Thursday, December 29, 2011

For Green Eyes

I wanted to give my life for you.
But I retrieved
I knew you don't want it
Don't need it
I could not, would not push myself to anyone
Now, I just want you to be happy
I wish for your happiness
with whatever you want in this life
I never regretted my feeling for you
And I will never forget you
But I need to move on with my life
Please smile more
Life is easier when you're not burry your wound deep in your heart
Life to the fullest, Green eyes
That's what I want to hear if the wind whisper your name to me in the future

Tegar


Manusia terhubung dengan manusia lain melalui kabel yang tidak terlihat. Indra ke enam hanyalah sensitivitas terhadap signal-signal yang dikirimkan oleh kabel yang tak terlihat itu. Teori saya tentunya. Jadi saya memutuskan untuk menggunting kabel-kabel yang terhubung padanya. Tapi mengapa hati saya terasa seperti diremas-remas oleh tangan tak terlihat?

Detik ini saat ini saya menjadi orang yang sangat individualis. Untuk melindungi hati saya, untuk survive saya harus menyimpan hati saya rapat-rapat di kotak kedap udara yang dipenuhi dengan nitrogen cair. Akan saya bawa pulang hati itu: intact. Kalau sudah sampai di Indonesia baru saya buka lagi kotaknya dan dikembalikan ke tempatnya. Mungkin saat itu akan ada yang mau memilikinya.

Saya sangat rentan saat ini. Yang bisa saya lakukan hanyalah bersembunyi dan memakai baju besi tebal supaya tidak terluka. Saya tidak marah pada siapapun, hanya kecewa pada diri sendiri. Ketika kebenaran dibukakan pada saya tidak ada yang bisa saya salahkan kecuali diri sendiri. Saya sangat takut dengan komitmen membuat saya menjadi perempuan yang tidak menarik setelah dikenal beberapa saat. Tidak ada laki-laki yang serius menginginkan saya menjadi pasangan mereka.

Saya hanya menarik untuk player yang tertantang untuk menaklukan saya dan untuk dibuang setelah berhasil didapatkan. Saya tertawa getir dengan keadaan ini. Dan apa yang bisa saya lakukan selain berlindung di balik karir yang akan membuat saya merasa punya goal untuk dicapai?

Perlukah air mata menetes atau tertawa seperti orang gila? Hah… sepertinya hanya perlu menyuntikan anestesi local di hati saya supaya kebas terhadap semua rasa pedih itu. Biarkan hati itu berdenyut tanpa saya perlu merasakannya, biarkan saya tidak merasakan ekstasi maupun kepedihan berlebihan. Jujur terhadap diri sendiri dan tahu nilai diri sendiri. Tidak perlu malu pada manusia lain. Kalau mereka menatap saya penuh iba juga tidak perlu dipedulikan. Kalau mereka menatap dan meremehkan saya, aah… saya bisa hidup tanpa mereka. Masih banyak yang harus dilakukan dan dibuat di dunia ini

I will survive

Tahun-tahun telah terlewati sejak saat saya memutar lagu I will survive versi Cake berulang-ulang di mp3 player. Kadang diseling dengan menangis mengasihani diri sendiri. Semua luka disimpan di dalam hati. Dan saya survived. Menjalani hidup sampai saat ini tanpa penyesalan. Menggapai satu mimpi ke mimpi yang lain. Tuhan, saya panjatkan syukur padaMu.

Tahun baru hampir tiba, pertengahan tahun mendatang saya akan membuka jalan baru. Saya akan survive di jalan apapun yang akan saya tempuh, sampai di saat malaikat maut menjemput dan mengantar saya ke gerbang keabadian. Waktu-waktu interval diantara itu akan saya isi penuh-penuh dengan berbagai pengalaman yang tidak akan membuat saya menyesali hidup di dunia ini.

Air mata dan tawa akan selalu ada di dalam hidup saya. Doa syukur dan umpatan tetap akan keluar dari mulut saya. Kadang hidup akan terasa membosankan tapi saya akan membuat yang terbaik darinya. Itu janji saya hari ini untuk tahun-tahun mendatang.

Happy New Year...!!

Monday, December 26, 2011

Gleyengan karena wine tasting

Tour ke Muir Wood salah satu tempat wisata paling menarik saat travel ke SF. Karena lokasinya diluar SF sayapun ambil paket tour. Karena tidak mudah mencapainya dengan transportasi umum kalau kunjungannya di hari kerja. Saya cuma ngambil tour ke Muir Wood karena pengen puas menikmatinya. Tapi ditawari upgrade dengan paket combo Muir Wood dan Wine Tasting, tanpa perlu nambah biaya. Tawaran yang tidak saya tolak. Sepertinya hanya saya seorang yang berminat ke Muir Wood doang, sementara 8 klien lain ngambil paket combo. Dan menambah satu orang ke paket combo dibanding dengan mengoperasikan 2 van lebih menguntungkan. Yeah rejeki saya saja. Saya memang sesekali suka menang undian kok.

Minum segelas, dua gelas wine sebenarnya sudah biasa buat saya, tanpa membuat kepala melayang. Jadi saya menikmati banget wine tasting di Sonoma county ini. Wine berkualitas memang beda, atau mungkin karena saya ga sarapan langsung dihajar wine, kepala sayapun melayang setelah menikmati sekitar 7 jenis white dan red wine. Setelah berasa gleyengan sayapun mengundurkan diri dari meja tasting dan membeli sebotol sparkling wine. Terus muter-muter di tokonya beli breadstick dan coklat.

Winery yang saya kunjungi namanya Jacuzzi (menurut cerita keluarga ini dulunya memang pembuat Jacuzzi, saat mereka menjual perusahaannya dan membuka winery, mereka mempertahankan nama Jacuzzi sebagai merek wine-nya), selain wine juga pembuat olive oil. Di toko olive oil ada tastingnya juga. Nyruput minyak ga kebayang buat saya. Guidenya yang bilang, sayang lho, karena sudah termasuk paket tour. Hihihi... ga tahu dia kalau saya bayarnya lebih murah. Yo wis, saya coba aja, eh ternyata disediakan roti untuk mencicip minyak zaitun perawan itu.

Taste buds saya sebenarnya rada lumpuh karena alkohol udah masuk di otak, tapi masih bisa mengenali kualitas olive oilnya beda banget dengan yang biasa saya beli di supermarket. Harganya tentu beda banget, sebotol yang 250ml aja $18, sementara yang saya biasa beli untuk ukuran sama harganya cuma $7. Walaupun sedang ga punya duit saya beli aja sebotol yang kecil, niatnya buat bikin oli oleo pasta, yang bermodal bawang putih dan minyak aja. Pake minyak murahan aja udah enak, apalagi pake yang mahal kan?

Hari ini saya malas masak dan keluar, tadi malam baru nyampe apartment jam 9 malam terus beres-beres sampai jam 2-an. Jadinya istirahat aja dan bongkar-bongkar belanjaan yang dibeli di SF. Roti sourdough dari Boudin saya panaskan dan dimakan dengan dicocol ke olive oil yang dibeli di Sonoma. Aje gile emaaaakkkk... olive oilnya fresh banget, masih kerasa zaitun segarnya. Bener-bener minyak yang masih perawan... Jauh banget dengan kualitas minyak yang saya beli di supermarket. Ga nyesel sama sekali membelinya. Tapi dengan kebiasaan saya pilih-pilih makanan, ni lidah makin tambah snob aja deh. Makin pinter merasakan mana yang enak dan mana yang ga enak. Makin pinter membedakan kualitas makanan. Makin bikin bangkrut dompet...huahahaha...

Saturday, December 24, 2011

Buang Mimpi di San Fransisco Bay

Travel kali ini bukan hanya untuk refreshing, tapi sekalian buang mimpi. Menapaki San Fransisco yang berbukit, membuat fisik menjadi letih, dan otak dibanjiri oksigen hasil nafas yang ngos-ngosan. Kunjungan ke taman-taman melihat tumbuhan dan bunga-bungaan yang masih mau mekar di udara yang sudah lebih dingin ini, membuat mental melakukan refleksi diri. Saya berjalan dan berjalan. Mengambil foto sebanyak-banyaknya dan berhenti berpikir. Menikmati suasana seperti layaknya turis. Cable car, bay cruise, makan clam chowder di Boudin dan ice-cream di Ghirardelli, menapaki jalan setapak di Muir Woods dan wine tasting di Sonoma county. Membilas luka yang baru saja menoreh di hati. Dan membuang semua mimpi untuk menemukan belahan jiwa di teluk San Fransisco. Belahan jiwa saya juga tidak ada di negri paman Sam. Entah dia ada dimana, masih gelap buat saya.

Laki-laki sepertinya mudah untuk tertarik dengan saya, kali ini juga ada yang mengajak kenalan, tapi seperti biasa saya terlalu aneh untuk laki-laki. Esoknya dia pura-pura tidak melihat saya di ruang makan. Ga patah hati, cuma membuat harga diri saya tercabik. Sial... hehehe...

Tapi malamnya juga sudah bersiap, mungkin saya sudah terlalu sering mengalami hal ini, jadinya melihat lelaki yang tadinya seperti tertarik pada saya kemudian menarik diri, sudah jadi kebiasaan untuk saya. Menyedihkan... hahaha... saya memang tidak tahu cara membuat lelaki bisa suka pada saya pada jangka waktu lama. Jadinya, berjalanlah saya menelusuri semua kelokan dan bukit di bay area SF. Sekaligus membuat mental saya bersiap untuk pulang ke Indonesia enam bulan lagi.

Monday, December 19, 2011

Jalan-jalan, therapy patah hati

Setiap kali saya patah hati, pasti saya jalan-jalan. Walaupun travel kali ini sudah direncanakan jauh-jauh hari, tapi juga mirip banget situasinya dengan satu waktu dimasa lalu. Tapi waktu itu, saat saya pergi untuk menetralkan hati, orangnya malah nyusul. Yang membuat saya salah mengartikan sikapnya. Yang membuat saya menjadi perempuan bodoh.

Kali ini tidak akan ada yang menyusul saya kesini. Saya jalan sendirian, makan sendirian, ambil foto sendirian, sambil tetap memikirkan sosok orang itu. Melankolis betul. Hhh... saat saya memutuskan untuk menghapus semua khayalan, saat itu juga timbul kesadaran bahwa saya sudah punya rasa sayang pada dia.

Agghhhh... memang sih baru dua hari yang lalu saya memutuskan untuk menyehatkan mental saya, tapi ... tetap berat. Begitulah kalau jadi introvert, saat butuh curhat ga ada yang bisa dicurhati.

Saat ini wajahya masih ada dimana-mana, terutama wajahnya tiga hari terakhir pertemuan kami. 3 hari full saya berada bersamanya, jauh tapi dekat, dekat tapi jauh. Saya yakin saya ga berkhayal kalau dia juga merasakan sesuatu pada saya. Kenapa cuma saya yang ga dia ajak ngomong, tapi sering dilirik, padahal ga ada alasan untuk melirik saya? Kenapa dua hari terakhir dia memakai pet? Supaya bisa bebas melirik saya tanpa ketahuan kan?

Saya ga tahu kenapa dia tidak mencoba melakukan pendekatan, karena sudah berkeluarga? Dia ga pakai cincin kawin. Karena gay? Terus kenapa dia melirik-lirik saya terus. Bahkan ada kecenderungan untuk mendengarkan omongan saya. Saya tahu dia berusaha tampak cuek. Tapi saat kelas sudah dimulai saya bisa kok melihat dia sering memalingkan mukanya ke arah saya. Terutama saat pengajar mengambil posisi berdiri di sebelah kiri, sementara saya ada di sisi paling kanan. Dan sama sekali ga ada pertanyaan dari sisi kami. Apa coba alasannya memandang ke arah saya..yeee... kamu ketahuan.

Ahh... sudahlah ga perlu penasaran dengan alasannya. Dengan insting survival saya, saya tahu keputusan saat ini adalah untuk kebaikan diri. Ga perlu mikir lebih lanjut... haaahhhhhh~~~~.

Friday, December 16, 2011

Surat untuk Saya

Dear Diriku,
kamu sudah mempersiapkan sejak beberapa saat yang lalu bahwa tidak berguna menyimpan rasa itu. Jadi kenapa kamu merasa sengsara. Sakit sih iya, dicuekin emangnya enak. Ya nggaklah. Siapa yang bilang enak? Dan saya ga akan menghibur kamu dengan memberi janji kosong "ada yang lebih baik untukmu". hahaha.. hiburan yang klise dan palsu sekali. Kamu tidak suka yang klise dan palsu kan? Yang ingin kukatakan "kamu kuat" dan "kamu sudah biasa mandiri" melewati sisa hidup ini sendirian kenapa mesti takut? tepok-tepok kepala.

Ingat bukan hanya hampir ga mungkin untuk ketemu lagi setelah lulus. Bahkan setelah hari sabtupun mungkin kamu tak kan pernah melihat dia lagi. Dia pasti menghindari kamu, percaya deh. Besok tatap dia untuk terakhir kali dan bisikan selamat tinggal di dalam hati. Dia tak perlu tahu apa yang kamu rasakan. Aku tahu kamu sayang padanya, tapi dia tidak memerlukan itu kok. Lepaskan dia, ok. Untuk kesehatan jiwamu sendiri. Kamu harus memikirkan yang terbaik untukmu. Karena tidak ada yang memikirkan dirimu. Hahaha... tertawa kosong.

Ayo jalani hidup ini dengan kuat, kalau mau menangis, malam ini menangislah. Setelah itu jalani hidupmu sendiri. Masih banyak yang harus disyukuri di dunia ini. Kenapa menyia-nyiakan waktumu untuk hal yang tidak ada gunanya.

Yah... kamu boleh mendownload semua sequel Pride and Prejudice yang kamu suka dan memimpikan Mr Darcy-mu sebagai subtitute di dunia nyata. Tapi tampaknya peranmu memang hanya sebagai observer dan bukan pemeran utama... hahaha... ketawa kosong lagi. Jangan jadi zombie lagi ya...! Hiduplah!

Luv you always,

Saya

Wednesday, December 14, 2011

Jatuh cinta dengan Winter Rose

"Winter Rose" yang super ballad itu nadanya meremas dan menusuk ke dalam hati. Pilu, menyayat, sekaligus indah. Jatuh cinta dengan lagu itu, kolaborasi Changmin dan Yunho memberi warna pada ballad yang sungguh khas Tohoshinki (karena ini lagu dalam bahasa Jepang saya dengan sengaja memakai nama Tohoshinki dan buka DBSK atau TVXQ). Sebuah lagu yang anehnya menghangatkan malam-malam dingin ini. Duo ini selalu memberikan emosi pada lagu-lagunya bukan sekedar menyanyikannya dengan baik dan benar. Emosi itu yang mengikat hati saya pada mereka erat-erat.

Single ini juga memasukan "Duet" dalam winter version. Lagu yang bukan favorit saya dari album Tone menjadi berwarna lain di single Winter. Jadi ingin memeluk mereka dan membisikan "terimakasih sudah mengisi malam-malam itu dengan lagu yang menghangatkan hati. Aishiteruyo..."

Saya pun menantikan single atau album mereka berikutnya dengan hati berdebar-debar, seperti remaja yang jatuh cinta pertama kalinya. Saya tidak ingin menjadi fans ala Asia yang menantikan setiap berita private mereka, cukup menjadi fans yang akan selalu membeli album original yang mereka keluarkan dan kalau ada kesempatan menonton konser mereka. Saya ingin menjadi fans yang bisa memberikan space untuk mereka bisa menikmati kesuksesan mereka dengan menjadi pribadi yang mereka inginkan. Di luar panggung gemerlapan itu mereka berhak menikmati hidup manusia dengan normal, kenapa banyak fans tidak mengerti prinsip sederhana ini?

Cheers them as loudly as you can in their concert, but let them enjoy their private time without too much comments or critics, please ~~!

Tuesday, December 13, 2011

Kismis

Baca kenapa orang jadi picky eater di yahoo terhadap beberapa makanan. Waktu kecil saya bisa ngemil kismis, tapi setelah dewasa saya jadi ga suka dengan kismis. Bingung karena tidak mengerti penyebabnya. Trus baca di bagian ini:

7. Strange-Looking Raisins
There's no delicate way to put this: Raisins resemble feces, notes Pelchat That may explain why many people can't stand even the sight of them while they adore grapes (raisins are simply dried grapes).Raisins also have a tendency to show up where you least expect them, such as in what you thought was a chocolate chip cookie. "A lot of picky eaters say they hate surprises," says Pelchat.
 tepat banget. Itu yang saya benci... saat makan coklat atau ice cream saya tidak mengharapkan sesuatu yang kecut didalamnya. Pada saat gigi mengantam kismis, segimana manisnya pun kismis, tetap dong berasa agak kecut. Hiahh... benciii ~~

Atau seperti perkedel jagung yang saya harap kering krauk-krauk dengan rasa bawang putih dan merica yang kuat tiba-tiba dimodifikasi dengan ditambah daging yang membuatnya agak benyek. Bukannya masuk kedalam perut tapi saya lepehkan.

Kena protes dari teman kalau saya merusak selera makan mereka. Sering bikin saya sedih, kenapa saya terus yang harus mengerti dan memahami orang-orang disekitar saya, kenapa mereka ga mencoba memahami saya sebagai picky eater benci banget dengan suprise dari makanan yang dimodifikasi. Seperti pizza rasa rendang misalnya ... bikin pengen lempar ke koki yang bikinnya. Di otak saya pizza sudah diset mesti ada tomatnya. Dan kapan rendang ada tomatnya hah? Koki bego!! hihihihi...

Yeah saya jadinya milih-milih orang, kalau mereka kebanyakan protes dengan kelakuan saya, akhirnya bikin saya menjauh dari orang-orang seperti itu. Bikin alasan sibuk... padahal sibuk nonton drama di laptop misalnya. Dan sebagai konsekwensinya saat saya harus menghabiskan waktu bersama mereka, saya ga pernah lagi terang-terangan memberikan reaksi spontan. Mending diem.   Paling enak kalau bareng sesama picky eater, bisa berbalas curhat. atau mengkritik makanannya abis-abisan.... kekekeke...

Skewed

domar.ru dan blogobo meningkatkan traffic blog saya. skewed to the left. buat yang ngeklik blog ini lewat dua mahluk aneh itu saya mohon maaf. asli ga pernah ngelink-in blog ini kemana-mana. termasuk mempromosikannya lewat google. blog ini sebenar-benarnya diary buat saya. jadi prinsip utamanya sebagai tempat sampah saya.

ngomongin soal drama korea, musik band korea di dunia nyata tidak mudah. so, nulis di blog sambil mimpi ada orang yang baca. pas traffic ke blog ini mulai naik, mulai tambah keder sebenarnya. resiko nulis blog adalah ada orang yang baca. jadi saya buat anonim sejak awal. makanya judul-judulnya dibuat supaya ga mudah ketangkep search engine, dan ga di-tag pula. tapi, yah apa daya kalau ada yang baca sih silahkan aja.

hmm, menjelang akhir tahun lumayan banyak drama yang bakal tamat. Me too flower misalnya tamatnya dipercepat. senang dengan series ini karena tokoh-tokohnya bergulat dengan konflik dan trauma psikologis mereka. Flower Boy Ramyun Shop, karena absurdnya yang unik, tapi hidup. Man of Honor aka Glory Jane, tetap ditonton karena tokoh Seo In Woo. Ojakyo brother sih masih panjang 50 episode, sekarang baru sampai ke ep 35.

yang tadinya senang terus malas adalah  A Thousand Day's Promise, A Thousand Kisses dan Tree With Deep Root (setelah Song Jong Ki ga main).  ahahaha... jadi ngomel-ngomel.

Putih, Jangan Kuning

Ga ... bukan membicarakan warna parpol. Walaupun saya tidak simpati juga sih dengan parpol yang pakai warna kuning. Dan warna kuning juga bukan warna favorit saya. Putih menjadi warna favorit saya untuk perhiasan. Jadi antara perak atau platina. Perak tentu lebih terjangkau kantong asal bukan keluaran Tiffany and co. Walaupun asli design bracelet-nya keren-keren. Wow-wow, lidah menjulur dan mata melotot, persis seperti Scooby-doo saat memandang makanan.

Tapi kepikiran juga untuk membelikan diri sendiri bracelet Tiffany and co. sebelum pulang kampuang. Entahlah bisa terlaksana atau tidak, karena juga ngences dengan tas kulit yang bagus yang tidak dijual di Indonesia. hihihi... pilihan yang sulit.

Emas yang dipakai oleh Tiffany and co. tidak murni kuning tapi sedikit berwarna kemerahan. Dan designya minimalis. Tetap aja saya lebih suka perak-nya. Emas dipadu di kulit sawo matang itu kesannya murahan malah, mungkin karena saya terlalu sering melihat ibu-ibu yang seperti toko mas berjalan di berbagai pelosok Indonesia. Makanya perak menjadi unik karena jarang dipakai orang. Jadinya keren dan fresh.

Saya ngincer satu bracelet yang ga ada merek Tiffany and co. nya, pakai black jade. Kombinasi mematikan dari perak sterling, jade yang berwarna hitam pula. Ahh ~~ indah.banget. Bracelet apalagi yang rantai menjadi favorit saya. Secara psikologis sepertinya berkaitan dengan hadiah kejutan dari ayah saya dimasa lalu.

Saya dibesarkan tanpa mengharapkan mendapat hadiah di hari ulang tahun maupun di kenaikan kelas. Tidak ada juga pesta ulang tahun dimana kita akan mendapatkan hadiah dari orang yang kita undang. Setelah agak besar biasanya mendapatkan jatah uang ulang tahun yang bebas digunakan untuk membeli apapun yang saya suka seharga uang itu. Tapi satu hari, bukan di hari ulang tahun, tiba-tiba mendapat kejutan dibelikan bracelet berbentuk rantai emas tipis oleh ayah saya. Surprise dan senang tentunya. Tidak menyangka ayah akan membelikan perhiasan yang tidak biasa (kalung, cincin atau anting-anting).

Emas bagi saya selain tampak norak, juga tidak merasa nyaman memakainya, karena terlalu sering dipinjam ibu untuk -- dijual...!! well, saat itu saya juga tidak punya uang, direlakan dengan setengah hati. Untuk saya nilai bracelet itu sebenarnya ada di priceless-nya. Hadiah. Dan untuk saya rasanya ga sopan menjual hadiah dari siapapun yang membelikannya. Sejak saat itu saya rada anti dengan emas, perak lebih aman, karena ga akan ada yang berpikir untuk dijual.

Harga perhiasan perak Tiffany and co. jelas tidak murah tapi saya yakin orang yang jarang bersentuhan dengan barang branded tidak akan menyangka harganya melebihi harga emas... hehe...

Monday, December 12, 2011

Barang branded

Sudah dikorting 40% tetap aja harganya masih $50, tapi tetap beli. Bukan karena mereknya tapi karena saya ingin kemeja cewek kotak-kotak. Kalau di belanjanya di mall di Indonesia, pasti saya mikir panjang pendek untuk beli kemeja Ralph Lauren itu. Tapi barang bermerek memang beda kualitas jahitan. Itu kemeja ditindis luar dalam, jadinya rapi sekali dan tidak mudah berubah bentuk. Kainnya tidak begitu tipis tapi kualitas katunnya juga beda dengan kualitas katun kemeja dari H&M yang didiscount 50% dapat $10.

Banyak barang bukan branded dengan penampakan luar seperti barang branded, tapi biasanya setelah beberapa kali cuci akan ketahuan kualitasnnya. Dan jari saya bisa dengan mudah membedakan kualitas barang (terutama baju) hanya dengan menyentuhnya. Maklum saya "magang" shopping sejak kelas 2-3 SD dengan nenek saya yang maniak belanja barang berkualitas. Dan sebagai anak perempuan sulung satu-satunya yang menjadi kesayangan nenek, sejak kecil saya terbiasa memakai baju berkualitas bagus, baju baru lagi. Dari hasil malak nenek pada anak-anaknya...

Untuk baju tidur, nenek membuatkan celana piama dari kain batiknya yang walaupun bukan batik tulis, tapi batik-batik halus. Membuat saya juga mampu membedakan kualitas batik dengan sentuhan. Sekarang sih banyak celana piama yang kualitasnya bagus, jadi saya ga masalah dengan piama. Hanya sudah kebiasaan pergi atau tinggal dimanapun saya selalu punya batik halus yang kadang cuma dipakai untuk selimut di udara panas.

Karena diskonan juga saya sempat beli 3 pasang kaus kaki panjang Calvin Klein... duuh... memang beda, beda dan beda kualitas. Parah nih. Penampakan sih tipis tapi tidak fragile. Nyaman lagi tidak begitu ketat seperti kaus kaki ngasal dari toko diskonan.

Untung jadwal kuliah sangat padat, sehingga kalau di Atlanta saya suka malas belanja. Tapi pas ke luar kota, pulangnya pasti ada barang baru yang masuk koper saya. hihihi... soalnya kalau lagi travel kan mesti nyari makan di luar hotel. Dan paling gampang ya pergi ke mall, dan secara otomatis kalau sedang diskon membuat saya gatal dan membuka dompet. Heuheuheu... alasannya di Atlanta toh saya ga belanja. Mallnya kejauhan, bikin malas jalan. Kalaupun ada teman yang ngajak belanja, sayanya suka ga enak karena mereka kan biasanya nanya beli apa? Berapa harganya? Hih... dan berujung dengan nasihat ... jangan boros. Sebel! Makanya mau dimanapun saya sering belanja sendiri, jadi kalau mau nengok section branded juga cuek bebek, ga perlu ga enak hati dengan yang ditumpangi.


A big LOL

Hiburan saya disini disuplai dari internet melalui acara varieties Korea, yang sudah disubbed  tentunya. Yang bisa membuat saya ketawa ngakak adalah 1N2D, Running Man dan WGM (TeukSora). WGM WooJung juga saya tonton tapi karena pasangan itu cute, ga terlalu bikin ngakak seperti TeukSora, terutama Lee Teuk kalau sedang bersama SJ.  Mana saya nontonnya pakai headphone lagi, yang berarti tetangga cuma dengar ketawa saya doang di malam hari.

Paket single terbaru Tohoshinki baru saya ambil hari ini dari kantor manager apartment. Iya dengan jadwal pergi pagi-pagi dan pulang malam sejak akhir Nov, Fedex akhirnya naruh paket saya di kantor management. Dan single Winter Rose sangat memuaskan, sangat ballad, tinggal berharap ada yang mau menterjemahkan liriknya yang masih dalam bahasa Jepang.

Paket lainnya yang tiba adalah film Curious George. Film animasi monyet kecil yang super jail dan lucu itu akhirnya bisa saya dapatkan originalnya. Enak tidak ada macet-macetan seperti edisi bajakan.



Sunday, December 11, 2011

Coklat Panas dan Cinnamon Bun

Suhu sejuk lebih nyaman dari suhu panas. Bukannya di semua kitab suci selalu dikatakan panasnya api neraka? kekeke... menjadi bukti bahwa suhu sejuk lebih baik untuk manusia.

Untuk mengatasi dingin diperlukan kehangatan. Bisa dari hangatnya manusia, makanan atau minuman, selimut atau heater. Yang paling nyaman tentu kehangatan manusia, lawan jenis plus feromon... tapi saat ini sedang tidak ada persediaan. Jadi saya berpaling pada minuman dan makanan hangat.

Banyak pilihan mulai wine (ups...!), kopi atau coklat. Wine dan kopi jelas mengganggu bioritme kehidupan kalau diminum dimalam hari, belum memungkinkan untuk saya mengkonsumsinya. Jadi pilihan terbaik adalah coklat panas. Hangat, manis sekaligus sexy...

Dan cinnamon bun hangat menebarkan harum rempah yang selalu memberi saya ketenangan. Ahh... nyaman, sekaligus membuat hormon dalam tubuh naik ke level yang membuat saya ekstasi. Berlebihan memang, kampungan dan vulgar...hiahahaha... sebodo!

Yah mental dan otak saya memang sedang mempersiapkan tindakan defensif untuk tengah minggu mendatang. Untuk sebuah kelas di musim dingin.  Ada kemungkinan dia membatalkan kelas itu, kalaupun dia tidak membatalkannya apa yang saya inginkan sih? Susahnya kalau punya rasa suka pada seseorang. Sulit mengontrolnya.

Doa sudah dilisankan, tapi tidak ada jawaban positif. Jadi saya harus ikhlaskan rasa itu. Berat atau ringan saya sepertinya akan kecewa. Jadi biarlah coklat panas dan cinnamon bun itu menghangatkan badan dan hati saya.

Dan minggu depan saatnya melakukan petualangan di pantai barat dan melupakan semuanya. Joie la vivre...

Saturday, November 26, 2011

[LYRIC] Next time you fall in love

( http://www.youtube.com/watch?v=vAFVgMjXOko )


Pearl:
I guess i'm not too good at keeping love alive for long.
I think i've found the answers but the answer's always wrong.
My first love was my true love and it should have been my last.
The only time i'm happy's when i'm dreaming in the past.

Next time you fall in love
It better be with me,
The way it used to be.
Back then was when
We touched the starlight.

Sometimes you turn away from what your heart tells you is right
And so you settle for whatever gets you through the night.
The flame you thought was dead may suddenly begin to burn
And broken hearts can be repaired, that's something that you learn.

Next time you fall in love
It better be with me,
The way it used to be.
Back then was when
We touched the starlight.

Rusty:
I've re-lived every moment that i ever shared with you.
What fools we were to end a dream that looked like coming true.

Next time you fall in love
It better be with me,
The way it used to be.

Pearl & rusty:
Back then was when
We touched the starlight.

Next time you fall in love
It better be with me,
The way it used to be.
Back then was when
We touched the starlight.

I guess i'm not too good at keeping love alive for long.
I think i've found the answers but the answer's always wrong.
My first love was my true love and it should have been my last.
The only time i'm happy's when i'm dreaming in the past.

Next time you fall in love
It better be with me,
The way it used to be.
Back then was when
We touched the starlight.

Next time you fall in love
It better be with me,
The way it used to be.
Back then was when
We touched the starlight.




This song is my theme song for you who already touched the starlight.  I thought my feeling for you is over, but I'm wrong. My feeling for you was buried in the deepest part of my heart in a long long time ago and it will always be there. If I can go back to the time of our first encounter ... 

Friday, November 25, 2011

Lee Jang Woo di WGM

Pada dasarnya saya senang nonton variety show, dan variety show Korea banyak yang ok. Favorit saya Running man dan 1N2D, dan untuk WGM saya hanya tertarik nonton YongSeo couple (plus Lee Teuk - Kang Sora yang baru tayang lima episode). Setelah nonton Man of Honour saya menghabiskan 2 hari ini untuk nonton 31 episode Jang Woo - Eun Jung. Memang sih sebelum Man of Honour tayang saya sempat nonton satu episode (lupa episode keberapa) pasangan WJ ini karena mereka menggantikan YongSeo couple. Tapi saya sebal melihat Jang Woo sangat kurang perhatian dengan Eun Jung jauh banget dengan perhatiannya Yong Hwa pada Seo Hyun. Jang Woo agak dingin sedangkan Eun Jung selalu ceria. Tapi sekarang saya jadi suka dengan pasangan ini.

Jang Woo ternyata salah satu aktor yang rada nyeleneh, iya sih dia suka clubbing, tapi yang menonjol adalah kepribadiannya yang cowok banget seperti hobbynya camping, atau pertukangan. Dan kalau tidak sedang akting, dia cowok yang polos banget. Semua emosinya keluar, transparan, gampang dibaca. Dan memang antara dia dan Eun Jung sangat-sangat berbeda interestnya. Bagusnya Eun Jung selalu penuh perhatian dan berusaha untuk mengikuti hobby "suaminya". Kedekatan mereka jadi bertambah karena satu uni walaupun beda angkatan.

Paling bagus pas kalau keduanya lagi cemburu. Sampai susah diperkirakan mana scene yang mengikuti scenario dan mana scene yang natural. Jadi ga sabar nunggu episode barunya...

Update:

Dan malam ini saya jadi iseng searching Jang Woo, daaan... nemu di youtube video singlenya Jang Woo atas nama 24/7 band. Personel 24/7 ada 3 orang yaitu No Min Woo, Hyeon Woo dan Jang Woo.... dudududu... 3 Woo!!! Kyaaa... No Min Woo dan Hyeon Woo adalah 2 chefs elite di Pasta....!!! Astaga .... melihat mereka bertiga menyanyikan ballad yang enak didengar benar-benar kejutan yang menyenangkan. Sayangnya 24/7 bukan group resmi tapi project SME, Sidus HQ dan management-nya Jang Woo. Sekarang No Min Woo sudah tidak dibawah SME lagi, jadi single That Guy's Girl kemungkinan jadi satu-satunya single mereka. Ahh... seandainya group ini jadi official. Suara lumayan, wajah ok, body ok.... kakakakaka... vitamin untuk mata dan telinga!! hmmm... bakal anemia ... bleedingnose...srot!

ini link youtubenya: http://www.youtube.com/watch?v=cTkH0HAB76g&feature=related atau
http://www.youtube.com/watch?v=V9GMya7AuTs&feature=related

Ahh... saya senang baru tahu 24/7 malam ini... kalau nggak pasti ga bisa terlalu menikmati Pasta... bayangkan kalau 24/7 all out jadi chef elite di Pasta.... pingsan ...

Untuk WGM ... sayang sekali biarpun mereka cute, tapi satu clip Eun Jung yang sedang membuat CF dengan aktor lain, membuat saya yakin yang mereka lakukan di WGM ga akan berlanjut di dunia nyata. Jang Woo sih sepertinya bisa menerima Eun Jung, tapi Eun Jung benar-benar hanya akting untuk variety show. hhhh....


Sunday, November 20, 2011

Lee Ji Ah jadi polisi stress

Me too flower, lumayan kocak, walaupun tidak segila Ramyun Shop. Lee Ji Ah yang sering dikritik aktingnya datar menurut saya aktingnya ok-ok saja tuh. Mungkin banyak anti-nya, kecuali perannya di Style, di serial lainnya saya senang melihat aktingnya. Walaupun setelah skandalnya menikah dan bercerai dengan Seo Tai Ji terbuka ke umum, membuat saya agak sedikit tidak suka. Tapi rasa penasaran saya dengan aktingnya Lee Ji Ah akhirnya menggoda saya untuk nonton serial ini.

Iya Ji Ah berperan jadi Cha Bong Sun, polisi stress. Percakapannya dengan psikiater atau caranya melepaskan stress dengan menelpon semua nomor public service asli kocak. 2 episode awal sangat fresh berlainan dengan series lainnya. Ki Kwang ikutan disini, tetap berperan culun seperti di My Princess, walaupun tetap cute dan mencuri spot... Berharap Ki Kwang bisa mengeksplorasi perannya jauh dari biasa.

Ini serial tentang orang stress yang cukup menghibur untuk orang yang stress juga.

Kenapa Seo In Woo?

Drama Man of Honor tadinya saya kira drama genre sport dengan tema softball,  ternyata genrenya romance ... ahh mengecewakan. Kalau drama genre sport, Korea belum bisa mengalahkan doramanya Jepang. Belum mampu membuat genre sport menjadi menarik seperti dorama. Tapi saya malah tertarik meneruskan nonton karena karakter Seo In Woo (diperankan Lee Jang Woo), jauh lebih menarik dari karakter Kim Young Kwang (diperankan Chun Jung Myung). Menurut saya ada potensi mencuri posisi main character dengan second character seperti yang terjadi di drama Queen Seon Deok, dimana tokoh Bidam berhasil mencuri spot dari tokoh utamanya.

Seo In Woo, sebagai anak orang kaya yang di- abuse (verbally) oleh ayahnya, saat panik akan mengalami serangan tic berat, yang membuat dia semakin parah serangan ticnya. Dan pada saat dia jauh dari radar ayahnya, dia menjadi arrogant asshole yang meng-abuse orang-orang disekelilingnya. Seo In Woo sebenarnya pemain softball profesional berbakat, tapi setelah membuat satu kesalahan disuruh resign oleh ayahnya dan diharuskan masuk ke perusahaan dimana ayah dan sepupunya menjadi motor perusahaan itu. Sebenarnya ayah Seo In Woo mencuri perusahaan itu dari ayah Yoon Jae In (leading female) dengan percobaan pembunuhan (kecelakaan lalu lintas). Ayah Yoon Jae In meninggal seketika, ibunya koma bertahun-tahun, Jae In yang masih kecil selamat tapi ayah Seo In Woo menyuruh supirnya ayah Kim Young Kwang untuk membuang Jae In. Ayah Kim Young Kwang tidak tega dan memasukan Jae In yang mengalami amnesia ke rumah yatim piatu tapi selama bertahun-tahun selalu menyisihkan uang untuk membiayai pendidikan Jae In.

Leap time ke saat mereka dewasa, Kim Young Kwang sebetulnya berbakat tapi tidak bisa menangani problem internalnya dan menjadi pemain kelas dua, yang akhirnya malah dipecat dan selalu menganggap In Woo rivalnya. Dari kecil dua orang ini selalu bersaing tapi perbedaan kelas membuat In Woo arrogant dan Young Kwang menjadi the loser. Pertemuan tidak disengaja dengan Jae In yang menjadi suster di RS. Pendek cerita dua orang ini tertarik pada Jae In, tapi hati Jae In ada pada Young Kwang. Tapi terjadi kesalahpahaman dimana Jae In mengklaim ayah Young Kwang sebagai ayah kandungnya yang membuat hubungan mereka menjadi saudara satu ayah. Sementara Seo In Chul sepupu In Woo, membuat intrik dengan memperkerjakan Jae In sebagai suster pribadi In Woo, dan sepertinya tahu siapa Jae In sebenarnya. Jae In walaupun tidak jatuh cinta pada In Woo, tapi jatuh kasihan dengan keadaan In Woo yang sebenarnya hasil dari abusing ayahnya. Bah ... rumit... yang suka dengan drama Midas, mungkin akan suka dengan drama ini, karena saya melihat racikan yang mirip dengan Midas, tapi bagusnya bukan cerita yang plek mirip kok.

Seo In Woo, seharusnya menjadi tokoh yang saya benci, tapi malah jadi simpati. Scene saat InWoo kena serangan panik adalah scene paling baik yang dimainkan Lee Jang Woo.. Dia berusaha keras mengontrol keadaannya tapi malah semakin memperparah serangannya.  Matanya mencari pertolongan untuk mengontrol tubuhnya, tapi tidak ada yang membantu, ayahnya akan melihat dengan penuh kebencian, sepupunya dengan tatapan dingin, ibunya berlinang air mata. Hanya Jae In sebagai perawat yang bisa membantu In Woo tenang, tapi In Woo berusaha untuk menyembunyikan jati diri Jae In yang sebenarnya karena takut jika ayahnya sampai tahu siapa Jae In sebenarnya akan berakibat fatal untuk Jae In.

Chun Jung Myung sangat ok dengan perannya di Cinderella Sister dan Duo, tapi sepertinya tidak terlalu berhasil memerankan Young Kwang yang juga kompleks kepribadiannya. Karakter Young Kwang ini mirip dengan karakter Kim Tak Go, penuh pengalaman pahit dan keterbatasan tapi berusaha untuk tetap optimis. Dan Chun Jung Myung tidak berhasil merepresentasikan karakter itu, kalah solid dengan karakter In Woo. Saya seharusnya bisa bersimpati pada karakter Young Kwang, tapi tidak ada simpati sama sekali. Jadi.... saya nonton terus karena ingin melihat bagaimana perkembangan karakter In Woo. Lee Jang Woo selain di drama ini juga ada di variety show WGM lho.

Update Nov 27:
Sampai di episode 14 tetap ga bisa simpati dengan karakter Young Kwang, malah makin semangat mendukung Seo In Woo dan Jae In... padahal di episode 14 Young Kwang sedang menderita, air mata Young Kwang ga mampu meluluhkan hati saya... Ini juga yang saya alami waktu nonton Queen Seon Deok, bersimpati pada karakter antagonis Bidam, padahal karakternya tidak berubah menjadi protagonist. Berharap karakter antagonist Seo In Woo makin memancing simpati penonton, ga perlu karakternya berubah jadi protagonist, tetap antagonist yang jatuh cinta pada tokoh protagonist perempuan, dan ga perlu disatukan, jadi ingat jalan cerita di Kim Tak Goo dimana karakter yang diperankan Eugene tidak disatukan dengan Kim Tak Goo? Disinipun bisa sekedar membuat Jae In kebingungan mau pilih yang mana, sudah cukup... Yeah, sepertinya saya akan jadi supporter untuk In Woo... selama Lee Jang Woo tetap menjaga ritme aktingnya seperti sekarang atau lebih baik lagi.

Headphone

Headphone sering dianggap mainannya cowok, bukan hanya di Indonesia tapi di US juga. Saya termasuk minoritas, sebagai perempuan yang tertarik dengan banyak mainan cowok. Banyak perempuan punya iPod atau headphone yang ada mp3 player, jadi mendengarkan musik dan lagu jelas tidak untuk laki-laki saja, tapi ... perempuan tidak mempermasalahkan kualitas suara yang keluar dari playernya. Sebagian besar perempuan puas, misalnya dengan in-ear earphone merek apa saja asal ada suaranya. Tapi laki-laki kadang beli headphone mahal yang mungkin lebih mahal dari playernya, atau malah membangun deck amplifier yang ga murah untuk mendapatkan kualitasa suara yang ok. Giliran istri atau pacar mereka ngamuk-ngamuk saat melihat receiptnya...hihihi.

Tapi sebenarnya ga salah-salah amat. Saya sejak punya headphone menengah dari Sennheisser, udah ga bisa lagi mendengarkan iTune dari Sebastian - macbook saya, tanpa pakai headphone. Suara yang dikeluarkannya jauh lebih kaya dari default Sebastian. Kenapa saya milih Sennheisser? Karena Bose kemahalan... huahahahaha... dan earphone default Apple yang walaupun jauh lebih baik dibanding beberapa in-ear-earphone merek lain tetap kalah suaranya dibanding Sennheisser. 

Pertamanya malu pake earphone yang walaupun ga segede gaban, tetap aja gede. Kalau cowok kan udah biasa menggantungkan headphone di lehernya, tapi perempuan biasa (yang bukan pemusik) termasuk pemandangan langka. Tapi akhirnya cuek aja, yang penting saya bisa mendengarkan musik yang saya suka tanpa mengganggu orang. Dan kalau ada yang ngomonginpun ga kedengeran tuh...hihihi...

Walhasil tas saya jadi penuh kabel dibanding peralatan perempuan yang seharusnya. Apalagi kalau travel, ada tas kecil khusus kabel, mulai dari charger untuk laptop, hp, kamera, iPod dan kabel transfer untuk kamera sekarang ditambah dengan charger buat kindle. Saya bukan penggemar peralatan yang digabung menjadi satu seperti iPad. Ntahlah nantinya.

Udara sudah semakin dingin dan mulai banyak bangunan didekorasi untuk Natal, Atlanta termasuk kota yang religius, di setiap belokan ada gereja, jadinya ga heran kalau mereka udah dekor mulai sekarang. Yang paling saya suka adalah pemandangan penuh lampu dimalam hari. 

Saturday, November 19, 2011

Pre Order Winter Rose

Winter Rose, single terbaru TVXQ ada dua versi CD dan DVD. Kali ini saya ambil versi CD saja, ngirit dot com. Tahun depan mereka akan banyak melakukan konser solo, pengen nonton lagi pertunjukan langsungnya. Ketagihan melihat Yunho dan Changmin melakukan aksi panggung. Tapi ga murah untuk pergi ke Jepang, plus mesti nyari kerjaan lagi. Sigh... Jadi puas-puaskan saja dengan membeli album original mereka. Ngiri dengan orang-orang yang bisa tinggal di Jepang, mereka akan bisa nonton salah satu konsernya dengan mudah, sementara saya gigit jari.

Gara-gara order CD TVXQ, saya sering ditawari CD lain yang ga bikin saya berminat. Grrrhhh... marketingnya mestinya bisa baca dong kalau saya ga tertarik sama sekali dengan JYJ, jadi ga usah kirim-kirim promo. (hehehe... marah-marah sendiri, bego bin baka). Herannya mereka ga pernah mengirimkan email pemberitahuan produk baru TVXQ, aturan mereka mengirimkan promo yang berkaitan dengan TVXQ dong, biar bikin saya ngences dan membuka dompet, bukan promo group yang ga saya kenal.

Kalau fans premium kan beli album bulk order terus kirim hadiah mahal pada artisnya. Kalau saya sih fans biasa aja, yang beli album yang sama dua kali karena ga sabaran, beli 3 versi karena pengen bonus DVDnya, pas ga punya duit beli album satu versi aja... ga beli photobook atau kalendernya karena mahal banget. Hihihi... tapi kalau ada kesempatan dan uang pengen nonton live shownya mereka lagi. Satu yang harus membuat TVXQ bangga adalah karena mereka satu-satunya artis di dunia sampai saat ini yang mampu membuat saya beli tiket konsernya... hahaha...

Wednesday, November 16, 2011

Serial gila: Flower Boys Ramyun Shop

Serial satu ini sudah tayang 6 episode dari TvN. Sangat berbeda dengan sinema Korea lain, gila abis-abisan. Tokoh utamanya Cha Chi Soo (Jung Il Woo) dan Eun Bi. 


(Foto source:  asianmediawiki.com/Flower_Boy_Ramen_Shop)

Cha Chi Soo adalah Chaebol, masih anak sekolahan yang dimanja habis oleh ayahnya. Tokoh ibu ga jelas. Eun Bi adalah guru yang sedang melakukan magang di sekolah Cha Chi Soo. Ayah Eun Bi punya restoran Ramen dekat sekolah Chi Soo. Tapi Eun Bi punya konflik dengan ayahnya sejak ibunya meninggal.

Pertemuan pertama Chi Soo dan Eun Bi terjadi sebelum Eun Bi masuk kerja. Di pertemuan pertama Eun Bi menyangka Chi Soo lebih tua darinya. Sejak episode pertama sudah banyak adegan gilanya, dibuka dengan Chi Soo yang melakukan flirting di pesawat dari New York ke Seoul dengan salah satu penumpang perempuan, saat mendarat terjadi scene dimana beberapa bodyguard menanti Chi Soo... adegan pembuka rutin tentang chaebol yang melakukan demo pada orang tuanya diakhiri dengan scene dimana Chi Soo komplain pada ayahnya bahwa di New York dia harus pakai bahasa Inggris untuk pesan Hamburger... huahahaha cengeng abis, karena pertamanya saya menyangka Chi Soo bukan anak SMA. Chi Soo adalah parodi dari Tsukasa Domyoji yang menjajah ayahnya karena sangat dimanja.

Konflik pertama tentu bullying Eun Bi di sekolah, wakil kepsek, kepsek, siswa lain semua menyarankan Eun Bi jangan melawan pangeran Chi Soo... hanya Ba Wool rival cinta Chi Soo yang tahu bahwa Eun Bi bukan perempuan biasa.  Eun Bi yang sejak awal tidak bisa melawan pesona Chi Soo karena kelakuan Chi Soo yang kelewat batas merupakan orang yang pertama kali menghukum Chi Soo secara fisik. Dan hukuman fisik ini menjadi awal Chi Soo jatuh cinta pada Eun Bi.

Ada tokoh Hang Hyuk yang mengumumkan ke semua orang Eun Bi adalah istrinya. Hang Hyuk menjadi pewaris toko Ramen setelah ayah Eun Bi meninggal. Dia punya kebiasaan tidur dimana saja saat merasa lelah, tokoh empat dimensi juga, tampaknya polos tapi otaknya jenius dan jelas jagoan masak ramen. Ba Wool adalah teman sekelah Chi Soo, yang punya pacar bernama Soo Yi yang menduakan dia dengan Chi Soo, Ba Wool ini murid berandalan yang takluk pada Eun Bi. Hyun Woo adalah teman Chi Soo, tempat Chi Soo mencari nasehat. Di akhir episode 6 semua orang ini berkumpul bersama untuk membuka toko ramen Eun Bi. Yang ingin tahu cerita lengkapnya cari di dramabeans.com nonton gratisannya dengan subtitle inggris di kimchidrama.

Yang membuat serial ini menarik semua tokohnya punya kepribadian empat dimensi, Jung Il Woo ga ada jaim-jaimnya memerankan Chi Soo, si chaebol tak berhati, pangeran super manja yang kelakuannya sangat sangat ajaib. Eun Bi juga bukan tokoh cantik manis, lemah lembut. Hang Hyuk dan Chi Soo jatuh cinta pada Eun Bi karena kelakuan ajaibnya, Eun Bi sebenarnya pemain volley berbakat. Tokoh ayah Chi Soo juga bukan typical CEO yang kejam, tapi ayah yang sangat menyayangi putra satu-satunya. Adegan lucu saat Chi Soo ngambek karena ayahnya tidak mengangkat telepon saat dia sedang butuh bantuan, trus Chi Soo bilang mulai sekarang ayahnya adalah ini (sambil nunjuk gambar Pororo di selimut). Ayah Chi Soo keluar ruangan, dan nanya ke sekretarisnya, siapa sih orang yang ada di gambar yang ditunjuk Chi Soo, dengan roman cemburu. Sekretarisnya bengong terus menjawab ..."O itu Pororo"... terus dia nanya lagi "Pororo itu siapa?"... sekretarisnya menjawan "Pinguin"... hya...huahahahahahaha...

Sampai saat ini semua adegannya komikal, ajaib, ga ada romantis-romantisnya... tapi anehnya sangat menghibur. Saya berharap semua kegilaan ini tidak berubah sampai tamat...


Monday, November 14, 2011

Kebalikannya "Sayang" bukan "Benci"

Kontroversi pecahnya TVXQ/DBSK/Tohoshinki, masih diperdebatkan oleh banyak fans-nya. Saya rajin membaca comment di blog untuk TVXQ yang sekarang dan ga pernah mampir ke blog pendukung 3 member yang keluar. Alasannya karena saya bukan masochist yang sanggup membaca komentar yang menjelekan Yunho & Changmin. Tapi di blog yang support Yunho & Changmin lumayan banyak dapat info tentang duo ini.

Banyak yang menduga bahwa Yunho & Changmin tidak mempermasalahkan lagi member lama, dan masih ada yang mengharapkan mereka bisa reuni dan berkumpul lagi, paling tidak satu saat dimasa depan. Alasan yang mereka kemukakan adalah sebagai manusia orang tidak luput dari kesalahan, dan dengan riwayat pertemanan yang lama tidak gampang melupakan masa lalu. Walaupun banyak yang menyesalkan twitter dan ucapan dari 3 member yang keluar yang masih selalu memberi komentar yang akan memancing komentar buruk fans pada Yunho dan Changmin, tapi banyak yang memberikan kesempatan kedua untuk 3 member lain yang keluar agar bisa menyadari kesalahan mereka, minta maaf dan balik lagi menjadi satu group. Whoaa... luar biasa memang dukungan fans itu.

Saya ga ikutan nulis komen karena teori saya melawan mainstraim fans yang percaya Yunho dan Changmin sudah memaafkan kesalahan 3 member lama dan maju ke depan dengan tidak menengok ke belakang. Teori saya tidak sepenuhnya mendukung teori mereka, dan kedua saya malas bikin id baru untuk komen.

Saya masih meragukan, - terutama Changmin - sudah memaafkan perbuatan member lama, menurut saya Changmin dan Yunho bukan memaafkan tapi sudah tidak peduli lagi pada member lama yang keluar. Mereka tidak akan mencapai tahap sekarang tanpa keinginan kuat untuk membalas perlakuan 3 member lama, bukan dengan cara yang jelek tapi dengan cara yang elegan yaitu mempertahankan dan meningkatkan TVXQ lebih baik lagi. Menunjukan bahwa tanpa 3 member itupun dua orang ini sanggup kok membesarkan nama TVXQ yang memang terbukti dengan kualitas penampilan dan vokal dan pemilihan lagu yang baik, sehingga dalam sekejap TVXQ bisa meraih banyak fans baru yang lebih luas lagi scopenya.

Lamanya pertemanan justru membuat perlakuan 3 member lama menorehkan luka lebih dalam lagi, saya rasa trauma dan luka dari perpisahan ini masih membekas jelas jauh di dalam hati Yunho dan Changmin. Makanya mereka tidak pernah membicarakan 3 member lama yang keluar, karena ada ujar-ujar bahwa kebalikan dari rasa sayang bukan benci tapi tidak peduli. Jika kita tidak peduli pada seseorang apa yang kita lakukan? Menyebutkan namanya saja pun tidak ingat, tidak eksis lagi, tidak perlu ditanggapi lagi omongannya. Tablo lama itu sudah selesai, kita mulai babak baru. (Lihat saja pesan di album TONE). Fans sebenarnya telah diberi pesan secara eksplisit di halaman terakhir booklet dan jacketnya, untuk tidak mengharapkan lagi member lama bergabung ulang ke TVXQ.

Karakter Yunho dan Changmin yang terbaik adalah integritas mereka. Dua orang ini tidak akan segan meminta maaf kalau melakukan kesalahan, tapi jangan harap mereka akan menunduk mengikuti kemauan orang kalau mereka tidak melakukan kesalahan. Saya percaya itu alasan mereka tetap mempertahankan TVXQ dan bekerja keras membuatnya lebih baik.

Banyak orang berandai-andai kalau lima orang itu bergabung lagi masih tetap mau jadi fans tidak. Huahahahahaha... ga usah berandai-andai deh, group band mana di dunia ini yang setelah pecah terus bersatu lagi? Ayo tunjukin? Di belahan barat dan belahan timur tidak ada tuh yang bergabung lagi, contoh paling besar adalah Spice Girl, sejak satu membernya keluar untuk meniti karir solo, pernah ga mereka bergabung lagi? Tidak pernah, hanya janji-janji walaupun fans Spice Girl menuntut mereka bersatu lagi. Masih banyak contohnya, dan otak saya sampai panas memikirkan group mana yang bergabung lagi setelah bubar. Ayo kembali ke realitas saja, tanpa perlu berandai-andai.

Dan karena ini blog pribadi saya, saya bebas dong mengatakan bahwa saya sangat tidak mengharapkan mereka bergabung lagi dan merusak harmonisasi Changmin dan Yunho yang sudah bagus itu...

BTW: akhirnya saya melakukan PO untuk single baru mereka, tapi ambil CDnya saja... lagi bokek nih.

Wednesday, November 09, 2011

Animasi favorit: Curious George

Animasi adalah salah satu favorit saya. Walaupun sekarang mulai bergeser memakai tehnik CG yang memberikan ilusi optik 3 dimensi. Saya sebenarnya pengen banget nonton Puss in Boot tapi malas ke bioskop, jadi mungkin nunggu aja sampai direlease oleh amazon.

Nonton animasi itu dimana saja dan kapan saja, sering kalau di pesawat saya malah milih animasi dibanding film biasa. Animasi favorit saya adalah Curious George on movie, tapi susah banget dapatnya. Dulu sempat punya bajakannya, tapi kemudian dipinjamkan adik saya ke temannya dan ga balik lagi. Saya lantas pengen beli originalnya tapi tampaknya mereka sudah tidak menjualnya lagi. Huh!

Kenapa Curious George? Karena monyet itu lucu ... dan George memang monyet kecil iseng yang penasaran mau tahu segala sesuatu.

Animasi tentang kucing juga sangat saya suka. Tapi juga jarang yang membuat, karena produser dari Hollywood atau Disney sebagai orang barat kebanyakan lebih menyukai anjing dibanding dengan kucing. Anjing lucu, tapi kucing jauh lebih lucu dibanding anjing (opini pribadi). Garfield in the movie adalah favorit saya, cuma bukan animasi. Sekarang ada film khusus Sebastian, si puss in boot. Rawr..!

Tuesday, November 08, 2011

Male: TVXQ , Female:Wonder Girls

Lagu Nobody merupakan salah satu lagu girl band Korea yang familiar untuk saya. Tapi ga pernah penasaran dengan group yang menyanyikannya. Sering dengar Wonder Girls yang menjadi idolanya idol cowok di Korea (gara-gara keseringan nonton variety show-nya Korea), tapi tetap tidak tertarik mencari tahu karena saya sudah punya prejudice terhadap girl band Korea, yang kebanyakan pas-pasan kemampuan nyanyinya, dance lumayan tapi juga ga terlalu gimana gitu. Malam ini secara ga sengaja saya ngeklik link ke MV terbaru WG - Be My Baby dan surprise.... ternyata ada girl group yang kualitasnya mendekati kualitas duo TVXQ . Paket komplit skill menyanyi dan dance yang prima, plus pilihan lagu yang bagus, bukan hanya sekedar hip-hop. Oh ya, masih ada satu group cewek lain yang lumayan Brown Eyed Girl. Tapi masih kalah dibanding dengan WG. Untuk group cewek lain masih tetap ga bisa suka...kikikiki...

Tapi kalau dibanding dengan TVXQ, masih tetap kalah, artian saya senang dengar lagu-lagu mereka juga nonton MVnya di youtube, tapi belum pengen beli CD originalnya. Kalau CD original TVXQ sih sejak album Why selalu saya koleksi... Dan akhir bulan ini TVXQ akan release single baru Winter Rose... belum sanggup order, soalnya dompet masih babak belur. Saya kayaknya akan puas banget kalau ada pertunjukan gabungan TVXQ dan WG ditambah Brown Eyed Girl dan FT Island, satu panggung. Walaupun kepuasan tertinggi tentu dengan nonton konser tunggal TVXQ, bisa bikin saya high.

Buat saya kemampuan penyanyi itu sangat penting, mereka yang menyanyikan lagu dengan ngasal seperti 2 dari 3 ex member TVXQ amat sangat tidak menarik untuk didengar. Mau distylish seperti apapun, kemampuan dan disiplin latihan secara otomatis akan terlihat di panggung. Kalau hanya mengandalkan loyalitas fans tanpa upaya yang baik untuk menarik fans baru... hmmm... bisa diprediksi tidak akan bertahan lama di dunia penuh kompetisi itu. Menarik fans baru hanya bisa dilakukan dengan mengasah kemampuan dan ketrampilan performance sebaik-baiknya. Seperti WG misalnya yang bisa membuat saya tertarik mendengarkan semua lagu di album barunya. Dan kalau ada album yang ngeklik banget ke selera saya, amat sangat mungkin saya membeli album barunya. Dan didunia yang isinya 7 trilyun manusia, dapat sepersekian persen saja dari populasi manusia di bumi yang seperti saya, akan menguntungkan penjualan CD penyanyi tersebut.

Fight TVXQ, fight WG!

Tambahan: kenapa chemistry WG tidak sekuat chemistry TVXQ pada saya, terjawab setelah mendengarkan versi MR lagu-lagunya WG. WG mesti banyak latihan vokal deh... walaupun performance panggung dan pemilihan lagu sudah ok banget.






Monday, November 07, 2011

I Love NY

Waktu saya kecil, masih sempat mencicipi window shopping di jalan Braga. Waktu kecil sempat bolak-balik pindah antara Bandung dan Cianjur, tapi sejak kelas 2 SD keluarga saya menetap di Bandung walaupun pindah-pindah rumah kontrakan. Memori yang masih bisa saya ingat adalah sejak saya masuk TK kecil, sebelumnya tidak ada ingatan yang real. Karena saya sekolah di pusat kota dan tinggal di bagian barat, enam hari dalam seminggu, dua kali sehari saya melewati jalan Braga. Masih banyak toko-toko yang aktif jualan dan kualitas barang yang dijualnya termasuk barang mewah. Dua toko yang  beberapa kali saya masuki adalah toko buku dan bakery Sumber Hidangan. Harumnya roti baru siap bakar dan arsitektur post mod gaya Eropa, sepertinya menjadi faktor kenapa saya tidak merasa asing saat menapakan kaki di dua negara di Eropa. Masa-masa TK dan awal SD merupakan babak dimana semua pancaindra saya seperti spons menyerap semua stimulant luar untuk diproses dan dijadikan referensi oleh diri saya tentang hal-hal yang menyenangkan.

Bandung jaman itu masih dingin, pagi hari suhu masih bisa mencapai dibawah 20 derajat, kalau bicara masih bisa keluar uap. Membuat saya merasa lebih nyaman untuk hidup di suhu dingin dibanding panasnya kota besar lain di Indonesia. Dan waktu favorit saya untuk window shopping adalah di sore hari saat gerimis turun, karena lampu-lampu di toko-toko di jalan Braga menjadi terlihat berkilau lebih indah dan hangat.

Sensasi window shopping di Braga di usia itulah yang saya temukan sangat mirip dengan saat saya jalan di London. Walaupun di beberapa bagian sangat padat orang [dan turis tentunya] tapi ada beberapa jalan yang tidak terlalu padat manusia, dan window shopping di sore hari di musim gugur yang cerah membuat saya teringat sebuah masa menyenangkan di dalam hidup.

NY atau lebih tepatnya Manhattan berbeda, jauh lebih bising, jauh lebih padat, jauh lebih besar dibanding dengan London. Tetapi saya jatuh cinta pada kota ini, selain saya bisa puas window shopping disini juga terpikat dengan Central Park dan pengalaman nonton di MSG yang tidak akan terlupakan. Dan saya punya pikiran ajaib, membayangkan seandainya saya bisa berjalan-jalan disini berdua dengan nenek saya tentu akan sangat menyenangkan, seperti saat saya menikmati window shopping di Braga bersamanya. Dan pikiran lebih ajaib lagi adalah, bagaimana seandainya saya ajak dia nonton konser SMTown? Saya rasa nenek juga akan suka dengan lagu-lagu TVXQ, mengingat kami punya banyak persamaan selera. Hahaha, ga kebayang kalau nenek saya nge-fans TVXQ.

Untunglah saya berkesempatan tinggal di sebuah negara bagian di East coast, bisa sering ke NY, hihihi... karena kalau misalnya saya sekolah di negara bagian yang ada di tengah-tengah benua ini seperti ayah saya, pasti saya tidak terlalu kepingin jalan ke NY. Musim dingin nanti saya akan mengunjungi San Fransisco, dengan alokasi waktu seminggu, saya rasa cukup untuk mengunjungi dan semua atraksi turisnya dan mengambil banyak foto. Apakah saya akan jatuh cinta pada SF seperti saya jatuh cinta pada NY?

Tuesday, October 25, 2011

SMtown NYC 2011

Di Indonesia mana saya sempat nonton pertunjukan seni, saya memilih beli CD dan menikmatinya di rumah. Kegiatan luar rumah yang saya nikmati hanya nonton film di bioskop. Nonton konser bukan kegiatan yang menarik untuk saya. Saya memang bukan konsumen yang gampang dipuaskan. Nonton pertunjukan kelas atas, selain mesti pakai baju bagus, mahal pula tiketnya. Pertunjukan yang cukup rajin saya datangi hanya Java Jazz, itupun kalau ada teman jalan. Sempat ngences saat Phantom of the Opera main di Singapore tapi tidak bisa cuti.

Sejak tahun lalu saya mulai menggila, nonton berbagai pertunjukan seni. Balet udah 3 kali, kalau orchestra sih rutin diadakan oleh Uni, tinggal menyisihkan waktu untuk nonton. Film independent dan film jadul juga saya tonton di Uni. Ditambah dengan opera dari China. 2 hari lalu malah ngotot nonton SMtown di tempat pertunjukan bergengsi di US... Madison Square Garden. Suatu fussion yang menarik, nonton TVXQ di tempat top. Pengalaman mengesankan jadi double.


Apresiasi dari audience bukan tepuk tangan... tapi teriakan yang bikin telinga pengang. Orang sudah ga ada jaim-jaiman lagi, dan saya larut ke dalam histeria massa. Saya rasa semua artis yang pentas malam itu menampilkan penampilan yang terbaik. Tapi tidak ada yang bisa mengalahkan TVXQ... dan mata saya terhipnotis pada Changmin. Energi yang dimilikinya meledak di panggung malam itu. Bukan hanya Changmin, Yunho dan back dancernya sama-sama memberikan pertunjukan terbaik di panggung malam itu. Tanpa mengurangi respek pada kerja keras artis lain, karena saya memang datang untuk TVXQ, karena saya memang fans TVXQ, dimata saya (yang mungkin sangat subjektif ini, penampilan TVXQ mengaburkan ingatan saya pada pertunjukan sebelumnya). Saya masih lumayan ingat penampilan SuJu, yang membernya seperti kutu loncat aktif bergerak kesana kesini, tapi level ledakan energinya lebih rendah dari TVXQ.





Perasaan saya campur aduk melihat pertunjukan TVXQ. Hanya mereka yang nonton langsung bisa merasakan energi yang meluap itu. Beda banget dengan nonton fancam (ya iyalah). Tadinya saya mengira dengan nonton live, akan menurunkan kadar ketertarikan saya pada TVXQ, tapi malah sebaliknya jadi makin nge-fans dan malah ingin nonton konser mereka. Ga puas kalau hanya nonton SMtown, saya bahkan sempat menggerutu melihat artis lain yang terus menghangatkan panggung, sampai curiga jangan-jangan TVXQ tidak muncul di panggung. Sejak mereka masuk ke panggung sampai keluar panggung, saya selalu berdiri. Kurang puas kalau nonton sambil duduk saja. Dan langsung kecewa saat pertunjukannya berakhir... kok hanya sebentar? Hahaha... fans geblek. Saya pulang ke tempat menginap sambil kuping masih berdenging, di dalam ingatan saya memutar ulang semua aksi Changmin di panggung.



Monday, October 24, 2011

Nonton TVXQ live!

Hmmm... not very well prepared jadi cuma dapat setengah Rising Sun... Maximum... Mirotic juga waktu TVXQ baru masuk dan lagu akhir... kyaa!! Melihat TVXQ live... Epic!! Sekarang lagi upload video, tapi seperti biasa minta ampyun lamanya, padahal cuma video 2 menitan. Karena kena sorot lampu jadi tidak bisa membuat foto yang bagus. Sebelnya lagi, pas baca di FAQ nya MSG dibilang ga boleh bawa kamera DSLR dengan lensa tele. Huh... padahal ga ada pemeriksaan sama sekali.... hiks.... tertipu.

Tapi gapapa senengnya masih berasa sampai sekarang. Sejak awal tahun ini kan nge-fans dengan Changmin (iya Changmin... TVXQ ada di tempat kedua... maaf-maaf-maaf!) suaranya ok, plus body dan tampangnya menyenangkan untuk dilihat plus kejujurannya itu lho, ga ada jaim-jaiman atau berniat cari perhatian fans secara berlebihan.

Karena saya bosenan, biasanya tidak terlalu lama saya suka banget dengan artis (mo penyanyi atau aktor) ga terlalu lama biasanya ngefans dengan yang baru. Dan ngefansnya saya juga tidak sedalam nge-fans ke Changmin. Karena semua hal bisa dimanipulasi secara virtual, saya penasaran setelah melihat mereka langsung aksi panggung apakah perasaan saya akan berubah.
Pertunjukan mulai jam 7.30 berakhir 11.30 ... total performans TVXQ palingan 10-15 menitan. Duuh... sedikit amat alokasi waktunya... saya lumayan sebal juga karena di panggung nongol SNSD lagi, f(x) lagi, SHINee lagi, Suju lagi.... beuuh... Suju paling lumayan dance maupun performancenya dibanding SHINee... yeah saya memang suka lagu yang benar-benar lagu bukan rap ataupun hiphop. BoA enak dance-nya tapi saya tidak tune in dengan lagunya. Kangta bawa ballad jadi kebanyakan kalem, dia cuma dance sekali, performa ok tapi.... tetap dibawah TVXQ buat saya. SNSD dan f(x) ... ga saya banget baik lagu maupun dancenya, jadi kalem aja nontonnya. Walaupun baru saya sadar si tomboy Amber ternyata cantik sekali begitu di panggung. Dan saat f(x) performed jelas banget dukungan fansnya, bahkan melebihi SNSD. Sayangnya TRAX ga performed. Heechul dan Siwon juga absen. Kualitas penampilan tampang cowok jelas menurun (hihihihi).

Akhirnya setelah lama nunggu terdengar genta dipukul dan lampu berwarna biru menyinari di panggung gelap, tahu-tahu Changmin dan Yunho sudah menggantung.... kyaa-kyaaa-kyaaaa... penonton bergemuruh dan nyaris berdiri semuanya. Begitu Changmin masuk ke radar pandangan mata saya, eksistensi Yunho dan back dancernya memudar.... saya seperti memakai kacamata kuda hanya bisa melihat sosok Changmin di panggung. Asli saya ingin bisa ngefans Yunho setara dengan Changmin, tapi kenyataan berkata lain. Mirotic menggebrak panggung pertama, whuahhh... kualitas dance-nya berkali lipat dari artis lain yang dancenya bagus  di video, tapi kurang chemistry di panggung.

TVXQ dan Beat Burger... ahhh... dancenya sama plek dengan dance di video mereka. Panggung dikuasai dengan apik. Selesai Mirotic kalau tidak salah nyambung ke Maximum, terus disambung B.U.G atau KYHD (lupa... urutannya). Sempat disela oleh salam dari mereka, yang dijawab dengan teriakan bergemuruh dari audience (saya ikutan tentunya), yang entah berapa decibel suara di dalam gedung saat itu, telinga saya sampai kesemutan kok nonton SMtown. Setelah itu disela dengan BoA (lagi) dan group lain... dan kemudian mereka muncul lagi dengan Rising Sun..... Uggghhhh.... Changmin dan Yunho menggila lagi di panggung.... Rock you!!

Tahu-tahu lagu Hope-nya HOT terdengar... ahhh... sudah sampai penutup. Changmin lucu banget di lagu akhir itu. Energi dalam tubuhnya masih tersisa dan dia ada dipanggung sendirian, tapi super aktif.... sementara orang-orang sudah maju ke depan. Kamera saya pun terfokus pada Changmin saja, beberapa kali Changmin melambai ke sisi panggung saya... sambil tersenyum lebar yang kata orang sini "grinning from ear to ear". Ahhh... ternyata saya beneran nge-fans dengan Changmin. Suara Changmin terdengar husky (mild) saat bicara di panggung. Jadi pengen nonton concert khusus TVXQ doang... ga puas nonton TVXQ di SMtown, terlalu sebentar.

Dan untuk saya TVXQ yang sekarang adalah the best TVXQ... hasil latihan yang disiplinnya mirip disiplin tentara baik dance dan nyanyinya. Mereka artis level international, jauh melampaui kualitas artis lainnya. Terimakasih Changmin & Yunho & Beat Burger... you rock, my men!!






Thursday, October 20, 2011

Holiday season

Saat bulan Oktober sudah mendekati ke akhir, berarti holiday season sudah mendekat. Waktunya shopping... ehmmm bukan buat saya, tapi buat orang US...hihihi... selain karena pergantian musim. (kubur baju musim panas dan beli mantel baru untuk winter, sekali lagi ini tidak berlaku untuk saya). Tapi berhubung saya akan ke NY, tidak ada salahnya beli satu dua barang, kalau ada yang menarik disana. Ok, stop ngelanturnya. Akhir bulan ada Halloween, November adalah Thanksgiving, Desember ada Natal dan Tahun Baru. Toko-toko mulai giat promosi supaya barangnya laku. Untung juga di Atlanta rada jauh ke pusat pertokoan, jadi godaan buka dompet mengecil. Lagipula saya sudah belanja tiket pesawat, hahaha.... Dan sekarang pusing muter otak buat nyari dana bayar hotel di San Francisco, bulan December nanti. Ah yang penting tiket udah ditangan, jadi harus pergi... lagian bego aja kalau ga sampai jalan-jalan disini. Mau ga mau mesti mengorek tabungan nih.

Karena ini tahun terakhir saya disini, saya mau menikmati suasanya sepenuhnya. Lagian saya utang hadiah buat teman saya, duh... beli apa ya buat dia? Biarpun saya ga natalan tahun lalu dia kasih hadiah yang lumayan ada harganya. Sedangkan saya cuma kasih dia buku masak karena ga nyangka aja dia bakal kasih hadiah. Puter otak!! Makanya besok di NYC mau sekalian lihat-lihat barang siapa tau ada yang menarik.

Buat saya sendiri, dengan melihat harga Kindle yang turun drastis, jadi pengen beli, dan akan bisa beli banyak buku tanpa kuatir bawanya, tinggal nyari versi Kindle. Sekarang sih saya benar-benar membatasi beli buku, karena ga mau repot saat pulang nanti. Kalau buku novel yang tidak menarik sih tinggal dibuang aja. Tapi textbook dan buku yang menarik lainnya sayang kalau ditinggalkan. Dikirim via pos, mahal, jadi bagus ga beli buku...sigh!

Saya jadi inget percakapan saya dengan ibu di masa lalu saat saya sudah mau lulus kuliah. Ibu menanyakan rencana saya kalau sudah lulus, saya waktu itu sudah bilang tidak mau jadi pegawai negri, tapi mau kerja di swasta saja. Terus tidak akan beli rumah dulu tapi mau menabung untuk jalan-jalan ke luar negri. Sebenarnya jarang banget saya ditanya rencana di masa depan oleh orang tua, mereka membebaskan saya untuk memilih jalan yang saya inginkan. Dan begitu ibu mendengar omongan saya, dia tahu anaknya pemimpi ulung yang tidak tahan diam di satu tempat. Balasannya singkat, iya didoakan supaya terkabul katanya. Sekarang saya mikir, kira-kira orangtua saya menyesal tidak membiarkan anaknya hidup bebas seenaknya. Sampai sekarangpun saya masih nebeng alamat permanen di rumah orangtua, walaupun kerja dimana-mana tetap tidak punya alamat tetap, karena hanya nge-kost atau ngontrak rumah saja. Dan diantara keluarga inti sayalah yang paling banyak jalan di tingkat nasional maupun internasional. Adik bungsu saya, baru berani jalan akhir-akhir ini. Dan masih level p Jawa, duh padahal dia cowok lho. Semangat jalan saya diturunkan dari kedua belah pihak. Ayah saya sendiri waktu mudanya sering tiba-tiba ngabur jalan sendirian sampai ke Jawa Tengah, sedangkan dari pihak ibu: kakek, nenek dan kakek buyut juga merantau dari tempat tinggal mereka menjelajah nyaris semua provinsi di Sumatra. Gimana saya ga jadi gatal kaki dan mengikuti jejak mereka. Saya suka membayangkan seandainya saya sempat ketemu kakek buyut sekarang (pakai mesin waktu misalnya) mungkin kami punya banyak hal yang sama untuk diperbincangkan, dan saya juga membayangkan betapa serunya menceritakan perjalanan saya pada nenek. Hiks... kangen dengan alm. nenek.

Wednesday, October 19, 2011

Weekend in NYC

Sudah hari kamis, lusa berangkat ke NYC, minggu nonton SMtown. Mulai ga konsentrasi dengan urusan sekolah, padahal ada midterm biostat hari selasanya. Satu-satunya kesempatan belajar adalah besok, atau textbook itu mesti diboyong ke NYC.

Berhubung suhu sudah mulai turun dan hujan mulai sering, cek ramalan cuaca dulu. Weekend di NYC diramalkan sunny dan hanya 60F. Sip, ga perlu bawa raincoat cukup trenchcoat aja, dan tidak perlu sibuk nenteng payung.

siippp cuaca mendukung untuk jalan-jalan...

Tuesday, October 18, 2011

Bohong itu Tidak Gampang

Hari ini saya ketemu suami teman di kampus. Teman saya baru akan imigrasi ke sini akhir tahun ini. Sayang pertemuan hari ini membongkar satu lagi kebohongan teman saya. Saya terus terang agak menjauh dari teman ini, karena sifat bohongnya dia itu kronis. Yang susah saya kalau ada yang mengkonfirmasi kebohongan dia. Jadi kalau ga terlalu erat hubungannya malah enak, tinggal bilang tidak tahu saja pada yang nanya. Sebenarnya sudah banyak yang tahu hobi bohongnya itu. Dan info yang terakhir itu dia bilang akan pindah ke sini karena dia masuk ke salah satu organisasi pemerintah sini. Tapi sebego-begonya saya, karena uni saya punya hubungan erat dengan organisasi itu maka saya tahu dong birokrasinya. Jadi sejak awal dia bilang keterima disitu, saya sudah sangsi. Dan hari ini entah kenapa saya iseng nanya ke suaminya dan saya jadi kecewa karena jawaban suaminya membuat kesangsian saya terkonfirmasi. Duh... kenapa dia mesti bohong gitu sama saya sih? Saya tidak mengerti apa bohongnya itu keadaan pathologis atau kebiasaan saja. Saya sendiri bukan orang yang suci ga pernah bohong.

Sebagai manusia biasa saya akui beberapa hal saya sembunyikan, tapi memang hal-hal yang tidak layak jadi konsumsi publik.Tapi untuk masalah yang berkaitan dengan CV dan pengalaman kerja tidak ada yang bohong. Alasan resign dari satu pekerjaan adalah salah satu contoh kebohongan saya. Padahal saya ga betah di satu tempat kerja, tapi saya bohong bilang ke bos pengen deket ke orang tua supaya bisa jaga mereka. Kalau ada yang iseng nanya status saya di perjalanan, kalau saya ga suka atau ga percaya sama orangnya saya akan berbohong tanpa basa-basi, tanpa berkedip. Saya bisa create satu profile palsu untuk orang itu, termasuk nama dan alamat  yang palsu juga... Tapi saya tidak akan bisa dengan mudah berbohong pada orang-orang yang dekat dengan saya.

Saya hanya berharap teman saya itu bisa berubah sifat bohongnya, karena tidak akan enak hidup di negara orang, menikah dengan orang asing yang berbeda budaya dan kebiasaannya, berbeda nilai dan visi. Tadi aja suaminya sudah sedikit curhat dia bilang bakal rumit juga mencarikan kerja untuk istrinya. Saya cuma menangkap isyarat untuk berada di luar jangkauan teman saya, bisa gawat kalau saya dijadikan bumper oleh teman saya kalau mereka sedang berada dalam konflik. Ga pengen terlibat konflik pasangan, ini ibarat gajah dan harimau berkelahi, pelanduk mati ditengah-tengah...




Monday, October 17, 2011

Bingung

Kalau saya menatap wajahnya dia akan menunduk, memalingkan muka, atau pindah ke lokasi yang ada penghalangnya.
Lapang pandang perempuan lebih dari 180 derajat, lebih luas dari lapang pandang laki-laki.
Jadi mata saya mungkin menatap layar komputer, tapi saya menangkap dia sengaja memandang saya saat naik tangga.
Kelakuannya bikin saya bingung.

- lagi ga pengen curhat panjang dan lebar

karena hati saya gedebak-gedebuk ga jelas rasanya saya perlu mengeluarkan semua perasaan. (tapi saya juga bersin-bersin, jangan-jangan mau demam ni ~ ahh.. stress bisa memperburuk kondisi tubuh, udah keluarin aja semua unek-unek itu).

Saat saya mencari kompie yang kosong, yang available cuma kompie yang menghadap ke tangga. Sempat juga nyari ke bagian yang biasa tapi full, ada sih yang kosong cuma saya malas ngelewatin orang, sedang kompie yang menghadap tangga itu ada dipinggir dan sebelahnya kosong. Dan saat saya jalan menuju ke meja itulah saya melihat dia di salah satu sudut sedang menatap layar kompie. Ga tahu apa dia ngeh saya duduk di situ atau tidak.

Ga lama setelah buka kompie, fellows tahun pertama dari Meksiko yang tinggi dan cute, menanyakan tugas salah satu kelas pada saya. Kami chatting sejenak, dia lucu anaknya, tinggi banget tapi baby face dan lembut. (Dia tahu ga ya? Maunya saya, supaya dia merasa sedikit sebal dong). Dan malam ini saya berharap gedebukan di jantung karena terkoneksi ke perasaan dia yang lagi mikirin saya. (berilusi seperti ini tidak akan menyakiti siapapun kecuali diri saya sendiri bukan?)

Dan di akhir hari ini cuma bisa mengingatkan diri bahwa saya sudah menjalani sebagian hidup ini sendirian. Tidak gampang untuk menaklukan iri pada orang-orang yang punya pasangan. Dan tidak mudah untuk tidak mensubstitusi cinta yang saya cari dengan pertemanan. Tapi mau gimana lagi, saya juga tidak punya keberanian dan kepercayaan diri untuk approach dia. Jadi yaah... terima resiko saja, hidup menjadi orang bego. Waktu saya di negara dia pun sudah tinggal hitungan bulan. Jadi ga perlu dipikirkan, kalau bisa melihat dia, saya euphoria, dan hari terasa lebih cerah. Kalau tidak melihat dia (seperti 2 minggu terakhir ini) juga ga perlu down, masih banyak hal yang harus saya lakukan bukan daripada mental down dan tidak mengerjakan apa-apa.

totally bodoh dan pathetic... tapi... weekend ini saya akan menikmati kota besar dan nonton SMTown... so rasanya tidak terlalu buruk situasinya bukan?

Thursday, October 13, 2011

Point of No Return for TVXQ


Keluarnya album terbaru ini seharusnya membuat fans lama TVXQ sadar bahwa ada perubahan seiring waktu. Yang lalu sudah jadi sejarah walaupun ex-membernya masih ngotot ingin memakai nama group yang mereka campakan. Album baru merupakan babak baru dan sudah melewati point of no return. Grace period sudah lewat, kawan, jadi pintu kembali tampaknya akan sukar untuk dibuka.

Saya tentu lebih senang dengan formasi baru ini. Karena kedua orang itu akhirnya bisa mengeksplorasi kemampuan mereka setinggi-tingginya. Mereka berani keluar dari zona aman, dan bekerja keras menciptakan image baru dan performance yang sempurna. Mereka berdua saling menyesuaikan kelebihan secara harmonis dan kelemahan yang mereka milikin mereka coba ubah.

Tehnik menyanyi Changmin sejak awal memang selalu berubah, dari satu album ke album lainnya selalu meningkat, tapi hanya di spesialisasi nada tinggi. Yunho karena jatah menyanyinya sedikit dan lebih ke dance, sulit untuk dilihat kemajuannya saat mereka masih berlima. Setelah mereka duet, Yunho meningkatkan kualitas tehnik menyanyinya dan mengejar kemampuan Changmin, sementara Changmin selain mencoba nge-rap juga meningkatkan dance-nya. Changmin tidak lagi bersembunyi dibelakang member lain saat diwawancara, mereka hanya berdua, tentu dia harus menyumbangkan suara dalam setiap wawancara.

Saya membeli album mereka karen sangat beda dengan genre musik yang diusung artis Korea lain. Walaupun saya suka banyak lagu pop Korea lain. Sama saja dengan musik Jepang, saya hanya beli L'arc-en-ciel, walaupun suka dengan SMAP dan Arashi.

Dan ga nyesal beli album ini, kualitas menyanyi mereka matang, ekspresinya juga bagus, membuat mood kita enak. Katanya mereka akan mengeluarkan single baru di bulan November, tapi saya belum berminat pre-order, dompet masih babak belur gara-gara beli 3 versi TONE first edition. Haha...

foto diatas saya crop dari booklet mereka.



Barbie syndrome

Standard cantik itu selalu berubah-ubah sepanjang masa. Indikator cantik untuk ukuran tubuh saat adalah gepeng kurus kerempeng seperti badan model alias Barbie syndrome. Disclaimer: Barbie syndrome istilah iseng saya, tidak ada legalitasnya. Penyakit yang berkaitan dengan berat badan, anorexia dan bulimia sudah banyak dikenal orang. Study ilmiah sendiri mengatakan bahwa lebih dari 50% perempuan tidak puas dengan ukuran tubuhnya. Banyak cara dilakukan supaya kurus, mulai dari diet, minum obat, olahraga, sampai operasi. Sayangnya penelitian terakhir menunjukan bahwa mereka yang BMI >35 atau BMI <18 sama-sama meningkat resiko kena penyakit jantung. Dan mereka yang overweigth BMI 25 - <35  malah terbukti lebih rendah resiko kena penyakit jantung. Tapi mereka yang overweight tapi aktif bergerak dan kurus aktif bergerak berada di level yang sama untuk terlindungi dari penyakit jantung. Whuahahaha.. betapa bahagianya saya dengan BMI di range overweigth dan rajin jalan kemana-mana. Kesimpulannya bukan masalah di berat badan tapi pada kegiatan fisiknya.

Saya mau dimana-mana pun lebih senang jalan kaki dari pada naik kendaraan. Walaupun di Bandung tidak begitu aman untuk pejalan kaki, ga ada trotoar dan motor yang sering menggunakan area untuk pejalan kaki. Tapi sedapat mungkin saya jalan kalau jaraknya masih bisa ditempuh dengan kaki. Walaupun sering kena sindiran tukang ojek/angkot yang menganggap saya pelit. Demikian juga di luar Jawa, saya selalu memilih lokasi tempat tinggal sedekat mungkin dengan kantor, jadi tidak perlu transportasi, cukup jalan. Karena pulang pergi kantor sering jalan, banyak mitra yang menganggap saya sedikit aneh.

Di Atlanta saya tambah sering jalan karena transportasi publik jarang. Pertamanya berat banget, karena daerahnya berbukit, kalau pas dapat tanjakan lumayan juga, apalagi waktu summer. Teman-teman saya yang berasal dari luar US, paling malas jalan, mereka mengandalkan shuttle, dan paling ketat melihat jadwal shuttle bus kampus. Pas weekend, pada mengeluh karena kebanyakan shuttle bus nya libur, sehingga pilihan mereka cuma 2 naik bus umum atau jalan. Mereka ini yang suka nanya, kalau belanja gimana caranya? Kalau saya jawab jalan, muka mereka suka tersiksa... hehehe... maklumlah apartemen mereka bertetangga dengan supermarket.

Keuntungan jalan ini satu, bikin jantung kuat, ngebandinginnya gampang, apartemen saya ada di lantai 3, nah saya sih enteng aja naik tangga, teman-teman mampir sering banget ngos-ngosan sampai di lantai atas. Bikin saya ngakak melihat muka mereka yang memucat. Duh... baru 3 lantai gimana kalau sepuluh lantai? Satu orang malah nanya, emang ada lift? huahauahauhaaa.... 3 lantai pakai lift bukannya pemborosan yak? Karena yang pertama mampir badannya rada subur, saat itu saya anggap kondisi saya biasa saja, tapi setelah terbukti banyak yang ngosngosan, baru deh saya ngeh keuntungan dari jalan kaki itu. Sekarang ini yang harus saya lakukan adalah mengikis lemak yang tertimbun di perut, mesti rajin berenang ... gaahhhh... kenapa masih malas ya?

Tuesday, October 11, 2011

Award kapitalis

Untuk mereka yang ngefans dengan artis Korea, menjelang akhir tahun semakin ramai dengan berbagai upaya fans medongkrak popularitas artisnya. Mulai dari ngevoting gila-gilaan sampai beli album dalam jumlah besar agar di akhir tahun artisnya bisa mendapatkan award. Dan dengan globalisasi di dunia, belanja online, dengan mudah kita bisa kok pesan CD langsung, bahkan sampai yang first edition dan bukan bajakan (kalau belinya di situs terpercaya).

Untuk aktor dan aktris biasanya lebih sehat cara awardnya, tidak sampai melibatkan uang, hanya perlu waktu untuk voting gila-gilaan. Tapi beda lagi untuk idol,  berbagai proyek beli album dilakukan disini, plus voting. Saya cuma bisa nyengir karena semakin banyak kegilaan ini semakin untung dong produser atau promotornya. Padahal mereka juga sudah melakukan berbagai trik kapitalis supaya fans beli lebih dari satu album. Sekali keluar album atau single baru bukan hanya satu versi tapi beberapa versi.

Untuk proyek award biasanya dipilih versi paling murah, yang minimal harganya $16. Dan fans akan teriak-teriak, ayo dong dukung cuma $16 ini sekali makan steak aja bisa lebih dari $20. Tapi saya tidak tertarik untuk ikutan gila. Lha sebagai fans yang baik saya sudah dukung dengan membeli semua versi album barunya, saya beli CD OST dramanya tidak satu bahkan 2, saya beli singlenya, saya beli re-package album sebelumnya sampai 2 dan saya beli album aslinya (walaupun kasus yang terakhir terjadi karena paketnya nyasar ke kantor apartemen, saya yang ga teliti ngetrack pengirimannya, langsung pesan baru, padahal ada 2 paket bertengger di kantor manajer apartemen). Tapi gpp, rela aja karena saya mengapresiasi karya mereka.

Proyek beli album untuk mendongkrak penjualan supaya dapat award, menurut saya kasihan artisnya. Mending mana album laku 500,000 copy dibeli oleh 50,000 orang atau laku 300,000 dan dibeli oleh 250,000 orang? Dan memang sih prinsip saya mending duitnya saya sumbangkan untuk unrestricted dana buat NGO yang punya proyek gizi di sub-sahara. Saya tau donasi unrestricted akan banyak dipakai untuk sewa rumah dan hired staff, tapi memangnya ada proyek yang bisa jalan kalau ga ada staff apa? Saya rasa artis yang saya dukung lebih senang saya menyumbangkan uang untuk kasus famine dibandingkan uangnya saya pakai untuk mendongkrak penjualan album mereka.

Jadi biar deh dicap fans pelit, yang jelas saya selalu beli album original artis yang saya dukung. Rasanya saya sudah menyumbang lebih dari yang seperlunya untuk kesejahteraan mereka.    

Monday, October 10, 2011

Baking

Saya selalu percaya diri kalau masak main dish dan finger food, tinggal nyari resep dan persediaan bahan/bumbu lengkap jadi deh makanan yang bisa disantap manusia. Tapi lain cerita kalau bikin kue alias baking. Pengalaman saya hanya jadi asisten tukang parut keju, tukang parut kelapa atau bikin isian nastar.  Semua resep dan proses bikin hanya dikuasai ibu saya dan saking ogah bantat memang beliyaw tidak pernah mengijinkan saya bikin kue. Dan pas selera saya lebih ke yang asin-asin daripada yang manis, ketertarikan saya untuk bikin kue: nol besar. Bukannya ga suka kue, kalau kepengen banget kan tinggal beli ke toko kue. Apalagi di Indonesia sampai ke pelosok pun selalu ada orang yang jual kue basah maupun kue kering, yang tradisional maupun yang fussion.

Di US beli kue diirit banget, pertama: harganya mahal, kedua: rasanya terlalu manis. Saya ga pernah ngerti dengan cupcake. Sekali gigit aja bisa bikin gigi bolong (exagerated mode on) ditambah creamnya yang kaya dengan cholesterol. Untuk kue basah disini saya palingan beli mochi, itupun kalau sedang belanja ke H-mart atau farmers market. Pengennya sih lemper tapi yang jual hanya resto khusus Indonesia. Setelah dikenalkan dengan toko tahu Vietnam, pilihan saya lebih banyak lagi karena bisa ketemu onde-onde, kue lapis, ketan gula, dengan harga murah pula dibanding. Masalah utama saya adalah transportasi, kalau naik bis bisa tapi mesti ganti bis satu kali, artinya $8 pp untuk belanja paling banyak $10, berat di ongkos dwueh. Nah kalau sudah begini akhirnya jadi penasaran pengen bikin kue sendiri.

Sudah niat pengen nyoba bikin kastengel tapi belum keluar inspirasinya (alias masih malas nyoba). Dan lagi yang terbayang di otak saya adalah cake coklat, sayang untuk bikinnya butuh mixer. (Huh... delete ide itu) Pilihan saya beralih ke raspberry bar. Ni kue enak banget karena mengandalkan manisnya selai sedangkan di bahan kuenya sendiri cuma perlu ditambah butter cair saja. Ga perlu mixer dan cepat pula bakingnya. Percobaan pertama langsung sukses... (kalau sampai gagal bikin kue ini, perlu dipertanyakan kemampuan baca tulisnya). Kalau di buku resep tingkat kesulitannya: gampang banget dan ga perlu tanda bintang.... anak-anak SD pun pasti bisa bikin.

Yeah... sapa bilang masak itu rumit? Saya suka pengen ketawa kalau ada yang bilang ga bisa masak, ga bisa bedain bumbu... itu mah bukan ga bisa masak, tapi ga mau masak. Dan saya juga suka heran kalau orang-orang meragukan kemampuan masak saya, emang saya punya tampang nyonyah2 besar yang musti diladenin orang?