Saturday, April 14, 2012

Menyelami Hati Yang Berdarah

Banjir darah di dalam hati saya, ditikam lagu-lagu patah hati dari tahun 70-an. Pernah dengar nama Susan Jacks? Suaranya bening indah, penyanyi lawas dari Kanada. Tapi musik dan suaranya familiar untuk saya, walaupun saya tidak pernah merasa mendengarkan lagu-lagunya. Tapi untuk orang yang menjadi balita di awal 70-an, mungkin lagu-lagu itu pernah saya dengarkan dan masuk ke dalam bawah sadar saya untuk kemudian terlupa. Tapi file nya tersimpan di salah satu sudut di otak saya, membuatnya menjadi nadanya menjadi familiar.

Lagu-lagu Susan Jacks, yang membuat hati saya yang sempat koma menjadi hidup lagi, merasakan pedihnya tikaman luka, membuat saya menangis dari hati yang terdalam. Kadang-kadang kita perlu mengeluarkan semua perasaan itu, agar tidak membusuk dan meracuni kehidupan.

Saya tidak perlu merasa malu karena mencintai seseorang, tidak perlu merasa malu pula saat cinta saya bertepuk sebelah tangan, tidak perlu merasa malu karena hati saya menjadi remuk, dan tidak perlu merasa malu pula meneteskan airmata mengasihani diri sendiri. Karena dari 7 trilliun manusia di bumi ini, saya bukan menjadi satu-satunya kasus perasaan. Sekarang nanah dari hati yang luka itu sudah terbasuh dengan air mata. Pedihnya masih terasa tapi sudah mulai dengan proses penyembuhan.

Kadang saya suka merasa lucu sendiri, karena lagu-lagu sangat mempengaruhi perasaan saya. Setiap saat setiap kejadian penting punya theme song masing-masing. Mendengarkan lagu-lagunya akan membuat saya mampu mengingat perasaan yang pernah saya miliki. Walaupun mungkin tidak lagi berarti.

No comments: