Monday, December 12, 2011

Barang branded

Sudah dikorting 40% tetap aja harganya masih $50, tapi tetap beli. Bukan karena mereknya tapi karena saya ingin kemeja cewek kotak-kotak. Kalau di belanjanya di mall di Indonesia, pasti saya mikir panjang pendek untuk beli kemeja Ralph Lauren itu. Tapi barang bermerek memang beda kualitas jahitan. Itu kemeja ditindis luar dalam, jadinya rapi sekali dan tidak mudah berubah bentuk. Kainnya tidak begitu tipis tapi kualitas katunnya juga beda dengan kualitas katun kemeja dari H&M yang didiscount 50% dapat $10.

Banyak barang bukan branded dengan penampakan luar seperti barang branded, tapi biasanya setelah beberapa kali cuci akan ketahuan kualitasnnya. Dan jari saya bisa dengan mudah membedakan kualitas barang (terutama baju) hanya dengan menyentuhnya. Maklum saya "magang" shopping sejak kelas 2-3 SD dengan nenek saya yang maniak belanja barang berkualitas. Dan sebagai anak perempuan sulung satu-satunya yang menjadi kesayangan nenek, sejak kecil saya terbiasa memakai baju berkualitas bagus, baju baru lagi. Dari hasil malak nenek pada anak-anaknya...

Untuk baju tidur, nenek membuatkan celana piama dari kain batiknya yang walaupun bukan batik tulis, tapi batik-batik halus. Membuat saya juga mampu membedakan kualitas batik dengan sentuhan. Sekarang sih banyak celana piama yang kualitasnya bagus, jadi saya ga masalah dengan piama. Hanya sudah kebiasaan pergi atau tinggal dimanapun saya selalu punya batik halus yang kadang cuma dipakai untuk selimut di udara panas.

Karena diskonan juga saya sempat beli 3 pasang kaus kaki panjang Calvin Klein... duuh... memang beda, beda dan beda kualitas. Parah nih. Penampakan sih tipis tapi tidak fragile. Nyaman lagi tidak begitu ketat seperti kaus kaki ngasal dari toko diskonan.

Untung jadwal kuliah sangat padat, sehingga kalau di Atlanta saya suka malas belanja. Tapi pas ke luar kota, pulangnya pasti ada barang baru yang masuk koper saya. hihihi... soalnya kalau lagi travel kan mesti nyari makan di luar hotel. Dan paling gampang ya pergi ke mall, dan secara otomatis kalau sedang diskon membuat saya gatal dan membuka dompet. Heuheuheu... alasannya di Atlanta toh saya ga belanja. Mallnya kejauhan, bikin malas jalan. Kalaupun ada teman yang ngajak belanja, sayanya suka ga enak karena mereka kan biasanya nanya beli apa? Berapa harganya? Hih... dan berujung dengan nasihat ... jangan boros. Sebel! Makanya mau dimanapun saya sering belanja sendiri, jadi kalau mau nengok section branded juga cuek bebek, ga perlu ga enak hati dengan yang ditumpangi.


No comments: