Thursday, February 02, 2012

Biogas Manusia

Cerita masa lalu:
Bapak saya paling senang membuang biogasnya kalau ada orang duduk mendekat. Kayaknya puas banget kalau bisa membunyikan pant*t walaupun tidak berbau. Hobby yang aneh. Ibu saya sering batal makan hanya karena mendengar suara itu. Saya dan adik-adik mengikuti kelakuan bapak dan membuat symphoni biogas. Jelaslah ibu akan tambah kesel. Trus kami beralasan, "mendingan bunyi daripada bau". Dan bapak saya akan terkekeh-kekeh mendengar argumentasi tidak beres dari anaknya.

Tapi itu kelakuan di rumah, saat diluar rumah saya sih berperilaku sangat baik, ga tau kalau adik saya, soalnya kami tidak ada di satu lingkungan sosial yang sama. Dan hari kemarin, ada kejadian yang melibatkan pembuangan human biogas itu. Seorang teman saya, memang sih badannya agak montok, duduk di salah satu kompie, sementara saya membuka kompie di desk lainnya. Entah dia pake earphone atau dia pikir ga ada orang di belakangnya. Sementara mengetik, ada suara tambahan dari bawah. Saat bunyi yang pertama saya pikir dia sakit perut dan ga bisa nahan, begitu berlangsung kedua kalinya, ketiga kalinya, keempat kalinya ... ke tak ingat lagi sampai berapa kali. Saya langsung pura-pura ga kenal aja.

Emang sih ga bau (saya juga duduk ga deket dia banget -- jadi untuk bau benar-benar tidak ada confidentiality nya bahwa tidak bau), tapi bunyinya itu kenceng banget. Persis kayak nenek-nenek yang udah kendor katup bawahnya. Yang paling parah adalah menahan diri untuk tidak bergosip. Duh, saya juga sering kent** kalau lagi sakit perut, tapi sedapat mungkin dilakukannya di tempat lain. Dan tidak di dekat orang.



No comments: