Thursday, October 13, 2011

Barbie syndrome

Standard cantik itu selalu berubah-ubah sepanjang masa. Indikator cantik untuk ukuran tubuh saat adalah gepeng kurus kerempeng seperti badan model alias Barbie syndrome. Disclaimer: Barbie syndrome istilah iseng saya, tidak ada legalitasnya. Penyakit yang berkaitan dengan berat badan, anorexia dan bulimia sudah banyak dikenal orang. Study ilmiah sendiri mengatakan bahwa lebih dari 50% perempuan tidak puas dengan ukuran tubuhnya. Banyak cara dilakukan supaya kurus, mulai dari diet, minum obat, olahraga, sampai operasi. Sayangnya penelitian terakhir menunjukan bahwa mereka yang BMI >35 atau BMI <18 sama-sama meningkat resiko kena penyakit jantung. Dan mereka yang overweigth BMI 25 - <35  malah terbukti lebih rendah resiko kena penyakit jantung. Tapi mereka yang overweight tapi aktif bergerak dan kurus aktif bergerak berada di level yang sama untuk terlindungi dari penyakit jantung. Whuahahaha.. betapa bahagianya saya dengan BMI di range overweigth dan rajin jalan kemana-mana. Kesimpulannya bukan masalah di berat badan tapi pada kegiatan fisiknya.

Saya mau dimana-mana pun lebih senang jalan kaki dari pada naik kendaraan. Walaupun di Bandung tidak begitu aman untuk pejalan kaki, ga ada trotoar dan motor yang sering menggunakan area untuk pejalan kaki. Tapi sedapat mungkin saya jalan kalau jaraknya masih bisa ditempuh dengan kaki. Walaupun sering kena sindiran tukang ojek/angkot yang menganggap saya pelit. Demikian juga di luar Jawa, saya selalu memilih lokasi tempat tinggal sedekat mungkin dengan kantor, jadi tidak perlu transportasi, cukup jalan. Karena pulang pergi kantor sering jalan, banyak mitra yang menganggap saya sedikit aneh.

Di Atlanta saya tambah sering jalan karena transportasi publik jarang. Pertamanya berat banget, karena daerahnya berbukit, kalau pas dapat tanjakan lumayan juga, apalagi waktu summer. Teman-teman saya yang berasal dari luar US, paling malas jalan, mereka mengandalkan shuttle, dan paling ketat melihat jadwal shuttle bus kampus. Pas weekend, pada mengeluh karena kebanyakan shuttle bus nya libur, sehingga pilihan mereka cuma 2 naik bus umum atau jalan. Mereka ini yang suka nanya, kalau belanja gimana caranya? Kalau saya jawab jalan, muka mereka suka tersiksa... hehehe... maklumlah apartemen mereka bertetangga dengan supermarket.

Keuntungan jalan ini satu, bikin jantung kuat, ngebandinginnya gampang, apartemen saya ada di lantai 3, nah saya sih enteng aja naik tangga, teman-teman mampir sering banget ngos-ngosan sampai di lantai atas. Bikin saya ngakak melihat muka mereka yang memucat. Duh... baru 3 lantai gimana kalau sepuluh lantai? Satu orang malah nanya, emang ada lift? huahauahauhaaa.... 3 lantai pakai lift bukannya pemborosan yak? Karena yang pertama mampir badannya rada subur, saat itu saya anggap kondisi saya biasa saja, tapi setelah terbukti banyak yang ngosngosan, baru deh saya ngeh keuntungan dari jalan kaki itu. Sekarang ini yang harus saya lakukan adalah mengikis lemak yang tertimbun di perut, mesti rajin berenang ... gaahhhh... kenapa masih malas ya?

No comments: