Monday, March 26, 2012

Apakah ...?

12 tahun yang lalu diatas ojek di wilayah Sagaranten, Sukabumi Selatan. Saya pulang dari puskesmas yang dadakan berada di bawah tanggung jawab saya, secara resmi saya menjadi kepala puskesmas sekaligus menjadi dokter kedua di puskesmas perawatan. Duh perbudakan banget.

Diatas ojek yang tidak bisa melaju kencang karena jalanan yang kasar saya menghirup angin pegunungan, dan berpikir beberapa bulan lagi selesai masa PTT saya, apakah saya akan bisa bekerja di kota? Entah kenapa pikiran itu melintas didalam hati saya, dan memberikan bayangan mengerikan dari polusi di perkotaan. Kemudian terbukti saya menjalani hidup dihutan, dan berikutnya selalu mendapatkan pekerjaan di luar Jawa, di kota-kota kecil yang penuh suasana rural dibanding dengan gemerlap kota besar. Walaupun saya tidak pernah bisa diam permanen di satu tempat, dan ada saat-saat tertentu dimana saya merindukan dan mengunjungi kota besar secara rutin.

Dua tahun hidup di negara maju, sejak awal datang saya bertekad untuk kembali ke tanah air. Tapi mendadak gamang bulan-bulan terakhir, apakah saya akan bisa tinggal di tanah air setelah menikmati dunia bebas asap rokok? Kenapa dunia ini terasa mengkerut, membuat saya merasa sesak? Mengapa ada desiran tertentu yang membuat saya merasa ada benang yang mengikat saya di kota berinisial A ini? Padahal saya tidak berniat untuk tinggal di kota ini? Padahal saya yakin akan pulang.

Apakah ada seseorang yang berharap saya tinggal disini? Apakah itu kamu?

Pertanyaan saya bergema memantul di dinding-dinding tak terjawab ...

Sunday, March 25, 2012

I'm singing my blue

Someone translated the new song of Big Bang into English, the lyrics below:

The Winter's gone and the spring has come
We've withered away
Our hearts are torn from the yesterdays

Im singing my blues
I'm used to the tears, the doubt and the fears That hold me oh
Im singing my blues
I hope you can see
Im loosing my grip on you oh oh

We're looking up into the same old sky except that you and I
Are further from the place we used to love
I am leaving you with just a word
Yea It's selfish girl
But I have never been that good with words
Oh this could be the end of our dream
No one can help me
Maybe this is our final scence
Watch the curtain closing drop down low
to bad now Ive got nothing to show

The moment I met you this I Know
I'd always Let my loving show
But I have lost my way into the blue
And when I close my eyes I pray we'll see it through

I wish that I could feel my cold heart
But We're so far apart, just like the ocean that's between our love
Your type of love is like a trauma
When all is said and done
Ill dry my tears and think of what we were
My apathy is all Ive got for now
Nothing gonna hold me down
I cant take your complicated run around
And I don't care if you aint there for me now
Cause I got a new sound
People come and go like downtown

And when the night has come and were underneath the stars
Thinking what went wrong
Falling asleep alone, but you always know
that even in my dreams I sing this song....

This song is a representation of my feeling to the Green Eyes. I'm singing my blue ...~~

Tuesday, March 13, 2012

Diawali di musim semi, diakhiri di musim semi

Terimakasih Tuhan, untuk satu tahun yang berwarna pink itu. Hari Jum'at besok adalah hari pelepasan resmi perasaan saya padanya. Terimakasih sudah membuat saya merasakan lagi debar-debar dihati. Dan saya menerima dengan ikhlas, saat doa saya tak terkabulkan saat ini. Mungkin dia bukan untuk saya, mungkin ini bukan waktunya, saya tidak tahu. Hanya jelas saya memutuskan untuk tidak mengikuti semua ide gila di kepala untuk mendapatkan hatinya. Saya tidak ingin lagi mengulang sebuah episode terburuk di masa lalu, saat saya tidak mempedulikan semua pertanda dariMu.

Diawali di musim semi, diakhiri di musim semi. Semoga dia selalu bisa tersenyum dalam hidupnya. Bye Mata Hijau, hari Jum'at mungkin merupakan saat terakhir kita untuk bertemu. Saya tidak yakin akan melihatmu lagi di sekolah, walaupun resminya saya akan pergi akhir Mei dari kotamu dari negaramu. Bahagia selalu ya! 

+++

Dan yang terburuk adalah kekosongan itu. Tapi tidak ada rasa sakit sekarang, air mata tidak keluar juga. Kebas, tidak ada rasa. Otak saya memblok semua informasi tentang dia. Berusaha menghapus setiap memori satu-satu, sampai tiba di satu waktu saat saya harus berpikir keras untuk mengingat namanya, wajahnya dan semua yang saya suka tentangnya. Kepribadian yang fatalistik.

Saya tidak akan terpuruk kok, karena saya dengan sadar melepaskan perasaan saya padanya. Tapi perasaan suka itu yang menjadi sumber energi saya menatap cerahnya hari demi hari, penuh harap. Sekarang sumber energi itu hilang, membuat saya menjalani hari demi hari dalam keadaan proxy. Tanpa perlu berusahapun saya tiap hari akan bangun, pergi ke kampus, membuat tugas, menyelesaikakn semester terakhir. Kemudian pulang ke tanah air, mudah-mudahan segera mendapatkan pekerjaan lagi. Berpikir untuk membuat sukses di pekerjaan, bertemu teman-teman lama, menjalani hari demi hari lagi. Kenangan dua tahun disini akan memudar seiring waktu.

Hhh... beratnya melepaskan rasa suka itu. Tapi ini untuk kebaikan saya sendiri, apa ini baik untuk dia? Tidak tahu. Sudahlah anggap saja saya salah baca signal orang. Selesai. Finito.

~ suara hati dibalik semua upaya untuk ikhlas dan positif. Masih ada esok ...........

+++

Saturday, March 10, 2012

Defeated, menyerah, give up

Kalau di film-film saat seorang perempuan harus menyerah dan melepaskan perasaannya, tokoh laki-laki yang menjadi target cinta bertepuk sebelah tangan akan berkata "Don't give up on me". Diakhiri dengan kata-kata bahwa hati si laki-laki tergerak. Di alam nyata ... hmmm... mungkin ada, tapi tidak berlaku untuk saya.

Karena ini nggak, itu bukan, saya pun menyerah menapaki perjalanan hidup sebagai solo traveler (lagi). Yeah, kalau dipikir-pikir sumbernya dari dalam diri sendiri. Tidak bisa berkompromi. Saya hanya mau mengenal lebih dalam dan lebih dekat orang yang saya suka saja. Tapi saya juga sangat egois, kalau melihat orang yang saya suka menunjukan gelagat penolakan, saya akan masuk ke dalam mode "cangkang kerang yang tertutup rapat" hanya bisa dibuka dengan api (cinta) yang membara. Cuih...

Akhirnya yang menjadi comfort zone saya adalah pekerjaan. Dan saya memegangnya erat-erat, diantara semua prioritas, pekerjaan akan menjadi prioritas utama. Tapi akhirnya terseret ke lingkaran setan karena terlalu fokus pada pekerjaan akhirnya lupa dengan sosialisasi, karena lupa dengan sosialisasi akhirnya menutup prospek mendapatkan si belahan jiwa itu, karena ga dapat belahan jiwa akhirnya berpegang erat pada pekerjaan, dan siklus yang sama akan berulang lagi. Welcome to my messy world!

Apa obatnya? Mungkin tidak ada, karena orang bilang saya terlalu mencari yang sempurna dan tidak ada yang sempurna di dunia ini. Jadi saya hanya akan menatap pasangan yang saling mencinta dengan mata iri, terus mendesah, terus merepresi perasaan, dan berkata "sudahlah, kalau memang harus menjalani hidup ini sendiri, ya ga usah cari kerepotan."

Jangan terlalu tinggi menyimpan harapan, selain sukar terjangkau saat kembali ke alam nyata rasanya sakit. Dan karena dilarang menyakiti tubuh, akhirnya saya memotong rambut saja. Heh, padahal memang udah berniat potong rambut kan, Karena udah ga karuan potongannya. Dengan rambut yang lebih pendek, bisa lebih gampang merawatnya.


Thursday, March 08, 2012

Susahnya menjadi introvert

Untuk mengerjakan tugas saya lebih senang melakukannya di sekolah. Tapi kebayang ga sih bawelnya mulut-mulut mahasiswa amrik sama bawelnya dengan mulut mahasiswa dari negara lainnya. Dan kalau mereka udah ngumpul dengan sesamanya, yang dilakukan cuma ngobrol-ngobrol dan ngobrol. Ga masalah kalau hari masih siang, tapi sekarang udah jam 8 malam, ngapain sih mereka masih di sekolah kalau ga ngerjain apa-apa, cuma ngobrol doang. Duuh, ga tau etika banget sih. Kalau mau ngobrol kenapa ga di rumah aja. Mengganggu tahu! Ribut! bikin orang ga bisa konsentrasi.

Saya sialnya paling gampang terganggu dengan obrolan orang-orang. Tadinya basement menjadi tempat yang nyaman buat saya. Sampai tahun ini mahasiswa-mahasiswa itu mulai senang memakainya jadi tempat ngobrol. Heran.

Tuesday, March 06, 2012

Kabur ah

Waktu itu saya sedang pakai komputer yang bejibun di basement. Sedang ngebut bikin tugas. Tau-tau ada bapak-bapak nanya sebelah saya kosong tidak. Saya jujur bilang kosong, karena memang kosong, dan bukan undangan untuk ngobrol panjang lebar. Eh, jawaban saya ditafsirkan sebagai saya bersedia kenalan, gapapa sih kalau cuma kenalan biasa, tapi saya paling sebel kalau orang baru kenal udah nanya macam-macam, apalagi kalau saya tidak tertarik dengan orangnya. Dan dia bilang kalau dia lulus tahun lalu... so what? Terus kenapa ngendon di basement ikutan menggunakan fasilitas mahasiswa? Saya beberapa kali ngeliat dia, tapi selalu kabur sebelum dia sempat melihat saya.

Hari ini nyaris sial, saya sudah duduk di salah satu sofa, terus dari sudut mata ngeliat dia mau duduk di dekat saya. Kebetulan pas mau nyolokin charger kejadian static electrocity. Terjengat, saya cabut chargernya dan pindah ke sofa lain. Hihihi...

Dan orang itu menaruh tasnya di sofa yang saya tinggalkan terus buka email di salah satu kompie, tapi dia ga lama main kompie, terus duduk lagi di sofa itu. Saya nunduk buka laptop, pura-pura serius, walaupun emang serius yang sebenarnya.

Ngabur seperti itu memang bukan kelakuan yang baik, tapi saya paling ga bisa memaksakan diri ngobrol dengan laki-laki yang saya ga tertarik. Diskriminatif memang, ada yang masuk ke group orang yang menarik, yang membuat otak saya bekerja keras mencari kesempatan ngobrol dengannya. Ada orang yang akan masuk group: teman, kapan saja mereka mengajak ngobrol saya akan dengan senang hati meluangkan waktu. Ada orang yang masuk group: cuma ketemu sekali tapi obrolannya menarik. Ada yang masuk group: terpaksa mencari materi untuk ngobrol karena wajib ngobrol dengan mereka (atasan di kantor misalnya). Ada orang yang ga perlu diajak ngobrol. Dan ada orang yang masuk group dimana otak saya akan dengan kreatif mencari jalan supaya tidak diajak ngobrol. Hahaha... maaf, rentang kelompoknya beragam bukan? Jadi kalau masuk kelompok terakhir artinya sudah di luar kapasitas untuk saya toleransi.