Sunday, August 01, 2010

Perempuan pemimpi

Setiap kali saya pulang ke rumah, selalu berjanji pada diri sendiri untuk membereskan tumpukan buku dan barang2 lain di kamar. Tapi selalu terdistraksi oleh berbagai hal. Seperti album foto lama.

Kalau dibandingkan dengan orang lain sangat sedikit saya memiliki foto diri. Saya selalu menganggap foto diri saya itu luar biasa jeleknya. Malam ini saya dengan mata terbuka menatap seraut wajah coklat, dengan badan yang cungkring kurus sekali. Satu hal dari wajah perempuan itu yang tidak saya kenali adalah sorot matanya yg menyimpan duka. Entah kenapa sorot matanya itu tidak tertawa walaupun mulutnya tersenyum lebar. Mata itu adalah mata perempuan yang ada di alam khayal.

Perempuan yang tidak percaya diri, punya mimpi tapi tidak tahu cara mewujudkannya, ambisi ada di level 0. Dan perempuan itu sudah mati digantikan oleh seraut wajah penuh tekad dan ambisi, menikmati hidup dan egois hanya memikirkan kebahagiaannya sendiri. Luka yang dialami perempuan itu bukan datang dari orang lain tapi datang dari dalam dirinya yang tidak berani membuka diri pada orang-orang yang mendekatinya. Kalau dia tersakiti sudah selayaknya.

Karena itu jangan dihidupkan lagi, dia sudah tidak ada, terkubur dilangkah-langkah sepi yang ditapaki penggantinya. Jangan pernah hubungi lagi, biarlah masa lalu tetap menjadi masa lalu, walaupun tak terlupakan. Foto-foto itulah yang menjadi bukti keberadaan perempuan pemimpi. Biar saja albumnya berdebu dan terlantar di sudut- sudut gelap sebuah kamar. Dan kau, laki-laki penyebab duka, enyahlah, bahagiakan dirimu disamping istri yang kau pilih dan jangan lagi berkunjung ke masa lalu.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

No comments: