Sunday, February 26, 2012

Foto

Seorang suami yang sangat mencintai istrinya. Mereka beruntung karena dipertemukan satu dengan yang lain sejak muda. Menjalani hidup berpuluh tahun dengan minat yang sama. Sampai maut menjemput sang istri dan meninggalkan suaminya sendiri. Sebuah file youtube yang di-shared pada kami, sungguh indah. Berisi foto-foto sang istri sejak kecil sampai maut menjemputnya.

Rangkaian foto itu, lagu itu, memberitahu kita betapa cinta mereka sangat dalam dan kuat. Mereka menemukan teman sejiwa dalam pasangannya dan menghabiskan waktu itu bersama-sama. Sungguh beruntung. Ya, cinta sejati itu ada. Cinta yang tak lekang oleh waktu itu exist. Ada yang beruntung mendapatkannya, ada pula yang tidak.

Setelah menikah, foto-foto sang istri adalah foto yang diambil suami. Saya melihat foto-foto yang diambil dengan penuh cinta. Manis, tenang, menyejukan.

Apakah saya akan bisa mendapatkan cinta sedalam itu? Bilakah?

Thursday, February 23, 2012

Bintang empat untuk Wild Romance

Drama korea yang rutin saya tonton saat ini: Wild Romance; menyelesaikan Ojakyo Brothers; Bachelor Vegetables Store; Shut Up Flower Boy Band, The Moon that Embraces the Sun; Take Care of Us, Captain. Dari enam series itu saya paling suka dengan Wild Romance yang dimainkan oleh Lee Dong Wook dan Lee Si Young. Keduanya klik banget saling mengisi dan total berakting. Dibanding dengan series pertama Lee Dong Wook setelah selesai wamilnya, Scent of the Woman, akting Lee Dong Wook jauh lebih bisa dinikmati di series ini. Sudah hilang kakunya, total gila...hihihi. Lee Si Young juga jauh lebih ekspresif dibanding permainannya di Poseidon.

Wild Romance keluar dari genre Korea yang suka banjir air mata itu. Park Moo Yul (LDW) merupakan celebritinya baseball Red Dreamers. Sedangkan Yoo Eun Jae (PSY) adalah bodyguard cewek yang juga fans berat blue Seagulls. Kedua orang itu terlibat konflik dimana Moo Yul dibanting Eun Jae di tempat karaoke. Eun Jae bersama ayah dan adiknya sedang menghibur diri karena Seagulls kalah tapi dengan asumsi wasitnya memihak Moo Yul, dan mereka minum-minum di tempat karaoke yang sama. Kejadian itu direkam oleh staff karaoke dan diupload ke internet. Untuk mencegah jatuhnya reputasi Moo Yul (yang memang dikenal sebagai pemain keras di lapangan), Eun Jae direkrut menjadi bodyguard pribadi Moo Yul. Mulai deh adegan-adegan ajaib diantara kedua orang itu yang seperti Tom and Jerry, saling incar dan bertengkar terus, sementara di muka publik mereka mesti menampilkan hubungan baik.
Tapi Moo Yul kemudian sering menerima ancaman serius yang dikirim orang tidak dikenal. Suka ga suka Eun Jae tetap professional sebagai bodyguard dan bekerja keras untuk membongkar kasus stalker ini serta melindungi Moo Yul, perlahan-lahan mereka mulai saling tertarik satu sama lain. Saat mereka sedang mau dekat, muncul cinta lama Moo Yul., Kang Jong Hee yang diperankan oleh Jessica SNSD. Eun Jae harus bergulat dengan perasaannya.Karena untuk Moo Yul, Jong Hee adalah cinta pertama dan terakhir. Saat Eun Jae memutuskan untuk menjauh dari Moo Yul dan mengundurkan diri jadi bodyguardnya, Moo Yul baru merasa kehilangan Eun Jae, walaupun dia menganggap perasaannya pada Eun Jae adalah rasa sayang persaudaraan. Saat yang sama stalkernya Moo Yul mengalihkan target pada Jong Hee, Moo Yul langsung minta Eun Jae menjadi bodyguard Jong Hee. Karena Moo Yul tidak bisa percaya pada orang lain.
Berkat Eun Jae, Jong Hee pun cepat pulih dari trauma psikologisnya akibat ancaman stalker. Dan saat itu Moo Yul baru sadar kalau dia mencintai Eun Jae, sementara Eun Jae sudah mengikhlaskan Moo Yul bersama Jong Hee. Mulai deh perjuangan Moo Yul untuk mendapatkan hati Eun Jae kembali... ada side story dari sahabat Eun Jae dengan Dong Ah dengan lawyer robot Kim Tae Han. Dan kisah sahabat Moo Yul, Dong Soo.

Buat saya menarik sekali dibanding dengan Bachelor Vegetable Store yang hanya 50% ceritanya saya suka, bagian jatuh bangun mengembangkan toko sayur. Ojakyo Brothers juga lumayan sebenarnya, tapi karena panjang banget, saya sering skip-skip adegan yang bisa ditebak. Shut Up Flower Boy Band, untuk saya hanya menarik di dua episode awal sebelum tokoh Byung Hee dimatikan, setelahnya terlalu ABG. Take Care of Us, Captain sangat mengecewakan buat saya padahal yang main Ji Jin Hee. Kalau cerita genre begini K-drama masih kalah dengan dorama, coba yang mainnya KimuTaku, dijamin jauh lebih menarik. Yang layak tonton untuk saya adalah The Moon that Embraces the Sun, seru banget, padahal genrenya sageuk fantasi, alias dongeng banget tidak berdasarkan tokoh nyata. Dan Padam-padam juga lumayan deh. Tapi buat saya pemenangnya adalah Wild Romance. 

Menanti Paket

Hari minggu saya terpikat sales online Body Shop. Siapa yang ga terpikat kalau bisa beli 3 perawatan tubuh dengan harga flat $30, ngences dan ngiler jadinya. Kebetulan foam buat muka sudah mau habis, dan serum untuk wajah juga sudah habis, belanja deh. Biasanya saya pake clinique, tapi tea-tree oil Body Shop cocok juga untuk saya. Masalahnya di Indo lebih gampang dapat foam dan serum wajah clinique daripada tea tree oil Body Shop. Ditambah tempat kerja saya dulu juga jauh dari mall, kalau pas ke Jkt selalu disisihkan waktu untuk belanja persediaan kebutuhan body. Dengan waktu terbatas saya tidak bisa dong bolak-balik ke Body Shop, kalau barangnya lagi tidak tersedia.

Disini, uenak karena bisa belanja online. Seperti sales Presidents' Day misalnya yang khusus untuk belanja online doang, malah lebih menguntungkan. Tinggal klik-klik, kemudian barangnya dikirim ke rumah. Saya malah kebanyakan belanja online sekarang daripada datang ke tokonya. Kalau belanja ke mall, hanya saat sedang travel ke kota lain. Makanya saya sering bawa koper kosong, dan balik ke Atlanta dengan koper full belanjaan.

Hari ini paket dari Body Shop nyampe, ditrackingnya dikatakan bakal dikirim sore. Kadang ada barang yang kalau orangnya ga ada disimpen di kantor manager apartment. Sedangkan kantor manager bukanya jam 10.00am-5.00pm, dengan jadwal saya biasanya baru nyempetin ke  kantor manager hari Sabtu. Ga lucu. Jadi hari ini saya putuskan untuk pulang cepat. Eh, ternyata udah keburu dikirim, tapi ditaro di depan pintu. Yuhuu.... keren dan senang tentunya. Dan ga harus buang waktu pergi ke mall yaang jauh itu.

Sunday, February 19, 2012

Make it simple

I give up, totally give up my feeling for him.


Akhirnya hati saya menyerah juga. Tidak lagi memegang rasa itu erat-erat. Melepaskan semua rantai yang diciptakan sendiri. Membebaskan semua rasa. Sesederhana itu.

Menangis saat merasa tikaman pedih. Tapi tidak berusaha menyangkal atau mencoba untuk tidak menyukai dia. Rasa suka itu tetap ada, hanya tidak lagi berharap, berhenti bertanya pada kenapa saya tidak bisa memiliki hatinya. Saya hanya belum beruntung. Belum beruntung mendapatkan cinta itu.

Saat saya melihatnya, degup di jantung itu masih tetap akan ada, sampai saya menemukan yang baru. Rasa sepi itu masih akan terasa saat memikirkan dirinya ada di satu sudut di kota ini entah dengan siapa. Dia tidak membutuhkan saya untuk melengkapi hidupnya, terima fakta itu. Walau saya ingin mengelus rahang kokohnya, menatap kedalaman mata hijaunya, bersandar di bahunya, tapi tidak mungkin melakukannya. Terima fakta itu.

Saya tidak akan mati hanya karena tidak memiliki cinta. Saya akan menatap iri pada orang-orang yang punya pasangan yang mereka cintai, dan saya akan berjalan pergi dari mereka, sendiri. Pada saat-saat tertentu saya akan menemukan ketenangan dengan bekerja keras, atau pada saat saya mendengarkan musik manis dan indah terus menangis, atau pada saat membaca novel-novel tentang cinta sejati, atau pada saat saya merenung di taman sepi sendiri, atau saat menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman di sekeliling saya.

Dua hari terakhir ini saya menangis, entah apa yang saya tangisi sebenarnya, saya tidak ingin menganalisanya sekarang. Menangis hanya untuk membuka sumbat perasaan yang saya tekan jauh di dalam hati, yang membuat saya iritatif, uring-uringan sendiri tanpa sebab yang jelas. Menangis seperti orang bodoh di tepi danau di sore kelabu. Tapi menggapai kemajuan, karena hati saya mulai sinkron dengan logika. Tidak lagi berkeras, tapi mulai melepaskan ikatan itu satu-satu.

Beberapa bulan lagi jarak saya dan dia akan bertambah lebar terpisah oleh benua dan lautan. Saya akan tetap hidup, bernafas, makan, dan mencari pekerjaan baru. Saya mungkin akan teringat dia, tapi kelak bayangan wajahnya akan memudar, bersama dengan pergulatan dengan masalah baru pada hidup saya.

Saya tidak pernah akan menyesal telah memiliki rasa ini untuknya, dan saya akan berusaha tidak menyesal karena tidak mampu menggapai dirinya. Belum beruntung. Belum lagi jodoh saya.

+ + +

Saturday, February 18, 2012

Garth Brooks dan Secret Garden

Dia penyanyi countries song yang unik. Di jaman penyanyi menjual lagunya secara digital online, Garth Brooks tetap bertahan dengan menjual dalam format CD. Dan fansnya juga setia, nyaris ga ada yang menguploadnya di Youtube.

Gara-gara satu lagu the Dance saya sampai beli CDnya yang the Ultimate Hits. Sebenarnya tidak mahal karena ada 2 CD plus extra 1 DVDnya hanya $10. Tapi awalnya kerasa mahal karena saya hanya berniat beli the Dance. Setelah di explore lebih dalam, saya merasa beruntung sudah beli CDnya karena banyak lagu mellow romantis, pwahahaha... selera saya banget.

Suara Garth Brooks yang empuk dan manis, satu tipe dengan suara John Denver, tapi khasnya dia adalah selalu twisted suaranya membuat hati tertusuk makin dalam dengan suaranya. Dan dentingan gitar yang mendominasi hampir di semua lagu. Duh...

Serenade to Spring adalah lagunya Secret Garden. Manis, indah, mendayu. Romantis untuk saya. Tipenya instrumentalia klasik. Dan semua lagunya Secret Garden memang manis, kadang sendu tapi tetap indah. Saya jadi teringat dengan koleksi kaset lama saya di Bandung, rasanya dulu pernah membeli satu kaset Secret Garden. Hahaha... selera tidak bisa diubah memang. Musiknya Secret Garden tersedia online, jadi tinggal download saja.

Suka cekikikan sendiri kalau melihat koleksi lagu saya di iTune. Genrenya beragam country, jazz, rock, pop, ballad, klasik; bahasanya beragam Inggris, Korea, Jepang, Spain, Portugis, Itali, France, Greek, Indonesia; persamaannya satu semuanya lagu romantis, manis. Yeah selera romantis yang tidak tertolong lagi.

Wednesday, February 15, 2012

Lagu manis tentang penantian

I will ~ The Beatles


Who knows how long I've loved you
You know I love you still
Will I wait a lonely life time
If you want me to-- I will.

For if I ever saw you
I didn't catch your name
But it never really mattered
I will always feel the same.

Love you forever and forever
Love you with all my heart
Love you whenever we're together
Love you when we're apart.

And when at last I find you
Your song will fill the air
Sing it loud so I can hear you
Make it easy to be near you
For the things you do endear you to me
You know I will
I will.


Pengen download lagu ini, tapi ga gampang. Kenapa? Karena dianggap bukan jaminan laku?
Ini lagu untuk soulmate saya. Tidak tahu kapan akan ketemu, tapi saya tetap akan menantinya... pwahahaha... kebodohan yang tak berakhir.

Monday, February 13, 2012

A love until the end of time ~ Placido Domingo


I love you with a heart that knows no one but you
A love I never thought I’d find
A love that comes just once and never comes again
A love until the end of time

I’d give you all the love I have in me to give
If I could only make you mine
I love you with a love I’ve never known before
A love until the end of time

Chorus:
I can’t believe that you are not unreal
You’re everything I wanted you to be
I always knew someday that I would find
A love like ours until the end of time

I love you with a heart that knows no other love
A love I can’t believe is mine
Now that I’ve find you I will never let you go
From now until the end of time

Chorus:
I can’t believe that you are not unreal
You’re everything I wanted you to be
I always knew someday that I would find
A love until the end of time 


Pencerahan itu saya dapatkan setelah mendengarkan lagu ini. Saya cukup lama skeptik tentang keberadaan cinta. Menyamakan cinta dengan passion yang akhirnya padam tapi demi anak dan demi yang lain-lain pasangan itu bertahan hidup bersama, mungkin sekedar menjadi teman hidup dan teman di ranjang. Ok saya sinis memang. Tapi dengan pengalaman berkali-kali jatuh cinta sendirian dan tanpa ada balasan yang sesuai dengan yang saya inginkan. Atau orang jatuh cinta pada saya sementara saya tidak punya hati pada mereka, siapa yang tidak akan menjadi sinis terhadap cinta.

Saya juga bukan orang yang tahan dikritik. Kalau dikritik keras kepalanya muncul. Dan kritikan yang masuk mulai dari

"Jangan cari yang sempurna karena ga ada yang sempurna, kamu juga ga sempurna" ~ prttt, nasihat paling semprul --- sapa juga yang mencari manusia sempurna? 

"Jangan cari yang ideal, turunkan standarnya" ~ pret juga walaupun kadar pretnya lebih ringan. Yang ideal buat saya belum tentu yang standarnya tinggi kok, lha saya masih senang dengar lagu pop, nonton film romantis kok... selera murahan.

"Jangan terlalu mandiri", buset dah ... kalau ga mandiri gimana caranya bertahan hidup?

Lagu "a love until the end of time" mencerahkan saya, karena pas banget untuk diri ini. Saya berharap bisa menemukan orang yang bisa saya cintai until the end of time. Apakah itu terlalu idealis? Saya tidak memaksakan hati untuk menerima hubungan dengan kadar kurang dari itu. Kalau saya tidak yakin bisa mencintai seseorang dalam jangka waktu lama, jangan harap hati saya bisa terbuka menerima orang itu. Hati saya mudah sekali menguncup, harus didekati pelan-pelan dan dielus dengan lembut.

Sedangkan orang yang membuat hati saya bernyanyi adalah kombinasi antara otak pintar dan baik tidak sombong, suka membantu tanpa perlu dimintai tolong. Mata Hijau mempunyai kombinasi maut itu, makanya susah untuk saya mematikan rasa itu. Dan walaupun hanya dari saya sendiri yang sepertinya punya perasaan itu, tapi melihatnya saja cukup membuat hati saya yang masih hati ABG itu bernyanyi riang. (Hati saya tidak tumbuh dewasa walaupun usia biologis saya bertambah).

Dan malam ini fakta telak menghantam otak saya, bahwa semua patah hati di masa lalu memang fakta bahwa mereka bukan jodoh saya. Seandainya dipaksakan bisa bersama disalah satu episode di masa lalu, mungkin akan berakhir dengan keresahan saya yang akan merasa terpenjara. Sementara jiwa saya menginginkan pasangan yang membebaskan, tidak mudah sama sekali tentunya. Tapi semua patah hati itu ternyata pembelajaran untuk saya mengenal diri sendiri.

Mata Hijau saat ini menjadi paling sempurna, entah untuk berapa lama, paling tidak sampai saya kembali ke Indo. Dan saya menjadi belajar untuk berterimakasih (walau diucapkan dalam hati) pada semua laki-laki yang tertarik pada saya walaupun banyak yang saya kecewakan karena hati saya tidak bisa menerima mereka oleh satu dan lain hal. Sungguh minta maaf dengan setulus hati.

Saturday, February 04, 2012

Hadiah Ultah untuk diri sendiri

Kalau lagi bokek saya akan berada jauh-jauh dari toko sepatu. Kalau lagi galau sebaiknya juga menjauh dari toko sepatu. Walaupun saya bukan fetish dengan high heel. Malah tidak suka dengan high heel, bikin kaki kram. Yang saya suka adalah sneaker dan flat yang cantik dan terbuat dari bahan yang baik.

Untuk mengalihkan diri dari rasa galau ini saya membuka amazon. Berbahaya memang, tapi masih ada kok budget untuk belanja sedikit. Nyaris ga ada yang menarik sepatunya sampai kepentok ke yang satu ini
model Mary Jane dan flat pula, yang akhirnya saya order dengan ngos-ngosan. Ada yang warna cream tapi harganya dua kali harga yang hitam ini. Karena modelnya lurus kalau dipakai akan bikin kaki jadi langsing. Hihihi...

Satu orderan lain adalah sneaker, yang lagi-lagi berwarna hitam. Soalnya udara sudah makin hangat tapi belum bisa pakai sepatu terbuka, sedangkan saya cuma punya satu sepatu flat hitam. Suka bosan kalau pakai itu terus-terusan.

Pengirimannya diprediksi akan sampai tanggal 7 Feb, cihuy deh, benar-benar berasa hadiah ultah.



Friday, February 03, 2012

The sexiest parts of man


Jika saya ditanya bagian mana yang paling menarik dari laki-laki, ada dua jawabannya. Intelektualitas adalah bagian yang paling menarik untuk saya. Mau tampan seperti malaikat pun, kalau intelektualitas mereka tidak ada, akan memudarkan daya tarik mereka. 

Organ kedua yang menarik untuk saya adalah tangan yang bersih, lengan mungkin lebih tepat. Tapi juga bukan tangan dengan jari-jari dimanikur. Saya juga tidak merasa nyaman dengan laki-laki yang melakukan manikur, sedikit agak-agak gimana.

Tangan kuat dan langsing dengan jari jemari yang bersih selalu membuat hati saya berdebar. Lelaki yang saya suka bisa tinggi bisa pendek, bisa tampan bisa biasa saja, bisa dengan berbagai kepribadian, bisa putih bisa sawo matang. Persamaan mereka adalah nyambung kalau ngobrol dengan saya, dan menunjukan dengan jelas tingkat intelektualitas mereka serta tangan-tangan langsing dan bersih. Tangan dengan jemari yang terampil untuk melakukan gerakan motorik halus.

Pemilik tangan langsing dan intelektualitas tinggi paling terakhir adalah si Mata Hijau. Saya kagum dengan kulit tangannya yang putih banget dan halus, tapi lengan atasnya berotot. Menghela nafas dalam-dalam. Suara bass-nya. Introvertnya. Kelakuan anehnya. Dia adalah manusia dengan berlapis kepribadian. Saya rasa ada kepribadian lain dari kepribadian yang ditampilkannya. Membuat saya terobsesi untuk membuka lembar-demi lembar kepribadiannya dan melihat seperti apa inti kepribadiannya. Kepribadian yang memabukan saya. 

Siapa dia yang sebenarnya? Selain lari marathon olah raga apa yang disukainya? Apa makanan favoritnya? Apa hobby dia? Jenis musik apa yang disukainya? Apakah dia suka dengan musik country yang anehnya saya suka sejak dulu? Saya tidak tahu. Dan ini agak menjengkelkan saya. Dia anak sulung dengan satu adik perempuan yang sudah menikah. Orangtuanya seumuran dengan ibu saya. 

Aargghhh... saya dan obsesi yang menyebalkan itu. Saya yang pantang menyerah sampai akhirnya patah. Saya yang tahu kalau jurang ada di depan mata tapi tetap berjalan dengan langkah tegap untuk menggapai pelangi. Mengapa?

Cinta itu: sepet-sepet manis

Menjelang hari ulang tahun, mood selalu dalam keadaan kacau balau. Hampir lewat lagi satu tahun dalam kesendirian. Apalagi ulang tahunnya dekat dengan valentine, plus sifat dasar romantis yang tidak tertolong lagi, selalu berharap ada yang menghadiahkan hati yang manis dan membara, penuh mistery tapi memberi perasaan nyaman, tulus sekaligus jail. Dan orang bilang saya terlalu idealis.

Tahun ini saya ingin sebuah hadiah khusus: hati si mata hijau. Berharap dan berdebar, walaupun kenyataan sangat mungkin berkata lain. Mungkin kekecewaan lagi yang saya terima. Saya bersyukur ya Tuhan masih diberi perasaan berdebar ini. Saat tanggal 10 itu berlalu mungkin hati saya mau berhenti bergemuruh, dan kembali ke keadaan dormant. Entahlah, apapun yang terjadi, itu yang terbaik untuk saya.

Hari ini saya merindukan dia, sangat. Tidak ada yang bisa dilakukan. Karena saya tidak percaya diri untuk beraksi nekad dan gila. Tindakan stalker di internet saja sudah membuat saya gelisah. Maafkan saya. Akhirnya saya membeli eclair lagi. Manisnya eclair dan hangatnya kopi hitam tak bergula itu, adalah perasaan saya, pahit dan manis, hangat dan dingin.

Huwaaaaaa.... T____T

Thursday, February 02, 2012

Biogas Manusia

Cerita masa lalu:
Bapak saya paling senang membuang biogasnya kalau ada orang duduk mendekat. Kayaknya puas banget kalau bisa membunyikan pant*t walaupun tidak berbau. Hobby yang aneh. Ibu saya sering batal makan hanya karena mendengar suara itu. Saya dan adik-adik mengikuti kelakuan bapak dan membuat symphoni biogas. Jelaslah ibu akan tambah kesel. Trus kami beralasan, "mendingan bunyi daripada bau". Dan bapak saya akan terkekeh-kekeh mendengar argumentasi tidak beres dari anaknya.

Tapi itu kelakuan di rumah, saat diluar rumah saya sih berperilaku sangat baik, ga tau kalau adik saya, soalnya kami tidak ada di satu lingkungan sosial yang sama. Dan hari kemarin, ada kejadian yang melibatkan pembuangan human biogas itu. Seorang teman saya, memang sih badannya agak montok, duduk di salah satu kompie, sementara saya membuka kompie di desk lainnya. Entah dia pake earphone atau dia pikir ga ada orang di belakangnya. Sementara mengetik, ada suara tambahan dari bawah. Saat bunyi yang pertama saya pikir dia sakit perut dan ga bisa nahan, begitu berlangsung kedua kalinya, ketiga kalinya, keempat kalinya ... ke tak ingat lagi sampai berapa kali. Saya langsung pura-pura ga kenal aja.

Emang sih ga bau (saya juga duduk ga deket dia banget -- jadi untuk bau benar-benar tidak ada confidentiality nya bahwa tidak bau), tapi bunyinya itu kenceng banget. Persis kayak nenek-nenek yang udah kendor katup bawahnya. Yang paling parah adalah menahan diri untuk tidak bergosip. Duh, saya juga sering kent** kalau lagi sakit perut, tapi sedapat mungkin dilakukannya di tempat lain. Dan tidak di dekat orang.



Monday, January 30, 2012

Buang Jaim Jauh-jauh

Karena saya tidak mampu mengontrol hati saya, saya mencoba merasionalisasikan perasaan saya. Mencoba menerima bahwa rasa sayang itu ada di dalam hati saya, tapi membuang jauh-jauh obsesi saya untuknya. Saya berusaha melihat dia sebagai salah satu teman saya. Tersenyum kalau ketemu dia misalnya (walaupun masih wagu). Mencoba mengajak ngobrol dia adalah upaya lainnya. Kalau saya bisa ramah pada teman laki-laki yang lain kenapa tidak bisa melakukannya kepada dia? Toh kami sudah beberapa kali sekelas, di kelas yang kecil pula. Malah aneh kalau tetap pura-pura ga kenal.

Kemarin, saya berhasil membuat telinganya memerah. Hari ini saya dimakan habis oleh pandangan matanya yang tajam itu. Dia sepertinya membuang jaim jauh-jauh. Kalau tidak kenapa selama lima menit melakukan presentasi hari ini pandangannya kebanyakan diarahkan ke tempat saya duduk. Dan kami selama beberapa detik sering juga bertatap mata langsung. Saya tahu karena saat dia memberi penjelasan di muka kelas dan saya mengangguk mengerti dia juga ikutan menggangguk puas. Itu ga akan terjadi kalau orangnya tidak sedang memandang saya.Padahal tidak ada alasan untuk dia memandang ke arah kami karena sebagian besar peserta ada di arah yang berlawanan dan pengajar ada di bagian paling belakang.

Dan kini pandangan mata itu masuk ke dalam hati tidak bisa dilupakan lagi. Makanya nasehat nenek adalah tidak boleh memandang mata lawan jenis. Bisa berbahaya. Iya akan berbahaya kalau orangnya tertarik pada saya, kalau tidak tertarik tentu tidak berbahaya kan Nek? Huahauhauha... bandel.

Masak tidak boleh saya merasakan tikaman rasa suka itu? Sedikit saja. Saya tahu, saya bukan untuknya.





Friday, January 27, 2012

Saat Bosan Menyapa

Saat kehilangan inspirasi, imajinasi dan energi, saya akan merasa gelisah dan terpenjara. Mendadak merasakan belenggu tidak kasat mata mengikat semua eksistensi saya. Udara terasa sesak dan dunia seperti mengkerut. Saya tahu keadaan ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, karena energi saya akan terserap ke pusaran tak berdasar dan mood perlahan-lahan akan terjun ke sebuah lubang gelap, nama kerennya "depresi". Dan saya membutuhkan jaring yang mencegah saya terjun bebas. Karenanya saya selalu memaksakan diri untuk datang ke kampus walaupun tidak ada kelas. Sekedar mencari kontak dengan manusia lainnya.

Tapi saya akan merasa terganggu dengan obrolan orang di sekitar saya. Tidak ada yang terasa benar, karena masalahnya sebenarnya ada di dalam diri saya, berawal dari kegelisahan saya.




Thursday, January 26, 2012

Falling in, Falling out

Karena hati saya hanya bisa bernyanyi untuk satu orang.
Karena hati saya selalu degil,
Karena sebelum bara itu mati semua, hati saya akan menghangat lagi pada orang yang sama.
Karena mematikan bara harapan itu hanya terjadi saat saya melihat kenyataan dan bukan ilusi.
Karena air mata tidak lagi mau menetes.
Karena morpheus sedang tidak berminat memeluk saya malam demi malam.
Karena otak saya berusaha mengambil alih kendali tapi selalu kalah.
Karena ... Karena ... Karena ... bla ... bla ... bla ...

Hari ini saya sangat membenci diri sendiri yang tidak pernah mampu mengendalikan hati saya. Si F besar dari INFP, F besar yang membuat saya termasuk 1-5% populasi manusia. Kalau bisa saya ingin mencabik-cabik hati ini, menginjaknya sampai hancur, dan membentuk hati baru. Saya sudah melakukan berbagai upaya untuk mematikan bara itu. Bukan gagal sebenarnya, karena api besar didalam hati sudah tersiram habis di bulan Desember. Sayangnya ada bara kecil yang belum mati, yang perlahan-lahan menghangat dan berusaha membuat api lagi.

Hhhh... mungkin karena saat ini saya belum siap melepaskannya seratus persen. Mungkin saya takut akan mengalami kepedihan yang sama saat hati saya kosong melompong lagi. Karena energi yang membangun antusiasme saya bersumber dari sana. Padahal ada kandidat lain, tapi hati saya dengan angkuhnya menutup rapat-rapat pintu masuknya. Menolak bahkan sebelum melihat orangnya. Bersembunyi ke balik zona amannya dan menyimpan bara untuk lelaki itu.

Yang saya perlu lakukan adalah bersiap menerima tikaman pedih itu. Membuka mata lebar-lebar bahwa saya tidak lebih dari student yang tidak dikenalnya dan tidak ingin dikenalnya. Mengembalikan eksistensi dirinya menjadi salah satu student pria yang tidak saya kenal. Menghapus obsesi saya yang ingin mengetahui semua informasi personalnya.

Ah saya selalu membuat kerumitan yang sebenarnya tidak ada. Masalah yang hanya ada di dalam diri saya, masalah yang hanya bisa dipecahkan oleh diri saya sendiri. Saya bosan dengan pola ini, kenapa sih mesti selalu tertarik sendirian. Pepatah lama bertepuk sebelah tangan. Bodoh banget sih jadi orang.

Sebuah pisau tak kasat mata saya lumuri racun paling mematikan, kemudian tikam hati itu sedalam-dalamnya, tarik dan tikam, tarik dan tikam, tarik dan tikam, sampai semua bagiannya terlumuri racun. Mati kan hati itu, agar bara itu ikut mati bersamanya.

Refleksi hari ini selesai.



Sunday, January 15, 2012

Pelampung

Ada 4 orang laki-laki yang berperan besar dalam urusan percintaan saya. B yang menjadi cinta pertama saya, A yang membuat saya patah hati sekaligus menghancurkan harga diri saya dan membuat saya jadi zombie selama tiga tahun, the Pilot (maaf saya lupa namanya) yang menyembuhkan luka di hati - tapi suami orang, dan C yang selalu memulihkan hati saya dan menjadi pelampung untuk hati saya sejak lima tahun yang lalu.

Chemistry kuat hadir sejak saya pertama kali mengenal C. Tapi dia tipe player, dan teman-teman saya yang mengenalnya juga memperingatkan untuk tidak menyerahkan hati saya pada C. Dan satu teman saya, M, bahkan menyaksikan langsung perubahan saya di depan C. Pertama kalinya M melihat saya yang dikontrol oleh emosi dan menjadi seperti orang terhipnotis. Karena dia tahu reputasi C, dia membuat strategi untuk memisahkan kami malam itu. Sejak pertemuan pertama itu saya dan C tidak pernah bertemu lagi karena dia berada di negara yang ribuan mil jauhnya dari saya.

Satu yang saya kagumi dari C dan membuatnya memiliki tempat istimewa di dalam hati saya adalah loyalitasnya pada teman. C punya networking yang sangat luas, temannya ada dimana-mana, bukan hanya perempuan tapi laki-lakipun banyak. Dan C secara random akan selalu mengirimi saya pesan pendek, email, chatting. Perhatian C lah yang memulihkan harga diri saya sebagai perempuan yang sukses dihancurkan A. Tidak pernah ada kata cinta diucapkan oleh C pada saya. Karena itu saya pun belajar untuk tidak berharap apa-apa, atau menganalisa hubungan saya dengan C. Walaupun kadang-kadang kalau saya membaca statusnya di FB, sering berpikir apakah dia berusaha memancing komentar dari saya.

Pesan C anehnya selalu hadir disaat perasaan saya chaos. Pertama kali A menghubungi saya lagi setelah perpisahan kami adalah di saat saya pertama kali bertemu C. Seandainya tidak ada C saat itu, mungkin saya akan menjadi boneka bodoh yang perasaannya bisa dipermainkan oleh A seenaknya. 

Saat saya sedang galau karena tiba-tiba ada orang yang mencomblangi saya dengan orang yang saya tahu bukan tipe saya, tapi membuat saya merasa bersalah karena memperlakukan orang itu dengan dingin, chatting dari C lah yang membuat perhatian saya teralih. Belakangan kami memakai komunikasi melalui FB dibanding email, tapi dia selalu melakukannya lewat jalur pm. Satu hal yang sangat saya hargai. 

Dan kali ini perasaan saya benar-benar galau, susah sekali menetralkan perasaan saya pada si mata hijau. Ditambah seorang teman ingin mengenalkan saya pada seseorang yang sulit saya tolak, pertama karena ga punya alasan untuk menolak, kedua karena saya penasaran aja, tapi disisi lainpun ada resiko saya tidak tertarik dengan orang itu dan saya mau tidak mau akan menyakiti hati orang. Paling bagus sih kalau orang itu juga tidak tertarik, jadi saya tidak punya masalah. Dan tiba-tiba muncul pesan C di inbox FB, say "happy New Year". Gaaah... perasaan udah tanggal 16 Januari dan tahun lalu dia tidak mengirimi pesan apapun pada saya. C, tau tidak kamu seperti pelampung yang menyelamatkan saya dari tenggelam ke pusaran tak berdasar. 

Saya mesti lebih kasih perhatian nih sama C. Untuk loyalitas dia pada saya. B sudah tidak ada di dunia ini, saya ga pernah lagi berhubungan dengan the pilot. Kalau A sih, saya memilih untuk tidak pernah ketemu lagi, tamat sejarahnya dimasa lalu, sejarah yang tidak layak untuk dicatat.



Type Karakter

Saya sering merasa bahwa tidak mudah untuk orang lain bisa mengerti saya. Jangan kata orang lain, saya sendiri saja sering tidak mengerti diri saya. Beberapa hari yang lalu saya iseng melakukan tes kepribadian berdasarkan typology Carl Jung yang diadaptasi oleh Myers-Briggs. Hasil test kepribadian pertama menggolongkan saya ke INTP, yang sulit dipercaya karena salah satu tokoh terkenalnya adalah Albert Einstein, sedangkan hasil test lainnya bisa memasukan kepribadian saya ke INTP atau INFP, dengan hasil beda tipis 1-2% dalam bagian tersier, tapi lebih cenderung ke INFP. Dan kalau dibaca penjelasannya memang saya merasa lebih masuk ke golongan INFP.

Kebetulan saya lahir di bulan February yang gambaran karakternya mirip dengan INFP, terutama di bagian sosialisasi. Saya tidak pernah mengalami kesulitan jika ada di lingkungan baru sekalipun, tapi tidak mudah untuk dekat dengan saya. Lebih senang jika orang melihat keunikan kepribadian saya. Hanya saja saat dibandingkan dengan sesama orang yang lahir di bulan February, kok banyak yang tidak sama dengan karakter yang saya miliki. Jadi sedikit ga percaya juga dengan pembacaan karakter berdasarkan horoscope. Baru mengerti setelah melakukan test kepribadian. Sempat iseng masuk ke cafe personality test di thread "saya sadar kalau INFP jika ..." dan banyak postingannya yang persis dengan hal-hal yang saya lakukan. Ga heran kalau saya sering merasa aneh sendiri di dalam komunitas dan keluarga, karena menurut para ahli kepribadian INFP hanya sekitar 4-6% dari populasi manusia.

Orangtua saya bisa membaca kepribadian saya, tapi tidak tahu bagaimana cara meresponnya. Ibu saya menjelaskan salah satu sisi dari paradoksnya type INFP. Waktu masih kecil kalau dibawa ke toko dan ditanya mau sepatu yang mana saya akan balik bertanya "Yang mana ya?", dan ibu bilang saya seperti mengharapkan orang bisa membaca keinginan saya. Kalau pilihan ibu saya salah, kekecewaan jelas tergambar di wajah saya. Ibu saya sering bilang, paling sebal kalau harus membawa saya belanja. Yang tahu selera saya adalah nenek, yang tidak pernah menanyakan apa yang saya inginkan, tapi memilih barang yang beliau tahu saya akan suka. Karena bukan hal mudah untuk membuat pilihan, apalagi kalau pilihannya salah, saya akan terbebani bahkan sampai bertahun-tahun. Saat saya mulai hidup sendiri jauh di keluarga saya mulai membuat system untuk memformulasikan pilihan. Bertanya apa yang saya inginkan sebenarnya dan membuat list like and dislike dari satu pilihan, sebelum mengeksekusinya menjadi belanja, yang saya lakukan mungkin lebih dari sehari. Karena itu waktu belanjanya sendiri menjadi sangat singkat, karena tinggal proses sortir dari list saya. Saya selalu punya note wishlist yang akan saya wujudkan satu-satu dengan jangka waktu yang tidak pendek.  

Sifat khas lain dari INFP adalah tidak ingin membebani orang dan independen. Contoh enteng adalah pilihan menu makanan yang membuat ibu saya sampai malas masak. Saya, bapak dan 2 adik kalau ditanya "hari ini mau makan apa?" Akan sepakat menjawab "Tidak tahu". Saya tidak tahu alasan bapak dan adik, tapi jawaban "tidak tahu" saya sebenarnya berasal dari tidak ingin membebani orang lain untuk makan makanan yang hanya saya yang selera. Karena selera kami di rumah berlainan, saya akan sangat sebal kalau melihat ikan asin, pare, pepes atau makanan benyek lainnya tersaji, tapi saya akan merasa tidak enak hati kalau orang serumah jadi tidak selera makan gara-gara hanya ingin makan tahu goreng. Kalau saya yang tidak cocok dengan makanan yang tersedia tinggal bikin telor ceplok aja.

Kerumitan dari kepribadian INFP lainnya adalah komunikasi, tidak gampang untuk mengkomunikasikan perasaan secara verbal. INFP lebih mudah mencurahkan perasaannya dalam bentuk tulisan. Ga heran kalau saya sejak kecil sudah menulis diary. Walaupun isinya kebanyakan sisi romantis saya. Dan bagian ini juga baru jelas setelah membaca penjelasan tentang INFP yang incurably romantic person. INFP tidak emosional, tapi selalu membutuhkan cinta dalam hidupnya. Pantesan ... pantesan ... pantesan.

Sejak saya remaja, saya selalu punya objek untuk dicintai. Dari yang akan saya suka dalam waktu lama sampai yang hanya dalam waktu sementara. Saya sampai memformulasikannya sebagai jatuh cinta pada cinta itu sendiri dan bukan pada orangnya. Karena saya sadar bahwa saya sering mengkhayalkan orang itu sebagai pribadi yang ideal untuk saya, sementara otak saya menyadarkan bahwa pribadi ideal orang tersebut mungkin hanya khayalan saya yang sebenarnya bukan pribadi orang itu. Dan saat saya tidak punya objek nyata untuk dicintai saya akan beralih pada tokoh-tokoh nyata yang tidak nyata seperti aktor (contoh: crush pada BYJ dalam perannya di the Legend misalnya) atau tokoh tidak nyata dari novel seperti Mr Darcy (sampai sekarang dia tetap menjadi karakter yang ingin saya temukan dalam hidup). Gaah... ga heran kalau saya tidak menemukan the Mr Right sampai sekarang. Saya paling ga bisa menerima komentar orang tentang hal ini, yang saya anggap sangat tidak fair. Komentar umum adalah "Jangan pilih-pilih, tidak ada orang yang sempurna di dunia." Itu komentar yang paling menyebalkan, satu: apa alasan saya ga boleh pilih-pilih? Beli sepatu aja milih, apalagi pasangan. dua: saya tahu tidak ada orang yang sempurna di dunia ini dan saya tidak mencari yang sempurna, saya mencari yang pas masuk ke dalam kriteria saya, yang gila mak sulitnya. Komentar lain yang tidak bisa saya terima dan dengan keras kepala saya abaikan adalah: "Rendahkan kualitasnya." Ga masuk akal, udah kepalang tua, malah merendahkan kualitas. No way, mendingan menyiapkan resiko kalau tidak pernah bertemu dengan Mr Right.

Saya kalau melihat orang gelandangan di jalan saat ada di dalam bis misalnya, di otak selalu muncul pertanyaan kenapa dia bisa menjadi gelandangan, bagaimana perasaannya menjadi gelandangan, bagaimana beradaptasi dari orang yang punya rumah menjadi gelandangan. Ditengah-tengah pertanyaan itu, kemudian akan muncul sebuah skenario memberi makanan kepada mereka dengan gratis, kemudian ditayangkan oleh media dan diundang menjadi tamu Oprah Winfrey show. Terus balik ke pertanyaan uang untuk membeli makanan itu dari mana? Bagaimana cara mendistribusikannya. Terus tiba-tiba saya melihat keluar jendela dan srrrtt ... masuk informasi ke otak saya, udah mau nyampe, siap-siap. Dan alur pikiran saya terpotong, saat turun dari bis saya mikir, tadi saya mikirin apa ya? Oh... tentang gelandangan, tapi sepertinya harus ditunda karena sekarang yang penting adalah apa yang saya harus lakukan di tempat tujuan. Itu adalah sepenggal kesibukan di otak saya yang selalu ramai isinya.

Saya tidak sampai punya teman khayalan tapi didalam otak sampai sekarangpun akan selalu ada percakapan. Kadang saking intensnya membuat saya akan sebal jika ada orang yang memotongnya dan bertanya pada saya. Kemudian saya merasa bersalah dengan perasaan sebal itu, karena tidak seharusnya merasa sebal. Hahaha... rumit kan? Dan dari postingan di thread INFP kelakuan itu dimiliki oleh mereka yang tergolong INFP.

Saya kalau sedang zoom out dari dunia luar dan berada didalam dunia diri saya sendiri, sering tidak menyadari kehadiran orang lain di sekitar saya. Pendengaran saya sangat baik, tapi kalau sedang zoom out dibutuhkan lebih dari sekali untuk memanggil saya ke dunia nyata, kadang sampai ditepok orang, yang membuat saya terlonjak terkejut. Keadaan paling parah dilaporkan adik saya saat saya masih di SMA. Kami ada di dalam angkot yang sama, dan menurut adik saya, dia duduk di depan saya, tapi saya tidak sadar sama sekali dengan kehadiran dia karena sedang intens dalam keadaan day dream saya. Dalam kedaan begitu saya tetap mampu menyebrang dengan baik, jalan dengan baik, tapi mengabaikan semua input lain di sekeliling saya. Termasuk kalau sedang mendengarkan kuliah atau ceramah orang, keadaan paling gampang untuk slip-in dan slip out dari dunia nyata ke dunia diri sendiri, karena satu kata atau contoh. Termasuk didalamnya melakukan auto refleksi.

Tidak mudah untuk menjadi orang INFP, karena sering tidak percaya diri, karena sering tidak bisa mengatakan tidak, karena sering menjadi tempat curhatan orang, karena sering dianggap sombong padalah sedang berada di zona zoom out. Karena sering merasa malu dengan kelakuan seperti anak kecil padahal umur sudah banyak. Tapi dengan membaca typology itu saya bisa mengerti kenapa saya sering merasa terkucil di dunia ini. Yah, dengan lebih mengerti diri sendiri mungkin saya bisa menjadi lebih baik lagi.

Wednesday, January 11, 2012

Kelam

Berencana masuk kelas agak pagian, tapi batal karena hujan. Masalah utama bukan pada hujannya tapi dengan kilat yang menyertai. Nyerah kalau sudah ada kilat dan gledek. Begitu hujan reda saya langsung jalan saja dan sampai di kelas sepuluh menit sebelum mulai. Dari luar sih keliatan kosong begitu masuk kelas ... ngek... dia sudah duduk aja. Karena dia menoleh, secara impulsif saya menyapa dia dan ... pertama kalinya terjadi percakapan langsung karena saya iseng nanya apa dia ga bermasalah lagi dengan software. Dan dia menjawabnya sambil tersenyum. Entahlah apa yang mendorong saya untuk assertif seperti ini. Dan hari ini dia pakai kaos polo hitam dan saya memakai sweater hitam, beberapa mahasiswa lain juga pakai hitam, tapi yang pakaiannya berwarna hitam pekat polos tanpa motif apapun. Dan sweater ini juga pilihan kedua, karena tadi malam saya berencana pakai sweater cashmere ungu, tapi pas dipakai kok keliatannya ga kaya orang sakit. Karena ini kebetulan yang ketiga, besok sepertinya tidak akan ada kebetulan.

Saat break siang ngobrol dengan teman yang satu jurusan dengan dia dan duduk di sebelahnya. Teman itu ada masalah dengan koneksi remote wifi, yang saya sarankan untuk dicari solusinya di IT. Waktu temen saya itu masuk kelas, saya berbisik, gimana hasilnya.  Dan setelah temen saya duduk, dia yang nanya ke teman saya "Kalian bicarakan apa?" Hih ... mau tau aja.

Professor saya mengundang kami untuk minum-minum di hari terakhir. Saya ga mau berharap banyak, dan bisa jadi dia ga ikutan. Tapi bisa jadi dia ikut juga. Yah liat aja. Sepertinya malah lebih menyenangkan saat ini setelah saya menetralkan perasaan saya. Ga berharap banyak, jadi ga kecewa. Yang muncul malah semangat flirting hihihi. Kalau ada kemungkinan untuk main-main, kenapa tidak, ga bakal ditolak. Nothing to lose buat saya saat ini. Kalau dia aktif , hayu. Kalau dia tetap pasif, saya juga sedang dalam fase ga mau repot dengan perasaan.






Tentang Pilihan


THE DANCE - Garth Brooks

Looking back on the memory of
The dance we shared 'neath the stars above
For a moment all the world was right
How could I have known that you'd ever say goodbye

And now I'm glad I didn't know
The way it all would end, the way it all would go
Our lives are better left to chance
I could have missed the pain
But I'd have had to miss the dance

Holding you, I held everything
For a moment wasn't I a king
But if I'd only known how the king would fall
Hey who's to say? You know I might have changed it all

And now I'm glad I didn't know
The way it all would end the way it all would go
Our lives are better left to chance
I could have missed the pain
But I'd have had to miss the dance

It's my life, it's better left to chance
I could have missed the pain
But I'd have had to miss the dance


Theme lagu untuk Mata Hijau. Secara umum sih theme untuk semua patah hati yang pernah saya alami. Ganti kata-kata The dance we shared 'neath the stars above dengan kalimat semua kesempatan saya berada di dekat dia dimanapun. But actually it's me who say goodbye. Dan walaupun hati terasa terpilin, dan air mata titik saat di malam hari, saat yang paling rentan untuk mengontrol emosi, saya juga memilih untuk tetap mendengarkan lagu ini.


The Dance versi Garth Brooks ga gampang didapatkan di youtube, dan ga ada download-an original baik di Amazon maupun iTune. Ada versi Westlife, dan versi ini yang membuat saya tahu lagu the Dance, yang iramanya nyangkut di otak tapi ga ingat judulnya. Sampai tadi malam waktu saya mainkan Westlife secara random dan keluarlah lagu ini, langsung dilihat judulnya the Dance. Versi Garth Brooks lebih menyayat hati, karena dia penyanyi country, sampai secara impulsif saya beli aja CDnya. Hanya untuk satu lagu.


Setelah baca penjelasan di wiki, ternyata perasaan saya itu ga salah, ini lagu meratap, when the passionate love end atau untuk orang yang meninggal secara tragis sedang berada di puncak kejayaannya. Contohnya adalah Steve Jobs yang meninggal karena kanker disaat Mac sedang ada di puncak. Apa Steve Jobs menyesali penyakit kanker yang merenggut nyawanya dan menginginkan hidup lebih lama tapi tanpa kesuksesan Mac? Saya rasa jika bisa mengulang hidup lagi Steve Jobs akan memilih kembali hidup yang telah dijalaninya.


Seperti juga saya, walaupun berkali-kali jatuh cinta, berkali-kali kecewa, tapi jika saya bisa kembali ke masa lalu mungkin saya akan tetap jatuh ke pilihan yang sama. Karena akar dari semua kegagalan itu sepertinya kembali pada tidak siapnya saya membuat komitmen. Dan saya tetap memilih untuk mengalami jatuh cinta pada orang-orang itu dibanding tidak merasakan cinta sama sekali. Mungkin ada satu dua kesalahan yang tidak akan saya ulangi lagi. Tapi saya tidak pernah menyesali semua perasaan itu dan saya tidak menyesali pilihan hidup saya yang jauh dari membosankan walaupun dijalani sendirian dan bebas (free-spirit lho), dari pada punya pasangan tapi monoton terbelenggu secara mental. Mimpi saya menemukan soul mate tidak akan  hilang. Naive? Bodoh? Gapapa, karena saya menikmati semua momen romantis, degupan jantung yang riang, dan walaupun harus diakhiri dengan tetesan air mata.


Catatan Tambahan Jan 16: 
Hari Sabtu saya pasang DVDnya Garth Brooks, ada rekaman "The Dance" dan interpretasi Garth Brooks untuk The Dance adalah untuk mereka yang meninggal dengan penuh glory, dan telah memberikan yang terbaik sehingga tidak perlu menyesal meninggalkan dunia fana ini. Saya menangis menontonnya. Kenapa saya pilih lagu ini untuk si mata hijau? Saya rasa tidak ingin lagi mendengarkan berita kematian dari orang yang saya suka untuk kedua kalinya. Tidak masalah kalau dia tidak memilih saya, keberadaannya di dunia ini sudah cukup untuk saya. Tikaman di jantung seperti saat saya tahu B sudah tiada, terlalu pedih untuk saya tanggung lagi.


Karena itu saya memilih theme song lain untuk si mata hijau, masih dari Garth Brooks (dan Ronan Keating dan Adele):



To Make You Feel My Love




When the rain is blowing in your face,

and the whole world is on your case,

I could offer you a warm embrace

to make you feel my love.



When the evening shadows and the stars appear,

and there is no one there to dry your tears,

I could hold you for a million years

to make you feel my love.



I know you haven't made your mind up yet,

but I would never do you wrong.

I've known it from the moment that we met,

no doubt in my mind where you belong.



I'd go hungry; I'd go black and blue,

I'd go crawling down the avenue.

There's nothing that I wouldn't do

to make you feel my love.



The storms are raging on the rolling sea

and on the highway of regret.

Though winds of change are throwing wild and free,

you ain't seen nothing like me yet.



I could make you happy, make your dreams come true.

Ain't Nothing that I wouldn't do.

Go to the ends of the Earth for you,

to make you feel my love






Tuesday, January 10, 2012

Tiga Tak Terduga?

Kejutan tak terduga pertama: enrolled di satu kelas di luar kelas sertifikat

Kejutan hari ini: sama-sama pakai kemeja plaid. Saya warna merah dia warna hijau.

Saya masuk kelas pas detik menunjukan jam sembilan, karena kursi dekat pintu kosong langsung duduk di situ. Sialnya dia duduk di barisan pertama di tengah-tengah. Selama dia ada di posisi itu, skak mat untuk posisi saya, dimanapun saya duduk akan selalu bisa ditarik garis lurus ke arah dia. Dan mau ga mau dia akan selalu kelihatan. ... Tarik nafas dalam-dalam, untuk menurunkan denyut jantung.

Saat pertama saya sadar dia memakai kemeja plaid hijau, saya nyaris ketawa histeris. Selama ini ga pernah melihat dia pakai kemeja plaid seperti itu, dengan motif plaidnya bikin saya ngiler. Dan di kelas itu hanya saya dan dia yang memakai motif plaid. How come? Jadinya kepikiran apa kejutan ketiga? 

Kenapa kejutan ketiga? simple saja karena pepatah Nista Maja Utama. Benarkah pepatah itu? Kita lihat saja besok. Ini anugrah atau test sih, hai Malaikat?  

Monday, January 09, 2012

Tiga kelas

Nasib mempermainkan saya, ... tidak ..., tidak ada yang dipermainkan. Jalinan pertemuan saya dan dia saja yang aneh. Di kelas terakhir di bulan Desember, saya sudah memaksa hati untuk mengucapkan selamat tinggal pada dia. Untuk tidak berharap apapun juga. Snap - snap , saya memotong semua akar benih perasaan saya pada dia, sisanya disiram dengan herbisida supaya tidak tumbuh lagi. Saya buang semuanya di teluk San Fransisco dan kembali ke Atlanta dengan menghapus sisa-sisa cat berwarna pastel di hati saya. Membiarkan dinding hati saya tidak berwarna, biarkan saja dulu sebelum dicat ulang.

---

Saya mendaftar untuk tiga kelas yang tidak biasa di semester ini. Satu kelas berlangsung selama 5 hari, satu kelas khusus 2 hari dan satu kelas spring break untuk diploma sertifikat saya. Untuk kelas diploma sertifikat kemungkinan dia akan mengambilnya sudah saya perhitungkan, tapi saya tidak pernah menyangka dia juga mengambil kelas analisa. Dua alasan: kelas analisa ini merupakan kelas lanjutan, alasan lain: kelas analisa ini merupakan kelas untuk jurusan saya yang tidak sama dengan jurusan dia.

Tidak tahu apa yang ada di dalam otak saya yang membuat saya nyaris mengalami masalah besar dengan kelas analisa ini. Gara-gara tidak periksa email minggu lalu dan jadwal kelas. Dalam otak saya, kelas analisa akan berlangsung minggu depan. Bangun pagi kesiangan, malah ditambah tidur-tidur ayam sampai sejam. Terus pas buka email, hah, langsung membeku melihat banyaknya email yang sudah dikirim professor saya, kalau digetok palu pasti hancur berantakan. Untungnya ini bukan kelas untuk sertifikat, pre-assignmentnya hanya baca dan tidak ada tugas tulis. Langsung mandi dan ngibrit ke kampus, trus nunggu lunch break dan mengaku terus terang pada professornya bahwa saya ga ikut kelas pagi. Bagusnya professor disini ga pernah penasaran kenapa saya tidak masuk kelasnya. Dan kebetulan lainnya materi pagi merupakan ulangan dari materi di kelas sebelumnya. Dan saya diijinkan untuk tetap ikut kelas.

Pas saya balik badan... mata saya pasti rada melotot ngeliat dia ada di pintu belakang sedang ngobrol dengan mahasiswa lain. Pertanyaan pertama: Kenapa dia ada di kelas ini? Pertanyaan kedua: Apa dia mendaftar di kelas ini atau hanya mampir? Dan otak saya langsung membentak "Ga ada urusan! Lu udah janji ga akan mikirin dia lagi!" Duh... galak bener.

Twisted fate, itu istilahnya, di semester lalu saya pasti girang karena bareng tiga kelas dengan dia. Di semester ini hati saya langsung mengerang, gimana bisa menghapus bersih-bersih perasaan itu kalau ada tiga kelas bareng? Huh, masih mending karena kelasnya singkat, bukan satu semester yang bakal ketemu tiap minggu. Nikmati dan syukuri saja pemandangan di depan mata selama memungkinkan dan ga perlu menganalisa atau mikir panjang lebar. Seperti: kenapa dia pakai kemeja warna ungu yang agak mengkilap, sepatu resmi dan rambut di gel rapi hari ini? Karena selama ini saya ga pernah liat dia pakai sepatu pantofel maupun kemeja yang serapi itu walaupun dia tetap menyandang ransel tentara-nya.

Sebagai cowok kenapa dia pakai warna ungu? Gay? -- confirm! (Duh kena getok virtual lagi deh). Atau karena di kelas bulan Desember itu saya selalu memakai smart suit, salah satunya adalah kemeja warna salmon tipis dilapis sweater cashmere warna ungu. Ungu -- catet! (hahaha kebiasaan analisa yang ga mau hilang). So.., what??! bentak ulang benak saya.  Saya melihat salah satu mahasiswa jurusannya yang tahu berapa usia saya ada di kelas yang sama. Jadi, informasi kalau saya tuwir tentu bisa masuk ke teliganya. Mau berharap apa coba? Jadi sepertinya hati saya tidak akan meliuk-liuk, melambai-lambai lagi karena dia. Sudah cukup, sudah selesai dengan semua kebodohan yang saya perbuat itu.

Dan hari ini ada treatment khusus untuk saya, kiriman 2 kemeja pesanan dari LL Bean tiba. Kualitas jahitannya masih dibawah kemeja Ralph Lauren, walaupun sama-sama bisa dibeli karena ada diskonan...hihihi. Pake ah besok, kemeja plaid yang warna merah aja. Ga lucu kalau saya pakai kemeja plaid yang warna ungu, biarpun ga ada yang akan perhatian sebenarnya. Saya aja yang terlalu perhatian dengan detil. Hiks...