Thursday, December 29, 2011

For Green Eyes

I wanted to give my life for you.
But I retrieved
I knew you don't want it
Don't need it
I could not, would not push myself to anyone
Now, I just want you to be happy
I wish for your happiness
with whatever you want in this life
I never regretted my feeling for you
And I will never forget you
But I need to move on with my life
Please smile more
Life is easier when you're not burry your wound deep in your heart
Life to the fullest, Green eyes
That's what I want to hear if the wind whisper your name to me in the future

Tegar


Manusia terhubung dengan manusia lain melalui kabel yang tidak terlihat. Indra ke enam hanyalah sensitivitas terhadap signal-signal yang dikirimkan oleh kabel yang tak terlihat itu. Teori saya tentunya. Jadi saya memutuskan untuk menggunting kabel-kabel yang terhubung padanya. Tapi mengapa hati saya terasa seperti diremas-remas oleh tangan tak terlihat?

Detik ini saat ini saya menjadi orang yang sangat individualis. Untuk melindungi hati saya, untuk survive saya harus menyimpan hati saya rapat-rapat di kotak kedap udara yang dipenuhi dengan nitrogen cair. Akan saya bawa pulang hati itu: intact. Kalau sudah sampai di Indonesia baru saya buka lagi kotaknya dan dikembalikan ke tempatnya. Mungkin saat itu akan ada yang mau memilikinya.

Saya sangat rentan saat ini. Yang bisa saya lakukan hanyalah bersembunyi dan memakai baju besi tebal supaya tidak terluka. Saya tidak marah pada siapapun, hanya kecewa pada diri sendiri. Ketika kebenaran dibukakan pada saya tidak ada yang bisa saya salahkan kecuali diri sendiri. Saya sangat takut dengan komitmen membuat saya menjadi perempuan yang tidak menarik setelah dikenal beberapa saat. Tidak ada laki-laki yang serius menginginkan saya menjadi pasangan mereka.

Saya hanya menarik untuk player yang tertantang untuk menaklukan saya dan untuk dibuang setelah berhasil didapatkan. Saya tertawa getir dengan keadaan ini. Dan apa yang bisa saya lakukan selain berlindung di balik karir yang akan membuat saya merasa punya goal untuk dicapai?

Perlukah air mata menetes atau tertawa seperti orang gila? Hah… sepertinya hanya perlu menyuntikan anestesi local di hati saya supaya kebas terhadap semua rasa pedih itu. Biarkan hati itu berdenyut tanpa saya perlu merasakannya, biarkan saya tidak merasakan ekstasi maupun kepedihan berlebihan. Jujur terhadap diri sendiri dan tahu nilai diri sendiri. Tidak perlu malu pada manusia lain. Kalau mereka menatap saya penuh iba juga tidak perlu dipedulikan. Kalau mereka menatap dan meremehkan saya, aah… saya bisa hidup tanpa mereka. Masih banyak yang harus dilakukan dan dibuat di dunia ini

I will survive

Tahun-tahun telah terlewati sejak saat saya memutar lagu I will survive versi Cake berulang-ulang di mp3 player. Kadang diseling dengan menangis mengasihani diri sendiri. Semua luka disimpan di dalam hati. Dan saya survived. Menjalani hidup sampai saat ini tanpa penyesalan. Menggapai satu mimpi ke mimpi yang lain. Tuhan, saya panjatkan syukur padaMu.

Tahun baru hampir tiba, pertengahan tahun mendatang saya akan membuka jalan baru. Saya akan survive di jalan apapun yang akan saya tempuh, sampai di saat malaikat maut menjemput dan mengantar saya ke gerbang keabadian. Waktu-waktu interval diantara itu akan saya isi penuh-penuh dengan berbagai pengalaman yang tidak akan membuat saya menyesali hidup di dunia ini.

Air mata dan tawa akan selalu ada di dalam hidup saya. Doa syukur dan umpatan tetap akan keluar dari mulut saya. Kadang hidup akan terasa membosankan tapi saya akan membuat yang terbaik darinya. Itu janji saya hari ini untuk tahun-tahun mendatang.

Happy New Year...!!

Monday, December 26, 2011

Gleyengan karena wine tasting

Tour ke Muir Wood salah satu tempat wisata paling menarik saat travel ke SF. Karena lokasinya diluar SF sayapun ambil paket tour. Karena tidak mudah mencapainya dengan transportasi umum kalau kunjungannya di hari kerja. Saya cuma ngambil tour ke Muir Wood karena pengen puas menikmatinya. Tapi ditawari upgrade dengan paket combo Muir Wood dan Wine Tasting, tanpa perlu nambah biaya. Tawaran yang tidak saya tolak. Sepertinya hanya saya seorang yang berminat ke Muir Wood doang, sementara 8 klien lain ngambil paket combo. Dan menambah satu orang ke paket combo dibanding dengan mengoperasikan 2 van lebih menguntungkan. Yeah rejeki saya saja. Saya memang sesekali suka menang undian kok.

Minum segelas, dua gelas wine sebenarnya sudah biasa buat saya, tanpa membuat kepala melayang. Jadi saya menikmati banget wine tasting di Sonoma county ini. Wine berkualitas memang beda, atau mungkin karena saya ga sarapan langsung dihajar wine, kepala sayapun melayang setelah menikmati sekitar 7 jenis white dan red wine. Setelah berasa gleyengan sayapun mengundurkan diri dari meja tasting dan membeli sebotol sparkling wine. Terus muter-muter di tokonya beli breadstick dan coklat.

Winery yang saya kunjungi namanya Jacuzzi (menurut cerita keluarga ini dulunya memang pembuat Jacuzzi, saat mereka menjual perusahaannya dan membuka winery, mereka mempertahankan nama Jacuzzi sebagai merek wine-nya), selain wine juga pembuat olive oil. Di toko olive oil ada tastingnya juga. Nyruput minyak ga kebayang buat saya. Guidenya yang bilang, sayang lho, karena sudah termasuk paket tour. Hihihi... ga tahu dia kalau saya bayarnya lebih murah. Yo wis, saya coba aja, eh ternyata disediakan roti untuk mencicip minyak zaitun perawan itu.

Taste buds saya sebenarnya rada lumpuh karena alkohol udah masuk di otak, tapi masih bisa mengenali kualitas olive oilnya beda banget dengan yang biasa saya beli di supermarket. Harganya tentu beda banget, sebotol yang 250ml aja $18, sementara yang saya biasa beli untuk ukuran sama harganya cuma $7. Walaupun sedang ga punya duit saya beli aja sebotol yang kecil, niatnya buat bikin oli oleo pasta, yang bermodal bawang putih dan minyak aja. Pake minyak murahan aja udah enak, apalagi pake yang mahal kan?

Hari ini saya malas masak dan keluar, tadi malam baru nyampe apartment jam 9 malam terus beres-beres sampai jam 2-an. Jadinya istirahat aja dan bongkar-bongkar belanjaan yang dibeli di SF. Roti sourdough dari Boudin saya panaskan dan dimakan dengan dicocol ke olive oil yang dibeli di Sonoma. Aje gile emaaaakkkk... olive oilnya fresh banget, masih kerasa zaitun segarnya. Bener-bener minyak yang masih perawan... Jauh banget dengan kualitas minyak yang saya beli di supermarket. Ga nyesel sama sekali membelinya. Tapi dengan kebiasaan saya pilih-pilih makanan, ni lidah makin tambah snob aja deh. Makin pinter merasakan mana yang enak dan mana yang ga enak. Makin pinter membedakan kualitas makanan. Makin bikin bangkrut dompet...huahahaha...

Saturday, December 24, 2011

Buang Mimpi di San Fransisco Bay

Travel kali ini bukan hanya untuk refreshing, tapi sekalian buang mimpi. Menapaki San Fransisco yang berbukit, membuat fisik menjadi letih, dan otak dibanjiri oksigen hasil nafas yang ngos-ngosan. Kunjungan ke taman-taman melihat tumbuhan dan bunga-bungaan yang masih mau mekar di udara yang sudah lebih dingin ini, membuat mental melakukan refleksi diri. Saya berjalan dan berjalan. Mengambil foto sebanyak-banyaknya dan berhenti berpikir. Menikmati suasana seperti layaknya turis. Cable car, bay cruise, makan clam chowder di Boudin dan ice-cream di Ghirardelli, menapaki jalan setapak di Muir Woods dan wine tasting di Sonoma county. Membilas luka yang baru saja menoreh di hati. Dan membuang semua mimpi untuk menemukan belahan jiwa di teluk San Fransisco. Belahan jiwa saya juga tidak ada di negri paman Sam. Entah dia ada dimana, masih gelap buat saya.

Laki-laki sepertinya mudah untuk tertarik dengan saya, kali ini juga ada yang mengajak kenalan, tapi seperti biasa saya terlalu aneh untuk laki-laki. Esoknya dia pura-pura tidak melihat saya di ruang makan. Ga patah hati, cuma membuat harga diri saya tercabik. Sial... hehehe...

Tapi malamnya juga sudah bersiap, mungkin saya sudah terlalu sering mengalami hal ini, jadinya melihat lelaki yang tadinya seperti tertarik pada saya kemudian menarik diri, sudah jadi kebiasaan untuk saya. Menyedihkan... hahaha... saya memang tidak tahu cara membuat lelaki bisa suka pada saya pada jangka waktu lama. Jadinya, berjalanlah saya menelusuri semua kelokan dan bukit di bay area SF. Sekaligus membuat mental saya bersiap untuk pulang ke Indonesia enam bulan lagi.

Monday, December 19, 2011

Jalan-jalan, therapy patah hati

Setiap kali saya patah hati, pasti saya jalan-jalan. Walaupun travel kali ini sudah direncanakan jauh-jauh hari, tapi juga mirip banget situasinya dengan satu waktu dimasa lalu. Tapi waktu itu, saat saya pergi untuk menetralkan hati, orangnya malah nyusul. Yang membuat saya salah mengartikan sikapnya. Yang membuat saya menjadi perempuan bodoh.

Kali ini tidak akan ada yang menyusul saya kesini. Saya jalan sendirian, makan sendirian, ambil foto sendirian, sambil tetap memikirkan sosok orang itu. Melankolis betul. Hhh... saat saya memutuskan untuk menghapus semua khayalan, saat itu juga timbul kesadaran bahwa saya sudah punya rasa sayang pada dia.

Agghhhh... memang sih baru dua hari yang lalu saya memutuskan untuk menyehatkan mental saya, tapi ... tetap berat. Begitulah kalau jadi introvert, saat butuh curhat ga ada yang bisa dicurhati.

Saat ini wajahya masih ada dimana-mana, terutama wajahnya tiga hari terakhir pertemuan kami. 3 hari full saya berada bersamanya, jauh tapi dekat, dekat tapi jauh. Saya yakin saya ga berkhayal kalau dia juga merasakan sesuatu pada saya. Kenapa cuma saya yang ga dia ajak ngomong, tapi sering dilirik, padahal ga ada alasan untuk melirik saya? Kenapa dua hari terakhir dia memakai pet? Supaya bisa bebas melirik saya tanpa ketahuan kan?

Saya ga tahu kenapa dia tidak mencoba melakukan pendekatan, karena sudah berkeluarga? Dia ga pakai cincin kawin. Karena gay? Terus kenapa dia melirik-lirik saya terus. Bahkan ada kecenderungan untuk mendengarkan omongan saya. Saya tahu dia berusaha tampak cuek. Tapi saat kelas sudah dimulai saya bisa kok melihat dia sering memalingkan mukanya ke arah saya. Terutama saat pengajar mengambil posisi berdiri di sebelah kiri, sementara saya ada di sisi paling kanan. Dan sama sekali ga ada pertanyaan dari sisi kami. Apa coba alasannya memandang ke arah saya..yeee... kamu ketahuan.

Ahh... sudahlah ga perlu penasaran dengan alasannya. Dengan insting survival saya, saya tahu keputusan saat ini adalah untuk kebaikan diri. Ga perlu mikir lebih lanjut... haaahhhhhh~~~~.

Friday, December 16, 2011

Surat untuk Saya

Dear Diriku,
kamu sudah mempersiapkan sejak beberapa saat yang lalu bahwa tidak berguna menyimpan rasa itu. Jadi kenapa kamu merasa sengsara. Sakit sih iya, dicuekin emangnya enak. Ya nggaklah. Siapa yang bilang enak? Dan saya ga akan menghibur kamu dengan memberi janji kosong "ada yang lebih baik untukmu". hahaha.. hiburan yang klise dan palsu sekali. Kamu tidak suka yang klise dan palsu kan? Yang ingin kukatakan "kamu kuat" dan "kamu sudah biasa mandiri" melewati sisa hidup ini sendirian kenapa mesti takut? tepok-tepok kepala.

Ingat bukan hanya hampir ga mungkin untuk ketemu lagi setelah lulus. Bahkan setelah hari sabtupun mungkin kamu tak kan pernah melihat dia lagi. Dia pasti menghindari kamu, percaya deh. Besok tatap dia untuk terakhir kali dan bisikan selamat tinggal di dalam hati. Dia tak perlu tahu apa yang kamu rasakan. Aku tahu kamu sayang padanya, tapi dia tidak memerlukan itu kok. Lepaskan dia, ok. Untuk kesehatan jiwamu sendiri. Kamu harus memikirkan yang terbaik untukmu. Karena tidak ada yang memikirkan dirimu. Hahaha... tertawa kosong.

Ayo jalani hidup ini dengan kuat, kalau mau menangis, malam ini menangislah. Setelah itu jalani hidupmu sendiri. Masih banyak yang harus disyukuri di dunia ini. Kenapa menyia-nyiakan waktumu untuk hal yang tidak ada gunanya.

Yah... kamu boleh mendownload semua sequel Pride and Prejudice yang kamu suka dan memimpikan Mr Darcy-mu sebagai subtitute di dunia nyata. Tapi tampaknya peranmu memang hanya sebagai observer dan bukan pemeran utama... hahaha... ketawa kosong lagi. Jangan jadi zombie lagi ya...! Hiduplah!

Luv you always,

Saya

Wednesday, December 14, 2011

Jatuh cinta dengan Winter Rose

"Winter Rose" yang super ballad itu nadanya meremas dan menusuk ke dalam hati. Pilu, menyayat, sekaligus indah. Jatuh cinta dengan lagu itu, kolaborasi Changmin dan Yunho memberi warna pada ballad yang sungguh khas Tohoshinki (karena ini lagu dalam bahasa Jepang saya dengan sengaja memakai nama Tohoshinki dan buka DBSK atau TVXQ). Sebuah lagu yang anehnya menghangatkan malam-malam dingin ini. Duo ini selalu memberikan emosi pada lagu-lagunya bukan sekedar menyanyikannya dengan baik dan benar. Emosi itu yang mengikat hati saya pada mereka erat-erat.

Single ini juga memasukan "Duet" dalam winter version. Lagu yang bukan favorit saya dari album Tone menjadi berwarna lain di single Winter. Jadi ingin memeluk mereka dan membisikan "terimakasih sudah mengisi malam-malam itu dengan lagu yang menghangatkan hati. Aishiteruyo..."

Saya pun menantikan single atau album mereka berikutnya dengan hati berdebar-debar, seperti remaja yang jatuh cinta pertama kalinya. Saya tidak ingin menjadi fans ala Asia yang menantikan setiap berita private mereka, cukup menjadi fans yang akan selalu membeli album original yang mereka keluarkan dan kalau ada kesempatan menonton konser mereka. Saya ingin menjadi fans yang bisa memberikan space untuk mereka bisa menikmati kesuksesan mereka dengan menjadi pribadi yang mereka inginkan. Di luar panggung gemerlapan itu mereka berhak menikmati hidup manusia dengan normal, kenapa banyak fans tidak mengerti prinsip sederhana ini?

Cheers them as loudly as you can in their concert, but let them enjoy their private time without too much comments or critics, please ~~!

Tuesday, December 13, 2011

Kismis

Baca kenapa orang jadi picky eater di yahoo terhadap beberapa makanan. Waktu kecil saya bisa ngemil kismis, tapi setelah dewasa saya jadi ga suka dengan kismis. Bingung karena tidak mengerti penyebabnya. Trus baca di bagian ini:

7. Strange-Looking Raisins
There's no delicate way to put this: Raisins resemble feces, notes Pelchat That may explain why many people can't stand even the sight of them while they adore grapes (raisins are simply dried grapes).Raisins also have a tendency to show up where you least expect them, such as in what you thought was a chocolate chip cookie. "A lot of picky eaters say they hate surprises," says Pelchat.
 tepat banget. Itu yang saya benci... saat makan coklat atau ice cream saya tidak mengharapkan sesuatu yang kecut didalamnya. Pada saat gigi mengantam kismis, segimana manisnya pun kismis, tetap dong berasa agak kecut. Hiahh... benciii ~~

Atau seperti perkedel jagung yang saya harap kering krauk-krauk dengan rasa bawang putih dan merica yang kuat tiba-tiba dimodifikasi dengan ditambah daging yang membuatnya agak benyek. Bukannya masuk kedalam perut tapi saya lepehkan.

