Friday, February 03, 2012

The sexiest parts of man


Jika saya ditanya bagian mana yang paling menarik dari laki-laki, ada dua jawabannya. Intelektualitas adalah bagian yang paling menarik untuk saya. Mau tampan seperti malaikat pun, kalau intelektualitas mereka tidak ada, akan memudarkan daya tarik mereka. 

Organ kedua yang menarik untuk saya adalah tangan yang bersih, lengan mungkin lebih tepat. Tapi juga bukan tangan dengan jari-jari dimanikur. Saya juga tidak merasa nyaman dengan laki-laki yang melakukan manikur, sedikit agak-agak gimana.

Tangan kuat dan langsing dengan jari jemari yang bersih selalu membuat hati saya berdebar. Lelaki yang saya suka bisa tinggi bisa pendek, bisa tampan bisa biasa saja, bisa dengan berbagai kepribadian, bisa putih bisa sawo matang. Persamaan mereka adalah nyambung kalau ngobrol dengan saya, dan menunjukan dengan jelas tingkat intelektualitas mereka serta tangan-tangan langsing dan bersih. Tangan dengan jemari yang terampil untuk melakukan gerakan motorik halus.

Pemilik tangan langsing dan intelektualitas tinggi paling terakhir adalah si Mata Hijau. Saya kagum dengan kulit tangannya yang putih banget dan halus, tapi lengan atasnya berotot. Menghela nafas dalam-dalam. Suara bass-nya. Introvertnya. Kelakuan anehnya. Dia adalah manusia dengan berlapis kepribadian. Saya rasa ada kepribadian lain dari kepribadian yang ditampilkannya. Membuat saya terobsesi untuk membuka lembar-demi lembar kepribadiannya dan melihat seperti apa inti kepribadiannya. Kepribadian yang memabukan saya. 

Siapa dia yang sebenarnya? Selain lari marathon olah raga apa yang disukainya? Apa makanan favoritnya? Apa hobby dia? Jenis musik apa yang disukainya? Apakah dia suka dengan musik country yang anehnya saya suka sejak dulu? Saya tidak tahu. Dan ini agak menjengkelkan saya. Dia anak sulung dengan satu adik perempuan yang sudah menikah. Orangtuanya seumuran dengan ibu saya. 

Aargghhh... saya dan obsesi yang menyebalkan itu. Saya yang pantang menyerah sampai akhirnya patah. Saya yang tahu kalau jurang ada di depan mata tapi tetap berjalan dengan langkah tegap untuk menggapai pelangi. Mengapa?

No comments: