Monday, June 25, 2012

Hipokrit

Tidak ada kata lain selain naif atau hipokrit untuk mengkomentari para penentang kampanye kondom dari menkes baru Indonesia. Memang sih bagi-bagi kondom di kalangan mereka yang berisiko tidak akan serta merta menurunkan angka HIV, di Thailand program ini sudah dijalankan beberapa puluh tahun silam, saat epidemi HIV masih baru terjadi. Tapi memberitahu kelompok berisiko untuk memakai kondom saat melakukan sex bebas adalah salah satu upaya logis untuk mencegah beberapa masalah kesehatan di Indonesia: menurunkan angka hamil yang tidak diinginkan yang berarti menurunkan angka aborsi ilegal, menurunkan angka STD, dan menurunkan angka HIV.

Tapi untuk moralist tentu saja kampanye kondom menjadi neraka buat mereka. Sok atuh pengen liat gimana upaya kampanye anti sex bebas. Hipokrit, fakta yang ada sekarang adalah banyak yang melakukan sex bebas tanpa kondom, bisa kita melarang mereka melakukannya sementara kegiatannya sendiri dilakukan secara diam-diam? Tentu saja untuk mereka yang tidak melakukan sex bebas, kampanye ini ga berlaku lah. Mau kampanye pemakaian kondom jungkir balik di TV pun, mau dibagi-bagikan kondom di perempatan jalanpun, ya tidak akan dipakai karena tidak ada kebutuhan. Yang artinya keluarga berhasil melakukan pendidikan sex pada anaknya, bahwa sex bebas itu tidak sehat karena bla-bla-bla.

Moralist memang selalu menutup mata terhadap realitas yang ada. Gimana kalau ada kebijakan aborsi dilegalkan untuk kehamilan yang tidak diinginkan? Karena data bicara: semakin ketat larangan aborsi, semakin tinggi angka kematian ibu akibat komplikasi aborsi. Mau tutup mata? Yang melakukan pijat-pijat rahim itu banyak, yang melakukan sedot-sedot dibayar mahal juga banyak. Mau melarang para profesional itu melakukannya? Kegiatannya aja dilakukan sembunyi-sembunyi.

Dan kampanye kondom memang selalu menjadi kendala dalam program kesehatan reproduksi. Karena sudah jelas akan menuai kritik. Angkat topi tinggi-tinggi untuk ibu Naf, yang berhasil menyuarakan hal yang sebelumnya dianggap tabu untuk dilakukan. Daripada  cuma protes kebijakan ibu Naf, gimana kalau orang-orang yang protes itu mengajukan juga program counter untuk menurunkan sex bebas, mengubah perilaku seluruh masyarakat Indonesia supaya tidak melakukan sex bebas, dari pada cuma ngomong tanpa punya program logis lain. Hahaha