipod. Mereka yang mengantongi ipod kemanapun rata-rata sepuluh tahun dibawah saya. Jadi sepertinya bukan sekedar gila gadget, tapi karena saya memang senang mendengarkan musik, maka ipod menjadi barang yang ga bisa ketinggalan dan paling perlu.

(Mikir).... Baru nyadar kalau sejak SMP dulu saya memang tidak bisa lepas dari musik, mulai dari radio dan walkman pasti benda itu menemani saya kemanapun. Dulu sekali di meja belajar saya pasti nongkrong sebuah radio. Dan karena di jaman saya remaja kasetlah yang merajalela (tapi karena isi kantong saya yang cekak) jarang deh saya beli kaset. Dan sepertinya ayah saya duluuu banget paling sering mematikan radio yang nempel di telinga saya, sementara pemiliknya sudah didekap dewa morpheus dan asyik ngences diatas bantal.

Buat saya musik menjadi white noise dan anehnya menjadi semacam adiksi khas. Kalau earphone ga nempel di telinga, biasanya sebuah lagu akan berputar berulang-ulang di otak saya. Saya akan bisa dipastikan selalu punya lagu untuk didengarkan, bahkan jika sedang tidak mendengarkan lagu. Aneh ya? Tapi mungkin ini cetak biru DNA yang diwariskan oleh nenek dan kakek saya dari pihak ayah. Kakek saya kabarnya jagoan main biola, sedangkan nenek adalah sinden Cianjuran. Saya sering mendengarkan beliau berlatih saat masih kecil mungil imut duluuuuu banget.

Belakangan saya sering ga sadar suka berdendang sendiri atau malah siul-siul sebuah melodi. Dan mulai banyak orang yang tahu kalau saya suka nyanyi sendiri. Hehehe... sekarang saya udah ga terlalu fals lagi kalau nyanyi kok. Apalagi kalau sedang mandi suka otomatis nyanyi sendiri. Ah biarin deh diketawain orang yang penting saya memang suka dengan musik kok, ga main-main lho. Hidup musik.

Friday, December 10, 2010

Rating oh Rating

Drama terbarunya JGS Mary Stay Out All Night, ratingnya jelek, padahal nih mulai dari episode 6 ceritanya udah mulai menearik. Memang sih episode 3-5 keteteran, tapi dari awal ratingnya tidak lebih dari 7. Duh, orang korea ga suka ya genre seperti ini? Moga-moga ratingnya melonjak di Jepang. Dari segi cerita memang enteng banget sih, gimana nih penulis skenarionya seperti yang kehilangan ide. Atau karena mereka ga suka dengan Indie band, dan lebih senang dengan idol-idol itu? At least drama ini punya fans yang 1000% suka dan mendukung sepenuhnya JGS & MYG...fighting!

Sedangkan Secret Garden tampaknya sukses disana. Heran padahal saya suka kedua drama ini, kok ratingnya beda ya? Tapi Secret Garden memang ceritanya agak unik, selain ada pertukaran jiwa diantara 2 pemeran utama, plus cinta beberapa segi yang cukup rumit ditambah kelakuan 2 leading male characternya yang agak ajaib sebagai bagian komunitas orang super kaya, memang membuat cerita ini menarik luar biasa. Padahal pemerannya sudah pada berumur semua. Genre komedi yang diusungnya membuat drama ini juga bikin ngakak pol. Jadi ga sabar nunggu episode barunya tiap minggu.

Monday, December 06, 2010

Dari balik jendela

Hari Kamis, dua minggu yang lalu:
Kelas kami dipindahkan ke lantai 3 karena kelas yang biasa kami gunakan harus direnovasi akibat kebanjiran pemadam kebakaran saat terjadi ledakan autoclave. Kurang dari sepuluh orang yang masuk ke lab hari saat itu, dimaklumi karena tidak wajib hadir. Saya duduk di depan dan menghadap ke jendela. Kadang mata saya memandangi orang-orang yang lalu lalang dihadapan kami. Saya melihat Jojo datang dari arah yang berlawanan dan dia memandang saya. Saya memalingkan wajah darinya.

Hari Kamis minggu lalu:
Lab masih dilakukan di lantai 3, kelas penuh hari itu. Saya duduk di belakang terhalang oleh teman dari Afrika. Jam 9 saya melihat Jojo kembali melintas kelas kami, bahkan seperti sengaja menengok lewat jendela. Dan selang beberapa saat kemudian dia balik lagi melewati kelas kami, bahkan sempat-sempatnya nengok melalui jendela.

Saya dan Jojo, seperti ada magnet diantara kami, yang memaksa kami saling mendekat. Tapi juga kami sering saling menjauhi satu sama lain. Kenapa? Kami seperti anak-anak yang baru mengenal cinta pertama. Ragu-ragu untuk mengatakan perasaan tapi tak kuasa menolak pesona lawan jenis.

Saya dan Jojo, dekat sekaligus jauh. Saya bahkan sering menghindari tempat-tempat dimana Jojo berada. Walaupun tidak lagi mengharap, tapi selalu ada rasa kurang senang jika dia memberikan perhatian pada teman perempuan.

Saya tidak ingin memiliki Jojo, saya hanya ingin meminjam satu hari untuk kami habiskan bersama. Saya yang selalu tidak merasa pasti dengan perasaan Jojo pada saya. Jika dibandingkan dengan semua teman berjenis kelamin laki-laki yang asli orang sini. Hanya Jojo lah yang selalu serius ngobrol dan mendekati saya setiap kali tidak ada orang disekitar kami. Jojo yang beberapa kali mengundang saya makan, ke pesta dan mengantar saya pulang. Kenapa?

Tapi saya tidak mau berpikir, tidak mau mengatakan seandainya, If word. Kata yang penuh penyesalan. Saya hanya ingin menikmati setiap detik bersamanya, sekaligus tidak bersama.
Jojo yang sudah mempunyai kekasih dan mencintai kekasihnya. Saya yang tidak ingin merebut Jojo dari kekasihnya, tidak punya kepercayaan diri untuk bersamanya.

Cinta saya mungkin akan memudar dan akan terlupa di satu saat nanti. Waktu saya dan Jojo hanya tinggal 5 bulan lebih sedikit. Lebih cepat saya melupakannya lebih baik rasanya.

Hmm...Ehm-ehm.

Udara dingin bikin malas keluar ruangan, apalagi ditambah angin yang lumayan kencang. Belum sedingin waktu di Norway sih, tapi tetap aja ogah ada di luar kalau ga kepaksa. Berdasarkan pertimbangan banyak manusia yang ngingsreuk n batuk di perpustakaan (maklumlah minggu ujian akhir) saya memutuskan untuk belajar di kantor jurusan dari pada ketularan pilek mendingan ketemu dosen. Hihaa..

Waktu masuk ruangan saya ketemu dan ngobrol dulu dengan Eneng dari US yang temennya sempet kerja di Indonesia. Ngegosip lah, tiba-tiba ada yang nepuk saya... waktu dilihat, ternyata si Jojo... tumben dia maen tepuk-tepuk. Biasanya sih nggak. Dia kelimis hari ini, tapi rambutnya masih belum dicukur. Hati saya sudah tidak berdetak kencang lagi melihat dia, sudah ternetralisir. 

Selesai kelas saya memutuskan untuk belajar di kampus aja, karena kalau ada di rumah takut tergoda nonton serial korea. Parah deh. Jadi saya balik lagi ke lantai 7 dan pasang ipod. Jam 7 orang-orang udah pada balik, sehingga saya nguasain ruangan itu sendirian. Ga lama saya ngedenger suaranya si Jojo. Tapi tetep cuek aja dan fokus ke ngulang materi. Dan tak lama kemudian dia nongol ke ruangan saya, seperti biasa ngajak ngobrol sebentar. 

Kata siapa cinta itu harus memiliki, saya bisa tuh ternyata suka sama seseorang tanpa mengharapkan balasan. Aneh? hmmm... mungkin karena udah biasa sendiri kali, jadinya ga ngebet banget. Di sekolah ini memang aneh sekali, populasi cowoknya sedikit banget dan mereka biasanya udah punya pacar atau istri. Akhirnya saya belajar untuk tidak tertarik dengan mereka. Walaupun rasa suka itu ga bisa ditahan ya, yah akhirnya memandang dari jauh aja deh, tanpa mengharapkan apa-apa. Untungnya si Jojo ini bukan orang pecicilan yang suka tebar pesona. Jadinya saya juga nyaman-nyaman aja kalau sama dia.

Tapi yang rada gila nih (gara-gara semeja waktu diorientasi sih) saya malah deket dengan student international cowok. Ada 3 temen cowok yang bikin saya nyaman gaul sama mereka, kalau pas lagi ada kesempatan. Kenapa bisa begitu ya? Padahal kan mayoritas cewek di kelas ini. Hihihi... kayaknya karena kelakuan tomboy saya nih, jadi ga bergender dah gw.  Disatu kelas dapat kelompok kerja isi 9 orang dengan saya dimana 3 orang diantaranya cowok... kelompok yang cukup banyak cowoknya, padahal buat saya sih laki atau perempuan sama aja. 

Saya bersyukur dengan teman saya, tapi Tuhan, boleh minta satu cowok yang spesial buat saya nggak? hihihi, boleh tuh kalau masih punya stok dikirim sama saya, masih inget kan spesifikasi yang saya minta? .... Dan pletak... tiba-tiba kenari nimpuk kepala saya... hahaha... jangan kurang ajar sama Yang Maha Kuasa... tau, dasar manusia!

Sunday, December 05, 2010

Mulai menarik ceritanya

Mary Stayed Out All Night, serialnya lumayan menarik di episode 1 dan 2, tapi tidak terlalu menggigit. Kalau bukan JGS yang main, pasti udah malas melanjutkan, juga karena serial itu memang sedang tayang di negaranya, makanya masih semangat nonton. Tapi sayangnya episode 3-5 beneran mbosenin, uhh... ujung-ujungnya cuma mantengin tampang JGS doang, payah.

Episode 6 udah saya download minggu lalu, tapi malah ga ditonton. Eh, episode 7 udah nongol, download dulu, nonton bisa belakangan. Dan karena iseng saya akhirnya nonton dulu episode 6, whuah ada perubahan, episode ini menjadi episode yang penuh warna. Bagus, mudah-mudahan ratingnya naik nih.

Episode 7 belum saya tonton, ntar aja setelah agak nyantai... hidup JGS...

Alasan saya ngefans

Perhatian saya mudah teralihkan dengan cepat dari satu hal ke hal lainnya. Belum tuntas melakukan satu hal, saya bisa pindah melakukan hal lainnya kalau merasa bosan. Apa yang bisa bikin saya anteng? 2 hal baca buku atau nonton film. Kedua sifat itu diwariskan oleh orang tua saya, bedanya ayah saya akan lebih senang menonton film sedangkan ibu saya lebih senang membaca. Dan orang tua saya mendapatkan warisan sifat itu dari ibu mereka masing-masing.

Walaupun saya senang nonton, dibutuhkan film yang menarik dengan jalan cerita yang baik. Jangan harap saya akan bisa konsentrasi nonton film action tanpa jalan cerita yang jelas. Dan dari film yang baik bisa membuat saya ngefans dengan pemerannya tapi juga bisa tidak. Sekarang ini saya sedang senang dengan serial korea, karena mereka membuat banyak serial menarik. Bukan sekedar cerita yang sekedar menguras air mata penonton dengan mengeksploitasi penderitaan pemeran utamanya. Cerita yang full mewek seperti itu sih dikasih gratis juga ga akan saya tonton.Kelemahan saya ada di cerita legenda penuh tindakan heroisme dan  komedi romantis, beuuh, begadang pun saya jabanin deh, untuk nonton sampai tamat.

Banyak serial korea yang saya suka, tapi saya cuma ngefans dengan 2 halyu star: BYJ dan JGS. Aktris cewek sih banyak yang saya suka, tapi karena saya bukan lesbiola, jelas saya ga berminat mengkoleksi foto mereka....hihihi, saya lebih senang mengkoleksi foto cowok-cowok lah.

Kenapa saya bisa suka sama BYJ dan JGS, karena keduanya punya talenta yang melebihi aktor lainnya. BYJ perfeksionis dan introvert sedangkan JGS multi talenta, free spirit dan rada pemberontak. Keduanya punya selera unik dalam berpakaian, ga seperti cowok-cowok, gaya berpakaian mereka ada di batas antara pakaian cewek dan cowok. Jelas banyak spekulasi bahwa mereka gay. Tapi emang ngaruh buat fans gitu? Hahahaha... dan yang jelas keduanya punya suara bass yang sekseh.

JGS itu suaranya enak didengar tapi dia ogah jadi idol karena terlalu banyak yang ngatur, mudah-mudahan free spirit nya JGS ga akan hilang selama dia berkarir. Apalagi kalau dilihat betapa kontrak dengan manajemen artis memang gila banget aturannya. BYJ aktingnya selalu cantik, tapi herannya dia ogah banyak muncul di film malah bikin project-project aneh dan menjadi binisman.

Mikir... kenapa ya selera saya aneh? Jangan-jangan selama ini juga saya menetapkan kriteria yang sama dalam mencari pasangan, dan bisa dibayangkan bagaimana sulitnya menemukan jenis aneh seperti itu.

Wednesday, December 01, 2010

Kenapa yang ngumpul yang rada aneh begini sih?

Bangun pagi kedinginan, pulang malam juga kedinginan, tapi di dalam hati terasa hangat. Ga terasa kelompok yang paling banyak cowoknya dan awalnya jaim-jaim sendiri akhirnya bisa kerjasama dengan baik. Di kelas yang mayoritas cewek (serasa masuk sekolah katholik deh), kelompok saya diberkahi 3 cowok dan (minimal) 3 cewek rada tomboy, plus 3 cewek feminin. Tapi kami semua kompak membagi tugas kelompok sama rata. Mudah-mudahan besok hasilnya lumayan (bisa ngejual ide maksudnya).

Dan malam ini sebagian besar pada balik lagi ke kampus, sedangkan saya yang memang punya kelas sampai malam, sengaja nongkrong di sekolah nungguin mereka yang mau latihan presentasi. Dan dalam suasana santai malah pada ngelawak semua, duduls, kok bisa ya saya gabungnya sama anak-anak gila ini. Serius mulanya tapi ujungnya bakal ngaco bin ngasal.

Padahal kita dikumpulkan secara random lho. Gawat, gimana juga kalau beneran kenal sebelumnya?