Tuesday, December 13, 2011

Putih, Jangan Kuning

Ga ... bukan membicarakan warna parpol. Walaupun saya tidak simpati juga sih dengan parpol yang pakai warna kuning. Dan warna kuning juga bukan warna favorit saya. Putih menjadi warna favorit saya untuk perhiasan. Jadi antara perak atau platina. Perak tentu lebih terjangkau kantong asal bukan keluaran Tiffany and co. Walaupun asli design bracelet-nya keren-keren. Wow-wow, lidah menjulur dan mata melotot, persis seperti Scooby-doo saat memandang makanan.

Tapi kepikiran juga untuk membelikan diri sendiri bracelet Tiffany and co. sebelum pulang kampuang. Entahlah bisa terlaksana atau tidak, karena juga ngences dengan tas kulit yang bagus yang tidak dijual di Indonesia. hihihi... pilihan yang sulit.

Emas yang dipakai oleh Tiffany and co. tidak murni kuning tapi sedikit berwarna kemerahan. Dan designya minimalis. Tetap aja saya lebih suka perak-nya. Emas dipadu di kulit sawo matang itu kesannya murahan malah, mungkin karena saya terlalu sering melihat ibu-ibu yang seperti toko mas berjalan di berbagai pelosok Indonesia. Makanya perak menjadi unik karena jarang dipakai orang. Jadinya keren dan fresh.

Saya ngincer satu bracelet yang ga ada merek Tiffany and co. nya, pakai black jade. Kombinasi mematikan dari perak sterling, jade yang berwarna hitam pula. Ahh ~~ indah.banget. Bracelet apalagi yang rantai menjadi favorit saya. Secara psikologis sepertinya berkaitan dengan hadiah kejutan dari ayah saya dimasa lalu.

Saya dibesarkan tanpa mengharapkan mendapat hadiah di hari ulang tahun maupun di kenaikan kelas. Tidak ada juga pesta ulang tahun dimana kita akan mendapatkan hadiah dari orang yang kita undang. Setelah agak besar biasanya mendapatkan jatah uang ulang tahun yang bebas digunakan untuk membeli apapun yang saya suka seharga uang itu. Tapi satu hari, bukan di hari ulang tahun, tiba-tiba mendapat kejutan dibelikan bracelet berbentuk rantai emas tipis oleh ayah saya. Surprise dan senang tentunya. Tidak menyangka ayah akan membelikan perhiasan yang tidak biasa (kalung, cincin atau anting-anting).

Emas bagi saya selain tampak norak, juga tidak merasa nyaman memakainya, karena terlalu sering dipinjam ibu untuk -- dijual...!! well, saat itu saya juga tidak punya uang, direlakan dengan setengah hati. Untuk saya nilai bracelet itu sebenarnya ada di priceless-nya. Hadiah. Dan untuk saya rasanya ga sopan menjual hadiah dari siapapun yang membelikannya. Sejak saat itu saya rada anti dengan emas, perak lebih aman, karena ga akan ada yang berpikir untuk dijual.

Harga perhiasan perak Tiffany and co. jelas tidak murah tapi saya yakin orang yang jarang bersentuhan dengan barang branded tidak akan menyangka harganya melebihi harga emas... hehe...

No comments: