Tuesday, September 01, 2009

Main mercon

Malam belum larut, masih jam 8 malam, orang2 sudah berbondong ke mesjid untuk tarawih. Hari ini saya tak puasa, hanya bisa memandangi mereka yang pergi kesana. Mesjid terang benderang tapi terdengar gemuruh mesin. Aaah...giliran mati listrik rupanya.

Meski begitu di tempat kos banyak orang sedang nongkrong. Anak-anak yg berteriak-teriak manja kepada orangtuanya, di tangannya ada mercon. Saya pernah menegur anak2 itu beberapa hari yang lalu untuk tidak main mercon di depan kamar, khawatir ada bunga api masuk ke kamar dan membakar kertas2. Ada orangtua yg tersinggung sehingga saya sering menerima sindiran2 beberapa tetangga usil. Saya tak peduli, yg penting mereka sekarang main di lantai bawah.

Saya heran dengan orangtua2 itu, membiarkan anak2 bermain dengan barang2 berbahaya. Padahal di hari pertama puasa sudah ada toko yang terbakar karena mercon dan kembang api ini. Tapi mereka malah membelikan mercon tiap hari. Atau sengaja membelikan petasan yg dibakar bersama-sama. Saya tidak keberatan mereka bermain itu kalau ada orang dewasa yg mengawasi dan di tanah yg agak lapang, bukan di depan kamar.

Entahlah bagaimana pemahaman mereka tentang pendidikan mental dan kepribadian anak, melihat caranya saya fikir beberapa generasi ke depan akan tetap tidak ada peningkatan kualitas selama tidak mengubah pola pengasuhan anaknya.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

No comments: