Wednesday, August 24, 2011

Gaul

Saya tidak pernah mengalami masalah untuk bergaul. Tapi sebenarnya saya tidak mudah menerima orang menjadi teman apalagi sahabat. Berhubung kebanyakan orang Indonesia lebih senang membicarakan diri sendiri dan saya punya kapasitas mendengarkan lebih banyak daripada orang lain, banyak kenalan yang mengira diri mereka sudah menjadi sahabat saya.

Saya tidak mudah untuk membuka pribadi saya pada kenalan. Hanya pada mereka yang saya anggap teman dekat saya lebih terbuka. Bahkan teman-teman dekat saya itu sering menawarkan telinga mereka pada saya, saking jarangnya saya curhat.

Ada satu teman sekelas yang asli Amrik, yang kenalnya gara-gara kita satu grup diskusi di semester pertama. Tapi kemudian kita ngobrol banyak karena dia dapat kesempatan magang di Indonesia. Kebetulan dia magang di NGO tempat saya kerja beberapa tahun yang lalu. Jadilah keluar semua trik dan tips. Saya cuma bilang kenal dengan orang yang berada di posisi project managernya. Tapi ga pernah kontak lagi dengan dia. Hari ini kami ketemu, komentarnya "Everybody knows you..." hehehe... tentunya!

Dan hari ini saya dapat undangan untuk buka bersama dari mhs PhD asal Indonesia. Dia study theology. Saya sih udah kebayang yang datang adalah orang taat ibadah semua. Awalnya malas, karena saya cuma kenal dengan teman saya doang. Tapi setelah mikir, ga ada salahnya bersosialisasi dengan teman sekampung. Hitung-hitung buka persepsi. Sepertinya besok saya akan hadir di acara bukber itu.

Saya, entah kenapa, sering kali kaya dengan informasi alias resourceful. Dan ternyata jadi menjadi salah satu kelebihan saya yang dikenali advisor. Beliau sampai mengenalkan ke fellows baru dan menyarankan dia untuk nanya ke saya kalau butuh informasi. Hihihihi... jadi geli sendiri. Dan begitu saya ngoceh, fellows baru itu sampai bilang, bener ya komentar advisork, kamu ternyata banyak tahu. Halah...

Kelompok agak gila semester lalu, hari ini ngumpul bersama.... kami biasa sharing info. Terutama dengan fellows dari Pakistan karena saya dan dia ngambil konsentrasi yang sama, akhirnya kita sering sharing info, walaupun kelas yang kami ambil berlainan. Saya lebih memilih ngambil kelas sulit di tahun lalu. Tahun ini kelas yang saya ambil katannya sih ga sesulit kelas-kelas semester sebelumnya, tapi butuh waktu, karena harus banyak baca. Gapapalah, hajar bleh. Yang penting saya sudah memenuhi sebagian besar kelas yang harus diambil supaya lulus..

Yeah... masa bersenang-senang sudah habis, sekarang harus berjuang lagi. 

No comments: