( http://www.youtube.com/watch?v=vAFVgMjXOko )
Pearl:
I guess i'm not too good at keeping love alive for long.
I think i've found the answers but the answer's always wrong.
My first love was my true love and it should have been my last.
The only time i'm happy's when i'm dreaming in the past.
Next time you fall in love
It better be with me,
The way it used to be.
Back then was when
We touched the starlight.
Sometimes you turn away from what your heart tells you is right
And so you settle for whatever gets you through the night.
The flame you thought was dead may suddenly begin to burn
And broken hearts can be repaired, that's something that you learn.
Next time you fall in love
It better be with me,
The way it used to be.
Back then was when
We touched the starlight.
Rusty:
I've re-lived every moment that i ever shared with you.
What fools we were to end a dream that looked like coming true.
Next time you fall in love
It better be with me,
The way it used to be.
Pearl & rusty:
Back then was when
We touched the starlight.
Next time you fall in love
It better be with me,
The way it used to be.
Back then was when
We touched the starlight.
I guess i'm not too good at keeping love alive for long.
I think i've found the answers but the answer's always wrong.
My first love was my true love and it should have been my last.
The only time i'm happy's when i'm dreaming in the past.
Next time you fall in love
It better be with me,
The way it used to be.
Back then was when
We touched the starlight.
Next time you fall in love
It better be with me,
The way it used to be.
Back then was when
We touched the starlight.
This song is my theme song for you who already touched the starlight. I thought my feeling for you is over, but I'm wrong. My feeling for you was buried in the deepest part of my heart in a long long time ago and it will always be there. If I can go back to the time of our first encounter ...
Saturday, November 26, 2011
Friday, November 25, 2011
Lee Jang Woo di WGM
Pada dasarnya saya senang nonton variety show, dan variety show Korea banyak yang ok. Favorit saya Running man dan 1N2D, dan untuk WGM saya hanya tertarik nonton YongSeo couple (plus Lee Teuk - Kang Sora yang baru tayang lima episode). Setelah nonton Man of Honour saya menghabiskan 2 hari ini untuk nonton 31 episode Jang Woo - Eun Jung. Memang sih sebelum Man of Honour tayang saya sempat nonton satu episode (lupa episode keberapa) pasangan WJ ini karena mereka menggantikan YongSeo couple. Tapi saya sebal melihat Jang Woo sangat kurang perhatian dengan Eun Jung jauh banget dengan perhatiannya Yong Hwa pada Seo Hyun. Jang Woo agak dingin sedangkan Eun Jung selalu ceria. Tapi sekarang saya jadi suka dengan pasangan ini.
Jang Woo ternyata salah satu aktor yang rada nyeleneh, iya sih dia suka clubbing, tapi yang menonjol adalah kepribadiannya yang cowok banget seperti hobbynya camping, atau pertukangan. Dan kalau tidak sedang akting, dia cowok yang polos banget. Semua emosinya keluar, transparan, gampang dibaca. Dan memang antara dia dan Eun Jung sangat-sangat berbeda interestnya. Bagusnya Eun Jung selalu penuh perhatian dan berusaha untuk mengikuti hobby "suaminya". Kedekatan mereka jadi bertambah karena satu uni walaupun beda angkatan.
Paling bagus pas kalau keduanya lagi cemburu. Sampai susah diperkirakan mana scene yang mengikuti scenario dan mana scene yang natural. Jadi ga sabar nunggu episode barunya...
Update:
Dan malam ini saya jadi iseng searching Jang Woo, daaan... nemu di youtube video singlenya Jang Woo atas nama 24/7 band. Personel 24/7 ada 3 orang yaitu No Min Woo, Hyeon Woo dan Jang Woo.... dudududu... 3 Woo!!! Kyaaa... No Min Woo dan Hyeon Woo adalah 2 chefs elite di Pasta....!!! Astaga .... melihat mereka bertiga menyanyikan ballad yang enak didengar benar-benar kejutan yang menyenangkan. Sayangnya 24/7 bukan group resmi tapi project SME, Sidus HQ dan management-nya Jang Woo. Sekarang No Min Woo sudah tidak dibawah SME lagi, jadi single That Guy's Girl kemungkinan jadi satu-satunya single mereka. Ahh... seandainya group ini jadi official. Suara lumayan, wajah ok, body ok.... kakakakaka... vitamin untuk mata dan telinga!! hmmm... bakal anemia ... bleedingnose...srot!
ini link youtubenya: http://www.youtube.com/watch?v=cTkH0HAB76g&feature=related atau
http://www.youtube.com/watch?v=V9GMya7AuTs&feature=related
Ahh... saya senang baru tahu 24/7 malam ini... kalau nggak pasti ga bisa terlalu menikmati Pasta... bayangkan kalau 24/7 all out jadi chef elite di Pasta.... pingsan ...
Untuk WGM ... sayang sekali biarpun mereka cute, tapi satu clip Eun Jung yang sedang membuat CF dengan aktor lain, membuat saya yakin yang mereka lakukan di WGM ga akan berlanjut di dunia nyata. Jang Woo sih sepertinya bisa menerima Eun Jung, tapi Eun Jung benar-benar hanya akting untuk variety show. hhhh....
Jang Woo ternyata salah satu aktor yang rada nyeleneh, iya sih dia suka clubbing, tapi yang menonjol adalah kepribadiannya yang cowok banget seperti hobbynya camping, atau pertukangan. Dan kalau tidak sedang akting, dia cowok yang polos banget. Semua emosinya keluar, transparan, gampang dibaca. Dan memang antara dia dan Eun Jung sangat-sangat berbeda interestnya. Bagusnya Eun Jung selalu penuh perhatian dan berusaha untuk mengikuti hobby "suaminya". Kedekatan mereka jadi bertambah karena satu uni walaupun beda angkatan.
Paling bagus pas kalau keduanya lagi cemburu. Sampai susah diperkirakan mana scene yang mengikuti scenario dan mana scene yang natural. Jadi ga sabar nunggu episode barunya...
Update:
Dan malam ini saya jadi iseng searching Jang Woo, daaan... nemu di youtube video singlenya Jang Woo atas nama 24/7 band. Personel 24/7 ada 3 orang yaitu No Min Woo, Hyeon Woo dan Jang Woo.... dudududu... 3 Woo!!! Kyaaa... No Min Woo dan Hyeon Woo adalah 2 chefs elite di Pasta....!!! Astaga .... melihat mereka bertiga menyanyikan ballad yang enak didengar benar-benar kejutan yang menyenangkan. Sayangnya 24/7 bukan group resmi tapi project SME, Sidus HQ dan management-nya Jang Woo. Sekarang No Min Woo sudah tidak dibawah SME lagi, jadi single That Guy's Girl kemungkinan jadi satu-satunya single mereka. Ahh... seandainya group ini jadi official. Suara lumayan, wajah ok, body ok.... kakakakaka... vitamin untuk mata dan telinga!! hmmm... bakal anemia ... bleedingnose...srot!
ini link youtubenya: http://www.youtube.com/watch?v=cTkH0HAB76g&feature=related atau
http://www.youtube.com/watch?v=V9GMya7AuTs&feature=related
Ahh... saya senang baru tahu 24/7 malam ini... kalau nggak pasti ga bisa terlalu menikmati Pasta... bayangkan kalau 24/7 all out jadi chef elite di Pasta.... pingsan ...
Untuk WGM ... sayang sekali biarpun mereka cute, tapi satu clip Eun Jung yang sedang membuat CF dengan aktor lain, membuat saya yakin yang mereka lakukan di WGM ga akan berlanjut di dunia nyata. Jang Woo sih sepertinya bisa menerima Eun Jung, tapi Eun Jung benar-benar hanya akting untuk variety show. hhhh....
Sunday, November 20, 2011
Lee Ji Ah jadi polisi stress
Me too flower, lumayan kocak, walaupun tidak segila Ramyun Shop. Lee Ji Ah yang sering dikritik aktingnya datar menurut saya aktingnya ok-ok saja tuh. Mungkin banyak anti-nya, kecuali perannya di Style, di serial lainnya saya senang melihat aktingnya. Walaupun setelah skandalnya menikah dan bercerai dengan Seo Tai Ji terbuka ke umum, membuat saya agak sedikit tidak suka. Tapi rasa penasaran saya dengan aktingnya Lee Ji Ah akhirnya menggoda saya untuk nonton serial ini.
Iya Ji Ah berperan jadi Cha Bong Sun, polisi stress. Percakapannya dengan psikiater atau caranya melepaskan stress dengan menelpon semua nomor public service asli kocak. 2 episode awal sangat fresh berlainan dengan series lainnya. Ki Kwang ikutan disini, tetap berperan culun seperti di My Princess, walaupun tetap cute dan mencuri spot... Berharap Ki Kwang bisa mengeksplorasi perannya jauh dari biasa.
Ini serial tentang orang stress yang cukup menghibur untuk orang yang stress juga.
Iya Ji Ah berperan jadi Cha Bong Sun, polisi stress. Percakapannya dengan psikiater atau caranya melepaskan stress dengan menelpon semua nomor public service asli kocak. 2 episode awal sangat fresh berlainan dengan series lainnya. Ki Kwang ikutan disini, tetap berperan culun seperti di My Princess, walaupun tetap cute dan mencuri spot... Berharap Ki Kwang bisa mengeksplorasi perannya jauh dari biasa.
Ini serial tentang orang stress yang cukup menghibur untuk orang yang stress juga.
Kenapa Seo In Woo?
Drama Man of Honor tadinya saya kira drama genre sport dengan tema softball, ternyata genrenya romance ... ahh mengecewakan. Kalau drama genre sport, Korea belum bisa mengalahkan doramanya Jepang. Belum mampu membuat genre sport menjadi menarik seperti dorama. Tapi saya malah tertarik meneruskan nonton karena karakter Seo In Woo (diperankan Lee Jang Woo), jauh lebih menarik dari karakter Kim Young Kwang (diperankan Chun Jung Myung). Menurut saya ada potensi mencuri posisi main character dengan second character seperti yang terjadi di drama Queen Seon Deok, dimana tokoh Bidam berhasil mencuri spot dari tokoh utamanya.
Seo In Woo, sebagai anak orang kaya yang di- abuse (verbally) oleh ayahnya, saat panik akan mengalami serangan tic berat, yang membuat dia semakin parah serangan ticnya. Dan pada saat dia jauh dari radar ayahnya, dia menjadi arrogant asshole yang meng-abuse orang-orang disekelilingnya. Seo In Woo sebenarnya pemain softball profesional berbakat, tapi setelah membuat satu kesalahan disuruh resign oleh ayahnya dan diharuskan masuk ke perusahaan dimana ayah dan sepupunya menjadi motor perusahaan itu. Sebenarnya ayah Seo In Woo mencuri perusahaan itu dari ayah Yoon Jae In (leading female) dengan percobaan pembunuhan (kecelakaan lalu lintas). Ayah Yoon Jae In meninggal seketika, ibunya koma bertahun-tahun, Jae In yang masih kecil selamat tapi ayah Seo In Woo menyuruh supirnya ayah Kim Young Kwang untuk membuang Jae In. Ayah Kim Young Kwang tidak tega dan memasukan Jae In yang mengalami amnesia ke rumah yatim piatu tapi selama bertahun-tahun selalu menyisihkan uang untuk membiayai pendidikan Jae In.
Leap time ke saat mereka dewasa, Kim Young Kwang sebetulnya berbakat tapi tidak bisa menangani problem internalnya dan menjadi pemain kelas dua, yang akhirnya malah dipecat dan selalu menganggap In Woo rivalnya. Dari kecil dua orang ini selalu bersaing tapi perbedaan kelas membuat In Woo arrogant dan Young Kwang menjadi the loser. Pertemuan tidak disengaja dengan Jae In yang menjadi suster di RS. Pendek cerita dua orang ini tertarik pada Jae In, tapi hati Jae In ada pada Young Kwang. Tapi terjadi kesalahpahaman dimana Jae In mengklaim ayah Young Kwang sebagai ayah kandungnya yang membuat hubungan mereka menjadi saudara satu ayah. Sementara Seo In Chul sepupu In Woo, membuat intrik dengan memperkerjakan Jae In sebagai suster pribadi In Woo, dan sepertinya tahu siapa Jae In sebenarnya. Jae In walaupun tidak jatuh cinta pada In Woo, tapi jatuh kasihan dengan keadaan In Woo yang sebenarnya hasil dari abusing ayahnya. Bah ... rumit... yang suka dengan drama Midas, mungkin akan suka dengan drama ini, karena saya melihat racikan yang mirip dengan Midas, tapi bagusnya bukan cerita yang plek mirip kok.
Seo In Woo, seharusnya menjadi tokoh yang saya benci, tapi malah jadi simpati. Scene saat InWoo kena serangan panik adalah scene paling baik yang dimainkan Lee Jang Woo.. Dia berusaha keras mengontrol keadaannya tapi malah semakin memperparah serangannya. Matanya mencari pertolongan untuk mengontrol tubuhnya, tapi tidak ada yang membantu, ayahnya akan melihat dengan penuh kebencian, sepupunya dengan tatapan dingin, ibunya berlinang air mata. Hanya Jae In sebagai perawat yang bisa membantu In Woo tenang, tapi In Woo berusaha untuk menyembunyikan jati diri Jae In yang sebenarnya karena takut jika ayahnya sampai tahu siapa Jae In sebenarnya akan berakibat fatal untuk Jae In.
Chun Jung Myung sangat ok dengan perannya di Cinderella Sister dan Duo, tapi sepertinya tidak terlalu berhasil memerankan Young Kwang yang juga kompleks kepribadiannya. Karakter Young Kwang ini mirip dengan karakter Kim Tak Go, penuh pengalaman pahit dan keterbatasan tapi berusaha untuk tetap optimis. Dan Chun Jung Myung tidak berhasil merepresentasikan karakter itu, kalah solid dengan karakter In Woo. Saya seharusnya bisa bersimpati pada karakter Young Kwang, tapi tidak ada simpati sama sekali. Jadi.... saya nonton terus karena ingin melihat bagaimana perkembangan karakter In Woo. Lee Jang Woo selain di drama ini juga ada di variety show WGM lho.
Update Nov 27:
Sampai di episode 14 tetap ga bisa simpati dengan karakter Young Kwang, malah makin semangat mendukung Seo In Woo dan Jae In... padahal di episode 14 Young Kwang sedang menderita, air mata Young Kwang ga mampu meluluhkan hati saya... Ini juga yang saya alami waktu nonton Queen Seon Deok, bersimpati pada karakter antagonis Bidam, padahal karakternya tidak berubah menjadi protagonist. Berharap karakter antagonist Seo In Woo makin memancing simpati penonton, ga perlu karakternya berubah jadi protagonist, tetap antagonist yang jatuh cinta pada tokoh protagonist perempuan, dan ga perlu disatukan, jadi ingat jalan cerita di Kim Tak Goo dimana karakter yang diperankan Eugene tidak disatukan dengan Kim Tak Goo? Disinipun bisa sekedar membuat Jae In kebingungan mau pilih yang mana, sudah cukup... Yeah, sepertinya saya akan jadi supporter untuk In Woo... selama Lee Jang Woo tetap menjaga ritme aktingnya seperti sekarang atau lebih baik lagi.
Seo In Woo, sebagai anak orang kaya yang di- abuse (verbally) oleh ayahnya, saat panik akan mengalami serangan tic berat, yang membuat dia semakin parah serangan ticnya. Dan pada saat dia jauh dari radar ayahnya, dia menjadi arrogant asshole yang meng-abuse orang-orang disekelilingnya. Seo In Woo sebenarnya pemain softball profesional berbakat, tapi setelah membuat satu kesalahan disuruh resign oleh ayahnya dan diharuskan masuk ke perusahaan dimana ayah dan sepupunya menjadi motor perusahaan itu. Sebenarnya ayah Seo In Woo mencuri perusahaan itu dari ayah Yoon Jae In (leading female) dengan percobaan pembunuhan (kecelakaan lalu lintas). Ayah Yoon Jae In meninggal seketika, ibunya koma bertahun-tahun, Jae In yang masih kecil selamat tapi ayah Seo In Woo menyuruh supirnya ayah Kim Young Kwang untuk membuang Jae In. Ayah Kim Young Kwang tidak tega dan memasukan Jae In yang mengalami amnesia ke rumah yatim piatu tapi selama bertahun-tahun selalu menyisihkan uang untuk membiayai pendidikan Jae In.
Leap time ke saat mereka dewasa, Kim Young Kwang sebetulnya berbakat tapi tidak bisa menangani problem internalnya dan menjadi pemain kelas dua, yang akhirnya malah dipecat dan selalu menganggap In Woo rivalnya. Dari kecil dua orang ini selalu bersaing tapi perbedaan kelas membuat In Woo arrogant dan Young Kwang menjadi the loser. Pertemuan tidak disengaja dengan Jae In yang menjadi suster di RS. Pendek cerita dua orang ini tertarik pada Jae In, tapi hati Jae In ada pada Young Kwang. Tapi terjadi kesalahpahaman dimana Jae In mengklaim ayah Young Kwang sebagai ayah kandungnya yang membuat hubungan mereka menjadi saudara satu ayah. Sementara Seo In Chul sepupu In Woo, membuat intrik dengan memperkerjakan Jae In sebagai suster pribadi In Woo, dan sepertinya tahu siapa Jae In sebenarnya. Jae In walaupun tidak jatuh cinta pada In Woo, tapi jatuh kasihan dengan keadaan In Woo yang sebenarnya hasil dari abusing ayahnya. Bah ... rumit... yang suka dengan drama Midas, mungkin akan suka dengan drama ini, karena saya melihat racikan yang mirip dengan Midas, tapi bagusnya bukan cerita yang plek mirip kok.
Seo In Woo, seharusnya menjadi tokoh yang saya benci, tapi malah jadi simpati. Scene saat InWoo kena serangan panik adalah scene paling baik yang dimainkan Lee Jang Woo.. Dia berusaha keras mengontrol keadaannya tapi malah semakin memperparah serangannya. Matanya mencari pertolongan untuk mengontrol tubuhnya, tapi tidak ada yang membantu, ayahnya akan melihat dengan penuh kebencian, sepupunya dengan tatapan dingin, ibunya berlinang air mata. Hanya Jae In sebagai perawat yang bisa membantu In Woo tenang, tapi In Woo berusaha untuk menyembunyikan jati diri Jae In yang sebenarnya karena takut jika ayahnya sampai tahu siapa Jae In sebenarnya akan berakibat fatal untuk Jae In.
Chun Jung Myung sangat ok dengan perannya di Cinderella Sister dan Duo, tapi sepertinya tidak terlalu berhasil memerankan Young Kwang yang juga kompleks kepribadiannya. Karakter Young Kwang ini mirip dengan karakter Kim Tak Go, penuh pengalaman pahit dan keterbatasan tapi berusaha untuk tetap optimis. Dan Chun Jung Myung tidak berhasil merepresentasikan karakter itu, kalah solid dengan karakter In Woo. Saya seharusnya bisa bersimpati pada karakter Young Kwang, tapi tidak ada simpati sama sekali. Jadi.... saya nonton terus karena ingin melihat bagaimana perkembangan karakter In Woo. Lee Jang Woo selain di drama ini juga ada di variety show WGM lho.
Update Nov 27:
Sampai di episode 14 tetap ga bisa simpati dengan karakter Young Kwang, malah makin semangat mendukung Seo In Woo dan Jae In... padahal di episode 14 Young Kwang sedang menderita, air mata Young Kwang ga mampu meluluhkan hati saya... Ini juga yang saya alami waktu nonton Queen Seon Deok, bersimpati pada karakter antagonis Bidam, padahal karakternya tidak berubah menjadi protagonist. Berharap karakter antagonist Seo In Woo makin memancing simpati penonton, ga perlu karakternya berubah jadi protagonist, tetap antagonist yang jatuh cinta pada tokoh protagonist perempuan, dan ga perlu disatukan, jadi ingat jalan cerita di Kim Tak Goo dimana karakter yang diperankan Eugene tidak disatukan dengan Kim Tak Goo? Disinipun bisa sekedar membuat Jae In kebingungan mau pilih yang mana, sudah cukup... Yeah, sepertinya saya akan jadi supporter untuk In Woo... selama Lee Jang Woo tetap menjaga ritme aktingnya seperti sekarang atau lebih baik lagi.
Headphone
Headphone sering dianggap mainannya cowok, bukan hanya di Indonesia tapi di US juga. Saya termasuk minoritas, sebagai perempuan yang tertarik dengan banyak mainan cowok. Banyak perempuan punya iPod atau headphone yang ada mp3 player, jadi mendengarkan musik dan lagu jelas tidak untuk laki-laki saja, tapi ... perempuan tidak mempermasalahkan kualitas suara yang keluar dari playernya. Sebagian besar perempuan puas, misalnya dengan in-ear earphone merek apa saja asal ada suaranya. Tapi laki-laki kadang beli headphone mahal yang mungkin lebih mahal dari playernya, atau malah membangun deck amplifier yang ga murah untuk mendapatkan kualitasa suara yang ok. Giliran istri atau pacar mereka ngamuk-ngamuk saat melihat receiptnya...hihihi.
Tapi sebenarnya ga salah-salah amat. Saya sejak punya headphone menengah dari Sennheisser, udah ga bisa lagi mendengarkan iTune dari Sebastian - macbook saya, tanpa pakai headphone. Suara yang dikeluarkannya jauh lebih kaya dari default Sebastian. Kenapa saya milih Sennheisser? Karena Bose kemahalan... huahahahaha... dan earphone default Apple yang walaupun jauh lebih baik dibanding beberapa in-ear-earphone merek lain tetap kalah suaranya dibanding Sennheisser.
Pertamanya malu pake earphone yang walaupun ga segede gaban, tetap aja gede. Kalau cowok kan udah biasa menggantungkan headphone di lehernya, tapi perempuan biasa (yang bukan pemusik) termasuk pemandangan langka. Tapi akhirnya cuek aja, yang penting saya bisa mendengarkan musik yang saya suka tanpa mengganggu orang. Dan kalau ada yang ngomonginpun ga kedengeran tuh...hihihi...
Walhasil tas saya jadi penuh kabel dibanding peralatan perempuan yang seharusnya. Apalagi kalau travel, ada tas kecil khusus kabel, mulai dari charger untuk laptop, hp, kamera, iPod dan kabel transfer untuk kamera sekarang ditambah dengan charger buat kindle. Saya bukan penggemar peralatan yang digabung menjadi satu seperti iPad. Ntahlah nantinya.
Udara sudah semakin dingin dan mulai banyak bangunan didekorasi untuk Natal, Atlanta termasuk kota yang religius, di setiap belokan ada gereja, jadinya ga heran kalau mereka udah dekor mulai sekarang. Yang paling saya suka adalah pemandangan penuh lampu dimalam hari.
Saturday, November 19, 2011
Pre Order Winter Rose
Winter Rose, single terbaru TVXQ ada dua versi CD dan DVD. Kali ini saya ambil versi CD saja, ngirit dot com. Tahun depan mereka akan banyak melakukan konser solo, pengen nonton lagi pertunjukan langsungnya. Ketagihan melihat Yunho dan Changmin melakukan aksi panggung. Tapi ga murah untuk pergi ke Jepang, plus mesti nyari kerjaan lagi. Sigh... Jadi puas-puaskan saja dengan membeli album original mereka. Ngiri dengan orang-orang yang bisa tinggal di Jepang, mereka akan bisa nonton salah satu konsernya dengan mudah, sementara saya gigit jari.
Gara-gara order CD TVXQ, saya sering ditawari CD lain yang ga bikin saya berminat. Grrrhhh... marketingnya mestinya bisa baca dong kalau saya ga tertarik sama sekali dengan JYJ, jadi ga usah kirim-kirim promo. (hehehe... marah-marah sendiri, bego bin baka). Herannya mereka ga pernah mengirimkan email pemberitahuan produk baru TVXQ, aturan mereka mengirimkan promo yang berkaitan dengan TVXQ dong, biar bikin saya ngences dan membuka dompet, bukan promo group yang ga saya kenal.
Kalau fans premium kan beli album bulk order terus kirim hadiah mahal pada artisnya. Kalau saya sih fans biasa aja, yang beli album yang sama dua kali karena ga sabaran, beli 3 versi karena pengen bonus DVDnya, pas ga punya duit beli album satu versi aja... ga beli photobook atau kalendernya karena mahal banget. Hihihi... tapi kalau ada kesempatan dan uang pengen nonton live shownya mereka lagi. Satu yang harus membuat TVXQ bangga adalah karena mereka satu-satunya artis di dunia sampai saat ini yang mampu membuat saya beli tiket konsernya... hahaha...
Gara-gara order CD TVXQ, saya sering ditawari CD lain yang ga bikin saya berminat. Grrrhhh... marketingnya mestinya bisa baca dong kalau saya ga tertarik sama sekali dengan JYJ, jadi ga usah kirim-kirim promo. (hehehe... marah-marah sendiri, bego bin baka). Herannya mereka ga pernah mengirimkan email pemberitahuan produk baru TVXQ, aturan mereka mengirimkan promo yang berkaitan dengan TVXQ dong, biar bikin saya ngences dan membuka dompet, bukan promo group yang ga saya kenal.
Kalau fans premium kan beli album bulk order terus kirim hadiah mahal pada artisnya. Kalau saya sih fans biasa aja, yang beli album yang sama dua kali karena ga sabaran, beli 3 versi karena pengen bonus DVDnya, pas ga punya duit beli album satu versi aja... ga beli photobook atau kalendernya karena mahal banget. Hihihi... tapi kalau ada kesempatan dan uang pengen nonton live shownya mereka lagi. Satu yang harus membuat TVXQ bangga adalah karena mereka satu-satunya artis di dunia sampai saat ini yang mampu membuat saya beli tiket konsernya... hahaha...
Wednesday, November 16, 2011
Serial gila: Flower Boys Ramyun Shop
Serial satu ini sudah tayang 6 episode dari TvN. Sangat berbeda dengan sinema Korea lain, gila abis-abisan. Tokoh utamanya Cha Chi Soo (Jung Il Woo) dan Eun Bi.
(Foto source: asianmediawiki.com/Flower_Boy_Ramen_Shop)
Cha Chi Soo adalah Chaebol, masih anak sekolahan yang dimanja habis oleh ayahnya. Tokoh ibu ga jelas. Eun Bi adalah guru yang sedang melakukan magang di sekolah Cha Chi Soo. Ayah Eun Bi punya restoran Ramen dekat sekolah Chi Soo. Tapi Eun Bi punya konflik dengan ayahnya sejak ibunya meninggal.
Pertemuan pertama Chi Soo dan Eun Bi terjadi sebelum Eun Bi masuk kerja. Di pertemuan pertama Eun Bi menyangka Chi Soo lebih tua darinya. Sejak episode pertama sudah banyak adegan gilanya, dibuka dengan Chi Soo yang melakukan flirting di pesawat dari New York ke Seoul dengan salah satu penumpang perempuan, saat mendarat terjadi scene dimana beberapa bodyguard menanti Chi Soo... adegan pembuka rutin tentang chaebol yang melakukan demo pada orang tuanya diakhiri dengan scene dimana Chi Soo komplain pada ayahnya bahwa di New York dia harus pakai bahasa Inggris untuk pesan Hamburger... huahahaha cengeng abis, karena pertamanya saya menyangka Chi Soo bukan anak SMA. Chi Soo adalah parodi dari Tsukasa Domyoji yang menjajah ayahnya karena sangat dimanja.
Konflik pertama tentu bullying Eun Bi di sekolah, wakil kepsek, kepsek, siswa lain semua menyarankan Eun Bi jangan melawan pangeran Chi Soo... hanya Ba Wool rival cinta Chi Soo yang tahu bahwa Eun Bi bukan perempuan biasa. Eun Bi yang sejak awal tidak bisa melawan pesona Chi Soo karena kelakuan Chi Soo yang kelewat batas merupakan orang yang pertama kali menghukum Chi Soo secara fisik. Dan hukuman fisik ini menjadi awal Chi Soo jatuh cinta pada Eun Bi.
Ada tokoh Hang Hyuk yang mengumumkan ke semua orang Eun Bi adalah istrinya. Hang Hyuk menjadi pewaris toko Ramen setelah ayah Eun Bi meninggal. Dia punya kebiasaan tidur dimana saja saat merasa lelah, tokoh empat dimensi juga, tampaknya polos tapi otaknya jenius dan jelas jagoan masak ramen. Ba Wool adalah teman sekelah Chi Soo, yang punya pacar bernama Soo Yi yang menduakan dia dengan Chi Soo, Ba Wool ini murid berandalan yang takluk pada Eun Bi. Hyun Woo adalah teman Chi Soo, tempat Chi Soo mencari nasehat. Di akhir episode 6 semua orang ini berkumpul bersama untuk membuka toko ramen Eun Bi. Yang ingin tahu cerita lengkapnya cari di dramabeans.com nonton gratisannya dengan subtitle inggris di kimchidrama.
Yang membuat serial ini menarik semua tokohnya punya kepribadian empat dimensi, Jung Il Woo ga ada jaim-jaimnya memerankan Chi Soo, si chaebol tak berhati, pangeran super manja yang kelakuannya sangat sangat ajaib. Eun Bi juga bukan tokoh cantik manis, lemah lembut. Hang Hyuk dan Chi Soo jatuh cinta pada Eun Bi karena kelakuan ajaibnya, Eun Bi sebenarnya pemain volley berbakat. Tokoh ayah Chi Soo juga bukan typical CEO yang kejam, tapi ayah yang sangat menyayangi putra satu-satunya. Adegan lucu saat Chi Soo ngambek karena ayahnya tidak mengangkat telepon saat dia sedang butuh bantuan, trus Chi Soo bilang mulai sekarang ayahnya adalah ini (sambil nunjuk gambar Pororo di selimut). Ayah Chi Soo keluar ruangan, dan nanya ke sekretarisnya, siapa sih orang yang ada di gambar yang ditunjuk Chi Soo, dengan roman cemburu. Sekretarisnya bengong terus menjawab ..."O itu Pororo"... terus dia nanya lagi "Pororo itu siapa?"... sekretarisnya menjawan "Pinguin"... hya...huahahahahahaha...
Sampai saat ini semua adegannya komikal, ajaib, ga ada romantis-romantisnya... tapi anehnya sangat menghibur. Saya berharap semua kegilaan ini tidak berubah sampai tamat...
Monday, November 14, 2011
Kebalikannya "Sayang" bukan "Benci"
Kontroversi pecahnya TVXQ/DBSK/Tohoshinki, masih diperdebatkan oleh banyak fans-nya. Saya rajin membaca comment di blog untuk TVXQ yang sekarang dan ga pernah mampir ke blog pendukung 3 member yang keluar. Alasannya karena saya bukan masochist yang sanggup membaca komentar yang menjelekan Yunho & Changmin. Tapi di blog yang support Yunho & Changmin lumayan banyak dapat info tentang duo ini.
Banyak yang menduga bahwa Yunho & Changmin tidak mempermasalahkan lagi member lama, dan masih ada yang mengharapkan mereka bisa reuni dan berkumpul lagi, paling tidak satu saat dimasa depan. Alasan yang mereka kemukakan adalah sebagai manusia orang tidak luput dari kesalahan, dan dengan riwayat pertemanan yang lama tidak gampang melupakan masa lalu. Walaupun banyak yang menyesalkan twitter dan ucapan dari 3 member yang keluar yang masih selalu memberi komentar yang akan memancing komentar buruk fans pada Yunho dan Changmin, tapi banyak yang memberikan kesempatan kedua untuk 3 member lain yang keluar agar bisa menyadari kesalahan mereka, minta maaf dan balik lagi menjadi satu group. Whoaa... luar biasa memang dukungan fans itu.
Saya ga ikutan nulis komen karena teori saya melawan mainstraim fans yang percaya Yunho dan Changmin sudah memaafkan kesalahan 3 member lama dan maju ke depan dengan tidak menengok ke belakang. Teori saya tidak sepenuhnya mendukung teori mereka, dan kedua saya malas bikin id baru untuk komen.
Saya masih meragukan, - terutama Changmin - sudah memaafkan perbuatan member lama, menurut saya Changmin dan Yunho bukan memaafkan tapi sudah tidak peduli lagi pada member lama yang keluar. Mereka tidak akan mencapai tahap sekarang tanpa keinginan kuat untuk membalas perlakuan 3 member lama, bukan dengan cara yang jelek tapi dengan cara yang elegan yaitu mempertahankan dan meningkatkan TVXQ lebih baik lagi. Menunjukan bahwa tanpa 3 member itupun dua orang ini sanggup kok membesarkan nama TVXQ yang memang terbukti dengan kualitas penampilan dan vokal dan pemilihan lagu yang baik, sehingga dalam sekejap TVXQ bisa meraih banyak fans baru yang lebih luas lagi scopenya.
Lamanya pertemanan justru membuat perlakuan 3 member lama menorehkan luka lebih dalam lagi, saya rasa trauma dan luka dari perpisahan ini masih membekas jelas jauh di dalam hati Yunho dan Changmin. Makanya mereka tidak pernah membicarakan 3 member lama yang keluar, karena ada ujar-ujar bahwa kebalikan dari rasa sayang bukan benci tapi tidak peduli. Jika kita tidak peduli pada seseorang apa yang kita lakukan? Menyebutkan namanya saja pun tidak ingat, tidak eksis lagi, tidak perlu ditanggapi lagi omongannya. Tablo lama itu sudah selesai, kita mulai babak baru. (Lihat saja pesan di album TONE). Fans sebenarnya telah diberi pesan secara eksplisit di halaman terakhir booklet dan jacketnya, untuk tidak mengharapkan lagi member lama bergabung ulang ke TVXQ.
Karakter Yunho dan Changmin yang terbaik adalah integritas mereka. Dua orang ini tidak akan segan meminta maaf kalau melakukan kesalahan, tapi jangan harap mereka akan menunduk mengikuti kemauan orang kalau mereka tidak melakukan kesalahan. Saya percaya itu alasan mereka tetap mempertahankan TVXQ dan bekerja keras membuatnya lebih baik.
Banyak orang berandai-andai kalau lima orang itu bergabung lagi masih tetap mau jadi fans tidak. Huahahahahaha... ga usah berandai-andai deh, group band mana di dunia ini yang setelah pecah terus bersatu lagi? Ayo tunjukin? Di belahan barat dan belahan timur tidak ada tuh yang bergabung lagi, contoh paling besar adalah Spice Girl, sejak satu membernya keluar untuk meniti karir solo, pernah ga mereka bergabung lagi? Tidak pernah, hanya janji-janji walaupun fans Spice Girl menuntut mereka bersatu lagi. Masih banyak contohnya, dan otak saya sampai panas memikirkan group mana yang bergabung lagi setelah bubar. Ayo kembali ke realitas saja, tanpa perlu berandai-andai.
Dan karena ini blog pribadi saya, saya bebas dong mengatakan bahwa saya sangat tidak mengharapkan mereka bergabung lagi dan merusak harmonisasi Changmin dan Yunho yang sudah bagus itu...
BTW: akhirnya saya melakukan PO untuk single baru mereka, tapi ambil CDnya saja... lagi bokek nih.
Banyak yang menduga bahwa Yunho & Changmin tidak mempermasalahkan lagi member lama, dan masih ada yang mengharapkan mereka bisa reuni dan berkumpul lagi, paling tidak satu saat dimasa depan. Alasan yang mereka kemukakan adalah sebagai manusia orang tidak luput dari kesalahan, dan dengan riwayat pertemanan yang lama tidak gampang melupakan masa lalu. Walaupun banyak yang menyesalkan twitter dan ucapan dari 3 member yang keluar yang masih selalu memberi komentar yang akan memancing komentar buruk fans pada Yunho dan Changmin, tapi banyak yang memberikan kesempatan kedua untuk 3 member lain yang keluar agar bisa menyadari kesalahan mereka, minta maaf dan balik lagi menjadi satu group. Whoaa... luar biasa memang dukungan fans itu.
Saya ga ikutan nulis komen karena teori saya melawan mainstraim fans yang percaya Yunho dan Changmin sudah memaafkan kesalahan 3 member lama dan maju ke depan dengan tidak menengok ke belakang. Teori saya tidak sepenuhnya mendukung teori mereka, dan kedua saya malas bikin id baru untuk komen.
Saya masih meragukan, - terutama Changmin - sudah memaafkan perbuatan member lama, menurut saya Changmin dan Yunho bukan memaafkan tapi sudah tidak peduli lagi pada member lama yang keluar. Mereka tidak akan mencapai tahap sekarang tanpa keinginan kuat untuk membalas perlakuan 3 member lama, bukan dengan cara yang jelek tapi dengan cara yang elegan yaitu mempertahankan dan meningkatkan TVXQ lebih baik lagi. Menunjukan bahwa tanpa 3 member itupun dua orang ini sanggup kok membesarkan nama TVXQ yang memang terbukti dengan kualitas penampilan dan vokal dan pemilihan lagu yang baik, sehingga dalam sekejap TVXQ bisa meraih banyak fans baru yang lebih luas lagi scopenya.
Lamanya pertemanan justru membuat perlakuan 3 member lama menorehkan luka lebih dalam lagi, saya rasa trauma dan luka dari perpisahan ini masih membekas jelas jauh di dalam hati Yunho dan Changmin. Makanya mereka tidak pernah membicarakan 3 member lama yang keluar, karena ada ujar-ujar bahwa kebalikan dari rasa sayang bukan benci tapi tidak peduli. Jika kita tidak peduli pada seseorang apa yang kita lakukan? Menyebutkan namanya saja pun tidak ingat, tidak eksis lagi, tidak perlu ditanggapi lagi omongannya. Tablo lama itu sudah selesai, kita mulai babak baru. (Lihat saja pesan di album TONE). Fans sebenarnya telah diberi pesan secara eksplisit di halaman terakhir booklet dan jacketnya, untuk tidak mengharapkan lagi member lama bergabung ulang ke TVXQ.
Karakter Yunho dan Changmin yang terbaik adalah integritas mereka. Dua orang ini tidak akan segan meminta maaf kalau melakukan kesalahan, tapi jangan harap mereka akan menunduk mengikuti kemauan orang kalau mereka tidak melakukan kesalahan. Saya percaya itu alasan mereka tetap mempertahankan TVXQ dan bekerja keras membuatnya lebih baik.
Banyak orang berandai-andai kalau lima orang itu bergabung lagi masih tetap mau jadi fans tidak. Huahahahahaha... ga usah berandai-andai deh, group band mana di dunia ini yang setelah pecah terus bersatu lagi? Ayo tunjukin? Di belahan barat dan belahan timur tidak ada tuh yang bergabung lagi, contoh paling besar adalah Spice Girl, sejak satu membernya keluar untuk meniti karir solo, pernah ga mereka bergabung lagi? Tidak pernah, hanya janji-janji walaupun fans Spice Girl menuntut mereka bersatu lagi. Masih banyak contohnya, dan otak saya sampai panas memikirkan group mana yang bergabung lagi setelah bubar. Ayo kembali ke realitas saja, tanpa perlu berandai-andai.
Dan karena ini blog pribadi saya, saya bebas dong mengatakan bahwa saya sangat tidak mengharapkan mereka bergabung lagi dan merusak harmonisasi Changmin dan Yunho yang sudah bagus itu...
BTW: akhirnya saya melakukan PO untuk single baru mereka, tapi ambil CDnya saja... lagi bokek nih.
Wednesday, November 09, 2011
Animasi favorit: Curious George
Animasi adalah salah satu favorit saya. Walaupun sekarang mulai bergeser memakai tehnik CG yang memberikan ilusi optik 3 dimensi. Saya sebenarnya pengen banget nonton Puss in Boot tapi malas ke bioskop, jadi mungkin nunggu aja sampai direlease oleh amazon.
Nonton animasi itu dimana saja dan kapan saja, sering kalau di pesawat saya malah milih animasi dibanding film biasa. Animasi favorit saya adalah Curious George on movie, tapi susah banget dapatnya. Dulu sempat punya bajakannya, tapi kemudian dipinjamkan adik saya ke temannya dan ga balik lagi. Saya lantas pengen beli originalnya tapi tampaknya mereka sudah tidak menjualnya lagi. Huh!
Kenapa Curious George? Karena monyet itu lucu ... dan George memang monyet kecil iseng yang penasaran mau tahu segala sesuatu.
Animasi tentang kucing juga sangat saya suka. Tapi juga jarang yang membuat, karena produser dari Hollywood atau Disney sebagai orang barat kebanyakan lebih menyukai anjing dibanding dengan kucing. Anjing lucu, tapi kucing jauh lebih lucu dibanding anjing (opini pribadi). Garfield in the movie adalah favorit saya, cuma bukan animasi. Sekarang ada film khusus Sebastian, si puss in boot. Rawr..!
Nonton animasi itu dimana saja dan kapan saja, sering kalau di pesawat saya malah milih animasi dibanding film biasa. Animasi favorit saya adalah Curious George on movie, tapi susah banget dapatnya. Dulu sempat punya bajakannya, tapi kemudian dipinjamkan adik saya ke temannya dan ga balik lagi. Saya lantas pengen beli originalnya tapi tampaknya mereka sudah tidak menjualnya lagi. Huh!
Kenapa Curious George? Karena monyet itu lucu ... dan George memang monyet kecil iseng yang penasaran mau tahu segala sesuatu.
Animasi tentang kucing juga sangat saya suka. Tapi juga jarang yang membuat, karena produser dari Hollywood atau Disney sebagai orang barat kebanyakan lebih menyukai anjing dibanding dengan kucing. Anjing lucu, tapi kucing jauh lebih lucu dibanding anjing (opini pribadi). Garfield in the movie adalah favorit saya, cuma bukan animasi. Sekarang ada film khusus Sebastian, si puss in boot. Rawr..!
Tuesday, November 08, 2011
Male: TVXQ , Female:Wonder Girls
Lagu Nobody merupakan salah satu lagu girl band Korea yang familiar untuk saya. Tapi ga pernah penasaran dengan group yang menyanyikannya. Sering dengar Wonder Girls yang menjadi idolanya idol cowok di Korea (gara-gara keseringan nonton variety show-nya Korea), tapi tetap tidak tertarik mencari tahu karena saya sudah punya prejudice terhadap girl band Korea, yang kebanyakan pas-pasan kemampuan nyanyinya, dance lumayan tapi juga ga terlalu gimana gitu. Malam ini secara ga sengaja saya ngeklik link ke MV terbaru WG - Be My Baby dan surprise.... ternyata ada girl group yang kualitasnya mendekati kualitas duo TVXQ . Paket komplit skill menyanyi dan dance yang prima, plus pilihan lagu yang bagus, bukan hanya sekedar hip-hop. Oh ya, masih ada satu group cewek lain yang lumayan Brown Eyed Girl. Tapi masih kalah dibanding dengan WG. Untuk group cewek lain masih tetap ga bisa suka...kikikiki...
Tapi kalau dibanding dengan TVXQ, masih tetap kalah, artian saya senang dengar lagu-lagu mereka juga nonton MVnya di youtube, tapi belum pengen beli CD originalnya. Kalau CD original TVXQ sih sejak album Why selalu saya koleksi... Dan akhir bulan ini TVXQ akan release single baru Winter Rose... belum sanggup order, soalnya dompet masih babak belur. Saya kayaknya akan puas banget kalau ada pertunjukan gabungan TVXQ dan WG ditambah Brown Eyed Girl dan FT Island, satu panggung. Walaupun kepuasan tertinggi tentu dengan nonton konser tunggal TVXQ, bisa bikin saya high.
Buat saya kemampuan penyanyi itu sangat penting, mereka yang menyanyikan lagu dengan ngasal seperti 2 dari 3 ex member TVXQ amat sangat tidak menarik untuk didengar. Mau distylish seperti apapun, kemampuan dan disiplin latihan secara otomatis akan terlihat di panggung. Kalau hanya mengandalkan loyalitas fans tanpa upaya yang baik untuk menarik fans baru... hmmm... bisa diprediksi tidak akan bertahan lama di dunia penuh kompetisi itu. Menarik fans baru hanya bisa dilakukan dengan mengasah kemampuan dan ketrampilan performance sebaik-baiknya. Seperti WG misalnya yang bisa membuat saya tertarik mendengarkan semua lagu di album barunya. Dan kalau ada album yang ngeklik banget ke selera saya, amat sangat mungkin saya membeli album barunya. Dan didunia yang isinya 7 trilyun manusia, dapat sepersekian persen saja dari populasi manusia di bumi yang seperti saya, akan menguntungkan penjualan CD penyanyi tersebut.
Fight TVXQ, fight WG!
Tambahan: kenapa chemistry WG tidak sekuat chemistry TVXQ pada saya, terjawab setelah mendengarkan versi MR lagu-lagunya WG. WG mesti banyak latihan vokal deh... walaupun performance panggung dan pemilihan lagu sudah ok banget.
Tapi kalau dibanding dengan TVXQ, masih tetap kalah, artian saya senang dengar lagu-lagu mereka juga nonton MVnya di youtube, tapi belum pengen beli CD originalnya. Kalau CD original TVXQ sih sejak album Why selalu saya koleksi... Dan akhir bulan ini TVXQ akan release single baru Winter Rose... belum sanggup order, soalnya dompet masih babak belur. Saya kayaknya akan puas banget kalau ada pertunjukan gabungan TVXQ dan WG ditambah Brown Eyed Girl dan FT Island, satu panggung. Walaupun kepuasan tertinggi tentu dengan nonton konser tunggal TVXQ, bisa bikin saya high.
Buat saya kemampuan penyanyi itu sangat penting, mereka yang menyanyikan lagu dengan ngasal seperti 2 dari 3 ex member TVXQ amat sangat tidak menarik untuk didengar. Mau distylish seperti apapun, kemampuan dan disiplin latihan secara otomatis akan terlihat di panggung. Kalau hanya mengandalkan loyalitas fans tanpa upaya yang baik untuk menarik fans baru... hmmm... bisa diprediksi tidak akan bertahan lama di dunia penuh kompetisi itu. Menarik fans baru hanya bisa dilakukan dengan mengasah kemampuan dan ketrampilan performance sebaik-baiknya. Seperti WG misalnya yang bisa membuat saya tertarik mendengarkan semua lagu di album barunya. Dan kalau ada album yang ngeklik banget ke selera saya, amat sangat mungkin saya membeli album barunya. Dan didunia yang isinya 7 trilyun manusia, dapat sepersekian persen saja dari populasi manusia di bumi yang seperti saya, akan menguntungkan penjualan CD penyanyi tersebut.
Fight TVXQ, fight WG!
Tambahan: kenapa chemistry WG tidak sekuat chemistry TVXQ pada saya, terjawab setelah mendengarkan versi MR lagu-lagunya WG. WG mesti banyak latihan vokal deh... walaupun performance panggung dan pemilihan lagu sudah ok banget.
Monday, November 07, 2011
I Love NY
Waktu saya kecil, masih sempat mencicipi window shopping di jalan Braga. Waktu kecil sempat bolak-balik pindah antara Bandung dan Cianjur, tapi sejak kelas 2 SD keluarga saya menetap di Bandung walaupun pindah-pindah rumah kontrakan. Memori yang masih bisa saya ingat adalah sejak saya masuk TK kecil, sebelumnya tidak ada ingatan yang real. Karena saya sekolah di pusat kota dan tinggal di bagian barat, enam hari dalam seminggu, dua kali sehari saya melewati jalan Braga. Masih banyak toko-toko yang aktif jualan dan kualitas barang yang dijualnya termasuk barang mewah. Dua toko yang beberapa kali saya masuki adalah toko buku dan bakery Sumber Hidangan. Harumnya roti baru siap bakar dan arsitektur post mod gaya Eropa, sepertinya menjadi faktor kenapa saya tidak merasa asing saat menapakan kaki di dua negara di Eropa. Masa-masa TK dan awal SD merupakan babak dimana semua pancaindra saya seperti spons menyerap semua stimulant luar untuk diproses dan dijadikan referensi oleh diri saya tentang hal-hal yang menyenangkan.
Bandung jaman itu masih dingin, pagi hari suhu masih bisa mencapai dibawah 20 derajat, kalau bicara masih bisa keluar uap. Membuat saya merasa lebih nyaman untuk hidup di suhu dingin dibanding panasnya kota besar lain di Indonesia. Dan waktu favorit saya untuk window shopping adalah di sore hari saat gerimis turun, karena lampu-lampu di toko-toko di jalan Braga menjadi terlihat berkilau lebih indah dan hangat.
Sensasi window shopping di Braga di usia itulah yang saya temukan sangat mirip dengan saat saya jalan di London. Walaupun di beberapa bagian sangat padat orang [dan turis tentunya] tapi ada beberapa jalan yang tidak terlalu padat manusia, dan window shopping di sore hari di musim gugur yang cerah membuat saya teringat sebuah masa menyenangkan di dalam hidup.
NY atau lebih tepatnya Manhattan berbeda, jauh lebih bising, jauh lebih padat, jauh lebih besar dibanding dengan London. Tetapi saya jatuh cinta pada kota ini, selain saya bisa puas window shopping disini juga terpikat dengan Central Park dan pengalaman nonton di MSG yang tidak akan terlupakan. Dan saya punya pikiran ajaib, membayangkan seandainya saya bisa berjalan-jalan disini berdua dengan nenek saya tentu akan sangat menyenangkan, seperti saat saya menikmati window shopping di Braga bersamanya. Dan pikiran lebih ajaib lagi adalah, bagaimana seandainya saya ajak dia nonton konser SMTown? Saya rasa nenek juga akan suka dengan lagu-lagu TVXQ, mengingat kami punya banyak persamaan selera. Hahaha, ga kebayang kalau nenek saya nge-fans TVXQ.
Untunglah saya berkesempatan tinggal di sebuah negara bagian di East coast, bisa sering ke NY, hihihi... karena kalau misalnya saya sekolah di negara bagian yang ada di tengah-tengah benua ini seperti ayah saya, pasti saya tidak terlalu kepingin jalan ke NY. Musim dingin nanti saya akan mengunjungi San Fransisco, dengan alokasi waktu seminggu, saya rasa cukup untuk mengunjungi dan semua atraksi turisnya dan mengambil banyak foto. Apakah saya akan jatuh cinta pada SF seperti saya jatuh cinta pada NY?
Bandung jaman itu masih dingin, pagi hari suhu masih bisa mencapai dibawah 20 derajat, kalau bicara masih bisa keluar uap. Membuat saya merasa lebih nyaman untuk hidup di suhu dingin dibanding panasnya kota besar lain di Indonesia. Dan waktu favorit saya untuk window shopping adalah di sore hari saat gerimis turun, karena lampu-lampu di toko-toko di jalan Braga menjadi terlihat berkilau lebih indah dan hangat.
Sensasi window shopping di Braga di usia itulah yang saya temukan sangat mirip dengan saat saya jalan di London. Walaupun di beberapa bagian sangat padat orang [dan turis tentunya] tapi ada beberapa jalan yang tidak terlalu padat manusia, dan window shopping di sore hari di musim gugur yang cerah membuat saya teringat sebuah masa menyenangkan di dalam hidup.
NY atau lebih tepatnya Manhattan berbeda, jauh lebih bising, jauh lebih padat, jauh lebih besar dibanding dengan London. Tetapi saya jatuh cinta pada kota ini, selain saya bisa puas window shopping disini juga terpikat dengan Central Park dan pengalaman nonton di MSG yang tidak akan terlupakan. Dan saya punya pikiran ajaib, membayangkan seandainya saya bisa berjalan-jalan disini berdua dengan nenek saya tentu akan sangat menyenangkan, seperti saat saya menikmati window shopping di Braga bersamanya. Dan pikiran lebih ajaib lagi adalah, bagaimana seandainya saya ajak dia nonton konser SMTown? Saya rasa nenek juga akan suka dengan lagu-lagu TVXQ, mengingat kami punya banyak persamaan selera. Hahaha, ga kebayang kalau nenek saya nge-fans TVXQ.
Untunglah saya berkesempatan tinggal di sebuah negara bagian di East coast, bisa sering ke NY, hihihi... karena kalau misalnya saya sekolah di negara bagian yang ada di tengah-tengah benua ini seperti ayah saya, pasti saya tidak terlalu kepingin jalan ke NY. Musim dingin nanti saya akan mengunjungi San Fransisco, dengan alokasi waktu seminggu, saya rasa cukup untuk mengunjungi dan semua atraksi turisnya dan mengambil banyak foto. Apakah saya akan jatuh cinta pada SF seperti saya jatuh cinta pada NY?
Tuesday, October 25, 2011
SMtown NYC 2011
Di Indonesia mana saya sempat nonton pertunjukan seni, saya memilih beli CD dan menikmatinya di rumah. Kegiatan luar rumah yang saya nikmati hanya nonton film di bioskop. Nonton konser bukan kegiatan yang menarik untuk saya. Saya memang bukan konsumen yang gampang dipuaskan. Nonton pertunjukan kelas atas, selain mesti pakai baju bagus, mahal pula tiketnya. Pertunjukan yang cukup rajin saya datangi hanya Java Jazz, itupun kalau ada teman jalan. Sempat ngences saat Phantom of the Opera main di Singapore tapi tidak bisa cuti.
Sejak tahun lalu saya mulai menggila, nonton berbagai pertunjukan seni. Balet udah 3 kali, kalau orchestra sih rutin diadakan oleh Uni, tinggal menyisihkan waktu untuk nonton. Film independent dan film jadul juga saya tonton di Uni. Ditambah dengan opera dari China. 2 hari lalu malah ngotot nonton SMtown di tempat pertunjukan bergengsi di US... Madison Square Garden. Suatu fussion yang menarik, nonton TVXQ di tempat top. Pengalaman mengesankan jadi double.
Apresiasi dari audience bukan tepuk tangan... tapi teriakan yang bikin telinga pengang. Orang sudah ga ada jaim-jaiman lagi, dan saya larut ke dalam histeria massa. Saya rasa semua artis yang pentas malam itu menampilkan penampilan yang terbaik. Tapi tidak ada yang bisa mengalahkan TVXQ... dan mata saya terhipnotis pada Changmin. Energi yang dimilikinya meledak di panggung malam itu. Bukan hanya Changmin, Yunho dan back dancernya sama-sama memberikan pertunjukan terbaik di panggung malam itu. Tanpa mengurangi respek pada kerja keras artis lain, karena saya memang datang untuk TVXQ, karena saya memang fans TVXQ, dimata saya (yang mungkin sangat subjektif ini, penampilan TVXQ mengaburkan ingatan saya pada pertunjukan sebelumnya). Saya masih lumayan ingat penampilan SuJu, yang membernya seperti kutu loncat aktif bergerak kesana kesini, tapi level ledakan energinya lebih rendah dari TVXQ.
Perasaan saya campur aduk melihat pertunjukan TVXQ. Hanya mereka yang nonton langsung bisa merasakan energi yang meluap itu. Beda banget dengan nonton fancam (ya iyalah). Tadinya saya mengira dengan nonton live, akan menurunkan kadar ketertarikan saya pada TVXQ, tapi malah sebaliknya jadi makin nge-fans dan malah ingin nonton konser mereka. Ga puas kalau hanya nonton SMtown, saya bahkan sempat menggerutu melihat artis lain yang terus menghangatkan panggung, sampai curiga jangan-jangan TVXQ tidak muncul di panggung. Sejak mereka masuk ke panggung sampai keluar panggung, saya selalu berdiri. Kurang puas kalau nonton sambil duduk saja. Dan langsung kecewa saat pertunjukannya berakhir... kok hanya sebentar? Hahaha... fans geblek. Saya pulang ke tempat menginap sambil kuping masih berdenging, di dalam ingatan saya memutar ulang semua aksi Changmin di panggung.
Sejak tahun lalu saya mulai menggila, nonton berbagai pertunjukan seni. Balet udah 3 kali, kalau orchestra sih rutin diadakan oleh Uni, tinggal menyisihkan waktu untuk nonton. Film independent dan film jadul juga saya tonton di Uni. Ditambah dengan opera dari China. 2 hari lalu malah ngotot nonton SMtown di tempat pertunjukan bergengsi di US... Madison Square Garden. Suatu fussion yang menarik, nonton TVXQ di tempat top. Pengalaman mengesankan jadi double.
Apresiasi dari audience bukan tepuk tangan... tapi teriakan yang bikin telinga pengang. Orang sudah ga ada jaim-jaiman lagi, dan saya larut ke dalam histeria massa. Saya rasa semua artis yang pentas malam itu menampilkan penampilan yang terbaik. Tapi tidak ada yang bisa mengalahkan TVXQ... dan mata saya terhipnotis pada Changmin. Energi yang dimilikinya meledak di panggung malam itu. Bukan hanya Changmin, Yunho dan back dancernya sama-sama memberikan pertunjukan terbaik di panggung malam itu. Tanpa mengurangi respek pada kerja keras artis lain, karena saya memang datang untuk TVXQ, karena saya memang fans TVXQ, dimata saya (yang mungkin sangat subjektif ini, penampilan TVXQ mengaburkan ingatan saya pada pertunjukan sebelumnya). Saya masih lumayan ingat penampilan SuJu, yang membernya seperti kutu loncat aktif bergerak kesana kesini, tapi level ledakan energinya lebih rendah dari TVXQ.
Perasaan saya campur aduk melihat pertunjukan TVXQ. Hanya mereka yang nonton langsung bisa merasakan energi yang meluap itu. Beda banget dengan nonton fancam (ya iyalah). Tadinya saya mengira dengan nonton live, akan menurunkan kadar ketertarikan saya pada TVXQ, tapi malah sebaliknya jadi makin nge-fans dan malah ingin nonton konser mereka. Ga puas kalau hanya nonton SMtown, saya bahkan sempat menggerutu melihat artis lain yang terus menghangatkan panggung, sampai curiga jangan-jangan TVXQ tidak muncul di panggung. Sejak mereka masuk ke panggung sampai keluar panggung, saya selalu berdiri. Kurang puas kalau nonton sambil duduk saja. Dan langsung kecewa saat pertunjukannya berakhir... kok hanya sebentar? Hahaha... fans geblek. Saya pulang ke tempat menginap sambil kuping masih berdenging, di dalam ingatan saya memutar ulang semua aksi Changmin di panggung.
Monday, October 24, 2011
Nonton TVXQ live!
Hmmm... not very well prepared jadi cuma dapat setengah Rising Sun... Maximum... Mirotic juga waktu TVXQ baru masuk dan lagu akhir... kyaa!! Melihat TVXQ live... Epic!! Sekarang lagi upload video, tapi seperti biasa minta ampyun lamanya, padahal cuma video 2 menitan. Karena kena sorot lampu jadi tidak bisa membuat foto yang bagus. Sebelnya lagi, pas baca di FAQ nya MSG dibilang ga boleh bawa kamera DSLR dengan lensa tele. Huh... padahal ga ada pemeriksaan sama sekali.... hiks.... tertipu.
Tapi gapapa senengnya masih berasa sampai sekarang. Sejak awal tahun ini kan nge-fans dengan Changmin (iya Changmin... TVXQ ada di tempat kedua... maaf-maaf-maaf!) suaranya ok, plus body dan tampangnya menyenangkan untuk dilihat plus kejujurannya itu lho, ga ada jaim-jaiman atau berniat cari perhatian fans secara berlebihan.
Karena saya bosenan, biasanya tidak terlalu lama saya suka banget dengan artis (mo penyanyi atau aktor) ga terlalu lama biasanya ngefans dengan yang baru. Dan ngefansnya saya juga tidak sedalam nge-fans ke Changmin. Karena semua hal bisa dimanipulasi secara virtual, saya penasaran setelah melihat mereka langsung aksi panggung apakah perasaan saya akan berubah.
Pertunjukan mulai jam 7.30 berakhir 11.30 ... total performans TVXQ palingan 10-15 menitan. Duuh... sedikit amat alokasi waktunya... saya lumayan sebal juga karena di panggung nongol SNSD lagi, f(x) lagi, SHINee lagi, Suju lagi.... beuuh... Suju paling lumayan dance maupun performancenya dibanding SHINee... yeah saya memang suka lagu yang benar-benar lagu bukan rap ataupun hiphop. BoA enak dance-nya tapi saya tidak tune in dengan lagunya. Kangta bawa ballad jadi kebanyakan kalem, dia cuma dance sekali, performa ok tapi.... tetap dibawah TVXQ buat saya. SNSD dan f(x) ... ga saya banget baik lagu maupun dancenya, jadi kalem aja nontonnya. Walaupun baru saya sadar si tomboy Amber ternyata cantik sekali begitu di panggung. Dan saat f(x) performed jelas banget dukungan fansnya, bahkan melebihi SNSD. Sayangnya TRAX ga performed. Heechul dan Siwon juga absen. Kualitas penampilan tampang cowok jelas menurun (hihihihi).
Akhirnya setelah lama nunggu terdengar genta dipukul dan lampu berwarna biru menyinari di panggung gelap, tahu-tahu Changmin dan Yunho sudah menggantung.... kyaa-kyaaa-kyaaaa... penonton bergemuruh dan nyaris berdiri semuanya. Begitu Changmin masuk ke radar pandangan mata saya, eksistensi Yunho dan back dancernya memudar.... saya seperti memakai kacamata kuda hanya bisa melihat sosok Changmin di panggung. Asli saya ingin bisa ngefans Yunho setara dengan Changmin, tapi kenyataan berkata lain. Mirotic menggebrak panggung pertama, whuahhh... kualitas dance-nya berkali lipat dari artis lain yang dancenya bagus di video, tapi kurang chemistry di panggung.
TVXQ dan Beat Burger... ahhh... dancenya sama plek dengan dance di video mereka. Panggung dikuasai dengan apik. Selesai Mirotic kalau tidak salah nyambung ke Maximum, terus disambung B.U.G atau KYHD (lupa... urutannya). Sempat disela oleh salam dari mereka, yang dijawab dengan teriakan bergemuruh dari audience (saya ikutan tentunya), yang entah berapa decibel suara di dalam gedung saat itu, telinga saya sampai kesemutan kok nonton SMtown. Setelah itu disela dengan BoA (lagi) dan group lain... dan kemudian mereka muncul lagi dengan Rising Sun..... Uggghhhh.... Changmin dan Yunho menggila lagi di panggung.... Rock you!!
Tahu-tahu lagu Hope-nya HOT terdengar... ahhh... sudah sampai penutup. Changmin lucu banget di lagu akhir itu. Energi dalam tubuhnya masih tersisa dan dia ada dipanggung sendirian, tapi super aktif.... sementara orang-orang sudah maju ke depan. Kamera saya pun terfokus pada Changmin saja, beberapa kali Changmin melambai ke sisi panggung saya... sambil tersenyum lebar yang kata orang sini "grinning from ear to ear". Ahhh... ternyata saya beneran nge-fans dengan Changmin. Suara Changmin terdengar husky (mild) saat bicara di panggung. Jadi pengen nonton concert khusus TVXQ doang... ga puas nonton TVXQ di SMtown, terlalu sebentar.
Dan untuk saya TVXQ yang sekarang adalah the best TVXQ... hasil latihan yang disiplinnya mirip disiplin tentara baik dance dan nyanyinya. Mereka artis level international, jauh melampaui kualitas artis lainnya. Terimakasih Changmin & Yunho & Beat Burger... you rock, my men!!
Tapi gapapa senengnya masih berasa sampai sekarang. Sejak awal tahun ini kan nge-fans dengan Changmin (iya Changmin... TVXQ ada di tempat kedua... maaf-maaf-maaf!) suaranya ok, plus body dan tampangnya menyenangkan untuk dilihat plus kejujurannya itu lho, ga ada jaim-jaiman atau berniat cari perhatian fans secara berlebihan.
Karena saya bosenan, biasanya tidak terlalu lama saya suka banget dengan artis (mo penyanyi atau aktor) ga terlalu lama biasanya ngefans dengan yang baru. Dan ngefansnya saya juga tidak sedalam nge-fans ke Changmin. Karena semua hal bisa dimanipulasi secara virtual, saya penasaran setelah melihat mereka langsung aksi panggung apakah perasaan saya akan berubah.
Pertunjukan mulai jam 7.30 berakhir 11.30 ... total performans TVXQ palingan 10-15 menitan. Duuh... sedikit amat alokasi waktunya... saya lumayan sebal juga karena di panggung nongol SNSD lagi, f(x) lagi, SHINee lagi, Suju lagi.... beuuh... Suju paling lumayan dance maupun performancenya dibanding SHINee... yeah saya memang suka lagu yang benar-benar lagu bukan rap ataupun hiphop. BoA enak dance-nya tapi saya tidak tune in dengan lagunya. Kangta bawa ballad jadi kebanyakan kalem, dia cuma dance sekali, performa ok tapi.... tetap dibawah TVXQ buat saya. SNSD dan f(x) ... ga saya banget baik lagu maupun dancenya, jadi kalem aja nontonnya. Walaupun baru saya sadar si tomboy Amber ternyata cantik sekali begitu di panggung. Dan saat f(x) performed jelas banget dukungan fansnya, bahkan melebihi SNSD. Sayangnya TRAX ga performed. Heechul dan Siwon juga absen. Kualitas penampilan tampang cowok jelas menurun (hihihihi).
Akhirnya setelah lama nunggu terdengar genta dipukul dan lampu berwarna biru menyinari di panggung gelap, tahu-tahu Changmin dan Yunho sudah menggantung.... kyaa-kyaaa-kyaaaa... penonton bergemuruh dan nyaris berdiri semuanya. Begitu Changmin masuk ke radar pandangan mata saya, eksistensi Yunho dan back dancernya memudar.... saya seperti memakai kacamata kuda hanya bisa melihat sosok Changmin di panggung. Asli saya ingin bisa ngefans Yunho setara dengan Changmin, tapi kenyataan berkata lain. Mirotic menggebrak panggung pertama, whuahhh... kualitas dance-nya berkali lipat dari artis lain yang dancenya bagus di video, tapi kurang chemistry di panggung.
TVXQ dan Beat Burger... ahhh... dancenya sama plek dengan dance di video mereka. Panggung dikuasai dengan apik. Selesai Mirotic kalau tidak salah nyambung ke Maximum, terus disambung B.U.G atau KYHD (lupa... urutannya). Sempat disela oleh salam dari mereka, yang dijawab dengan teriakan bergemuruh dari audience (saya ikutan tentunya), yang entah berapa decibel suara di dalam gedung saat itu, telinga saya sampai kesemutan kok nonton SMtown. Setelah itu disela dengan BoA (lagi) dan group lain... dan kemudian mereka muncul lagi dengan Rising Sun..... Uggghhhh.... Changmin dan Yunho menggila lagi di panggung.... Rock you!!
Tahu-tahu lagu Hope-nya HOT terdengar... ahhh... sudah sampai penutup. Changmin lucu banget di lagu akhir itu. Energi dalam tubuhnya masih tersisa dan dia ada dipanggung sendirian, tapi super aktif.... sementara orang-orang sudah maju ke depan. Kamera saya pun terfokus pada Changmin saja, beberapa kali Changmin melambai ke sisi panggung saya... sambil tersenyum lebar yang kata orang sini "grinning from ear to ear". Ahhh... ternyata saya beneran nge-fans dengan Changmin. Suara Changmin terdengar husky (mild) saat bicara di panggung. Jadi pengen nonton concert khusus TVXQ doang... ga puas nonton TVXQ di SMtown, terlalu sebentar.
Dan untuk saya TVXQ yang sekarang adalah the best TVXQ... hasil latihan yang disiplinnya mirip disiplin tentara baik dance dan nyanyinya. Mereka artis level international, jauh melampaui kualitas artis lainnya. Terimakasih Changmin & Yunho & Beat Burger... you rock, my men!!
Thursday, October 20, 2011
Holiday season
Saat bulan Oktober sudah mendekati ke akhir, berarti holiday season sudah mendekat. Waktunya shopping... ehmmm bukan buat saya, tapi buat orang US...hihihi... selain karena pergantian musim. (kubur baju musim panas dan beli mantel baru untuk winter, sekali lagi ini tidak berlaku untuk saya). Tapi berhubung saya akan ke NY, tidak ada salahnya beli satu dua barang, kalau ada yang menarik disana. Ok, stop ngelanturnya. Akhir bulan ada Halloween, November adalah Thanksgiving, Desember ada Natal dan Tahun Baru. Toko-toko mulai giat promosi supaya barangnya laku. Untung juga di Atlanta rada jauh ke pusat pertokoan, jadi godaan buka dompet mengecil. Lagipula saya sudah belanja tiket pesawat, hahaha.... Dan sekarang pusing muter otak buat nyari dana bayar hotel di San Francisco, bulan December nanti. Ah yang penting tiket udah ditangan, jadi harus pergi... lagian bego aja kalau ga sampai jalan-jalan disini. Mau ga mau mesti mengorek tabungan nih.
Karena ini tahun terakhir saya disini, saya mau menikmati suasanya sepenuhnya. Lagian saya utang hadiah buat teman saya, duh... beli apa ya buat dia? Biarpun saya ga natalan tahun lalu dia kasih hadiah yang lumayan ada harganya. Sedangkan saya cuma kasih dia buku masak karena ga nyangka aja dia bakal kasih hadiah. Puter otak!! Makanya besok di NYC mau sekalian lihat-lihat barang siapa tau ada yang menarik.
Buat saya sendiri, dengan melihat harga Kindle yang turun drastis, jadi pengen beli, dan akan bisa beli banyak buku tanpa kuatir bawanya, tinggal nyari versi Kindle. Sekarang sih saya benar-benar membatasi beli buku, karena ga mau repot saat pulang nanti. Kalau buku novel yang tidak menarik sih tinggal dibuang aja. Tapi textbook dan buku yang menarik lainnya sayang kalau ditinggalkan. Dikirim via pos, mahal, jadi bagus ga beli buku...sigh!
Saya jadi inget percakapan saya dengan ibu di masa lalu saat saya sudah mau lulus kuliah. Ibu menanyakan rencana saya kalau sudah lulus, saya waktu itu sudah bilang tidak mau jadi pegawai negri, tapi mau kerja di swasta saja. Terus tidak akan beli rumah dulu tapi mau menabung untuk jalan-jalan ke luar negri. Sebenarnya jarang banget saya ditanya rencana di masa depan oleh orang tua, mereka membebaskan saya untuk memilih jalan yang saya inginkan. Dan begitu ibu mendengar omongan saya, dia tahu anaknya pemimpi ulung yang tidak tahan diam di satu tempat. Balasannya singkat, iya didoakan supaya terkabul katanya. Sekarang saya mikir, kira-kira orangtua saya menyesal tidak membiarkan anaknya hidup bebas seenaknya. Sampai sekarangpun saya masih nebeng alamat permanen di rumah orangtua, walaupun kerja dimana-mana tetap tidak punya alamat tetap, karena hanya nge-kost atau ngontrak rumah saja. Dan diantara keluarga inti sayalah yang paling banyak jalan di tingkat nasional maupun internasional. Adik bungsu saya, baru berani jalan akhir-akhir ini. Dan masih level p Jawa, duh padahal dia cowok lho. Semangat jalan saya diturunkan dari kedua belah pihak. Ayah saya sendiri waktu mudanya sering tiba-tiba ngabur jalan sendirian sampai ke Jawa Tengah, sedangkan dari pihak ibu: kakek, nenek dan kakek buyut juga merantau dari tempat tinggal mereka menjelajah nyaris semua provinsi di Sumatra. Gimana saya ga jadi gatal kaki dan mengikuti jejak mereka. Saya suka membayangkan seandainya saya sempat ketemu kakek buyut sekarang (pakai mesin waktu misalnya) mungkin kami punya banyak hal yang sama untuk diperbincangkan, dan saya juga membayangkan betapa serunya menceritakan perjalanan saya pada nenek. Hiks... kangen dengan alm. nenek.
Karena ini tahun terakhir saya disini, saya mau menikmati suasanya sepenuhnya. Lagian saya utang hadiah buat teman saya, duh... beli apa ya buat dia? Biarpun saya ga natalan tahun lalu dia kasih hadiah yang lumayan ada harganya. Sedangkan saya cuma kasih dia buku masak karena ga nyangka aja dia bakal kasih hadiah. Puter otak!! Makanya besok di NYC mau sekalian lihat-lihat barang siapa tau ada yang menarik.
Buat saya sendiri, dengan melihat harga Kindle yang turun drastis, jadi pengen beli, dan akan bisa beli banyak buku tanpa kuatir bawanya, tinggal nyari versi Kindle. Sekarang sih saya benar-benar membatasi beli buku, karena ga mau repot saat pulang nanti. Kalau buku novel yang tidak menarik sih tinggal dibuang aja. Tapi textbook dan buku yang menarik lainnya sayang kalau ditinggalkan. Dikirim via pos, mahal, jadi bagus ga beli buku...sigh!
Saya jadi inget percakapan saya dengan ibu di masa lalu saat saya sudah mau lulus kuliah. Ibu menanyakan rencana saya kalau sudah lulus, saya waktu itu sudah bilang tidak mau jadi pegawai negri, tapi mau kerja di swasta saja. Terus tidak akan beli rumah dulu tapi mau menabung untuk jalan-jalan ke luar negri. Sebenarnya jarang banget saya ditanya rencana di masa depan oleh orang tua, mereka membebaskan saya untuk memilih jalan yang saya inginkan. Dan begitu ibu mendengar omongan saya, dia tahu anaknya pemimpi ulung yang tidak tahan diam di satu tempat. Balasannya singkat, iya didoakan supaya terkabul katanya. Sekarang saya mikir, kira-kira orangtua saya menyesal tidak membiarkan anaknya hidup bebas seenaknya. Sampai sekarangpun saya masih nebeng alamat permanen di rumah orangtua, walaupun kerja dimana-mana tetap tidak punya alamat tetap, karena hanya nge-kost atau ngontrak rumah saja. Dan diantara keluarga inti sayalah yang paling banyak jalan di tingkat nasional maupun internasional. Adik bungsu saya, baru berani jalan akhir-akhir ini. Dan masih level p Jawa, duh padahal dia cowok lho. Semangat jalan saya diturunkan dari kedua belah pihak. Ayah saya sendiri waktu mudanya sering tiba-tiba ngabur jalan sendirian sampai ke Jawa Tengah, sedangkan dari pihak ibu: kakek, nenek dan kakek buyut juga merantau dari tempat tinggal mereka menjelajah nyaris semua provinsi di Sumatra. Gimana saya ga jadi gatal kaki dan mengikuti jejak mereka. Saya suka membayangkan seandainya saya sempat ketemu kakek buyut sekarang (pakai mesin waktu misalnya) mungkin kami punya banyak hal yang sama untuk diperbincangkan, dan saya juga membayangkan betapa serunya menceritakan perjalanan saya pada nenek. Hiks... kangen dengan alm. nenek.
Wednesday, October 19, 2011
Weekend in NYC
Sudah hari kamis, lusa berangkat ke NYC, minggu nonton SMtown. Mulai ga konsentrasi dengan urusan sekolah, padahal ada midterm biostat hari selasanya. Satu-satunya kesempatan belajar adalah besok, atau textbook itu mesti diboyong ke NYC.
Berhubung suhu sudah mulai turun dan hujan mulai sering, cek ramalan cuaca dulu. Weekend di NYC diramalkan sunny dan hanya 60F. Sip, ga perlu bawa raincoat cukup trenchcoat aja, dan tidak perlu sibuk nenteng payung.
siippp cuaca mendukung untuk jalan-jalan...
Berhubung suhu sudah mulai turun dan hujan mulai sering, cek ramalan cuaca dulu. Weekend di NYC diramalkan sunny dan hanya 60F. Sip, ga perlu bawa raincoat cukup trenchcoat aja, dan tidak perlu sibuk nenteng payung.
siippp cuaca mendukung untuk jalan-jalan...
Tuesday, October 18, 2011
Bohong itu Tidak Gampang
Hari ini saya ketemu suami teman di kampus. Teman saya baru akan imigrasi ke sini akhir tahun ini. Sayang pertemuan hari ini membongkar satu lagi kebohongan teman saya. Saya terus terang agak menjauh dari teman ini, karena sifat bohongnya dia itu kronis. Yang susah saya kalau ada yang mengkonfirmasi kebohongan dia. Jadi kalau ga terlalu erat hubungannya malah enak, tinggal bilang tidak tahu saja pada yang nanya. Sebenarnya sudah banyak yang tahu hobi bohongnya itu. Dan info yang terakhir itu dia bilang akan pindah ke sini karena dia masuk ke salah satu organisasi pemerintah sini. Tapi sebego-begonya saya, karena uni saya punya hubungan erat dengan organisasi itu maka saya tahu dong birokrasinya. Jadi sejak awal dia bilang keterima disitu, saya sudah sangsi. Dan hari ini entah kenapa saya iseng nanya ke suaminya dan saya jadi kecewa karena jawaban suaminya membuat kesangsian saya terkonfirmasi. Duh... kenapa dia mesti bohong gitu sama saya sih? Saya tidak mengerti apa bohongnya itu keadaan pathologis atau kebiasaan saja. Saya sendiri bukan orang yang suci ga pernah bohong.
Sebagai manusia biasa saya akui beberapa hal saya sembunyikan, tapi memang hal-hal yang tidak layak jadi konsumsi publik.Tapi untuk masalah yang berkaitan dengan CV dan pengalaman kerja tidak ada yang bohong. Alasan resign dari satu pekerjaan adalah salah satu contoh kebohongan saya. Padahal saya ga betah di satu tempat kerja, tapi saya bohong bilang ke bos pengen deket ke orang tua supaya bisa jaga mereka. Kalau ada yang iseng nanya status saya di perjalanan, kalau saya ga suka atau ga percaya sama orangnya saya akan berbohong tanpa basa-basi, tanpa berkedip. Saya bisa create satu profile palsu untuk orang itu, termasuk nama dan alamat yang palsu juga... Tapi saya tidak akan bisa dengan mudah berbohong pada orang-orang yang dekat dengan saya.
Saya hanya berharap teman saya itu bisa berubah sifat bohongnya, karena tidak akan enak hidup di negara orang, menikah dengan orang asing yang berbeda budaya dan kebiasaannya, berbeda nilai dan visi. Tadi aja suaminya sudah sedikit curhat dia bilang bakal rumit juga mencarikan kerja untuk istrinya. Saya cuma menangkap isyarat untuk berada di luar jangkauan teman saya, bisa gawat kalau saya dijadikan bumper oleh teman saya kalau mereka sedang berada dalam konflik. Ga pengen terlibat konflik pasangan, ini ibarat gajah dan harimau berkelahi, pelanduk mati ditengah-tengah...
Sebagai manusia biasa saya akui beberapa hal saya sembunyikan, tapi memang hal-hal yang tidak layak jadi konsumsi publik.Tapi untuk masalah yang berkaitan dengan CV dan pengalaman kerja tidak ada yang bohong. Alasan resign dari satu pekerjaan adalah salah satu contoh kebohongan saya. Padahal saya ga betah di satu tempat kerja, tapi saya bohong bilang ke bos pengen deket ke orang tua supaya bisa jaga mereka. Kalau ada yang iseng nanya status saya di perjalanan, kalau saya ga suka atau ga percaya sama orangnya saya akan berbohong tanpa basa-basi, tanpa berkedip. Saya bisa create satu profile palsu untuk orang itu, termasuk nama dan alamat yang palsu juga... Tapi saya tidak akan bisa dengan mudah berbohong pada orang-orang yang dekat dengan saya.
Saya hanya berharap teman saya itu bisa berubah sifat bohongnya, karena tidak akan enak hidup di negara orang, menikah dengan orang asing yang berbeda budaya dan kebiasaannya, berbeda nilai dan visi. Tadi aja suaminya sudah sedikit curhat dia bilang bakal rumit juga mencarikan kerja untuk istrinya. Saya cuma menangkap isyarat untuk berada di luar jangkauan teman saya, bisa gawat kalau saya dijadikan bumper oleh teman saya kalau mereka sedang berada dalam konflik. Ga pengen terlibat konflik pasangan, ini ibarat gajah dan harimau berkelahi, pelanduk mati ditengah-tengah...
Monday, October 17, 2011
Bingung
Kalau saya menatap wajahnya dia akan menunduk, memalingkan muka, atau pindah ke lokasi yang ada penghalangnya.
Lapang pandang perempuan lebih dari 180 derajat, lebih luas dari lapang pandang laki-laki.
Jadi mata saya mungkin menatap layar komputer, tapi saya menangkap dia sengaja memandang saya saat naik tangga.
Kelakuannya bikin saya bingung.
-lagi ga pengen curhat panjang dan lebar
karena hati saya gedebak-gedebuk ga jelas rasanya saya perlu mengeluarkan semua perasaan. (tapi saya juga bersin-bersin, jangan-jangan mau demam ni ~ ahh.. stress bisa memperburuk kondisi tubuh, udah keluarin aja semua unek-unek itu).
Saat saya mencari kompie yang kosong, yang available cuma kompie yang menghadap ke tangga. Sempat juga nyari ke bagian yang biasa tapi full, ada sih yang kosong cuma saya malas ngelewatin orang, sedang kompie yang menghadap tangga itu ada dipinggir dan sebelahnya kosong. Dan saat saya jalan menuju ke meja itulah saya melihat dia di salah satu sudut sedang menatap layar kompie. Ga tahu apa dia ngeh saya duduk di situ atau tidak.
Ga lama setelah buka kompie, fellows tahun pertama dari Meksiko yang tinggi dan cute, menanyakan tugas salah satu kelas pada saya. Kami chatting sejenak, dia lucu anaknya, tinggi banget tapi baby face dan lembut. (Dia tahu ga ya? Maunya saya, supaya dia merasa sedikit sebal dong). Dan malam ini saya berharap gedebukan di jantung karena terkoneksi ke perasaan dia yang lagi mikirin saya. (berilusi seperti ini tidak akan menyakiti siapapun kecuali diri saya sendiri bukan?)
Dan di akhir hari ini cuma bisa mengingatkan diri bahwa saya sudah menjalani sebagian hidup ini sendirian. Tidak gampang untuk menaklukan iri pada orang-orang yang punya pasangan. Dan tidak mudah untuk tidak mensubstitusi cinta yang saya cari dengan pertemanan. Tapi mau gimana lagi, saya juga tidak punya keberanian dan kepercayaan diri untuk approach dia. Jadi yaah... terima resiko saja, hidup menjadi orang bego. Waktu saya di negara dia pun sudah tinggal hitungan bulan. Jadi ga perlu dipikirkan, kalau bisa melihat dia, saya euphoria, dan hari terasa lebih cerah. Kalau tidak melihat dia (seperti 2 minggu terakhir ini) juga ga perlu down, masih banyak hal yang harus saya lakukan bukan daripada mental down dan tidak mengerjakan apa-apa.
totally bodoh dan pathetic... tapi... weekend ini saya akan menikmati kota besar dan nonton SMTown... so rasanya tidak terlalu buruk situasinya bukan?
Lapang pandang perempuan lebih dari 180 derajat, lebih luas dari lapang pandang laki-laki.
Jadi mata saya mungkin menatap layar komputer, tapi saya menangkap dia sengaja memandang saya saat naik tangga.
Kelakuannya bikin saya bingung.
-
karena hati saya gedebak-gedebuk ga jelas rasanya saya perlu mengeluarkan semua perasaan. (tapi saya juga bersin-bersin, jangan-jangan mau demam ni ~ ahh.. stress bisa memperburuk kondisi tubuh, udah keluarin aja semua unek-unek itu).
Saat saya mencari kompie yang kosong, yang available cuma kompie yang menghadap ke tangga. Sempat juga nyari ke bagian yang biasa tapi full, ada sih yang kosong cuma saya malas ngelewatin orang, sedang kompie yang menghadap tangga itu ada dipinggir dan sebelahnya kosong. Dan saat saya jalan menuju ke meja itulah saya melihat dia di salah satu sudut sedang menatap layar kompie. Ga tahu apa dia ngeh saya duduk di situ atau tidak.
Ga lama setelah buka kompie, fellows tahun pertama dari Meksiko yang tinggi dan cute, menanyakan tugas salah satu kelas pada saya. Kami chatting sejenak, dia lucu anaknya, tinggi banget tapi baby face dan lembut. (Dia tahu ga ya? Maunya saya, supaya dia merasa sedikit sebal dong). Dan malam ini saya berharap gedebukan di jantung karena terkoneksi ke perasaan dia yang lagi mikirin saya. (berilusi seperti ini tidak akan menyakiti siapapun kecuali diri saya sendiri bukan?)
Dan di akhir hari ini cuma bisa mengingatkan diri bahwa saya sudah menjalani sebagian hidup ini sendirian. Tidak gampang untuk menaklukan iri pada orang-orang yang punya pasangan. Dan tidak mudah untuk tidak mensubstitusi cinta yang saya cari dengan pertemanan. Tapi mau gimana lagi, saya juga tidak punya keberanian dan kepercayaan diri untuk approach dia. Jadi yaah... terima resiko saja, hidup menjadi orang bego. Waktu saya di negara dia pun sudah tinggal hitungan bulan. Jadi ga perlu dipikirkan, kalau bisa melihat dia, saya euphoria, dan hari terasa lebih cerah. Kalau tidak melihat dia (seperti 2 minggu terakhir ini) juga ga perlu down, masih banyak hal yang harus saya lakukan bukan daripada mental down dan tidak mengerjakan apa-apa.
totally bodoh dan pathetic... tapi... weekend ini saya akan menikmati kota besar dan nonton SMTown... so rasanya tidak terlalu buruk situasinya bukan?
Thursday, October 13, 2011
Point of No Return for TVXQ
Keluarnya album terbaru ini seharusnya membuat fans lama TVXQ sadar bahwa ada perubahan seiring waktu. Yang lalu sudah jadi sejarah walaupun ex-membernya masih ngotot ingin memakai nama group yang mereka campakan. Album baru merupakan babak baru dan sudah melewati point of no return. Grace period sudah lewat, kawan, jadi pintu kembali tampaknya akan sukar untuk dibuka.
Saya tentu lebih senang dengan formasi baru ini. Karena kedua orang itu akhirnya bisa mengeksplorasi kemampuan mereka setinggi-tingginya. Mereka berani keluar dari zona aman, dan bekerja keras menciptakan image baru dan performance yang sempurna. Mereka berdua saling menyesuaikan kelebihan secara harmonis dan kelemahan yang mereka milikin mereka coba ubah.
Tehnik menyanyi Changmin sejak awal memang selalu berubah, dari satu album ke album lainnya selalu meningkat, tapi hanya di spesialisasi nada tinggi. Yunho karena jatah menyanyinya sedikit dan lebih ke dance, sulit untuk dilihat kemajuannya saat mereka masih berlima. Setelah mereka duet, Yunho meningkatkan kualitas tehnik menyanyinya dan mengejar kemampuan Changmin, sementara Changmin selain mencoba nge-rap juga meningkatkan dance-nya. Changmin tidak lagi bersembunyi dibelakang member lain saat diwawancara, mereka hanya berdua, tentu dia harus menyumbangkan suara dalam setiap wawancara.
Saya membeli album mereka karen sangat beda dengan genre musik yang diusung artis Korea lain. Walaupun saya suka banyak lagu pop Korea lain. Sama saja dengan musik Jepang, saya hanya beli L'arc-en-ciel, walaupun suka dengan SMAP dan Arashi.
Dan ga nyesal beli album ini, kualitas menyanyi mereka matang, ekspresinya juga bagus, membuat mood kita enak. Katanya mereka akan mengeluarkan single baru di bulan November, tapi saya belum berminat pre-order, dompet masih babak belur gara-gara beli 3 versi TONE first edition. Haha...
foto diatas saya crop dari booklet mereka.
Barbie syndrome
Standard cantik itu selalu berubah-ubah sepanjang masa. Indikator cantik untuk ukuran tubuh saat adalah gepeng kurus kerempeng seperti badan model alias Barbie syndrome. Disclaimer: Barbie syndrome istilah iseng saya, tidak ada legalitasnya. Penyakit yang berkaitan dengan berat badan, anorexia dan bulimia sudah banyak dikenal orang. Study ilmiah sendiri mengatakan bahwa lebih dari 50% perempuan tidak puas dengan ukuran tubuhnya. Banyak cara dilakukan supaya kurus, mulai dari diet, minum obat, olahraga, sampai operasi. Sayangnya penelitian terakhir menunjukan bahwa mereka yang BMI >35 atau BMI <18 sama-sama meningkat resiko kena penyakit jantung. Dan mereka yang overweigth BMI 25 - <35 malah terbukti lebih rendah resiko kena penyakit jantung. Tapi mereka yang overweight tapi aktif bergerak dan kurus aktif bergerak berada di level yang sama untuk terlindungi dari penyakit jantung. Whuahahaha.. betapa bahagianya saya dengan BMI di range overweigth dan rajin jalan kemana-mana. Kesimpulannya bukan masalah di berat badan tapi pada kegiatan fisiknya.
Saya mau dimana-mana pun lebih senang jalan kaki dari pada naik kendaraan. Walaupun di Bandung tidak begitu aman untuk pejalan kaki, ga ada trotoar dan motor yang sering menggunakan area untuk pejalan kaki. Tapi sedapat mungkin saya jalan kalau jaraknya masih bisa ditempuh dengan kaki. Walaupun sering kena sindiran tukang ojek/angkot yang menganggap saya pelit. Demikian juga di luar Jawa, saya selalu memilih lokasi tempat tinggal sedekat mungkin dengan kantor, jadi tidak perlu transportasi, cukup jalan. Karena pulang pergi kantor sering jalan, banyak mitra yang menganggap saya sedikit aneh.
Di Atlanta saya tambah sering jalan karena transportasi publik jarang. Pertamanya berat banget, karena daerahnya berbukit, kalau pas dapat tanjakan lumayan juga, apalagi waktu summer. Teman-teman saya yang berasal dari luar US, paling malas jalan, mereka mengandalkan shuttle, dan paling ketat melihat jadwal shuttle bus kampus. Pas weekend, pada mengeluh karena kebanyakan shuttle bus nya libur, sehingga pilihan mereka cuma 2 naik bus umum atau jalan. Mereka ini yang suka nanya, kalau belanja gimana caranya? Kalau saya jawab jalan, muka mereka suka tersiksa... hehehe... maklumlah apartemen mereka bertetangga dengan supermarket.
Keuntungan jalan ini satu, bikin jantung kuat, ngebandinginnya gampang, apartemen saya ada di lantai 3, nah saya sih enteng aja naik tangga, teman-teman mampir sering banget ngos-ngosan sampai di lantai atas. Bikin saya ngakak melihat muka mereka yang memucat. Duh... baru 3 lantai gimana kalau sepuluh lantai? Satu orang malah nanya, emang ada lift? huahauahauhaaa.... 3 lantai pakai lift bukannya pemborosan yak? Karena yang pertama mampir badannya rada subur, saat itu saya anggap kondisi saya biasa saja, tapi setelah terbukti banyak yang ngosngosan, baru deh saya ngeh keuntungan dari jalan kaki itu. Sekarang ini yang harus saya lakukan adalah mengikis lemak yang tertimbun di perut, mesti rajin berenang ... gaahhhh... kenapa masih malas ya?
Saya mau dimana-mana pun lebih senang jalan kaki dari pada naik kendaraan. Walaupun di Bandung tidak begitu aman untuk pejalan kaki, ga ada trotoar dan motor yang sering menggunakan area untuk pejalan kaki. Tapi sedapat mungkin saya jalan kalau jaraknya masih bisa ditempuh dengan kaki. Walaupun sering kena sindiran tukang ojek/angkot yang menganggap saya pelit. Demikian juga di luar Jawa, saya selalu memilih lokasi tempat tinggal sedekat mungkin dengan kantor, jadi tidak perlu transportasi, cukup jalan. Karena pulang pergi kantor sering jalan, banyak mitra yang menganggap saya sedikit aneh.
Di Atlanta saya tambah sering jalan karena transportasi publik jarang. Pertamanya berat banget, karena daerahnya berbukit, kalau pas dapat tanjakan lumayan juga, apalagi waktu summer. Teman-teman saya yang berasal dari luar US, paling malas jalan, mereka mengandalkan shuttle, dan paling ketat melihat jadwal shuttle bus kampus. Pas weekend, pada mengeluh karena kebanyakan shuttle bus nya libur, sehingga pilihan mereka cuma 2 naik bus umum atau jalan. Mereka ini yang suka nanya, kalau belanja gimana caranya? Kalau saya jawab jalan, muka mereka suka tersiksa... hehehe... maklumlah apartemen mereka bertetangga dengan supermarket.
Keuntungan jalan ini satu, bikin jantung kuat, ngebandinginnya gampang, apartemen saya ada di lantai 3, nah saya sih enteng aja naik tangga, teman-teman mampir sering banget ngos-ngosan sampai di lantai atas. Bikin saya ngakak melihat muka mereka yang memucat. Duh... baru 3 lantai gimana kalau sepuluh lantai? Satu orang malah nanya, emang ada lift? huahauahauhaaa.... 3 lantai pakai lift bukannya pemborosan yak? Karena yang pertama mampir badannya rada subur, saat itu saya anggap kondisi saya biasa saja, tapi setelah terbukti banyak yang ngosngosan, baru deh saya ngeh keuntungan dari jalan kaki itu. Sekarang ini yang harus saya lakukan adalah mengikis lemak yang tertimbun di perut, mesti rajin berenang ... gaahhhh... kenapa masih malas ya?
Tuesday, October 11, 2011
Award kapitalis
Untuk mereka yang ngefans dengan artis Korea, menjelang akhir tahun semakin ramai dengan berbagai upaya fans medongkrak popularitas artisnya. Mulai dari ngevoting gila-gilaan sampai beli album dalam jumlah besar agar di akhir tahun artisnya bisa mendapatkan award. Dan dengan globalisasi di dunia, belanja online, dengan mudah kita bisa kok pesan CD langsung, bahkan sampai yang first edition dan bukan bajakan (kalau belinya di situs terpercaya).
Untuk aktor dan aktris biasanya lebih sehat cara awardnya, tidak sampai melibatkan uang, hanya perlu waktu untuk voting gila-gilaan. Tapi beda lagi untuk idol, berbagai proyek beli album dilakukan disini, plus voting. Saya cuma bisa nyengir karena semakin banyak kegilaan ini semakin untung dong produser atau promotornya. Padahal mereka juga sudah melakukan berbagai trik kapitalis supaya fans beli lebih dari satu album. Sekali keluar album atau single baru bukan hanya satu versi tapi beberapa versi.
Untuk proyek award biasanya dipilih versi paling murah, yang minimal harganya $16. Dan fans akan teriak-teriak, ayo dong dukung cuma $16 ini sekali makan steak aja bisa lebih dari $20. Tapi saya tidak tertarik untuk ikutan gila. Lha sebagai fans yang baik saya sudah dukung dengan membeli semua versi album barunya, saya beli CD OST dramanya tidak satu bahkan 2, saya beli singlenya, saya beli re-package album sebelumnya sampai 2 dan saya beli album aslinya (walaupun kasus yang terakhir terjadi karena paketnya nyasar ke kantor apartemen, saya yang ga teliti ngetrack pengirimannya, langsung pesan baru, padahal ada 2 paket bertengger di kantor manajer apartemen). Tapi gpp, rela aja karena saya mengapresiasi karya mereka.
Proyek beli album untuk mendongkrak penjualan supaya dapat award, menurut saya kasihan artisnya. Mending mana album laku 500,000 copy dibeli oleh 50,000 orang atau laku 300,000 dan dibeli oleh 250,000 orang? Dan memang sih prinsip saya mending duitnya saya sumbangkan untuk unrestricted dana buat NGO yang punya proyek gizi di sub-sahara. Saya tau donasi unrestricted akan banyak dipakai untuk sewa rumah dan hired staff, tapi memangnya ada proyek yang bisa jalan kalau ga ada staff apa? Saya rasa artis yang saya dukung lebih senang saya menyumbangkan uang untuk kasus famine dibandingkan uangnya saya pakai untuk mendongkrak penjualan album mereka.
Jadi biar deh dicap fans pelit, yang jelas saya selalu beli album original artis yang saya dukung. Rasanya saya sudah menyumbang lebih dari yang seperlunya untuk kesejahteraan mereka.
Untuk aktor dan aktris biasanya lebih sehat cara awardnya, tidak sampai melibatkan uang, hanya perlu waktu untuk voting gila-gilaan. Tapi beda lagi untuk idol, berbagai proyek beli album dilakukan disini, plus voting. Saya cuma bisa nyengir karena semakin banyak kegilaan ini semakin untung dong produser atau promotornya. Padahal mereka juga sudah melakukan berbagai trik kapitalis supaya fans beli lebih dari satu album. Sekali keluar album atau single baru bukan hanya satu versi tapi beberapa versi.
Untuk proyek award biasanya dipilih versi paling murah, yang minimal harganya $16. Dan fans akan teriak-teriak, ayo dong dukung cuma $16 ini sekali makan steak aja bisa lebih dari $20. Tapi saya tidak tertarik untuk ikutan gila. Lha sebagai fans yang baik saya sudah dukung dengan membeli semua versi album barunya, saya beli CD OST dramanya tidak satu bahkan 2, saya beli singlenya, saya beli re-package album sebelumnya sampai 2 dan saya beli album aslinya (walaupun kasus yang terakhir terjadi karena paketnya nyasar ke kantor apartemen, saya yang ga teliti ngetrack pengirimannya, langsung pesan baru, padahal ada 2 paket bertengger di kantor manajer apartemen). Tapi gpp, rela aja karena saya mengapresiasi karya mereka.
Proyek beli album untuk mendongkrak penjualan supaya dapat award, menurut saya kasihan artisnya. Mending mana album laku 500,000 copy dibeli oleh 50,000 orang atau laku 300,000 dan dibeli oleh 250,000 orang? Dan memang sih prinsip saya mending duitnya saya sumbangkan untuk unrestricted dana buat NGO yang punya proyek gizi di sub-sahara. Saya tau donasi unrestricted akan banyak dipakai untuk sewa rumah dan hired staff, tapi memangnya ada proyek yang bisa jalan kalau ga ada staff apa? Saya rasa artis yang saya dukung lebih senang saya menyumbangkan uang untuk kasus famine dibandingkan uangnya saya pakai untuk mendongkrak penjualan album mereka.
Jadi biar deh dicap fans pelit, yang jelas saya selalu beli album original artis yang saya dukung. Rasanya saya sudah menyumbang lebih dari yang seperlunya untuk kesejahteraan mereka.
Monday, October 10, 2011
Baking
Saya selalu percaya diri kalau masak main dish dan finger food, tinggal nyari resep dan persediaan bahan/bumbu lengkap jadi deh makanan yang bisa disantap manusia. Tapi lain cerita kalau bikin kue alias baking. Pengalaman saya hanya jadi asisten tukang parut keju, tukang parut kelapa atau bikin isian nastar. Semua resep dan proses bikin hanya dikuasai ibu saya dan saking ogah bantat memang beliyaw tidak pernah mengijinkan saya bikin kue. Dan pas selera saya lebih ke yang asin-asin daripada yang manis, ketertarikan saya untuk bikin kue: nol besar. Bukannya ga suka kue, kalau kepengen banget kan tinggal beli ke toko kue. Apalagi di Indonesia sampai ke pelosok pun selalu ada orang yang jual kue basah maupun kue kering, yang tradisional maupun yang fussion.
Di US beli kue diirit banget, pertama: harganya mahal, kedua: rasanya terlalu manis. Saya ga pernah ngerti dengan cupcake. Sekali gigit aja bisa bikin gigi bolong (exagerated mode on) ditambah creamnya yang kaya dengan cholesterol. Untuk kue basah disini saya palingan beli mochi, itupun kalau sedang belanja ke H-mart atau farmers market. Pengennya sih lemper tapi yang jual hanya resto khusus Indonesia. Setelah dikenalkan dengan toko tahu Vietnam, pilihan saya lebih banyak lagi karena bisa ketemu onde-onde, kue lapis, ketan gula, dengan harga murah pula dibanding. Masalah utama saya adalah transportasi, kalau naik bis bisa tapi mesti ganti bis satu kali, artinya $8 pp untuk belanja paling banyak $10, berat di ongkos dwueh. Nah kalau sudah begini akhirnya jadi penasaran pengen bikin kue sendiri.
Sudah niat pengen nyoba bikin kastengel tapi belum keluar inspirasinya (alias masih malas nyoba). Dan lagi yang terbayang di otak saya adalah cake coklat, sayang untuk bikinnya butuh mixer. (Huh... delete ide itu) Pilihan saya beralih ke raspberry bar. Ni kue enak banget karena mengandalkan manisnya selai sedangkan di bahan kuenya sendiri cuma perlu ditambah butter cair saja. Ga perlu mixer dan cepat pula bakingnya. Percobaan pertama langsung sukses... (kalau sampai gagal bikin kue ini, perlu dipertanyakan kemampuan baca tulisnya). Kalau di buku resep tingkat kesulitannya: gampang banget dan ga perlu tanda bintang.... anak-anak SD pun pasti bisa bikin.
Yeah... sapa bilang masak itu rumit? Saya suka pengen ketawa kalau ada yang bilang ga bisa masak, ga bisa bedain bumbu... itu mah bukan ga bisa masak, tapi ga mau masak. Dan saya juga suka heran kalau orang-orang meragukan kemampuan masak saya, emang saya punya tampang nyonyah2 besar yang musti diladenin orang?
Di US beli kue diirit banget, pertama: harganya mahal, kedua: rasanya terlalu manis. Saya ga pernah ngerti dengan cupcake. Sekali gigit aja bisa bikin gigi bolong (exagerated mode on) ditambah creamnya yang kaya dengan cholesterol. Untuk kue basah disini saya palingan beli mochi, itupun kalau sedang belanja ke H-mart atau farmers market. Pengennya sih lemper tapi yang jual hanya resto khusus Indonesia. Setelah dikenalkan dengan toko tahu Vietnam, pilihan saya lebih banyak lagi karena bisa ketemu onde-onde, kue lapis, ketan gula, dengan harga murah pula dibanding. Masalah utama saya adalah transportasi, kalau naik bis bisa tapi mesti ganti bis satu kali, artinya $8 pp untuk belanja paling banyak $10, berat di ongkos dwueh. Nah kalau sudah begini akhirnya jadi penasaran pengen bikin kue sendiri.
Sudah niat pengen nyoba bikin kastengel tapi belum keluar inspirasinya (alias masih malas nyoba). Dan lagi yang terbayang di otak saya adalah cake coklat, sayang untuk bikinnya butuh mixer. (Huh... delete ide itu) Pilihan saya beralih ke raspberry bar. Ni kue enak banget karena mengandalkan manisnya selai sedangkan di bahan kuenya sendiri cuma perlu ditambah butter cair saja. Ga perlu mixer dan cepat pula bakingnya. Percobaan pertama langsung sukses... (kalau sampai gagal bikin kue ini, perlu dipertanyakan kemampuan baca tulisnya). Kalau di buku resep tingkat kesulitannya: gampang banget dan ga perlu tanda bintang.... anak-anak SD pun pasti bisa bikin.
Yeah... sapa bilang masak itu rumit? Saya suka pengen ketawa kalau ada yang bilang ga bisa masak, ga bisa bedain bumbu... itu mah bukan ga bisa masak, tapi ga mau masak. Dan saya juga suka heran kalau orang-orang meragukan kemampuan masak saya, emang saya punya tampang nyonyah2 besar yang musti diladenin orang?
Sunday, October 09, 2011
The Princess Man : Tamat
Serial itu selesai di episode 24. Rada antiklimaks karena kedua tokohnya tetap hidup tidak seperti Romeo & Juliet yang tragis. Win-win solution sih, karena Seung Yoo walaupun hidup dijadikan buta dan gagal membunuh raja yang notabene ayah Se Ryung bisa menjalani hidup bersama Se Ryung dan anak mereka. King Sejo sendiri setelah beberapa saat malah bahagia karena ratu -ibunya Se Ryung- memalsukan kematian anak dan menantunya.
Untuk saya serial ini sangat menarik walaupun masih kalah dengan the Painter of the Wind. Walaupun akting Park Shi Hoo ok, tapi akting Moon Cha Woon kalau tidak sedang duet akting lawan Park Shi Hoo, agak kedodoran. Beda banget dengan Moon Geun Young yang aktingnya seimbang dengan Park Shin Yang di the Painter of the Wind. Sama-sama Park lawan Moon, sama-sama sageuk, sama-sama tragis tapi beda keluarannya. Bakat akting Moon Geun Young memang no 1.
Sekarang saya vakum dulu, ada sih beberapa series yang saya tonton, tapi belum ada yang menarik seperti The Princess Man. Tahun ini dimulai dengan (pertengahan) The Secret Garden, trus Paradise Ranch, trus 49 Days trus Lie to Me & the greatest love trus The Princess Man. Dari semua series itu belum ada yang bisa dijagokan karena imbang plus minusnya buat saya. Ga tau buat orang Korea, selera saya sering berlawanan dengan rating di Korea. Kalau ratingnya bagus, saya kadang ga suka, yang saya suka ratingnya jeblok. Hanya Secret Garden dan the Princess Man yang saya suka dan ratingnya bagus.
BTW, enak lho nonton online dibanding beli bajakan karena ga ada macetnya... hihihi... tapi sepertinya tidak akan terdukung oleh internet di Indonesia saat saya pulang kampuang tahun depan.
Untuk saya serial ini sangat menarik walaupun masih kalah dengan the Painter of the Wind. Walaupun akting Park Shi Hoo ok, tapi akting Moon Cha Woon kalau tidak sedang duet akting lawan Park Shi Hoo, agak kedodoran. Beda banget dengan Moon Geun Young yang aktingnya seimbang dengan Park Shin Yang di the Painter of the Wind. Sama-sama Park lawan Moon, sama-sama sageuk, sama-sama tragis tapi beda keluarannya. Bakat akting Moon Geun Young memang no 1.
Sekarang saya vakum dulu, ada sih beberapa series yang saya tonton, tapi belum ada yang menarik seperti The Princess Man. Tahun ini dimulai dengan (pertengahan) The Secret Garden, trus Paradise Ranch, trus 49 Days trus Lie to Me & the greatest love trus The Princess Man. Dari semua series itu belum ada yang bisa dijagokan karena imbang plus minusnya buat saya. Ga tau buat orang Korea, selera saya sering berlawanan dengan rating di Korea. Kalau ratingnya bagus, saya kadang ga suka, yang saya suka ratingnya jeblok. Hanya Secret Garden dan the Princess Man yang saya suka dan ratingnya bagus.
BTW, enak lho nonton online dibanding beli bajakan karena ga ada macetnya... hihihi... tapi sepertinya tidak akan terdukung oleh internet di Indonesia saat saya pulang kampuang tahun depan.
Coba-coba
Coba-coba #1: Kucai segar
Saya dikenalkan dengan kucai atau Gau Choy atau garlic chives segar oleh teman saya yang asalnya China daratan. Setiap kali kami ke farmers market, teman saya selalu beli garlic chives, saya yang ga ngeh kalau itu daun kucai segar ga pernah beli, padahal tiap kali belanja teman saya selalu promosi sayur itu. Saya rada malas beli karena judulnya pake "garlic". Sampai beberapa saat yang lalu kami belanja di grosiran China dan seperti biasa teman saya promosi "kamu mesti coba, mumpung lagi diskon dan fresh banget". Naluri coba-coba saya muncul mendengar harga seikatnya dibawah $1, kalau ga suka pun ga rugi.
Teman saya sih bilang masukin dadar telur aja, ok katanya. Sesuai dengan saran expert saya bikin dadar pake garlic chive. Dan saya langsung suka dengan rasanya, ga ada bau bawang seperti bawang daun, dan renyah banget. Selain itu mudah dicerna, karena ukurannya kecil seratnya jadi mudah ditelan, tidak seperti sayur lainnya. Saat saya google di internet ternyata bahasa Indonesianya adalah daun kucai. Whuah, selama ini cuma makan yang sudah diasin doang, ga pernah ngerti dengan segarnya.
Dan eksperimen saya berlanjut, ngebayangin kayaknya enak banget kalau dimasukan ke dalam mie goreng (Kebetulan saya menemukan salah satu merek mie goreng instan yang enak. Bukan mie goreng ala indomie dan kawan-kawannya, pas dibikin mirip mie goreng tek-tek abang-abang. Mie nya sendiri lebih sehat karena mirip soba kering, jadi ga ada minyaknya seperti ramen korea. Kalau direbus jadi seperti mie telor). Dan rasanya memang ajib. Sayur ini bakal jadi a must buy kalau belanja di farmers market.
Coba-coba #2: Irish Oatmeal
Perempuan sebelum menopause lebih rendah resiko kena CHD (cardiovascular disease) alias penyakit jantung dan pembuluh darah, keuntungan punya estrogen dan bukan testosteron :-). Tapi biarpun belum menopause, semakin bertambah umur semakin tambah paranoid dengan urusan metabolisme dalam tubuh. Gejalanya sih sepele, ngantuk yang luar biasa di siang hari. Ini bisa diakibatkan oleh intoleran glukosa atau high cholesterol atau anemi kronis. Apapun penyebabnya saya sudah harus kontrol makanan, karena tanpa kena penyakit apapun, obese mengintai dari setiap sudut di benua kaya ini. Porsi makanan yang besarnya ga ketulungan, bahkan snack yang sepertinya sehat seperti yoghurtpun kalau beli di kantin ukurannya super.
Strategi belanja pun diatur, mulai stock tuna kaleng dan tidak beli ayam atau daging sebelum persediaan di lemari es habis. Untuk kudapan saya menyediakan buah dan yoghurt, biasanya saya beli muffin atau pastry dengan jatah 1 pcs /hari. Walaupun minggu ini tidak tahan godaan akhirnya beli cookies juga paket kecil. Dan hari ini saya iseng belanja irish oatmeal. Tertarik dengan kemasan kalengnya sih, tapi pas dibuka memang bentuknya beda dengan outmeal merek biasa. Outmealnya masih berbentuk biji-bijian jadi mirip dengan butiran beras yang hancur dan tidak hasil gepeng seperti outmeal biasa. Promosi outmeal kan menyerap cholesterol dalam darah. Jadi masuk kategori sehat kan? Tapi belum jelas juga rasanya seperti apa.
Saya dikenalkan dengan kucai atau Gau Choy atau garlic chives segar oleh teman saya yang asalnya China daratan. Setiap kali kami ke farmers market, teman saya selalu beli garlic chives, saya yang ga ngeh kalau itu daun kucai segar ga pernah beli, padahal tiap kali belanja teman saya selalu promosi sayur itu. Saya rada malas beli karena judulnya pake "garlic". Sampai beberapa saat yang lalu kami belanja di grosiran China dan seperti biasa teman saya promosi "kamu mesti coba, mumpung lagi diskon dan fresh banget". Naluri coba-coba saya muncul mendengar harga seikatnya dibawah $1, kalau ga suka pun ga rugi.
Teman saya sih bilang masukin dadar telur aja, ok katanya. Sesuai dengan saran expert saya bikin dadar pake garlic chive. Dan saya langsung suka dengan rasanya, ga ada bau bawang seperti bawang daun, dan renyah banget. Selain itu mudah dicerna, karena ukurannya kecil seratnya jadi mudah ditelan, tidak seperti sayur lainnya. Saat saya google di internet ternyata bahasa Indonesianya adalah daun kucai. Whuah, selama ini cuma makan yang sudah diasin doang, ga pernah ngerti dengan segarnya.
Dan eksperimen saya berlanjut, ngebayangin kayaknya enak banget kalau dimasukan ke dalam mie goreng (Kebetulan saya menemukan salah satu merek mie goreng instan yang enak. Bukan mie goreng ala indomie dan kawan-kawannya, pas dibikin mirip mie goreng tek-tek abang-abang. Mie nya sendiri lebih sehat karena mirip soba kering, jadi ga ada minyaknya seperti ramen korea. Kalau direbus jadi seperti mie telor). Dan rasanya memang ajib. Sayur ini bakal jadi a must buy kalau belanja di farmers market.
Coba-coba #2: Irish Oatmeal
Perempuan sebelum menopause lebih rendah resiko kena CHD (cardiovascular disease) alias penyakit jantung dan pembuluh darah, keuntungan punya estrogen dan bukan testosteron :-). Tapi biarpun belum menopause, semakin bertambah umur semakin tambah paranoid dengan urusan metabolisme dalam tubuh. Gejalanya sih sepele, ngantuk yang luar biasa di siang hari. Ini bisa diakibatkan oleh intoleran glukosa atau high cholesterol atau anemi kronis. Apapun penyebabnya saya sudah harus kontrol makanan, karena tanpa kena penyakit apapun, obese mengintai dari setiap sudut di benua kaya ini. Porsi makanan yang besarnya ga ketulungan, bahkan snack yang sepertinya sehat seperti yoghurtpun kalau beli di kantin ukurannya super.
Strategi belanja pun diatur, mulai stock tuna kaleng dan tidak beli ayam atau daging sebelum persediaan di lemari es habis. Untuk kudapan saya menyediakan buah dan yoghurt, biasanya saya beli muffin atau pastry dengan jatah 1 pcs /hari. Walaupun minggu ini tidak tahan godaan akhirnya beli cookies juga paket kecil. Dan hari ini saya iseng belanja irish oatmeal. Tertarik dengan kemasan kalengnya sih, tapi pas dibuka memang bentuknya beda dengan outmeal merek biasa. Outmealnya masih berbentuk biji-bijian jadi mirip dengan butiran beras yang hancur dan tidak hasil gepeng seperti outmeal biasa. Promosi outmeal kan menyerap cholesterol dalam darah. Jadi masuk kategori sehat kan? Tapi belum jelas juga rasanya seperti apa.
Sunday, October 02, 2011
Menipu diri
Saya bersyukur karena frekuensi saya melihat dia meningkat dari perkiraan sebelumnya. Dan semua pertemuan itu jarang bisa diprediksi. Saat saya tidak berharap bisa melihat wajahnya tiba-tiba saya bisa melihat dia sekilas. Saat saya memperkirakan akan bisa melihat dia, kesempatan itu tidak terjadi.
Semakin sering saya melihatnya semakin serakah perasaan saya. Semakin lama dia semakin mendekati tipe yang saya cari. Hanya ada gap usia diantara kami yang tidak lucu karena saya jauh lebih tua dari dia. Ga masalah sih dijaman sekarang, tapi bagaimana pun confidence level saya ada di titik nol.
Akhirnya jadi orang bego, yang berdebar-debar sendiri, euphori sendiri hanya karena melihat wajahnya, mendengar suaranya. Seperti hari Jum'at lalu, full mendengarkan suara dia hampir tiga jam, sampai saya tidak fokus sama sekali mengerjakan tujuan utama saya.
Dan di saat weekend, dengan ditemani suara Changmin dan Yunho di album TONE yang saya putar berulang-ulang, perasaan saya jadi semakin melankolis. Duh ga sehat banget untuk jiwa saya sebenarnya. Tapi saya suka semua lagu yang ada di album itu, so... TONE akan menjadi pengingat saya akan dirinya. Di dalam memori saya sudah terbentuk asosiasi antara TONE dan dia.
Dan dia yang tidak terlalu tinggi itu, dengan tampang serius, kecerdasannya, suaranya yang maskulin (tidak lembut, tidak berpretensi untuk terdengar sexy), membuat saya kangen setiap hari. Saya cuma menyesali reaksi pertama saya yang sangat bego saat sadar dia memandang saya di bulan maret yang lalu. Dan sekarang dia selalu menghindar memandang saya, selalu menempatkan dirinya agar tidak berada dihadapan saya, membuat saya sedih, membuat saya tidak percaya diri, membuat saya bertanya-tanya saat dia memandang saya dengan intens itu perasaan apa yang ada di baliknya?
Ah sudahlah... jangan terlalu dipikirkan, jangan terlalu disesali, nikmati dan syukuri saja setiap momen sempat melihat wajahnya. Gaaahhhh... pathetic!! Tapi ditahan didalam hatipun tidak ada gunanya, jadi tuliskan saja. Dan panjatkan permintaan ke langit luas.
Hey MataBiru Hijau, ga perlu menghindar dari saya kok, karena saya tidak akan pernah berani membuat langkah pertama. Dan semua pertemuan yang terjadi itu sama sekali tidak saya rencanakan, tapi membuat saya senang, maaf kalau kamu tidak senang karenanya. Tapi saya juga tidak akan pernah membuat effort untuk menghindari kamu kok... kekekeke... kasian ya kamu karena kepentok perempuan sedikit error ini. Good night...sleep well
Semakin sering saya melihatnya semakin serakah perasaan saya. Semakin lama dia semakin mendekati tipe yang saya cari. Hanya ada gap usia diantara kami yang tidak lucu karena saya jauh lebih tua dari dia. Ga masalah sih dijaman sekarang, tapi bagaimana pun confidence level saya ada di titik nol.
Akhirnya jadi orang bego, yang berdebar-debar sendiri, euphori sendiri hanya karena melihat wajahnya, mendengar suaranya. Seperti hari Jum'at lalu, full mendengarkan suara dia hampir tiga jam, sampai saya tidak fokus sama sekali mengerjakan tujuan utama saya.
Dan di saat weekend, dengan ditemani suara Changmin dan Yunho di album TONE yang saya putar berulang-ulang, perasaan saya jadi semakin melankolis. Duh ga sehat banget untuk jiwa saya sebenarnya. Tapi saya suka semua lagu yang ada di album itu, so... TONE akan menjadi pengingat saya akan dirinya. Di dalam memori saya sudah terbentuk asosiasi antara TONE dan dia.
Dan dia yang tidak terlalu tinggi itu, dengan tampang serius, kecerdasannya, suaranya yang maskulin (tidak lembut, tidak berpretensi untuk terdengar sexy), membuat saya kangen setiap hari. Saya cuma menyesali reaksi pertama saya yang sangat bego saat sadar dia memandang saya di bulan maret yang lalu. Dan sekarang dia selalu menghindar memandang saya, selalu menempatkan dirinya agar tidak berada dihadapan saya, membuat saya sedih, membuat saya tidak percaya diri, membuat saya bertanya-tanya saat dia memandang saya dengan intens itu perasaan apa yang ada di baliknya?
Ah sudahlah... jangan terlalu dipikirkan, jangan terlalu disesali, nikmati dan syukuri saja setiap momen sempat melihat wajahnya. Gaaahhhh... pathetic!! Tapi ditahan didalam hatipun tidak ada gunanya, jadi tuliskan saja. Dan panjatkan permintaan ke langit luas.
Hey Mata
Tuesday, September 27, 2011
TONE, It's My Way
TONE album baru Tohoshinki (TVXQ) released tanggal 28 September. Saya sangka pre-order akan dikirim tanggal 28nya, tapi ternyata pengiriman sudah dilakukan sejak tanggal 25 Sep. Saya milih dikirim lewat fedex aja karena ada bonus poster (first edition sih). Kenapa sampai pesan ke 3 versinya? Lagi gila aja...hehehe... Itu gara-gara Avex memberikan bonus beda-beda untuk tiap versi. Versi A yang pink atau merah ada bonus DVDnya, bonus DVD berbeda untuk versi B, versi C paling komplit lagunya (15 tracks), 2 versi pertama hanya 13 tracks yang sedikit beda antara versi A dan versi B.
Tapi asli ga nyesel PO 3 versi itu, karena konsep albumnya unik. Yang dipromosikan abis adalah tema warna. 3 warna berbeda untuk CD jacket (sampai dijiplak oleh 3 orang ex-member untuk album baru mereka). Tapi ternyata ada hidden message dalam CDnya, semuanya pesan terimakasih dari TVXQ untuk fans yang loyal pada mereka. Ide original ini tidak pernah terungkap sampai albumnya diterima. Tentu saja surprise ini membuat fans jadi euphoria (termasuk saya tentunya). Kunci dari hidden message adalah tone tadi. Design grafis dari booklet dan cover jacketnya membuat semua pesan jadi berbeda tergantung warna apa yang dipakai. Aslinya booklet itu berlatar putih, warna kuning,biru dan merah itu karena ada plastik film tipis yang disisipkan diantaranya. Dan kalau dibuka akan terungkap pesan lain. Dan menaruh warna berbeda bisa memberi pesan berbeda. Lucu dan seru.
Dari album baru ini saya dapat 3 cards: Yunho-Yunho-Changmin&Yunho. Herannya dari semua CD yang saya pesan, selalu aja dapat Yunho card,ga pernah dapat Changmin card. Kali ini sedikit beruntung karena satu dapat 2 macam kartu.
Lagu-lagunya sendiri, asli ok banget. Favorit saya tentu ballad - jazz/RnB. Ada dua group lagu favorit: pertama adalah group "suka banget" adalah Magenta, Thank You My Girl, Telephone, Back to Tomorrow, I don't know, Shiawaseiro no Hana, Weep dan Somebody to love- 2011 version. "suka tapi ga banget" adalah lagu sisanya termasuk B.U.T, I think you know, Duet, Telephone, Why (Jap version), Maximum (Jap-version), Superstar, Easy mind.
Di SMtown NY mereka akan nyanyiin apa ya? Mungkin B.U.T... ahh 3 minggu lagi nih.
Happy mood karena TONE...
Wednesday, September 21, 2011
Drama Korea yang sedang tayang
Minggu ini the Princess Man sudah mencapai episode 19-20. English subs nya palingan baru keluar weekend. Saya sendiri tidak mengerti kenapa serial ini sangat menarik untuk saya. Ceritanya ngayayay, Se Ryung dan Seng Yoo yang ada di dua dunia berbeda. Tapi tidak bisa melepaskan satu sama lain.
Yang paling bagus aktingnya adalah Park Shi Hoo, konflik batin Seung Yoo antara ingin membalas dendam kematian ayahnya pada ayah Se Ryung, sekaligus sadar bahwa tindakannya akan menyakitkan bagi Se Ryung. Seung Yoo sendiri mengerti betapa sakitnya kehilangan ayah karena dibunuh orang, dan rasa cintanya pada Se Ryung secara instingtif ingin melindungi Se Ryung dari kepedihan yang sama [ditambah konflik akibat menekan rasa cemburu karena Se Ryung dijodohkan orang tuanya dengan Jung Jong - teman sendiri].
Walaupun akting Moon Chae Won sebagai Se Ryung tidak super bagus, tapi chemistrynya dengan Park Shi Hoo sangat kuat. Sehingga saya sering menskip bagian-bagian lain hanya untuk menonton duet akting mereka. Jalan ceritanya masih kabur, kemungkinan besar tragis, tapi seperti apa tragisnya saya belum bisa menebak(jadi ingat dengan Hong Gil Dong yang juga dibuat tragis, bersatu tapi hanya sebentar dan menghadang maut bersama). Dua minggu lagi akan tamat serialnya, saya berharap penulis skenarionya menjaga alur yang sudah enak ini, ga ada perubahan karakter mendadak misalnya (tapi ratingnya bagus, saya berharap akan jadi serial yang tidak mudah dilupakan).
Serial lain yang masih lama tayangnya adalah serial Warrior Baek Dong Soo. Tekad dari Yoo Seung Hoo [memerankan Ye Woon] yang menolak peran utama dan memilih peran pembantu hanya untuk mencuri posisi, di mata saya sampai saat ini belum mencapai tujuannya. Karisma Seung Hoo masih belum keluar, dan aktingnya masih setara dengan Ji Chang Wook [pemeran Baek Dong Soo]. Menurut kabar dari blog tetangga Yoo Seung Hoo terinspirasi oleh akting Kim Nam Gil sebagai Bi Dam yang berhasil mencuri spot pemeran utama (Uhm Tae Wong) di serial Queen Seon Deok. Dia ingin melakukan hal yang serupa, tapi Ji Chang Wook tidak mau menyerah begitu saja, walaupun dia kalah populer dengan Seung Hoo, dia mempertahankan peran utamanya dengan baik. Kelemahan Seung Hoo ada pada pandangan matanya [masih kalah ekspresif dengan tatapan mata Changmin di Paradise Ranch].
Serial yang sudah tamat dan membuat saya sedikit kecewa adalah Scent of The Woman. Kenapa tidak dibuat tragis??? Pasien kanker kandung kemih yang sudah metastase kemana-mana, masih bisa hidup panjang, hiyayaya... ga realistis ah. Kenapa ga pake kasus Leukemia sih? kan ada yang bisa recovery 100% tanpa obat. Padahal awalnya sudah ok, tapi endingnya nyebelin, surprise sih iya tapi
ga ada klimaks. Masih jauh nih dibanding dengan 49 Days.
Idem dito dengan Myung Wol... mungkin gara-gara konflik antara Han Ye Seul dan sutradaranya yang gosipnya sampai mengganggu jadwal akting. Chemistry di episode awal antara Eric dan Han Ye Seul sangay bagus tapi setelah konflik (kalau ga salah ingat di episode 9) berantakan. Mereka berusaha profesional tapi tetap saja tidak bisa seperti di episode awal. Padahal Han Ye Seul salah satu aktris favorit saya.
Yang masih menarik untuk ditonton adalah Yoon Sang Hyun dan Choi Ji Woo di serial Can't Lose. Akting prima, cerita masih belum mencapai konflik, dan sampai saat ini alur ceritanya masih ok. Serial lainnya masih malas download maupun nonton... termasuk Poseidon yang dimainkan Choi Si Won yang diepisode awal feat. Yunho. Bagus buat Yunho, tapi ... dia bukan Changmin... hiks-hiks... Changmin bakal main drama lagi tidak ya? Mungkin tidak dalam waktu dekat karena TVXQ kan konsentrasi ke promo tour TONE sampai tahun depan. Ya... gapapa... karena mereka penyanyi tentu lebih menyenangkan kalau mereka mengeluarkan album daripada melihat mereka akting...hihihi... Berharap dua orang itu bisa main sama-sama di satu drama, walaupun ga tahu kenapa ranking Changmin akan selalu lebih tinggi dari Yunho untuk saya. Padahal Yunho artis yang sangat berbakat...maaf kalau ada penggemar Yunho yang kesasar ke sini, magnet Changmin terlalu kuat menarik saya menjadi follower Lord Voldermin... hahahaha...
Yang paling bagus aktingnya adalah Park Shi Hoo, konflik batin Seung Yoo antara ingin membalas dendam kematian ayahnya pada ayah Se Ryung, sekaligus sadar bahwa tindakannya akan menyakitkan bagi Se Ryung. Seung Yoo sendiri mengerti betapa sakitnya kehilangan ayah karena dibunuh orang, dan rasa cintanya pada Se Ryung secara instingtif ingin melindungi Se Ryung dari kepedihan yang sama [ditambah konflik akibat menekan rasa cemburu karena Se Ryung dijodohkan orang tuanya dengan Jung Jong - teman sendiri].
Walaupun akting Moon Chae Won sebagai Se Ryung tidak super bagus, tapi chemistrynya dengan Park Shi Hoo sangat kuat. Sehingga saya sering menskip bagian-bagian lain hanya untuk menonton duet akting mereka. Jalan ceritanya masih kabur, kemungkinan besar tragis, tapi seperti apa tragisnya saya belum bisa menebak(jadi ingat dengan Hong Gil Dong yang juga dibuat tragis, bersatu tapi hanya sebentar dan menghadang maut bersama). Dua minggu lagi akan tamat serialnya, saya berharap penulis skenarionya menjaga alur yang sudah enak ini, ga ada perubahan karakter mendadak misalnya (tapi ratingnya bagus, saya berharap akan jadi serial yang tidak mudah dilupakan).
Serial lain yang masih lama tayangnya adalah serial Warrior Baek Dong Soo. Tekad dari Yoo Seung Hoo [memerankan Ye Woon] yang menolak peran utama dan memilih peran pembantu hanya untuk mencuri posisi, di mata saya sampai saat ini belum mencapai tujuannya. Karisma Seung Hoo masih belum keluar, dan aktingnya masih setara dengan Ji Chang Wook [pemeran Baek Dong Soo]. Menurut kabar dari blog tetangga Yoo Seung Hoo terinspirasi oleh akting Kim Nam Gil sebagai Bi Dam yang berhasil mencuri spot pemeran utama (Uhm Tae Wong) di serial Queen Seon Deok. Dia ingin melakukan hal yang serupa, tapi Ji Chang Wook tidak mau menyerah begitu saja, walaupun dia kalah populer dengan Seung Hoo, dia mempertahankan peran utamanya dengan baik. Kelemahan Seung Hoo ada pada pandangan matanya [masih kalah ekspresif dengan tatapan mata Changmin di Paradise Ranch].
Serial yang sudah tamat dan membuat saya sedikit kecewa adalah Scent of The Woman. Kenapa tidak dibuat tragis??? Pasien kanker kandung kemih yang sudah metastase kemana-mana, masih bisa hidup panjang, hiyayaya... ga realistis ah. Kenapa ga pake kasus Leukemia sih? kan ada yang bisa recovery 100% tanpa obat. Padahal awalnya sudah ok, tapi endingnya nyebelin, surprise sih iya tapi
ga ada klimaks. Masih jauh nih dibanding dengan 49 Days.
Idem dito dengan Myung Wol... mungkin gara-gara konflik antara Han Ye Seul dan sutradaranya yang gosipnya sampai mengganggu jadwal akting. Chemistry di episode awal antara Eric dan Han Ye Seul sangay bagus tapi setelah konflik (kalau ga salah ingat di episode 9) berantakan. Mereka berusaha profesional tapi tetap saja tidak bisa seperti di episode awal. Padahal Han Ye Seul salah satu aktris favorit saya.
Yang masih menarik untuk ditonton adalah Yoon Sang Hyun dan Choi Ji Woo di serial Can't Lose. Akting prima, cerita masih belum mencapai konflik, dan sampai saat ini alur ceritanya masih ok. Serial lainnya masih malas download maupun nonton... termasuk Poseidon yang dimainkan Choi Si Won yang diepisode awal feat. Yunho. Bagus buat Yunho, tapi ... dia bukan Changmin... hiks-hiks... Changmin bakal main drama lagi tidak ya? Mungkin tidak dalam waktu dekat karena TVXQ kan konsentrasi ke promo tour TONE sampai tahun depan. Ya... gapapa... karena mereka penyanyi tentu lebih menyenangkan kalau mereka mengeluarkan album daripada melihat mereka akting...hihihi... Berharap dua orang itu bisa main sama-sama di satu drama, walaupun ga tahu kenapa ranking Changmin akan selalu lebih tinggi dari Yunho untuk saya. Padahal Yunho artis yang sangat berbakat...maaf kalau ada penggemar Yunho yang kesasar ke sini, magnet Changmin terlalu kuat menarik saya menjadi follower Lord Voldermin... hahahaha...
Dari kaset ke CD, dari radio ke laptop
Minggu lalu tiba-tiba saya merasa bosan dengan koleksi lagu yang ada di library iTune. Ingin mendengarkan sesuatu yang familiar tapi belum ada di iTune. Dan saya teringat dengan soundtracknya Ally McBeal yang dibawakan oleh Vonda Shepard. Dulu saking sukanya saya dengan soundtrack ini sampai beli kasetnya dengan uang saku saya yang cekak, maklum baru lulus. Tidak beli CDnya, selain mahal juga tidak punya playernya.
Sejak lulus itu yang saya bawa kemana-mana adalah radio tape Sony dan walkman tentunya. Selain tidak berat juga karena sejak SMP saya selalu harus tidur didampingi walkman atau radio. Jadi kasetlah yang saya koleksi. Setelah jaman berganti ke internet dan mp3 player, kaset-kaset saya mulai terlupakan, seperti kisah Puff, the magic dragon yang terlupakan saat Jack beranjak dewasa. Modal saya adalah laptop.
Saya teringat saat pertama kali membeli laptop, saat itu orang-orang masih bermain dengan desktop. Laptop masih dianggap barang mewah, di kantor sendiri hanya posisi tertentu yang mendapat inventaris laptop. Saya yang paling pantang memakai barang inventaris kantor untuk keperluan pribadi, mati-matian menabung untuk bisa beli laptop pribadi. Begitu punya laptop sendiri, mulailah saya meminjam CD kemana-mana untuk dicopy ke laptop, belum mampu membeli sendiri sih, juga paranoid dengan CD bajakan, karena terbukti sering merusak player. Jadi koleksi lagu saya terbatas. Saat saya sudah mampu beli CD, toko CD banyak yang bangkrut atau tutup. Sehingga koleksi CD tetap terbatas.
Pilihan untuk download lagu dari internet, entah kenapa juga kurang saya sukai. Terlalu berisiko mendapatkan virus dari download lagu dan [tanpa bermaksud menjadi moralis] juga melanggar hak cipta orang.
Dan mendapatkan kesempatan tinggal sementara di US membuat koleksi iTune saya menjadi semakin kaya. Saya jadi rajin hunting CD lama yang menjadi favorit saya dari Amazon. Belinya yang second hand saja, ongkos kirimnya malah lebih mahal dari CDnya. Dan belakangan sejak Amazon juga menjual lagu digital saya dengan senang hati mendownloadnya dari sana.
Soundtrack Ally McBeal adalah salah satu favorit saya. Karena hanya punya kasetnya saya berniat untuk beli CDnya. Tentu saja karena terbitan lama, jarang yang jual CD baru. Dan secondhandnya hanya $2-an. Langsung order, minta kiriman standard supaya bebas ongkos kirim. Biar namanya second hand, kualitasnya masih seperti baru saja.
Dan lewat tanggal 28 September, saya punya penantian lain, first edition TONE, album barunya Tohoshinki/DBSK/THSK/TVXQ...hihihi...
Sejak lulus itu yang saya bawa kemana-mana adalah radio tape Sony dan walkman tentunya. Selain tidak berat juga karena sejak SMP saya selalu harus tidur didampingi walkman atau radio. Jadi kasetlah yang saya koleksi. Setelah jaman berganti ke internet dan mp3 player, kaset-kaset saya mulai terlupakan, seperti kisah Puff, the magic dragon yang terlupakan saat Jack beranjak dewasa. Modal saya adalah laptop.
Saya teringat saat pertama kali membeli laptop, saat itu orang-orang masih bermain dengan desktop. Laptop masih dianggap barang mewah, di kantor sendiri hanya posisi tertentu yang mendapat inventaris laptop. Saya yang paling pantang memakai barang inventaris kantor untuk keperluan pribadi, mati-matian menabung untuk bisa beli laptop pribadi. Begitu punya laptop sendiri, mulailah saya meminjam CD kemana-mana untuk dicopy ke laptop, belum mampu membeli sendiri sih, juga paranoid dengan CD bajakan, karena terbukti sering merusak player. Jadi koleksi lagu saya terbatas. Saat saya sudah mampu beli CD, toko CD banyak yang bangkrut atau tutup. Sehingga koleksi CD tetap terbatas.
Pilihan untuk download lagu dari internet, entah kenapa juga kurang saya sukai. Terlalu berisiko mendapatkan virus dari download lagu dan [tanpa bermaksud menjadi moralis] juga melanggar hak cipta orang.
Dan mendapatkan kesempatan tinggal sementara di US membuat koleksi iTune saya menjadi semakin kaya. Saya jadi rajin hunting CD lama yang menjadi favorit saya dari Amazon. Belinya yang second hand saja, ongkos kirimnya malah lebih mahal dari CDnya. Dan belakangan sejak Amazon juga menjual lagu digital saya dengan senang hati mendownloadnya dari sana.
Soundtrack Ally McBeal adalah salah satu favorit saya. Karena hanya punya kasetnya saya berniat untuk beli CDnya. Tentu saja karena terbitan lama, jarang yang jual CD baru. Dan secondhandnya hanya $2-an. Langsung order, minta kiriman standard supaya bebas ongkos kirim. Biar namanya second hand, kualitasnya masih seperti baru saja.
Dan lewat tanggal 28 September, saya punya penantian lain, first edition TONE, album barunya Tohoshinki/DBSK/THSK/TVXQ...hihihi...
Saturday, September 17, 2011
The importance of the moment
Nonton pertunjukan diatas harga $50 untuk kantong pengangguran seperti saya mungkin akan dinilai pemborosan oleh orang luar. Tapi boleh dong sesekali kita melakukan hal yang tidak masuk akal. Walaupun menjadi fans artis tertentu memang membuat kita gila berulang kali. Minggu lalu saya membeli tiket SMTown di NYC, belum pesan tiket pesawat dan hotel, nunggu uang stipend nongol dulu. kikiki...
Tiketnya sudah ditangan sekarang. Bersama dengan tiket saya juga membeli goodies bag. Untuk bulan ini pengeluaran extra saya adalah dengan membeli 3 versi album TONE first edition. Kalau dijumlahkan totalnya lumayan banyak, tapi untuk saya ada nilai lebih dari uangnya.
Dua tahun ini memang saya benar-benar memanjakan diri sendiri, tidak ada beban dan masalah dari luar yang memberatkan saya, semua masalah yang saya bereskan murni masalah dari diri saya sendiri. Dan saya sangat menikmatinya. Sudah terlalu lama saya memegang peran problem solver di rumah, dan terus terang bosan juga jadinya. Sumber utama alias trouble maker adalah adik saya yang merupakan anak emas ibu. Jadinya saya yang sering dicurhati oleh ibu untuk masalah adik saya. Berada jauh dari Indonesia membatasi komunikasi kami. Dan saya menikmati waktu yang tersisa dengan melakukan travel, nonton pertunjukan yang tidak pernah bisa saya tonton di Indonesia.
Thursday, September 08, 2011
The Princess Man ~ review
Serial sageuk terbaru yang lumayan menarik, jauh lebih menarik dibanding Myung Wol maupun the Scent of Woman. Karena masih belum ketebak jalan ceritanya. Benang merah cerita The Princess Man seperti Romeo & Juliett. Tokoh utamanya adalah Lee Se Ryung dan Kim Seung Yoo. Se Ryung anak dari Prince Su Yang, adik dari raja yang sedang berkuasa saat itu. Ambisi ayah Se Ryung adalah menjadi raja, tidak peduli jalan apa yang digunakan. Sedangkan Seung Yoo anak kedua (anak bungsu) penasehat raja. Untuk menjalin aliansi Se Ryung akan dijodohkan Seung Yoo.
Se Ryung yang berjiwa bebas dan agak tomboy, sering kena marah ibunya karena selalu mencoba bisa menunggang kuda. Hal yang tidak lazim untuk perempuan. Walaupun sering jatuh dari kuda, dia tidak bosan mencoba dan mencoba lagi. Di saat-saat tertentu Se Ryung akan pergi ke istana menemani putri Kyung Hee, yang juga sepupunya. Walaupun derajat mereka beda Se Ryung dan putri Kyung Hee berteman baik.
Seung Yoo sendiri terkenal sebagai anak keluarga terpandang, kaya, pintar dan tampan. Dia punya 2 orang teman baik, satu orang anak keluarga terpandang lainnya dan satunya lagi berkarir di militer. Seung Yoo mendapatkan posisi pengajar di sekolah kerajaan. Hari pertama melapor dia datang langsung dari tempat gisaeng, dengan cap bibir di pipi dan di leher. Di hari itu pula dia ditunjuk untuk mengajar putri Kyung Hee yang selalu berhasil menjaili para professornya gara-gara dia tidak tertarik untuk belajar.
Hari pertama Seung Yoo mengajar yang dihadapi adalah Se Ryung yang berpura-pura jadi putri Kyung Hee. Se Ryung penasaran seperti apa orang yang akan dijodohkan dengannya. Hari pertama score 1-0 untuk Se Ryung yang berhasil mempermalukan Seung Yoo yang datang dengan cap bibir. Se Ryung juga berhasil memaksa Seung Yoo untuk mengajarinya naik kuda. Perlahan-lahan Se Ryung jadi suka dengan Seung Yoo.
Tapi perjodohan mereka kemudian dibatalkan karena ayah Se Ryung gagal mempengaruhi ayah Seung Yoo. Raja malah berniat menjodohkan Seung Yoo dengan putri Kyung Hee. Sayangnya ayah Se Ryung tahu bahwa putrinya menyamar sebagai putri Kyung Hee sering bertemu dengan Seung Yoo, dan membuat scandal itu untuk menjatuhkan Seung Yoo dan ayahnya. Seung Yoo nyaris kena hukum, tapi putri Kyung Hee yang asli muncul dan membebaskan Seung Yoo dari hukuman fatal. Saat Seung Yoo memandang Kyung Hee asli untuk pertama kalinya, dia merasa dikhianati dan terluka oleh ulah Se Ryung. Padahal Seung Yoo sendiri tanpa sadar sudah jatuh cinta pada Se Ryung.
Se Ryung menanti Seng Yoo saat dia keluar dari istana untuk mendengar tikaman kata-kata Seung Yoo, "jangan pernah muncul lagi dihadapanku". Se Ryung bahkan tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan tindakannya. Seng Yoo meninggalkan Se Ryung begitu saja, tanpa tahu nama asli Se Ryung.
Se Ryung bukan hanya patah hati tapi juga dimusuhi Kyung Hee yang terpaksa harus menikah untuk mencegah kudeta dari ayah Se Ryung. Padahal Kyung Hee ingin menikah berdasar cinta. Suami Kyung Hee ternyata teman baik Seung Yoo.
Satu hari Kyung Hee menghilang, suaminya panik dan mencari bantuan dari teman-temannya. Saat itu Se Ryung bertemu kembali dengan Seung Yoo. Awalnya Seung Yoo tetap marah dengan Se Ryung, tapi dia tidak bisa menipu hatinya dan akhirnya menyatakan cinta pada Se Ryung. Se Ryung tentu bahagia tapi ada bayangan gelap ayahnya di latar belakang, saat ditanya siapa nama aslinya dia memberikan nama pembantunya. Dan Seung Yoo menyangka Se Ryung adalah dayang dari Kyung Hee
Walaupun Se Ryung berusaha menutupi hubungannya dengan Seung Yoo, kipas pemberian Seung Yoo membuat ayahnya tahu bahwa putrinya menjalin hubungan dengan Seung Yoo. Untuk melancarkan kudetanya ayah Se Ryung membantai keluarga Seung Yoo. Seung Yoo selamat karena Se Ryung. Walaupun tidak terbantai dia tetap menjadi target pembunuhan yang direncanakan oleh ayah Se Ryung.
Seung Yoo yang berhasil selamat dari rencana pembantaian kedua mendatangi rumah Se Ryung dan melihat pangeran Su Yang sedang disambut oleh anak dan istrinya karena berhasil mengkudeta raja. Se Ryung sendiri sudah seperti mayat hidup karena dia diberitahu bahwa Seung Yoo sudah tiada. Seung Yoo menghunus pedang mencoba membunuh musuh utamanya, tapi tidak berhasil, malah dia dimasukkan ke penjara, dan dia terluka hati untuk kedua kalinya saat tahu Se Ryung adalah anak musuhnya.
Masih panjang ceritanya, nanti disambung lagi. Walaupun klise, serial ini mampu menghanyutkan emosi saya. Mungkin kalau settingnya diubah ke jaman modern, saya bakal melewatkan seri ini karena ga masuk akal ceritanya. Tapi saat dijadikan sageuk buat saya sangat menarik, karena segala ide aneh bisa difilmkan juga karena di dalam otak sudah dikategorikan fiksi.
Se Ryung yang berjiwa bebas dan agak tomboy, sering kena marah ibunya karena selalu mencoba bisa menunggang kuda. Hal yang tidak lazim untuk perempuan. Walaupun sering jatuh dari kuda, dia tidak bosan mencoba dan mencoba lagi. Di saat-saat tertentu Se Ryung akan pergi ke istana menemani putri Kyung Hee, yang juga sepupunya. Walaupun derajat mereka beda Se Ryung dan putri Kyung Hee berteman baik.
Seung Yoo sendiri terkenal sebagai anak keluarga terpandang, kaya, pintar dan tampan. Dia punya 2 orang teman baik, satu orang anak keluarga terpandang lainnya dan satunya lagi berkarir di militer. Seung Yoo mendapatkan posisi pengajar di sekolah kerajaan. Hari pertama melapor dia datang langsung dari tempat gisaeng, dengan cap bibir di pipi dan di leher. Di hari itu pula dia ditunjuk untuk mengajar putri Kyung Hee yang selalu berhasil menjaili para professornya gara-gara dia tidak tertarik untuk belajar.
Hari pertama Seung Yoo mengajar yang dihadapi adalah Se Ryung yang berpura-pura jadi putri Kyung Hee. Se Ryung penasaran seperti apa orang yang akan dijodohkan dengannya. Hari pertama score 1-0 untuk Se Ryung yang berhasil mempermalukan Seung Yoo yang datang dengan cap bibir. Se Ryung juga berhasil memaksa Seung Yoo untuk mengajarinya naik kuda. Perlahan-lahan Se Ryung jadi suka dengan Seung Yoo.
Tapi perjodohan mereka kemudian dibatalkan karena ayah Se Ryung gagal mempengaruhi ayah Seung Yoo. Raja malah berniat menjodohkan Seung Yoo dengan putri Kyung Hee. Sayangnya ayah Se Ryung tahu bahwa putrinya menyamar sebagai putri Kyung Hee sering bertemu dengan Seung Yoo, dan membuat scandal itu untuk menjatuhkan Seung Yoo dan ayahnya. Seung Yoo nyaris kena hukum, tapi putri Kyung Hee yang asli muncul dan membebaskan Seung Yoo dari hukuman fatal. Saat Seung Yoo memandang Kyung Hee asli untuk pertama kalinya, dia merasa dikhianati dan terluka oleh ulah Se Ryung. Padahal Seung Yoo sendiri tanpa sadar sudah jatuh cinta pada Se Ryung.
Se Ryung menanti Seng Yoo saat dia keluar dari istana untuk mendengar tikaman kata-kata Seung Yoo, "jangan pernah muncul lagi dihadapanku". Se Ryung bahkan tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan tindakannya. Seng Yoo meninggalkan Se Ryung begitu saja, tanpa tahu nama asli Se Ryung.
Se Ryung bukan hanya patah hati tapi juga dimusuhi Kyung Hee yang terpaksa harus menikah untuk mencegah kudeta dari ayah Se Ryung. Padahal Kyung Hee ingin menikah berdasar cinta. Suami Kyung Hee ternyata teman baik Seung Yoo.
Satu hari Kyung Hee menghilang, suaminya panik dan mencari bantuan dari teman-temannya. Saat itu Se Ryung bertemu kembali dengan Seung Yoo. Awalnya Seung Yoo tetap marah dengan Se Ryung, tapi dia tidak bisa menipu hatinya dan akhirnya menyatakan cinta pada Se Ryung. Se Ryung tentu bahagia tapi ada bayangan gelap ayahnya di latar belakang, saat ditanya siapa nama aslinya dia memberikan nama pembantunya. Dan Seung Yoo menyangka Se Ryung adalah dayang dari Kyung Hee
Walaupun Se Ryung berusaha menutupi hubungannya dengan Seung Yoo, kipas pemberian Seung Yoo membuat ayahnya tahu bahwa putrinya menjalin hubungan dengan Seung Yoo. Untuk melancarkan kudetanya ayah Se Ryung membantai keluarga Seung Yoo. Seung Yoo selamat karena Se Ryung. Walaupun tidak terbantai dia tetap menjadi target pembunuhan yang direncanakan oleh ayah Se Ryung.
Seung Yoo yang berhasil selamat dari rencana pembantaian kedua mendatangi rumah Se Ryung dan melihat pangeran Su Yang sedang disambut oleh anak dan istrinya karena berhasil mengkudeta raja. Se Ryung sendiri sudah seperti mayat hidup karena dia diberitahu bahwa Seung Yoo sudah tiada. Seung Yoo menghunus pedang mencoba membunuh musuh utamanya, tapi tidak berhasil, malah dia dimasukkan ke penjara, dan dia terluka hati untuk kedua kalinya saat tahu Se Ryung adalah anak musuhnya.
Masih panjang ceritanya, nanti disambung lagi. Walaupun klise, serial ini mampu menghanyutkan emosi saya. Mungkin kalau settingnya diubah ke jaman modern, saya bakal melewatkan seri ini karena ga masuk akal ceritanya. Tapi saat dijadikan sageuk buat saya sangat menarik, karena segala ide aneh bisa difilmkan juga karena di dalam otak sudah dikategorikan fiksi.
Pindahan
Hari Sabtu yang lalu saya pindahan, masih di kompleks apartment yang sama cuma beda unit. Saya pindah ke tempat yang lebih murah tentunya. Lebih kecil memang, tapi selain lebih ringan di kantong juga lebih ringan dalam hal bersih-bersih. Memang sih pas bagian cuma nge-vacuum nya ringan, tiap hari juga bisa sebenarnya. Tapi pas bagian mesti nyampoin tu karpet bisa banjir keringat.
Perasaan saya barangnya ga gitu banyak, kok setelah dijalani baru kelar 3 hari, plus betis dan badan sakit-sakit semua. Maklum turun naik tangga dari lantai 3 ke lantai 3. Selain ga ada tenaga sewaan atau tenaga jajahan juga tanpa lift. Kalau di Indonesia saya biasa mengkaryakan 2 adik laki-laki, gratisan tentunya, dibayar terimakasih doang. Dan mereka menurut saja, daripada kakak perempuan satu-satunya manyun dan ngambek. Kena batunya sekarang, karena ga mungkin mengekspor mereka sekedar untuk pindahan.
Gara-gara pindahan terpaksa ga main internet selama beberapa hari. Transfer ke tempat baru tetap membutuhkan getaway wireless dan barangnya dikirim 2 hari setelah saya pindah. Untuk urusan sekolah pakai internet di kampus, tapi ga mungkin buka situs-situs private saya seperti CTVXQ dan tempat download drama korea. Dan ga bisa ngeblog. Lengkap deh penyebab sakaw internet.
Berbarengan dengan masa pindahan, musim panas berganti jadi musim gugur. Suhu belum dingin-dingin amat. Bedanya jam 4-5 sore suhu sudah sejuk, walaupun matahari masih tenggelam jam 8-an. Sebentar lagi pohon akan berubah warna. Lalu tiba-tiba musim dingin dan musim semi datang lagi, terus pulkam deh. Hmmm harus dan kudu menikmati setiap hari yang dilewati disini.
Perasaan saya barangnya ga gitu banyak, kok setelah dijalani baru kelar 3 hari, plus betis dan badan sakit-sakit semua. Maklum turun naik tangga dari lantai 3 ke lantai 3. Selain ga ada tenaga sewaan atau tenaga jajahan juga tanpa lift. Kalau di Indonesia saya biasa mengkaryakan 2 adik laki-laki, gratisan tentunya, dibayar terimakasih doang. Dan mereka menurut saja, daripada kakak perempuan satu-satunya manyun dan ngambek. Kena batunya sekarang, karena ga mungkin mengekspor mereka sekedar untuk pindahan.
Gara-gara pindahan terpaksa ga main internet selama beberapa hari. Transfer ke tempat baru tetap membutuhkan getaway wireless dan barangnya dikirim 2 hari setelah saya pindah. Untuk urusan sekolah pakai internet di kampus, tapi ga mungkin buka situs-situs private saya seperti CTVXQ dan tempat download drama korea. Dan ga bisa ngeblog. Lengkap deh penyebab sakaw internet.
Berbarengan dengan masa pindahan, musim panas berganti jadi musim gugur. Suhu belum dingin-dingin amat. Bedanya jam 4-5 sore suhu sudah sejuk, walaupun matahari masih tenggelam jam 8-an. Sebentar lagi pohon akan berubah warna. Lalu tiba-tiba musim dingin dan musim semi datang lagi, terus pulkam deh. Hmmm harus dan kudu menikmati setiap hari yang dilewati disini.
Thursday, September 01, 2011
9 of September
It's a very special day! I will enjoy every minutes of that day. My first schedule for the D-day will start with the ticket master... yaay!! SMtown ticket will be started to sale at 10am. I must online in that particular time. Because in the past, the SMtown ticket concert always sold out in less than 1 hour.
Second schedule is attend the meeting of the certificate class. Mr Blue eyes will attend too. Although is not as important than booking the ticket concert.
Then in the afternoon I will attend the international student gathering. It's a very busy day.
But now my head is full with the anticipation of the SMtown concert. I'm so happy that I have chance to attend the concert, watch TVXQ live performance. Too bad that it's not a pure TVXQ concert, I wish their TONE concert could be held in the US too, not only in Japan.
The other crazy thing I did today is ordered all 3 versions of the TONE album. I know I'm crazy with TVXQ. But hey people are allowed to do a crazy thing at least once in your lifetime. So my crazy moment is fangirling for TVXQ. Never did the fans thing, never join any fandom (including SMAP), never buy more than 1 album version. But TVXQ turn up down my behavior. WTH, carpe diem! Seize the day!
Subscribe to:
Posts (Atom)