Kena protes dari teman kalau saya merusak selera makan mereka. Sering bikin saya sedih, kenapa saya terus yang harus mengerti dan memahami orang-orang disekitar saya, kenapa mereka ga mencoba memahami saya sebagai picky eater benci banget dengan suprise dari makanan yang dimodifikasi. Seperti pizza rasa rendang misalnya ... bikin pengen lempar ke koki yang bikinnya. Di otak saya pizza sudah diset mesti ada tomatnya. Dan kapan rendang ada tomatnya hah? Koki bego!! hihihihi...

Yeah saya jadinya milih-milih orang, kalau mereka kebanyakan protes dengan kelakuan saya, akhirnya bikin saya menjauh dari orang-orang seperti itu. Bikin alasan sibuk... padahal sibuk nonton drama di laptop misalnya. Dan sebagai konsekwensinya saat saya harus menghabiskan waktu bersama mereka, saya ga pernah lagi terang-terangan memberikan reaksi spontan. Mending diem.   Paling enak kalau bareng sesama picky eater, bisa berbalas curhat. atau mengkritik makanannya abis-abisan.... kekekeke...

Skewed

domar.ru dan blogobo meningkatkan traffic blog saya. skewed to the left. buat yang ngeklik blog ini lewat dua mahluk aneh itu saya mohon maaf. asli ga pernah ngelink-in blog ini kemana-mana. termasuk mempromosikannya lewat google. blog ini sebenar-benarnya diary buat saya. jadi prinsip utamanya sebagai tempat sampah saya.

ngomongin soal drama korea, musik band korea di dunia nyata tidak mudah. so, nulis di blog sambil mimpi ada orang yang baca. pas traffic ke blog ini mulai naik, mulai tambah keder sebenarnya. resiko nulis blog adalah ada orang yang baca. jadi saya buat anonim sejak awal. makanya judul-judulnya dibuat supaya ga mudah ketangkep search engine, dan ga di-tag pula. tapi, yah apa daya kalau ada yang baca sih silahkan aja.

hmm, menjelang akhir tahun lumayan banyak drama yang bakal tamat. Me too flower misalnya tamatnya dipercepat. senang dengan series ini karena tokoh-tokohnya bergulat dengan konflik dan trauma psikologis mereka. Flower Boy Ramyun Shop, karena absurdnya yang unik, tapi hidup. Man of Honor aka Glory Jane, tetap ditonton karena tokoh Seo In Woo. Ojakyo brother sih masih panjang 50 episode, sekarang baru sampai ke ep 35.

yang tadinya senang terus malas adalah  A Thousand Day's Promise, A Thousand Kisses dan Tree With Deep Root (setelah Song Jong Ki ga main).  ahahaha... jadi ngomel-ngomel.

Putih, Jangan Kuning

Ga ... bukan membicarakan warna parpol. Walaupun saya tidak simpati juga sih dengan parpol yang pakai warna kuning. Dan warna kuning juga bukan warna favorit saya. Putih menjadi warna favorit saya untuk perhiasan. Jadi antara perak atau platina. Perak tentu lebih terjangkau kantong asal bukan keluaran Tiffany and co. Walaupun asli design bracelet-nya keren-keren. Wow-wow, lidah menjulur dan mata melotot, persis seperti Scooby-doo saat memandang makanan.

Tapi kepikiran juga untuk membelikan diri sendiri bracelet Tiffany and co. sebelum pulang kampuang. Entahlah bisa terlaksana atau tidak, karena juga ngences dengan tas kulit yang bagus yang tidak dijual di Indonesia. hihihi... pilihan yang sulit.

Emas yang dipakai oleh Tiffany and co. tidak murni kuning tapi sedikit berwarna kemerahan. Dan designya minimalis. Tetap aja saya lebih suka perak-nya. Emas dipadu di kulit sawo matang itu kesannya murahan malah, mungkin karena saya terlalu sering melihat ibu-ibu yang seperti toko mas berjalan di berbagai pelosok Indonesia. Makanya perak menjadi unik karena jarang dipakai orang. Jadinya keren dan fresh.

Saya ngincer satu bracelet yang ga ada merek Tiffany and co. nya, pakai black jade. Kombinasi mematikan dari perak sterling, jade yang berwarna hitam pula. Ahh ~~ indah.banget. Bracelet apalagi yang rantai menjadi favorit saya. Secara psikologis sepertinya berkaitan dengan hadiah kejutan dari ayah saya dimasa lalu.

Saya dibesarkan tanpa mengharapkan mendapat hadiah di hari ulang tahun maupun di kenaikan kelas. Tidak ada juga pesta ulang tahun dimana kita akan mendapatkan hadiah dari orang yang kita undang. Setelah agak besar biasanya mendapatkan jatah uang ulang tahun yang bebas digunakan untuk membeli apapun yang saya suka seharga uang itu. Tapi satu hari, bukan di hari ulang tahun, tiba-tiba mendapat kejutan dibelikan bracelet berbentuk rantai emas tipis oleh ayah saya. Surprise dan senang tentunya. Tidak menyangka ayah akan membelikan perhiasan yang tidak biasa (kalung, cincin atau anting-anting).

Emas bagi saya selain tampak norak, juga tidak merasa nyaman memakainya, karena terlalu sering dipinjam ibu untuk -- dijual...!! well, saat itu saya juga tidak punya uang, direlakan dengan setengah hati. Untuk saya nilai bracelet itu sebenarnya ada di priceless-nya. Hadiah. Dan untuk saya rasanya ga sopan menjual hadiah dari siapapun yang membelikannya. Sejak saat itu saya rada anti dengan emas, perak lebih aman, karena ga akan ada yang berpikir untuk dijual.

Harga perhiasan perak Tiffany and co. jelas tidak murah tapi saya yakin orang yang jarang bersentuhan dengan barang branded tidak akan menyangka harganya melebihi harga emas... hehe...

Monday, December 12, 2011

Barang branded

Sudah dikorting 40% tetap aja harganya masih $50, tapi tetap beli. Bukan karena mereknya tapi karena saya ingin kemeja cewek kotak-kotak. Kalau di belanjanya di mall di Indonesia, pasti saya mikir panjang pendek untuk beli kemeja Ralph Lauren itu. Tapi barang bermerek memang beda kualitas jahitan. Itu kemeja ditindis luar dalam, jadinya rapi sekali dan tidak mudah berubah bentuk. Kainnya tidak begitu tipis tapi kualitas katunnya juga beda dengan kualitas katun kemeja dari H&M yang didiscount 50% dapat $10.

Banyak barang bukan branded dengan penampakan luar seperti barang branded, tapi biasanya setelah beberapa kali cuci akan ketahuan kualitasnnya. Dan jari saya bisa dengan mudah membedakan kualitas barang (terutama baju) hanya dengan menyentuhnya. Maklum saya "magang" shopping sejak kelas 2-3 SD dengan nenek saya yang maniak belanja barang berkualitas. Dan sebagai anak perempuan sulung satu-satunya yang menjadi kesayangan nenek, sejak kecil saya terbiasa memakai baju berkualitas bagus, baju baru lagi. Dari hasil malak nenek pada anak-anaknya...

Untuk baju tidur, nenek membuatkan celana piama dari kain batiknya yang walaupun bukan batik tulis, tapi batik-batik halus. Membuat saya juga mampu membedakan kualitas batik dengan sentuhan. Sekarang sih banyak celana piama yang kualitasnya bagus, jadi saya ga masalah dengan piama. Hanya sudah kebiasaan pergi atau tinggal dimanapun saya selalu punya batik halus yang kadang cuma dipakai untuk selimut di udara panas.

Karena diskonan juga saya sempat beli 3 pasang kaus kaki panjang Calvin Klein... duuh... memang beda, beda dan beda kualitas. Parah nih. Penampakan sih tipis tapi tidak fragile. Nyaman lagi tidak begitu ketat seperti kaus kaki ngasal dari toko diskonan.

Untung jadwal kuliah sangat padat, sehingga kalau di Atlanta saya suka malas belanja. Tapi pas ke luar kota, pulangnya pasti ada barang baru yang masuk koper saya. hihihi... soalnya kalau lagi travel kan mesti nyari makan di luar hotel. Dan paling gampang ya pergi ke mall, dan secara otomatis kalau sedang diskon membuat saya gatal dan membuka dompet. Heuheuheu... alasannya di Atlanta toh saya ga belanja. Mallnya kejauhan, bikin malas jalan. Kalaupun ada teman yang ngajak belanja, sayanya suka ga enak karena mereka kan biasanya nanya beli apa? Berapa harganya? Hih... dan berujung dengan nasihat ... jangan boros. Sebel! Makanya mau dimanapun saya sering belanja sendiri, jadi kalau mau nengok section branded juga cuek bebek, ga perlu ga enak hati dengan yang ditumpangi.


A big LOL

Hiburan saya disini disuplai dari internet melalui acara varieties Korea, yang sudah disubbed  tentunya. Yang bisa membuat saya ketawa ngakak adalah 1N2D, Running Man dan WGM (TeukSora). WGM WooJung juga saya tonton tapi karena pasangan itu cute, ga terlalu bikin ngakak seperti TeukSora, terutama Lee Teuk kalau sedang bersama SJ.  Mana saya nontonnya pakai headphone lagi, yang berarti tetangga cuma dengar ketawa saya doang di malam hari.

Paket single terbaru Tohoshinki baru saya ambil hari ini dari kantor manager apartment. Iya dengan jadwal pergi pagi-pagi dan pulang malam sejak akhir Nov, Fedex akhirnya naruh paket saya di kantor management. Dan single Winter Rose sangat memuaskan, sangat ballad, tinggal berharap ada yang mau menterjemahkan liriknya yang masih dalam bahasa Jepang.

Paket lainnya yang tiba adalah film Curious George. Film animasi monyet kecil yang super jail dan lucu itu akhirnya bisa saya dapatkan originalnya. Enak tidak ada macet-macetan seperti edisi bajakan.



Sunday, December 11, 2011

Coklat Panas dan Cinnamon Bun

Suhu sejuk lebih nyaman dari suhu panas. Bukannya di semua kitab suci selalu dikatakan panasnya api neraka? kekeke... menjadi bukti bahwa suhu sejuk lebih baik untuk manusia.

Untuk mengatasi dingin diperlukan kehangatan. Bisa dari hangatnya manusia, makanan atau minuman, selimut atau heater. Yang paling nyaman tentu kehangatan manusia, lawan jenis plus feromon... tapi saat ini sedang tidak ada persediaan. Jadi saya berpaling pada minuman dan makanan hangat.

Banyak pilihan mulai wine (ups...!), kopi atau coklat. Wine dan kopi jelas mengganggu bioritme kehidupan kalau diminum dimalam hari, belum memungkinkan untuk saya mengkonsumsinya. Jadi pilihan terbaik adalah coklat panas. Hangat, manis sekaligus sexy...

Dan cinnamon bun hangat menebarkan harum rempah yang selalu memberi saya ketenangan. Ahh... nyaman, sekaligus membuat hormon dalam tubuh naik ke level yang membuat saya ekstasi. Berlebihan memang, kampungan dan vulgar...hiahahaha... sebodo!

Yah mental dan otak saya memang sedang mempersiapkan tindakan defensif untuk tengah minggu mendatang. Untuk sebuah kelas di musim dingin.  Ada kemungkinan dia membatalkan kelas itu, kalaupun dia tidak membatalkannya apa yang saya inginkan sih? Susahnya kalau punya rasa suka pada seseorang. Sulit mengontrolnya.

Doa sudah dilisankan, tapi tidak ada jawaban positif. Jadi saya harus ikhlaskan rasa itu. Berat atau ringan saya sepertinya akan kecewa. Jadi biarlah coklat panas dan cinnamon bun itu menghangatkan badan dan hati saya.

Dan minggu depan saatnya melakukan petualangan di pantai barat dan melupakan semuanya. Joie la vivre...