Sunday, February 06, 2011

Status: Single ?

Menjadi perempuan single di usia lewat 30 tahun harus tebal kuping dan mental baja. Apalagi persepsi masyarakat yang suka memandang miring, mencap sebagai perempuan tidak laku. Cih, emang barang jualan pake laku atau tidak. Juga sering dijadikan bahan lelucon, yang lucu untuk mereka yang berpasangan tapi tidak lucu untuk yang menjalani. Karikatur perempuan yang menjomblo sering digambarkan bersifat judes terhadap sesama perempuan, pakai kaca mata dan memakai baju yang ketinggalan jaman. Biarpun saya masih menjomblo di usia yang tidak muda lagi, tapi karakteristik itu semua tidak ada pada saya.

Saya memang memilih untuk tetap single daripada menikah dengan laki-laki yang tidak cocok kriterianya dengan saya. Banyak alasan untuk itu, salah satunya saya gampang bosan, kepedulian saya sangat rendah untuk orang yang tidak dekat dihati, dan trauma.

Iya, salah satu penyebab perempuan tetap hidup sendiri adalah patah hati. Saya memang pernah mengalami masa membenci laki-laki yang punya hati pada saya, tapi itu semua sudah lama berlalu. Dari patah hati itu yang tersisa sekarang adalah traumanya. Tidak mudah untuk membuka hati lagi pada laki-laki, karena sedikit saja keraguan muncul, langsung saya kabur dari orang yang bersangkutan. Daripada kena resiko sakit hati lagi. Banyak yang mencoba mencomblangi saya, tapi sampai sekarang hati saya tidak tergerak. Maklumlah yang disodorkan tipe bapak-bapak semuanya... maaf pak bapak, susah kalau tidak ada selera.

Tapi anehnya saya banyak punya teman berjenis kelamin laki-laki. Hubungan saya dengan laki-laki harus murni tanpa ditambah dengan perasaan yang tidak-tidak. Saya senang menyebutnya dengan genderless relationship. Enak bisa ngobrol, hang-out bareng tanpa perlu rasa risih jaga image atau dandan. Tapi jangan salah, teman perempuan saya juga banyak. Walaupun hubungan pertemanan saya biasanya agak hangat-hangat tai ayam. Hihihihi... saya suka malas menjaga kontak rutin, memang itu salah saya kok.

Hmmm relationship, status, kenapa sih manusia yang masih hidup harus diribetkan dengan masalah-masalah itu?

No comments: