Tuesday, March 06, 2012

Kabur ah

Waktu itu saya sedang pakai komputer yang bejibun di basement. Sedang ngebut bikin tugas. Tau-tau ada bapak-bapak nanya sebelah saya kosong tidak. Saya jujur bilang kosong, karena memang kosong, dan bukan undangan untuk ngobrol panjang lebar. Eh, jawaban saya ditafsirkan sebagai saya bersedia kenalan, gapapa sih kalau cuma kenalan biasa, tapi saya paling sebel kalau orang baru kenal udah nanya macam-macam, apalagi kalau saya tidak tertarik dengan orangnya. Dan dia bilang kalau dia lulus tahun lalu... so what? Terus kenapa ngendon di basement ikutan menggunakan fasilitas mahasiswa? Saya beberapa kali ngeliat dia, tapi selalu kabur sebelum dia sempat melihat saya.

Hari ini nyaris sial, saya sudah duduk di salah satu sofa, terus dari sudut mata ngeliat dia mau duduk di dekat saya. Kebetulan pas mau nyolokin charger kejadian static electrocity. Terjengat, saya cabut chargernya dan pindah ke sofa lain. Hihihi...

Dan orang itu menaruh tasnya di sofa yang saya tinggalkan terus buka email di salah satu kompie, tapi dia ga lama main kompie, terus duduk lagi di sofa itu. Saya nunduk buka laptop, pura-pura serius, walaupun emang serius yang sebenarnya.

Ngabur seperti itu memang bukan kelakuan yang baik, tapi saya paling ga bisa memaksakan diri ngobrol dengan laki-laki yang saya ga tertarik. Diskriminatif memang, ada yang masuk ke group orang yang menarik, yang membuat otak saya bekerja keras mencari kesempatan ngobrol dengannya. Ada orang yang akan masuk group: teman, kapan saja mereka mengajak ngobrol saya akan dengan senang hati meluangkan waktu. Ada orang yang masuk group: cuma ketemu sekali tapi obrolannya menarik. Ada yang masuk group: terpaksa mencari materi untuk ngobrol karena wajib ngobrol dengan mereka (atasan di kantor misalnya). Ada orang yang ga perlu diajak ngobrol. Dan ada orang yang masuk group dimana otak saya akan dengan kreatif mencari jalan supaya tidak diajak ngobrol. Hahaha... maaf, rentang kelompoknya beragam bukan? Jadi kalau masuk kelompok terakhir artinya sudah di luar kapasitas untuk saya toleransi.

No comments: