Saturday, April 21, 2012

Selamat Hari Kartini


Disclaimer: Foto bukan mikik saya,  saya download dari FB kawan, jadi ga tahu sumbernya dari mana.

Kaget melihat gap usia antara Kartini dan suaminya. Halah ga peduli dengan titel bupatinya, kalau saya jadi Kartini, saya pasti melakukan hal lebih ekstrim daripada harus menikah dengan laki-laki dengan gap usia selebar itu. Yah, saat saya di usia yang sama dengan Kartini, diliatin laki-laki seumur suaminya Kartini aja udah berasa creepy banget, boro-boro mau dinikahkan paksa lagi. Belum lagi penampilan secara fisik... duh nenek saya sebenarnya beruntung dinikahkan paksa dengan kakek yang penampilan fisiknya menarik (Tinggi, kurus dan lumayan ganteng). Huahahaha... yeah mata saya memang tidak bisa ditipu, kalau dinikahkan secara paksa diusia semuda itu, saya memilih minimal dengan lelaki bertampang seperti Kim Nam Gil deh.... mungkin saya tidak akan menolak hehehehe, mungkin malah maksa dinikahkan cepat-cepat.

Yang lebih membuat sengsara lagi dalam pernikahannya itu adalah posisi suaminya yang bupati, satu konsep yang salah adalah pendapat bahwa perempuan harus bersyukur dengan suami berpangkat tinggi. Are you kidding? It's disaster! Alasannya karena lelaki seperti itu (apalagi di jaman Kartini) sangat terbiasa dengan autoritas maksimal, jadi tidak akan bisa membiarkan perempuan bebas berpendapat. Ini faktor yang menurut saya sangat berpengaruh terhadap manusia yang punya jiwa bebas, free spirit seperti Kartini. Makanya beliau passionya dalam mengedukasi perempuan sangat tinggi. Karena cuma itu satu-satunya pelarian untuk jiwa bebasnya. (Duh ngomong apa sih gw?).

Dan satu-satunya cara untuk mematahkan jiwa bebas Kartini adalah memutuskan edukasinya. Hmm... ga kebayang akan menjadi perempuan seperti apa, kalau Kartini diijinkan ayahnya meneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi?

No comments: