Tuesday, October 09, 2012

Merindukan Mr Sunshine

Saya berjuang mati-matian dengan permainan emosi naik turun roller coaster untuk menetralkan perasaan pada si Mata Hijau, sulit sekali untuk dilakukan sendirian, tapi begitu Mr Sunshine muncul perasaan yang mendalam saya pada si Mata Hijau hilang dalam sekejap. Tapi mata saya sekarang silau oleh laki-laki satu ini.

Karena tidak terlalu prospektif sayapun berusaha meredam rasa yang saya miliki pada sinar mentari satu ini tapi sepertinya saya akan tergerus oleh ombak perasaan itu lagi. Hahaha... lagi? Kadang saya mutung pada Tuhan dan memintanya mengganti hati saya dengan batu saja supaya tidak bisa merasa, toh semua rasa yang saya miliki itu tidak ada yang bisa berubah menjadi nyata. Tapi mungkin selama saya hidup saya akan selalu bisa mencinta seseorang walau tidak berbalas, karena menjadi cangkang kosong itu jauh lebih menyakitkan.

Dan jarak ribuan mil dari Sinar Mentari satu itu tidak sanggup menggilas rindu saya padanya. Tatapannya dalam foto membekukan kenangan saat saya ada bersamanya. Detak jantung saya yang menggila hanya dengan membayangkan wajahnya, dan cemburu saya yang berkobar melihat komentar network perempuannya di FB. Siapa pasangannya diantara banyaknya perempuan itu?

Untuk mengurangi semua penderitaan itu saya hanya bisa berharap pada cinta pertama saya: kerja. Mari kita kerja gila-gilaan saja, supaya malam saya terlalu lelah untuk melakukan hal lain dan siang tidak punya waktu untuk mengingatnya. Hanya dua jam dalam sehari, di dalam taxi saya akan bisa menghidupkan semua kenangan itu. Arggghhhh.... betapa desktruktifnya.

No comments: