Monday, January 09, 2012

Tiga kelas

Nasib mempermainkan saya, ... tidak ..., tidak ada yang dipermainkan. Jalinan pertemuan saya dan dia saja yang aneh. Di kelas terakhir di bulan Desember, saya sudah memaksa hati untuk mengucapkan selamat tinggal pada dia. Untuk tidak berharap apapun juga. Snap - snap , saya memotong semua akar benih perasaan saya pada dia, sisanya disiram dengan herbisida supaya tidak tumbuh lagi. Saya buang semuanya di teluk San Fransisco dan kembali ke Atlanta dengan menghapus sisa-sisa cat berwarna pastel di hati saya. Membiarkan dinding hati saya tidak berwarna, biarkan saja dulu sebelum dicat ulang.

---

Saya mendaftar untuk tiga kelas yang tidak biasa di semester ini. Satu kelas berlangsung selama 5 hari, satu kelas khusus 2 hari dan satu kelas spring break untuk diploma sertifikat saya. Untuk kelas diploma sertifikat kemungkinan dia akan mengambilnya sudah saya perhitungkan, tapi saya tidak pernah menyangka dia juga mengambil kelas analisa. Dua alasan: kelas analisa ini merupakan kelas lanjutan, alasan lain: kelas analisa ini merupakan kelas untuk jurusan saya yang tidak sama dengan jurusan dia.

Tidak tahu apa yang ada di dalam otak saya yang membuat saya nyaris mengalami masalah besar dengan kelas analisa ini. Gara-gara tidak periksa email minggu lalu dan jadwal kelas. Dalam otak saya, kelas analisa akan berlangsung minggu depan. Bangun pagi kesiangan, malah ditambah tidur-tidur ayam sampai sejam. Terus pas buka email, hah, langsung membeku melihat banyaknya email yang sudah dikirim professor saya, kalau digetok palu pasti hancur berantakan. Untungnya ini bukan kelas untuk sertifikat, pre-assignmentnya hanya baca dan tidak ada tugas tulis. Langsung mandi dan ngibrit ke kampus, trus nunggu lunch break dan mengaku terus terang pada professornya bahwa saya ga ikut kelas pagi. Bagusnya professor disini ga pernah penasaran kenapa saya tidak masuk kelasnya. Dan kebetulan lainnya materi pagi merupakan ulangan dari materi di kelas sebelumnya. Dan saya diijinkan untuk tetap ikut kelas.

Pas saya balik badan... mata saya pasti rada melotot ngeliat dia ada di pintu belakang sedang ngobrol dengan mahasiswa lain. Pertanyaan pertama: Kenapa dia ada di kelas ini? Pertanyaan kedua: Apa dia mendaftar di kelas ini atau hanya mampir? Dan otak saya langsung membentak "Ga ada urusan! Lu udah janji ga akan mikirin dia lagi!" Duh... galak bener.

Twisted fate, itu istilahnya, di semester lalu saya pasti girang karena bareng tiga kelas dengan dia. Di semester ini hati saya langsung mengerang, gimana bisa menghapus bersih-bersih perasaan itu kalau ada tiga kelas bareng? Huh, masih mending karena kelasnya singkat, bukan satu semester yang bakal ketemu tiap minggu. Nikmati dan syukuri saja pemandangan di depan mata selama memungkinkan dan ga perlu menganalisa atau mikir panjang lebar. Seperti: kenapa dia pakai kemeja warna ungu yang agak mengkilap, sepatu resmi dan rambut di gel rapi hari ini? Karena selama ini saya ga pernah liat dia pakai sepatu pantofel maupun kemeja yang serapi itu walaupun dia tetap menyandang ransel tentara-nya.

Sebagai cowok kenapa dia pakai warna ungu? Gay? -- confirm! (Duh kena getok virtual lagi deh). Atau karena di kelas bulan Desember itu saya selalu memakai smart suit, salah satunya adalah kemeja warna salmon tipis dilapis sweater cashmere warna ungu. Ungu -- catet! (hahaha kebiasaan analisa yang ga mau hilang). So.., what??! bentak ulang benak saya.  Saya melihat salah satu mahasiswa jurusannya yang tahu berapa usia saya ada di kelas yang sama. Jadi, informasi kalau saya tuwir tentu bisa masuk ke teliganya. Mau berharap apa coba? Jadi sepertinya hati saya tidak akan meliuk-liuk, melambai-lambai lagi karena dia. Sudah cukup, sudah selesai dengan semua kebodohan yang saya perbuat itu.

Dan hari ini ada treatment khusus untuk saya, kiriman 2 kemeja pesanan dari LL Bean tiba. Kualitas jahitannya masih dibawah kemeja Ralph Lauren, walaupun sama-sama bisa dibeli karena ada diskonan...hihihi. Pake ah besok, kemeja plaid yang warna merah aja. Ga lucu kalau saya pakai kemeja plaid yang warna ungu, biarpun ga ada yang akan perhatian sebenarnya. Saya aja yang terlalu perhatian dengan detil. Hiks... 

No comments: