Monday, November 07, 2011

I Love NY

Waktu saya kecil, masih sempat mencicipi window shopping di jalan Braga. Waktu kecil sempat bolak-balik pindah antara Bandung dan Cianjur, tapi sejak kelas 2 SD keluarga saya menetap di Bandung walaupun pindah-pindah rumah kontrakan. Memori yang masih bisa saya ingat adalah sejak saya masuk TK kecil, sebelumnya tidak ada ingatan yang real. Karena saya sekolah di pusat kota dan tinggal di bagian barat, enam hari dalam seminggu, dua kali sehari saya melewati jalan Braga. Masih banyak toko-toko yang aktif jualan dan kualitas barang yang dijualnya termasuk barang mewah. Dua toko yang  beberapa kali saya masuki adalah toko buku dan bakery Sumber Hidangan. Harumnya roti baru siap bakar dan arsitektur post mod gaya Eropa, sepertinya menjadi faktor kenapa saya tidak merasa asing saat menapakan kaki di dua negara di Eropa. Masa-masa TK dan awal SD merupakan babak dimana semua pancaindra saya seperti spons menyerap semua stimulant luar untuk diproses dan dijadikan referensi oleh diri saya tentang hal-hal yang menyenangkan.

Bandung jaman itu masih dingin, pagi hari suhu masih bisa mencapai dibawah 20 derajat, kalau bicara masih bisa keluar uap. Membuat saya merasa lebih nyaman untuk hidup di suhu dingin dibanding panasnya kota besar lain di Indonesia. Dan waktu favorit saya untuk window shopping adalah di sore hari saat gerimis turun, karena lampu-lampu di toko-toko di jalan Braga menjadi terlihat berkilau lebih indah dan hangat.

Sensasi window shopping di Braga di usia itulah yang saya temukan sangat mirip dengan saat saya jalan di London. Walaupun di beberapa bagian sangat padat orang [dan turis tentunya] tapi ada beberapa jalan yang tidak terlalu padat manusia, dan window shopping di sore hari di musim gugur yang cerah membuat saya teringat sebuah masa menyenangkan di dalam hidup.

NY atau lebih tepatnya Manhattan berbeda, jauh lebih bising, jauh lebih padat, jauh lebih besar dibanding dengan London. Tetapi saya jatuh cinta pada kota ini, selain saya bisa puas window shopping disini juga terpikat dengan Central Park dan pengalaman nonton di MSG yang tidak akan terlupakan. Dan saya punya pikiran ajaib, membayangkan seandainya saya bisa berjalan-jalan disini berdua dengan nenek saya tentu akan sangat menyenangkan, seperti saat saya menikmati window shopping di Braga bersamanya. Dan pikiran lebih ajaib lagi adalah, bagaimana seandainya saya ajak dia nonton konser SMTown? Saya rasa nenek juga akan suka dengan lagu-lagu TVXQ, mengingat kami punya banyak persamaan selera. Hahaha, ga kebayang kalau nenek saya nge-fans TVXQ.

Untunglah saya berkesempatan tinggal di sebuah negara bagian di East coast, bisa sering ke NY, hihihi... karena kalau misalnya saya sekolah di negara bagian yang ada di tengah-tengah benua ini seperti ayah saya, pasti saya tidak terlalu kepingin jalan ke NY. Musim dingin nanti saya akan mengunjungi San Fransisco, dengan alokasi waktu seminggu, saya rasa cukup untuk mengunjungi dan semua atraksi turisnya dan mengambil banyak foto. Apakah saya akan jatuh cinta pada SF seperti saya jatuh cinta pada NY?

No comments: