Wednesday, February 03, 2010

Kangen

Hari-hari yg saya jalani sejak desember itu seperti lilitan liana di pohon induknya, membelit-mencekik, membuat sang induk perlahan-lahan mati karena strangulasi. Godaan untuk curhat memang tinggi, tapi saya tidak ingin membebani teman-teman, kenalan yang saya punya dengan cerita menyebalkan seperti ini. Alasannya karena mereka juga sibuk, karena mereka juga punya banyak masalah. Dan sebagai efeknya memendam perasaan ini mood saya mirip dengan gergaji, naik-turun.

Satu hal yang sangat saya inginkan yaitu bisa pergi travel jauh dari sini, tanpa harus khawatir dengan dananya. dan sebagai orang indonesia, saya ingin ke tempat yang berbeda dengan tanah air tercinta ini. Artinya bukan pergi ke negara tropis.
Tapi boro-boro mau ke LN mau ke jakarta saja berat hati.

Kekangenan saya dengan negri-negri utara biasanya bisa disiasati dengan menonton film, membaca buku atau majalah dari negri-negri itu. Dan stok saya untuk film dari negri jepun sudah tidak ada, demikian juga dengan film2 barat. Sedangkan untuk novel memang masih ada sih, tapi saya kangen dengan manga... kumik dari jepang itu. Makanya salah satu tujuan ke jakarta sebenarnya untuk beli kumik2 jepang itu sih.

Tapi semurah-murahnya tiket ke jakarta, tetap akan menyedot 2 jt rupiah. Hhhh... dan saat ini sedang dalam masa pengiritan dan penghematan. Saya tidak boleh boros. Gimana duonk?

BTW busway, ga ngerti dari mana asalnya tadi malam saya memimpikan lagi orang itu. Orang yang ingin saya lupakan kehadirannya, tapi sebenarnya sangat saya rindukan kehadirannya, saya kangen ngobrol ga jelas dengan dia, kangen kedekatan saya dengan dirinya, tapi dia memang dengan jelas menolak untuk dekat dengan saya. Jadinya saya tahu diri dan menjauh, sekuat diri ini bisa. Begonya bawah sadar saya tidak semudah itu melepaskan dirinya, dalam beberapa saat dia selalu muncul di alam mimpi saya. Sialnya mimpi2 itu bukan mimpi yg samar, tapi yg jelas teringat di alam nyata. Menyebalkan bukan? Dan satu hari ini jadi diliputi rasa sendu, saat otak saya memberikan logika yg nyata tentang mimpi sial itu.

Apakah saya ingin bertemu lagi dengannya? rasanya tidak perlu, biarlah dia hidup damai tanpa kehadiran saya. Yang saya inginkan agar mimpi-mimpi tentang dirinya tidak perlu muncul. Dan hanya saya yang bisa melakukannya, bukan dia, bukan orang lain. Karena mimpi2 itu memang milik saya pribadi, bukan milik siapapun. Kenangan akan dirinya merupakan milik saya pribadi bukan milik orang lain

No comments: