Wednesday, January 14, 2009

Massage

Kata orang sih kerokan itu enak. Kataku sih penyiksaan fisik. Soalnya kebentur dikit aja kulit udah memar-bengkak, apalagi kalau sengaja dikerok, hiiyyy... Kalau ibarat daging kayaknya termasuk golongan daging Matsuzaka, hahaha, super tender. Tapi postingan ini bukan tentang kerokan tapi tentang massage alias pijat.

Mumpung di Jakarta dan ada teman, hari Sabtu lalu aku ikutan pijat ke sebuah tempat pijat mahal di Radio dalam. Cabangnya di bali dan tempat itu juga memakai aromatherapy dan pijat refleksi kaki. Sesuai rekomendasi dari yg sudah nyoba, ikutlah aku yg full treatment (Kepala-bahu-kaki). 

Untuk pijat kakinya, ueeenaknyaaa... berhubung si platipus kaki datar ini memang lagi kambuh cekot2 nyeri kalau dibawa jalan lama. Sepertinya ruas2 tulangku ga kepegang sama ligamen di kaki n bikin posisi mereka melebar ga jelas. Untuk telapak kaki mah, mau dipijet dikerok, dipites2 aku ga peduli enak2 aja. Agak geli2 dikit tapi bisa ditahan. Tapi siksaan sesungguhnya baru dimulai saat otot betisku dimassage, bok... asli sakit.

Berhubung ada 2 therapistnya, maka sambil kaki diurusin, kepala juga kena diaduk2. Enak banget, karena dari pagi kepala udah terasa berat. Selain itu ada faktor dimana aku paling senang dimanipulasi bagian kepala, bisa sampai ngences2 ketiduran, plus musik yg relaxing. Mantap.

Tapi saat kepalaku selesai diurus dan si therapist mulai ngerjain punggungku, barulah aku tahu bahwa sangat salah untuk melakukan perawatan komplit. Punggungku habis dah, udah ga bisa merem melek lagi, beneran melek, sedangkan jari2ku udah sampai mencengkeram kursi saking sakitnya. Tapi dengan ketabahan yang tinggi aku dengan tololnya ga minta si therapist menurunkan kekuatan pijatnya, penasaran pengen tau sampai di mana batas kekuatan menahan sakit. Ah gila persis kayak penggemar S/M.

Akhirnya perjuangan selesai, badan kerasa ringan dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tapi kenapa waktu malamnya mandi pake air hangat kok kerasa pedes di punggungku. Ternyata, baret2 memar disana, sialan... Aku yakin si therapist juga ga liat karena ruangannya memang sedikit remang2 (tapi ga mesum lho, namanya juga spa...). Makin yakinlah aku kalau kerokan itu benar2 bukan pengobatan alternatif yg cocok buatku. Tapi mungkin aku masih mau ngulangin foot & head treatmentnya aja lain kali.... 

No comments: