Monday, March 01, 2010

Uang yang aku beri kemarin kemana?

"Udah ya, mau medical check up dulu" teman saya pun pamit

"Memang mau kerja dimana?" balas saya

"Lembaga Anu, katanya gw diterima tapi harus medical check up dulu"

"Gimana laki lo? Bukannya dulu dia ngelarang karena lo bakalan travel ke kabupaten A dan B?"

"Tau tuh, dia monggo aja"

Teman saya ini menikah dengan orang di kota ini. Tahun lalu dia bekerja di sebuah proyek negara donor di Jakarta sementara sang suami ada di kota ini. Tetapi kontrak di jakarta selesai, dan dia diperpanjang kontrak baru asal bersedia ditempatkan di NTT. Berhubung sang suami ada di sini diapun memutuskan tidak memperpanjang kontrak dan mendampingi suami saja.

Kebetulan saya kenal dengan Team Leader lembaga Anu, dan pernah ditanyai apa ada teman yg bisa direkomendasikan untuk LO. Makanya waktu tahu teman saya lagi nganggur saya usulkan posisi itu padanya. Tapi rupanya sebelum kembali dia sudah mencari-cari pekerjaan di kota ini, dan diterima di Lembaga Anu itu. Sayangnya saat itu sang suami kurang sreg dan menanyakan apakah dia tidak akan capek karena ada traveling ke kabupaten2, dan akhirnya teman saya memutuskan tak jadi mengambil posisi yang ditawarkan dan kembali ke kota ini jobless. Waktu itu saya kompori dia tentang enaknya pegang uang sendiri, dia hanya tertawa saja. Tetapi tampaknya ada perkembangan lain yang membuat teman saya itu re-apply lagi untuk posisi dimaksud. Dasar rejeki jatuh ke tangan dia juga posisinya.

Walaupun sudah pamit, kunjungan dia masih diperpanjang beberapa saat, gara-gara dia teringat nasihat saya.

"Bener lo bilang mbak. Enakan punya penghasilan sendiri"
"hah... kenapa?" tanya saya penasaran
"Iya sih laki gua ngasih uang, tapi ga bebas. Sakit hati pas minta lagi dan ditanya~"lho uang yang kemarin dikasih kemana"~ padahal kan lo tahu sendiri mahalnya belanja disini..."

Sayapun ngakak jaya.

"Biasa neng, ga cuma lo yg ngalamin ditanya kayak gitu. Nyokap gw juga digituin sama bokap kalau minta tambahan, maklum dah gaji pegawai negri. Bukan cuma lo aja, ga usah sakit hatilah. Yang penting lo kerja, jadi punya gaji"

"Iya, malahan gw dinasehatin supaya belanjanya jangan berlebihan. Besok-besok kalau gw belanja gw kasih lengkap bon-bonnya sama dia" tambah teman saya

"Soalnya lo kan tinggal sama mertua, ga ada pengeluaran makan dan rumah kan? Makanya dia pikir lo ga perlu banyak pengeluaran"

"Iya bener. Ya udah gw cabut dulu...daag..." teman saya akhirnya cabut juga

Setelah itu saya bertatapan mata dengan teman sekantor (cewek juga) dan sama-sama ngomong,

"hari gini, ga kerja? please deh...." huahahahaha, tawa kami berduapun pecah.

Soalnya kami berdua adalah tipe independen, jadi kerja dan punya penghasilan sendiri itu mutlak.

No comments: