Sunday, January 02, 2011

Duka

Cepat atau lambat manusia akan bertemu dengan penciptaNya. Maut merupakan takdir kita. Kecuali Yang Maha Kuasa, tidak satupun manusia yang tahu saat perjanjiannya dengan maut. Kematian untuk saya adalah hal yang natural. Kenapa banyak manusia yang memberatkan orang yang telah pergi dengan menangisinya. Karena itu saya belum pernah menangisi kepergian orang yang terdekat dengan saya, atau yang masih terhitung keluarga. Air mata yang menetes itu teruntuk keluarga yang masih hidup, karena mereka kehilangan kehadiran orang yang terdekat dengannya.

Lantas, kenapa hari ini air mata saya menetes saat tahu dirimu sudah tidak ada di dunia ini, B? Saya yang percaya setiap manusia terhubung dengan orang yang dekat dengan mereka melalui gelombang mental yang mirip dengan gelombang radio. Saya yang paling bisa mendeteksi keadaan orang-orang yang saya peduli tanpa media apapun kecuali perasaan saya, intuisi saya. Dan gelombangmu B, sudah hilang 7-8 tahun yang lalu. Tak pernah lagi hadir sosokmu saat saya berada dalam dekapan Morpheus. Dan hari ini saya menangisi kepergianmu B, untuk pertama kali menangisi kepergian seseorang yang saya kenal. Menangisi kepergian seseorang yang pernah mengisi hari-hari saya. B, terimakasih, kamu orang yang pertama melembutkan satu sisi dalam hati saya yang tidak pernah tersentuh oleh emosi, untuk menyadari bahwa saya masih sanggup mencintai seseorang, cinta yang tulus, cinta yang tidak perlu memiliki.

Beri sejenak waktu untuk saya berduka atas kepergianmu B. Air mata yang menetes ini mudah-mudahan tidak memberatkan dirimu di alam sana, mudah-mudahan bisa menjadi berkah, menjadi hujan, mengangkat tempat untukmu. Sampai bertemu lagi di alam yang abadi, entah kapan.

No comments: