Wednesday, May 22, 2013

Crush..

Saya pasti tidak akan percaya jika dua tahun yang lalu ada yang mengatakan akan hadir seseorang yang ingin menyayangi saya, orang Indonesia. Dua tahun lalu, saya terhanyut dengan perasaan pada seorang teman seangkatan yang jauh lebih muda dari saya. Dia sangat menarik untuk saya saat itu, dan saya lumayan terobsesi olehnya. Tapi nyaris tidak ada keberanian dia untuk mendekati saya. Berbeda sekali dengan si abang satu ini, yang tanpa gentar mendekati saya dan berusaha menarik saya ke dalam orbit hidupnya dengan berbagai konsekwensi dan tanpa janji apapun.

Tapi mungkin saya memang perempuan aneh, karena justru padanyalah hati saya berlabuh kini. Belum sanggup saya untuk menjauhinya, dan perhatiannya yang menjadi support untuk hari-hari sulit saya. Dia mungkin tidak menyadari sepenuhnya tentang peran dia dalam hidup saya.

Kemana perasaan saya yang sebelumnya itu pergi? Terhapus oleh perasaan saya terhadap si Abang, bahkan perasaan saya yang membandel pada seseorang yang tidak terhapus bertahun-tahun itu, bisa dilenyapkan oleh si Abang ini. Jika hubungan saya dengan si Abang selesai, maka saya benar-benar sendirian.

Apakah ini cinta? Kenapa saya begitu memaklumi dan bisa membaca semua bahasa tubuhnya, mengerti apa yang diinginkannya? Kenapa saya merasa sangat nyaman berada berasamanya?

Tuesday, May 21, 2013

Lebih Cerdas Dikit ya...

Saya memang bukan staff keuangan, dan saya benci untuk dealing dengan masalah keuangan, tapi saya sudah pernah dilatih dan pengalaman saya menangani budget sudah saya lakukan bertahun-tahun, terimakasih untuk semua petugas keuangan pemalas di kantor-kantor saya sebelumnya yang mau tahu beres saja. Kedua saya punya sense yang baik untuk solusi masalah, ketiga saya tidak pernah sungkan untuk mengklarifikasi masalah pada semua orang. Jadi jangan pernah meremehkan pengetahuan dan ketrampilan saya untuk budget. Jadi pula jangan pernah coba-coba menjatuhkan saya tanpa berpikir cerdas, membuat diri lo kelihatan begonya.

Iya, satu staff finance pemalas yang sedikit ga tahu diri , dan karena saya pernah melakukan beberapa kesalahan, dan tidak memberikan pembelaan diri mencoba menjatuhkan saya dengan mengcounter kebijakan pembayaran yang saya lakukan pada orang-orang di kantor pusat. hahaha... ga semudah itu barangkali untuk mendiskreditkan saya, yang ada dia dinilai semakin tidak kapabel oleh orang-orang lain. Sebelumnya dia menulis di appraisalnya bahwa saya menghambat kerjanya, faktanya pengetahuan dia tidak diupdate dengan situasi dan kebijakan di tempat baru ini. Dan dia sangat percaya diri bahwa dia yang paling benar. Hahaha...silahkan dilanjutkan kelakuan itu dan hadapi masalahnya sendiri. Toh dia tidak akan ada lagi di bawah saya, buktikan aja kemampuannya saat dapat atasan bule.

Yang paling baik sih belajar lagi dong sama orang lain, kalau ga percaya dengan kebijakan yang saya ambil. Apalagi dengan cc ke seluruh penjuru alam. Dari dulu juga kekuatan saya adalah dengan mengikuti peraturan, jadi mohon maaf kalau akhirnya yang keliatan benar adalah saya. ga malu tuh kalau begitu?

Maafkan saya

Maafkan saya karena ikut menyayangi orang itu. Maafkan saya kalau mencuri beberapa jam miliknya untuk dihabiskan di bersama saya. Saya masih belum mampu melepasnya pergi. Hati saya selalu melemah, tekad saya menjauhinya mencair, setiap kali dia menawarkan waktu untuk datang menghampiri.

Kesungguhan dia dalam menyayangi saya terasa tulus, berbeda dengan lelaki lain yang selama ini saya kenal. Saat saya menyusup di pelukannya terasa kenyamanan itu. Membuat saya tercabik antara semua nilai moral dan perasaan disayangi.

Saya tidak pernah ingin merebut dirinya, cukup beberapa jam dalam seminggu untuk saya, cukup semua sms itu. Saya tidak akan mengenalkannya pada semua teman dan keluarga saya, dan saya akan bersedia berjalan sendiri sambil memandang iri pasangan-pasangan yang bertebaran di hadapan saya. Dan saya akan meneteskan air mata saat kerinduan memuncak dan tiada dirinya disamping saya.

Saya mungkin perempuan bodoh, tapi gabungan mematikan antara keakraban lama, menjadi diri saya sendiri, dan perhatian penuhnya, membuat saya tak kuasa melepaskan diri dari jaring cinta yang lengket ini. Maafkan.. maafkan saya...

Monday, May 20, 2013

Hapuskan Nama Itu

Nama itu terpampang di sudut hati seperti grafitti di sudut kota
Terpampang jelas tapi tersembunyi
Tetapi tak semudah Jokowi menghapus grafitti di dinding stasiun kereta
Nama itu seperti melekat disana dengan tinta yang tidak bisa terhapus

Kebingungan akan semua perlakuannya yang membuat saya ingin menghapus nama itu
Tapi sebandel dirinya menghadapi diri saya, seerat itu pula nama itu melekat
Membayangkan senyum diwajahnya membuat kerinduan menyeruak
Padahal saya sudah berjanji untuk menetralkan perasaan ini
Membuatnya menjadi seorang teman biasa saja, tak lebih

Sebait kalimat di sebuah lagu lama mengingatkan saya pada situasi ini
"Menipu sanubari tak semudah kausangka"
Nafas panjang terpaksa saya telan, mencari pencerahan batin juga tidak mudah
Mengapa saya harus menyayangi dirinya

Thursday, May 09, 2013

Ya deh...

Ya, saya tidak akan pernah memaksa. Tapi malam ini saat saya menerima penolakan dingin dari permintaan saya untuk kamu ajak ke luar kota, saya tahu tidak lagi bisa berharap kamu akan mengerti perasaan saya. Dan saya ingin menyakiti kamu, jadi saya me-like foto orang yang kamu cemburui itu. Berharap kamu melihatnya di notification FB dan berharap kamu sedikit sakit hati. Walaupun mungkin saja kamu tidak peduli dengan semua itu. Yang penting saya merasa sedikit lega telah membalas penolakan dingin itu.

Trus saya juga memutuskan tidak akan memberitahu kamu tentang rencana perjalanan saya ke kota A. Dan kalau sebelumnya saya berencana untuk menelpon kamu selama di kota A, sekarang saya berniat tidak akan melakukannya sama sekali, selain pulsa mahal, juga untuk menghukum ketidakpedulian kamu pada saya. Tetapi karena perjalanan saya masih lama, mungkin juga kita sudah tidak akan bersama lagi sebelumnya. Saya sudah tidak mau peduli lagi.

Walaupun saya akan travel ke pulaumu diakhir bulan ini, dan kemarin sempat mengajak ketemuan disana. Tapi sepertinya saya tidak akan pernah lagi menanyakannya, dari pada mendapatkan penolakan lagi. Saya juga tidak merasa perlu memberitahu kamu travel saya minggu depan, karena kamu juga ga akan mengajak ketemu saya bukan? Kamu berencana pulang ke pulaumu itu minggu depan, jadi saya juga tidak perlu berharap akan ketemu kamu lagi bukan?

Tahukah kamu kalau airmata saya malam ini mengering, tidak lagi menetes walaupun bisa tidak ketemu kamu sampai akhir bulan ini. Saya mungkin telah mulai kebal, dan kamu mungkin sudah memutuskan untuk tidak ketemu saya lagi. Yah mungkin perasaan saya pada kamu sudah mulai menipis, kalau kamu tidak mau ketemu, sayapun tidak perlu sedih lagi. Belenggunya tampak mulai lepas, kamu tidak perlu lagi susah karena temperamen saya. Saya tidak mau peduli lagi pada kamu, terserah kamu mau ketemu atau tidak, ga perlu lagi saya urus.

Dan besok saya akan ikuti jejak investasi kamu, walaupun saya tidak akan memberitahu kamu jika saya jadi mengambil satu unit. Karena kamu bukan apa-apa saya, jadi kenapa juga saya harus melaporkan semua yang saya lakukan. Ya, cinta saya memang seperti dagangan, karena saya tidak lagi percaya pada lelaki, karena kamu juga sama dengan lelaki lain tidak menghargai keinginan saya. Saya akan berlaku manis jika kamu memberi perhatian pada saya, dan saya tidak akan pedulikan kamu jika kamu bertingkah mengecewakan saya, seperti malam ini. Jangan egois dan berharap saya akan terus harus mengerti. Kalau kamu tidak mau memberikan perhatian seperti yang saya inginkan, ya jangan berharap saya akan memberikan perhatian yang kamu inginkan. Tunjukan saja kalau kamu peduli dan jangan hanya bersilat lidah dan memberi janji pepesan kosong.

Friday, May 03, 2013

Tidak cukup hanya sms

Banyak lelaki lebih senang mengabaikan perasaan perempuan dan menganggap remeh frekuensi pertemuan. Lakukan saja, saya tidak akan pernah protes untuk itu, karena saya sudah terbiasa dalam kesendirian. Bahkan mungkin bagus untuk menghilangkan perasaan saya pada dirimu.

Memang setiap hari kamu sms saya, tapi apa isi sms itu, lebih banyak saya rasakan sebagai suatu upaya dari kamu untuk bilang kita selalu berkomunikasi setiap hari. Tapi kamu tidak pernah lagi mau menyisihkan sedikit waktu untuk bertemu dengan saya. Tidak menjadi masalah, saya memang sudah terbiasa disingkirkan dan diabaikan oleh orang-orang yang saya anggap dekat.

Tapi jangan menyesal jika satu saat saya hilang rasa pada dirimu, karena saya bukan orang yang sabar dan bisa duduk manis menunggu di sudut. Harga diri saya terlalu tinggi untuk menjadi orang yang disisihkan saat kamu sangat sibuk. Saya akan sangat menghargai jika kamu masih berusaha menyisihkan waktu untuk bertemu saya diantara jadwal super sibuk kamu. Jika itu kamu lakukan, maka kamu benar-benar lelaki istimewa itu. Tapi semua yang kamu lakukan saat ini hanya membuat saya yakin kamu bukan orang yang saya cari seumur hidup saya itu.

Saat ini saya memang masih belum bulat untuk bilang "yuk putus saja". Tapi bisa terjadi dalam waktu dekat jika kamu masih tetap tidak mengacuhkan saya. SMS basa-basi setiap hari tidak cukup untuk saya, jauh dimata-jauh dihati. Dan mengabaikan, menyisihkan saya dari semua hari benar-benar menyakiti dan membuat saya merasa tertolak. Kalau kemudian saya memutuskan untuk pergi dari dirimu, jangan bertanya kenapa dan jangan pula menahannya.

Satu hari dalam seminggu pun tidak bisa kamu berikan untuk saya, jadi apa gunanya meneruskan hubungan ini? Lebih enteng untuk kamu putuskan saya saja. Selesai dan kamu tidak perlu kerepotan lagi membuat saya tetap waras. Deal?